D : SPALD Terpusat
PETA CAKUPAN AKSES DAN SISTEM LAYANAN AIR LIMBAH DOMESTIK
2018
Pemutakhiran Strategi Sanitasi (PSSK)
Kabupaten Barito Utara
24 | B A B I I
Tabel 2.10. Cakupan Layanan Air Limbah Domestik Saat Ini Kabupaten/Kota untuk Klasifikasi Wilayah Perkotaan
No. Kecamatan Total Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Perkotaan BABS Cubluk / Tangki Septik Individual Tidak Layak Skala
Individual Skala Komunal
IPALD Permukiman IPALD -Perkotaan IPALD Kawasan Tertentu Berbasis
masyarakat Berbasis institusi
KK KK KK % KK % KK % KK % KK % KK % KK % KK % 31747 9342 2250 7.1% 2793 8.8% 3443 10.8% 856 2.7% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 1 Kecamatan Montalat 2918 0 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 2 Kecamtan Gunung Timang 2678 0 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 3 Kecamatan Gunung Purei 637 0 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 4 Kecamatan Teweh Timur 1623 0 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 5 Kecamatan Teweh Tengah 11128 8766 2241 7.1% 2765 8.7% 2978 9.4% 782 2.5% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 6 Kecamatan Lahei 3096 0 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 7 Kecamatan Teweh Baru 4435 576 9 0.0% 28 0.1% 465 1.5% 74 0.2% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 8 Kecamatan Teweh Selatan 2724 0 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 9 Kecamatan Lahei Barat 2509 0 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% Sumber; Instrumen SSK 2018
25 | B A B I I
Tabel 2.11. Cakupan Layanan Air Limbah Domestik Saat Ini di Kabupaten/Kota untuk Klasifikasi Wilayah Perdesaan
No. Kecamatan Total Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Perdesaan BABS Akses Dasar (cubluk/tangki septik individual tidak layak) Akses Layak
SPALD Setempat SPALD – Terpusat
Skala Individual Skala Komunal SPALD - T Permukiman SPALD - T Perkotaan
SPALD - T Kawasan
Tertentu Berbasis
masyarakat Berbasis institusi
KK KK KK % KK % KK % KK % KK % KK % KK % KK % 31747 22405 9881 31.1% 2396 7.5% 8912 28.1% 1196 3.8% 36 0.1% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 1 Kecamatan Montalat 2 Kecamtan Gunung Timang 2918 2918 2064 6.5% 243 0.8% 498 1.6% 115 0.4% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 3 Kecamatan Gunung Purei 2678 2678 1063 3.3% 326 1.0% 1111 3.5% 180 0.6% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 4 Kecamatan Teweh Timur 637 637 241 0.8% 26 0.1% 308 1.0% 62 0.2% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 5 Kecamatan Teweh Tengah 1623 1623 714 2.2% 243 0.8% 667 2.1% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 6 Kecamatan Lahei 11128 2362 710 2.2% 735 2.3% 795 2.5% 124 0.4% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 7 Kecamatan Teweh Baru 3096 3096 1680 5.3% 171 0.5% 1228 3.9% 20 0.1% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 8 Kecamatan Teweh Selatan 4435 3859 827 2.6% 133 0.4% 2557 8.1% 308 1.0% 36 0.1% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 9 Kecamatan Lahei Barat 2724 2724 629 2.0% 504 1.6% 1433 4.5% 160 0.5% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% Sumber: Instrumen SSK 2018
2018
Pemutakhiran Strategi Sanitasi (PSSK)
Kabupaten Barito Utara
26 | B A B I I Tabel 2.12. Kondisi Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik
No Jenis Satuan Jumlah Kapasitas
Kondisi
Keterangan
Berfungsi Tidak
Berfungsi
1 2 3 4 5 6 7
SPALD Terpusat ( sistem Off -site)
1
SPALD -T Permukiman
Berbasis
Masyarakat Unit 1 Berfungsi -
Dibangun tahun 2016
2 Berbasis Institusi Unit 0 - -
3 SPALD -T Perkotaan Unit 0 - -
4 SPALD -T Kawasan
Tertentu Unit 0 - -
Pengelolaan Lumpur Tinja
1 Truck Tinja Unit/L 0 - - Belum ada
2 IPLT m3/hari 0 - - Belum ada
27 | B A B I I (2). Kelembagaan Dan Peraturan
Dalam pengelolaan dan pengendalian limbah cair baik yang ditimbulkan oleh kegiatan industri maupun kegiatan rumah tangga di Kabupaten Barito Utara, Dinas PUPR dan Dinas Kesehatan adalah Perangkat Daerah yang diberi kewenangan dalam pengelolaan air limbah di Kabupaten Barito Utara, dan bagian yang di beri kewenangan pada Dinas PUPR adalah Bidang Cipta Karya, dan Dinas Kesehatan Bidang Kesling melakukan kegiatan di bidang pemicuan (STBM).
Kabupaten Barito Utara belum mempunyai peraturan khusus terkait pengelolaan air limbah sehingga masih mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16 Tahun 2008 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman (KSNP-SPALP).
(3). Peran Serta Swasta dan Masyarakat
Peran serta masyarakat dan peran gender dalam penanganan limbah cair di kabupaten mutlak diperlukan. Penanganan Air limbah Domestik di kabupaten Barito Utara tentunya bukan hanya menjadi pekerjaan pemerintah saja, namun diperlukan peran serta dari Swasta dan masyarakat sebagai indikator keberhasilan pemerintah daerah untuk mencapai tujuan dari target universal akses tahun 2019. Kajian peran serta Swasta dan masyarakat diperlukan untuk melihat sejauh mana keikutsertaan masyarakat dalam pengelolaan sistem sanitasi berbasis masyarakat pada skala Kabupaten serta prospek pengembangannya ke depan.
Peran Pengelolaan sarana air limbah domestik yang dilakukan oleh swasta dan masyarakat sampai saat ini belum ada dilakukan maksimal di Kabupaten Barito Utara karena sarana air limbah yang telah dibangun selama ini belum memiliki biaya operasional dan pemeliharaan untuk pengelolaannya. Namun, sarana dan prasarana yang dibangun oleh OPD teknis terkait seperti sarana komunal berbasis masyarakat yang ada dipelihara oleh masyarakat atau keluarga yang lahannya ditempati untuk pembangunan infrastruktur, dengan dipungut biaya operasional pemeliharaan.
Rantai Pelayanan Air Limbah (Shift Flow Diagram)
Shift Flow Diagram (SFD) merupakan tahap lanjutan dalam pemetaan kondisi sanitasi di suatu Kabupaten/ Kota setelah dilakukannya pemetaan melalui DSS. Pemetaan DSS adalah kondisi sanitasi (air limbah) rill di lapangan yang dibuat dengan gambar proses pengolahan air limbah
2018
Pemutakhiran Strategi Sanitasi (PSSK)
Kabupaten Barito Utara
28 | B A B I I
domestik, sedangkan pemetaan dengan rantai pelayanan air limbah/ SFD adalah kondisi rill atau data di lapangan yang di tuangkan dalam bentuk angka statistik . Data yang ditambahkan dapat berupa data primer dari studi EHRA, maupun data sekunder. Penambahan data tesebut diharapkan dapat memberi gambaran yang lebih terperinci terkait kondisi sanitasi di suatu Kabupaten/Kota. Penggunaan rantai pelayanan air limbah dapat memberi gambaran tingkat keamanan dari pengelolaan air limbah domestik eksisting
Pengelolaan air limbah secara aman ditunjukan oleh panah dengan warna hijau sementara pengelolaan yang tidak aman ditunjukan oleh panah dengan warna merah. Panah yang berwarna kuning merepresentasikan akses dasar yang ada di Kabupaten. Pemisahan warna kuning pada akses dasar ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa penerapan cubluk di kawasan perdesaan pada Kabupaten/Kota pada dasarnya tidak terhitung sebagai pengelolaan air limbah yang aman, namun hanya sebagai akses dasar yang untuk kedepannya harus ditingkatkan lagi menjadi akses yang layak dan aman. Persentase pengelolaan yang aman ditampilkan pada ujung kanan diagram, dimana seluruh persentase pengelolaan air limbah domestik yang aman dari tiap sistem akan terakumulasi. Sementara itu persentase pengelolaan yang tidak aman akan ditampilkan di bagian bawah diagram, dimana seluruh persentase pengelolaan air limbah domestik yang aman dari tiap sistem akan terakumulasi.
Sumber data untuk pengisian rantai pelayanan air limbah dapat diambil dari hasil studi EHRA dan data sekunder yang digunakan untuk mengisi intrumen SSK, diagram rantai pelayanan air limbah dapat dilihat pada Gambar.2.6.
29 | B A B I I Gambar. 2.2 Shit Flow Diagram (SFD)
2018
Pemutakhiran Strategi Sanitasi (PSSK)
Kabupaten Barito Utara
30 | B A B I I Tabel 2.13. Rekafitulasi Shit Flow Diagram
Kode Keterangan Kode SFD Nilai(%)
A Air Limbah Domestik A0 0.00%
A1 Air Limbah ditampung (SPALD -T skala kota) AX1 0,00% a Masuk ke SPALD-T skala kota AY1 0.00%
b Bocor AY2 0.00%
i Effluent terproses baik AZ1 0.00% ii Effluent terproses kurang baik AZ2 0.00% A2 Air Limbah ditampung (SPALD-T Skala tertentu/aerobic AX2 0.00% a Masuk ke IPALD-T sakala kawasan tertentu AY4 0.00%
b Bocor AY3 0.00%
i Effluent terproses aman AZ4 0.00% ii Effluent terproses kurang aman AZ5 0.00%
B Lumpur Tinja BO
B1 Lumpur tinja ditampung BX1 27,28% a Lumpur tinja ditampung disedot BY1 27,28%
i Diangkut ke IPLT BY4 0,16%
Effluent terproses baik BZ1 0,83% Effluent terproses kurang baik BZ2 0,16% ii Tidak diangkut ke IPLT BY5 0,00% b Lumpur Tinja Tidak di sedot /tidak sedot aman BY2 27,12 % B2 Lumpur tinja tidak ditampung (SPLD-S Individu Tidak Layak) BX2=BY3 34,49% B3 Pembuangan Langsung (Setempat) BY6 0,0 %
C Tanpa Akses (BABS) BX3 38,23 %
TOTAL
Pencemaran ke Air Tanah X0 72,72%
Pencemaran ke Lingkungan Drainase Y0 27,12%
Pencemaran ke Badan Air Z0 0,16%
Pengelolaan Aman X 0,0%
Pengelolaan Tidak Aman Y 100%
Berdasarkan hasil SFD menggambarkan bahwa untuk pengelolaan air limbah di Kabupaten Barito Utara dianggap 100% tidak aman karena Pemda belum memilki IPLT dan penyedotan lumpur tinja yang dilakukan oleh pihak swasta otomatis langsung dibuang ke lahan terbuka seperti lahan kosong dan perkebunan warga.
31 | B A B I I 2.2.4. Pengelolaan Persampahan
(1) Sistem dan infrastruktur
Cakupan sistem pelayanan persampahan yang ada di kabupaten Barito Utara saat ini hanya di wilayah ibukota kabupaten dan sekitarnya belum sampai ke wilayah perdesaan. Pada beberapa lokasi ruas jalan perkotaan yang ada, juga masih belum sepenuhnya memperoleh fasilitas tempat sampah. Sistem sanitasi pada sektor persampahan yang ada di kabupaten Barito Utara dijabarkan dalam bentuk diagram sistem sanitasi (DSS) seperti di bawah ini:
Gambar. 2.3. Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan A. Sampah Tidak Tertangani
Sumber
Timbunan Sub sistem Pemilahan Pewadahan
dan 3 R
Sub Sistem
Pengumpulan Pengolahan Sub sistem Kumunal
Sub Sistem
Pengangkutan Pengolahan Sub system Antara
Pemerosen Akhir
B. Sampah Tertangani Skala Rumah Tangga
Sumber
Timbunan Sub sistem Pemilahan Pewadahan
dan 3 R
Sub Sistem
Pengumpulan Pengolahan Sub sisitem Komunal
Sub Sistem
Pengangkutan Sub system Pengolahan Antara
Pemerosen Akhir
2018
Pemutakhiran Strategi Sanitasi (PSSK)
Kabupaten Barito Utara
32 | B A B I I C. Sampah Tertangani Ke Proses Akhir
Sumber
Timbunan Sub sistem Pemilahan Pewadahan
dan 3 R
Sub Sistem
Pengumpulan Pengolahan Sub sisitem Kumunal
Sub Sistem
Pengangkutan Pengolahan Sub system Antara
Pemrosesan Akhir
D. Pengurangan Sampah
Sumber
Timbunan Sub sistem Pemilahan Pewadahan
dan 3 R
Sub Sistem
Pengumpulan Pengolahan Sub sistem Komunal
Sub Sistem
Pengangkutan Pengolahan Sub system Antara
Pemrosesan Akhir