• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam rangka memastikan keberhasilan perencanaan yang telah disusun, pengembangan strategi sanitasi yang menyeluruh dengan mempertimbangkan aspek teknis maupun aspek non teknis yaitu kelembagaan, pendanaan, komunikasi, partisipasi masyarakat dan dunia usaha serta aspek kesetaraan gender dan keberpihakan pada masyarakat miskin (pro-poor).

Oleh karena itu, digunakan analisis SWOT (Strength Weakness Opportunities Threats) agar bisa melihat korelasi dan kombinasi antara faktor internal dan eksternal yang ada. Analisis faktor internal bertujuan untuk mengidentifikasi dan menjelaskan berbagai faktor yang menjadi kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness), kajian internal pada hakekatnya merupakan analisis dan evaluasi atas kondisi, kinerja dan permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan strategi sektor sanitasi. Sedangkan análisis faktor eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi dan menjelaskan berbagai faktor yang menjadi peluang (Opportunity) dan tantangan (Threat).

Hasil dari analisis SWOT akan menunjukan keterpaduan antara :

1. Kekuatan dengan peluang (Strategi S-O), Kuadran I yaitu menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

2. Kelemahan dengan peluang (strategi W-O), Kuadran II yaitu mengatasi kelemahan untuk meraih peluang 3. Kelemahan dengan ancaman (strategi W-T), Kuadran III yaitu mengatasi kelemahan untuk mengantisipasi

ancaman

4. Kekuatan dengan ancaman (strategi S-T), Kuadran IV yaitu menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman Strategi pengelolaan Air Limbah Domestik, persampahan dan drainase di kabupaten Barito Utara melalui isu-isu strategis dalam kajian studi dan analsiis SWOT telah ditelaah dan menghasilkan strategi penanganan. Selanjutnya, penyesuaian dengan permasalahan mendesak yang diketahui dari instrumentasi profil menuju tujuan dan sasaran pada bab sebelumnya dihasilkanlah sejumlah strategi sebagai berikut :

4.1. Air Limbah Domestik

Hasil analisa SWOT yang dilakukan, pengelolaan air limbah domestik kabupaten Barito Utara berada pada kuadran IV (W-T) dimana strategi yang digunakan adalah “Mengatasi kelemahan untuk mengantisipasi ancaman”. Sehingga strategi yang diperlukan untuk pengembangan air limbah domestik selama 5 (lima) tahun mendatang di kabupaten Barito Utara adalah sebagai berikut:

Strategi 1 : Melakukan kegiatan pemicuan untuk menghilangkan perilaku BABS

Sebagai upaya menghilangkan perilaku BABS yang masih cukup tinggi di Kabupaten Barito

Utara yaitu sebesar 47%, Pemerintah Daerah berupaya mereduksi ancaman akibat BABS dengan terus menggalakkan penerapan regulasi desa bebas BABS sampai dengan tahun

2018

Pemutakhiran Strategi Sanitasi (PSSK)

Kabupaten Barito Utara

2 | B A B I V

2023. Pemerintah kabupaten Barito Utara terus berupaya dalam penanganan BABS khusunya wilayah padat penduduk di perkotaan maupun perdesaan. Pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan tengah berupaya mengerahkan sumber daya yang ada terutama sanitarian Puskesmas untuk melaksanakan pemicuan promosi BABS NOL dan tidak BABS ke sungai lagi yang berpotensi mencemari lingkungan.

Strategi 2 : Merumuskan Perda pengelolaan air limbah domestic

Sebagai upaya menghilangkan perilaku BABS yang masih cukup tinggi di Kabupaten Barito

Utara yaitu sebesar %, Pemerintah Daerah berupaya mereduksi ancaman akibat BABS dengan terus menggalakkan penerapan regulasi desa bebas BABS sampai dengan tahun 2023. Selain itu,melalui kerjasama dengan DPRD kabupaten,akan dibuat perda inisiasi tentang pengelolaan air limbah domestik. Sehingga nantinya semua stakeholder terkait dan berbagai peran lintas sektor akan semakin terintegrasi dalam menangani masalah pengeloaan air limbah domestik.

Strategi 3 : Meningkatkan sarana dan prasarana air limbah dengan memanfaatkan DAK Sanitasi,

APBD Provinsi ataupun APBN

Pemerintah Kabupaten Barito Utara dengan memanfaatkan semaksimal mungkin pendanaan yang ada dari berbagai sumber pendanaan untuk peningkatan sarana dan prasarana air limbah,terutama di daerah-daerah area beresiko tinggi sanitasi.

Strategi 4 : Membangun IPLT dan mengadakan truk tinja untuk mengolah lumpur tinja dari masyarakat

Pemerintah Kabupaten Barito Utara melalui sumber pendanaan APBN akan membangun

IPLT sehingga nantinya,program L2T2 dapat terlaksana,dan lumpur tinja yang ada akan terkelola dengan baik. Sehingga penyedotan lumpur tinja yang dilakukan oleh swasta akan dibuang ke ILPT,tidak lagi ke sungai maupun perkebunan sawit yang ada. Untuk menunjang IPLT maka pemda melalui APBD Kabupaten juga akan menganggarkan untuk pengadaan truk tinja,sehingga menunjang truk tinja yang sudah dimiliki oleh swasta.

4.2. Persampahan

Hasil analisa SWOT yang dilakukan, pengelolaan persampahan kabupaten Barito Utara berada pada kuadran III (S-T) dimana strategi yang digunakan adalah “Menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman” sehingga strategi yang diperlukan dalam pengembangan persampahan selama 5 (lima) tahun mendatang di Kabupaten Barito Utara adalah sebagai berikut:

3 | B A B I V

Strategi 1 : Memaksimalkan Pokja Sanitasi Kabupaten dan stakeholder terkait dalam melakukan

kampanye dan advokasi persampahan untuk mengatasi perilaku masyarakat membakar sampah dan membuang sampah ke sungai

OPD terkait akan melakukan sosialisasi terpadu terkait Perda pengelolaan sampah yang

berwawasan lingkungan, baik masyarakat perkotaan maupun perdesaan dan sudah diterapkan. Selain itu, pemicuan pilar-pilar STBM melalui Dinas Kesehatan tentang pengelolaan persampahan,juga akan ditingkatkan. Pemerintah Daerah diharapkan merevisi Perda yang ada guna mengakomodir berbagai aspek persampahan mulai dari pengurangan, pemilahan untuk sampah yang berpotensi dapat dipakai kembali serta daur ulang sebagai pilihan terakhir.

Strategi 2 : Memaksimalkan APBN,DAK, ADD/DD bidang sanitasi untuk meningkatkan sarana

prasarana pengelolaan persampahan guna mengatasi perilaku buang sampah di sungai dan membakar sampah

Pokja Sanitasi melalui berbagai dinas teknis terkait serta stakeholder-stakeholder yang

ada,dengan memanfaatkan sumber-sumber pendanaan yang ada serta dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan. Sehingga nantinya target Jakstrada Persampahan dapat tercapai.

Strategi 3 : Memaksimalkan SOPD pengelola persampahan untuk melakukan kampanye dan

advokasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga

Perangkat daerah terkait melalui SOPD pengelola persampahan,akan melakukan

sosialisasi, kampanye advokasi persampahan tentang pengelolaan sampah berwawasan lingkungan. Strategi menggandeng KSM-KSM pengelola sampah untuk melakukan kampanye pengurangan sampah (secara 3R) sehingga dapat mengurangi praktek tidak mengelola sampah sebesar 99% menjadi 0% tahun 2019.

4.3. Drainase

Dalam rangka mengatasi genangan perkotaan dari 342 ha menjadi 150 Ha pada tahun 2019, Pemda Barito Utara akan melakukan peningkatan sarana prasarana drainase untuk mencapai Standar Pelayanan Minimum (SPM) pada tahun 2019.

Hasil analisis SWOT yang dilakukan, pengelolaan drainase Kabupaten Barito Utara berada pada kuadran IV (W-T) dimana strategi yang digunakan adalah “mengatasi kelemahan untuk mengantisipasi ancaman”.

2018

Pemutakhiran Strategi Sanitasi (PSSK)

Kabupaten Barito Utara

4 | B A B I V

Sehingga strategi yang diperlukan untuk pengembangan drainase selama 5 (lima) tahun mendatang di Kabupaten Barito Utara adalah sebagai berikut :

Strategi 1 : Menyusun regulasi dan masterplan pengelolaan drainase untuk mengatasi bangunan

tempat tinggal atau bangunan liar di bantaran sungai

OPD terkait yang tergabung dalam Pokja AMPL kabupaten merumuskan regulasi daerah yang khusus mengatur pengelolaan drainase kabupaten yang akan dijadikan payung hukum dalam penanganan/pengembangan drainase perkotaan serta untuk mengatasi bangunan tempat tinggal atau bangunan liar di bantaran sungai.

Strategi 2 : Meningkatkan kinerja pengelolaan drainase untuk mengurangi luasan genangan di

kawasan permukiman

Melakukan pembangunan, rehabilitasi dan pemeliharaan gorong-gorong/drainase, sehingga tidak terjadi pendangkalan dan mengurangi genangan di kawasan permukiman dengan memaksimalkan sumber pendanaan dari APBD,serta melakukan kerja sama dengan masyarakat dan swasta agar kegiatan pembangunan, rehabilitasi, dan pemeliharaan gorong-gorong/drainase tetap berjalan dengan baik.

Strategi 3 : Meningkatkan intensitas sosialisasi dan kampanye tentang memelihara saluran

drainase untuk meningkatkan kesadaran, pengetahuan dan partisipasi masyarakat terhadap fungsi dan pemeliharaan saluran drainase

Saluran drainase primer yang ada mengalami penyempitan dan pendangkalan sehingga arus sungai mengalami gangguan aliran akibat bangunan komersial, perumahan maupun sampah akan dioptimalkan keberfungsiannya dengan melakukan rehabilitasi/ pemeliharaan serta pembersihan dan pendalaman saluran yang dangkal serta sinergitas antar pihak terkait. Melalui kegiatan sosialisasi dan kampanye serta pemicuan tentang fungsi drainase,maka masyarakat dapat ikut menjaga lingkungan serta drainase lingkungan yang ada.

1 | B A B V

BAB V

Dokumen terkait