• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peternakan Kambing Perah Unggul 1. Sejarah dan Perkembangan Usaha

V DESKRIPSI UMUM PETERNAKAN KAMBING PERAH

5.2. Peternakan Kambing Perah Unggul 1. Sejarah dan Perkembangan Usaha

Peternak responden skala II adalah pemilik Peternakan Kambing Perah Unggul. Peternakan ini dikelola oleh Bapak Wisnanto yang didirikan pada bulan Juli 2008. Awal mula Pak Wisnanto terjun dalam bisnis peternakan bertujuan untuk memanfaatkan lahan kosong yang dimilikinya, yang berada di Cimanggu.

Berawal dari lahan yang dimiliki tidak produktif maka diberi ternak kambing kacang untuk dipelihara oleh tukang kebunnya. Pertama kali memelihara ternak jenis kambing kacang tersebut berjumlah 10 ekor hingga jumlah kambing yang dimiliknya berkembang menjadi 50 ekor. Karena kesulitan memasarkan kambing kacang yang dimiliknya, maka digantilah kambing kacang tadi dengan kambing PE. Kambing PE diperoleh langsung dari Jepara, yang merupakan salah satu sentra pembibitan kambing PE. Alasan kuat yang membuat pemilik peternakan ini

39 tertarik menekuni bisnis usaha ternak kambing PE dikarenakan termotivasi dari peternak yang telah menjalankan usaha ternak kambing PE lebih awal yaitu Pak Dwi Susanto, yang mengatakan bisnis susu kambing adalah bisnis yang sangat menguntungkan disebabkan oleh tingginya harga jual susu kambing dan juga masih tingginya permintaan konsumen yang belum terpenuhi. Alasan lain pemilik untuk serius menekuni usaha ternak kambing PE diakui karena sebagai alternatif sumber pendapatan jika beliau telah pensiun dari pekerjaannya sekarang sebagai pegawai negeri sipil.

Investasi awal usaha ternak kambing perah berasal dari modal sendiri pemilik dan pinjaman dari bank. Tenaga kerja dalam pengelolaan ternak tersebut berjumlah dua orang dengan riwayat pendidikan tamatan SMU. Pekerja tersebut difasilitasi tempat tinggal yang berada di sekitar kandang. Tujuan pemilik menyediakan tempat tinggal yakni untuk memudahkan dalam pengawasan ternaknya dan mencegah kemungkinan terjadinya pencurian ternak.

Perkembangan usaha cukup baik, ini ditandai dengan respon permintaan terhadap susu kambing yang selalu meningkat. Pemilik berencana untuk menguji susu hasil ternaknya pada laboratorium uji mutu susu karena banyak konsumen yang meminta hasil sertifikasi susunya. Jumlah ternak yang dimiliki saat ini berjumlah 61 ekor atau setara dengan 5,95 ST, seperti terlihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Pola Kepemilikan Ternak Kambing Pada Skala II

No. Status Fisiologis Ekor ST %

5.2.2. Usaha Ternak Kambing Perah

Usaha ternak kambing perah yang dilakukan sudah merupakan usaha pokok dan telah bersifat komersial, artinya tidak hanya untuk pemenuhan kebutuhan keluarga, tetapi diusahakan lebih untuk dipasarkan. Tenaga kerja

40 berasal dari tenaga kerja luar keluarga. Kegiatan yang biasa dilakukan dalam mengelola usaha ternak kambing perah adalah membersihkan kandang dan peralatan kandang, mengambil rumput/hijauan, mengambil ampas, memberi pakan dan minum serta pemerahan. Curahan waktu tenaga kerja dalam usaha ternak kambing perah setiap harinya dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 6. Curahan Waktu Tenaga Kerja pada Skala II

No. Aktivitas Curahan Waktu

1. Membersihkan kandang+peralatan 50,33

2. Mengambil rumput/hijauan 76,25

3. Mengambil ampas 76,25

4. Memberi pakan+minum 105,00

5. Pemerahan 95,31

Total HKP/tahun 390,2

Sistem pemeliharaan ternak kambing perah dilakukan secara intensif.

Kandang berbentuk panggung yang terdiri dari tiga kandang. Kandang dibagi berdasarkan fungsinya yaitu kandang produksi, kandang pembesaran atau penggemukan dan kandang tempat bunting. Kandang produksi adalah kandang yang disediakan khusus untuk dihuni oleh induk produktif dan kambing yang sedang kawin. Di kandang ini pula pemerahan dilakukan. Rata-rata luas tiap kandang 15 x 8 m dan tiap kandang dibuat beberapa sekat (kotak). Pada kandang produksi dibuat delapan kotak yang terdiri dari enam kotak untuk induk produktif dan dua kotak untuk tempat kambing yang dikawinkan. Kandang pembesaran berisi anak kambing (cempe) yang berumur kurang dari satu tahun. Pada kandang terdiri dari delapan kotak, tetapi dua kotak tidak terisi cempe. Di atas kandang ini dibuat tempat tidur bagi tenaga kerja. Dari enam kotak masing-masing dihuni oleh dua cempe. Di kandang tempat kambing bunting ukuran tiap kotak dua kali lebih luas dari kambing dewasa.

Kandang terletak di depan rumah dan dibuat permanen dengan tiang kolong kandang terbuat dari semen cor. Lantai kolong kandang dibuat miring agar limbah kotoran kambing dapat langsung mengalir ke parit atau bak penampungan limbah yang sudah disediakan di sekitar kandang. Tujuan utama pembuatan lantai kolong yang miring agar tercipta kebersihan kandang. Kandang yang bersih

41 merupakan cara pencegahan serangan penyakit pada ternak. Ruang kandang dibuat dengan lorong (gang). Lorong dibuat di tengah dengan ruangan di samping kiri dan kanan, biasanya lorong ini dipakai sementara untuk ternak (terutama ternak sapihan dan proses pemerahan). Dengan model lorong ini, ada beberapa keuntungan yang bisa diperoleh yaitu pintu keluar kandang cukup satu, keluar masuknya ternak lebih mudah diatur, dan membersihkan kandang lebih mudah.

Lantai terbuat dari kayu agar memudahkan bagi ternak untuk berpijak. Jarak antar kayu atau potongan bambu tidak lebih besar daripada kaki kambing, dibuat rata, datar, tidak licin, tidak terlalu keras dan tajam. Hal ini bertujuan agar kotoran mudah jatuh ke kolong kandang, namun kaki ternak tidak masuk terjepit di sela-sela lantai atau kaki kambing terperosok yang bisa berakibat fatal bagi kelangsungan hidup kambing.

Tempat pakan (palungan) terbuat dari kayu papan. Sama seperti kandang Bapak Rojak, tempat pakan diletakkan di luar kandang yang menempel di sisi kandang, sehingga ternak bisa mengambil pakannya, dan dibuat beberapa lubang di beberapa dinding kandang yang berukuran 20 x 30 cm (cukup untuk keluar masuk kepala dan leher kambing). Alasannya adalah memudahkan dalam memberikan pakan dan membersihkan sisa-sisa pakan yang tidak dikonsumsi, juga mengkondisikan sirkulasi udara. Tempat minum yang biasa digunakan adalah ember plastik yang disimpan di dalam kandang agar ternak mudah pada saat memerlukannya. Selain itu, dapat mempermudah peternak saat akan mengambil, membersihkan dan mengisi air kembali. Air yang diperuntukkan untuk air minum dan membersihkan kandang berasal dari sumber air yang berbeda. Sumber air untuk membersihkan kandang dan memandikan kandang berasal dari sungai. Air minum berasal dari sumber yang lebih bersih yaitu sumur pompa atau mata air. Air yang digunakan bukan air sumur murni melainkan air yang dicampur dengan garam, hal ini dilakukan agar nafsu makan kambing meningkat. Sumber air untuk menyiram hijauan pakan berasal dari air sumur dan air sungai.

Sistem perkawinan tidak melakukan perkawinan dengan menerapkan Inseminasi Buatan (IB). Belum diketahuinya teknologi Inseminasi Buatan (IB) oleh peternak menyebabkan tidak teraturnya proses perkawinan pada ternak

42 kambing. Peternak menganggap dengan menggunakan teknologi IB akan menambah beban biaya dan juga untuk memanfaatkan kambing jantan yang berlebih. Meskipun begitu, ternak kambing yang dipelihara peternak tetap menghasilkan anak. Hal ini merupakan kelebihan dari jenis kambing PE dimana dalam keadaan fertilitas yang baik, kambing betina mampu menghasilkan anak kambing setiap tahun pada keadaan yang baik.

Pakan yang diberikan lebih lengkap dibandingkan skala usaha lainnya, yang terdiri dari rumput, dedaunan, konsentrat dan ampas tempe. Sebagai sumber energi, ternak diberi rumput gajah dan rumput lapang sebanyak 4,5 kilogram per ekor per hari. Cara pemberiannya dengan cara disabitkan (cut and carry). Untuk sumber protein diperoleh dari dedaunan, konsentrat (campuran bungkil kelapa sawit, dedak, onggok, dan mineral) dan ampas tempe. Dedaunan yang diberikan sebanyak 0,5 kilogram, konsentrat 0,5 kilogram dan ampas tempe 3 kilogram per ekor per hari. Kadang-kadang peternak memberikan B compleks jika kekurangan vitamin. Rumput diperoleh dengan menanam sendiri di ladang sekitar kandang, sedangkan konsentrat, ampas tempe dan B compleks diperoleh dengan cara membeli. Frekuensi pemberian rumput dilakukan tiga kali yaitu pagi, siang dan sore pada pukul 06.00, 12.00 dan 17.00. Konsentrat dan ampas tempe diberikan dua kali sehari yaitu pukul 06.30, dan 17.30 WIB. Pemberian konsentrat pada pagi dan sore dilakukan setelah pemberian pakan rumput dan sebelum pemerahan yang berfungsi untuk menenangkan kambing ketika perah.

Pemerahan dilakukan setelah ternak diberikan pakan dan dibersihkan kandang terlebih dahulu. Pemerahan dilakukan di dalam kandang ternak bersangkutan, tepatnya di lorong (gang). Bila pemerahan dipindahkan di tempat lain maka ternak akan stress karena harus selalu dipindahkan. Kambing yang akan diperah diberi pakan konsentrat lebih dahulu agar kambing tersebut dalam keadaan tenang dan setelah diberi pakan hijauan. Pemerahan dilakukan pada pukul 06.00 dan 18.00 setiap hari. Sebelum melakukan pemerahan harus diperhatikan beberapa hal yaitu :

1) Memeriksa kesehatan kambing

Sebelum diperah, harus dipastikan dahulu bahwa keadaan kambing dalam keadaan sehat. Jika diketahui kambing menderita suatu sakit, maka harus

43 dipastikan bahwa penyakit tersebut tidak menular kepada manusia. Mencuci ambing kambing perlu dilakukan untuk mengurangi kontaminasi ke dalam susu, sehingga susu yang dihasilkan bersih dan tidak rusak dan untuk merangsang pengeluaran susu. Ambing dicuci dengan air bersih yang hangat (50ºC) dengan menggunakan kain bersih, kemudian ambing tersebut dikeringkan dengan handuk yang kering dan bersih.

2) Memeriksa kesehatan pemerah

Pada saat memerah otomatis terjadi kontak langsung dengan kambing dan susu yang dihasilkannya, sehingga kondisi pemerah perlu dikontrol. Pemerah yang menderita penyakit menular akan berpotensi menularkannya melalui susu hasil pemerahan. Pemerah selalu bersih baik pakaian maupun tubuhnya.

Tangan harus dicuci bersih dengan menggunakan sabun, dan tangan pemerah harus dicuci kembali apabila tangannya kotor sebelum memerah kambing berikutnya.

3) Menjaga kebersihan kandang dan peralatan pemerahan

Alat-alat susu (ember susu) harus bersih. Alat-alat susu tersebut sebelum disimpan dibersihkan sebaiknya dengan air hangat dan dengan sabun (deterjen) serta dengan sikat untuk menghilangkan bekas-bekas susu yang menempel kemudian dibilas dengan air bersih dan dikeringkan.

Pemerahan kambing biasa dilakukan dengan cara whole hand. Pemerahan ini dilakukan dengan menggunakan seluruh jari tangan, kecuali ibu jari, dan bisa dilakukan jika bentuk puting kambing panjang. Caranya adalah dengan menggerakkan jari-jari tangan membentuk kepalan secara berurutan dari atas ke bawah dan susu hasil perahan ditampung dalam ember yang bersih.

Cara penanganan susu sesudah pemerahan adalah sebagai berikut :

1) Susu hasil pemerahan harus segera dikeluarkan dari kandang untuk menjaga jangan sampai susu tersebut berbau kambing. Keadaan ini penting terutama jika keadaan ventilasi kandang tidak baik.

2) Susu tersebut harus disaring dengan saringan yang terbuat dari kapas atau kain penyaring yang berwarna dan bersih, susu tersebut disaring langsung dalam ember penampung susu. Segera setelah penyaringan, ember tersebut harus

44 segera ditutup rapat. Kain penyaring harus dibersih dan digodok, kemudian dijemur.

3) Susu perlu didinginkan secepat mungkin sesudah perah dan disaring. Hal ini dilakukan untuk mencegah berkembangnya kuman yang terdapat di dalam susu. Susu disimpan dalam freezer dengan daya simpan hingga tiga bulan.

Beberapa penyakit yang sering menyerang kambing perah adalah mencret dan kembung perut. Pengobatan yang dilakukan peternak adalah dengan memberikan minuman bersoda (sprite), obat kembung untuk manusia juga bisa diberikan kepada kambing yang sakit (obat antangin, promag, milanta) dengan tingkat keberhasilan yang bervariasi. Kemungkinan penyebab kedua penyakit ini sering menyerang ternak adalah karena memberikan hijauan yang masih terlalu muda atau hijauan yang basah oleh embun. Penyebab lainnya adalah waktu penelitian dilakukan pada saat musim hujan yang memungkinkan ternak lebih mudah terserang penyakit diare/mencret karena lingkungan atau udara dingin.

Upaya pemeliharaan kesehatan ternak dilakukan sendiri oleh pemilik. Istri pemilik sudah berpengalaman dan mempunyai pengetahuan di bidang tersebut. Istri pemilik adalah salah satu dosen Fakultas Kedokteran Hewan di IPB dan memiliki klinik hewan yang berlokasi tidak jauh dari tempat tinggalnya.

Peternak skala II juga telah memanfaatkan kotoran ternak sebagai pupuk dalam usahataninya. Pupuk kandang hasil dari kotoran ternak bagi peternak digunakan sendiri untuk lahan rumput yang ditanam sendiri. Peternak membersihkan dengan sapu lidi dan menyiram air dari penampungan air kemudian mengarahkan ke tempat penampungan kotoran yang berada di sisi kandang. Peternakan pada skala II belum mencatat mengenai keadaan ternaknya seperti produksi, kesehatan dan reproduksi. Recording yang dilakukan adalah data penjualan, data pembelian dan transaksi keuangan.

5.2.3. Lokasi dan Keadaan Wilayah

Lokasi usaha peternakan kambing perah Unggul terbagi dua. Untuk kantor pemasaran terletak di Jl Anggrek No 13, Perumahan Taman Cimanggu, Kota Bogor. Sedangkan kandang terletak di Desa Cibuntu, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Lokasi kandang berada jauh dari jalan raya, hal ini baik untuk ketenangan kambing perah. Secara topografi, bentuk dan kontur wilayah, lokasi

45 kandang merupakan dataran yang agak berombak sekitar 45 persen. Ketinggiannya berada di antara 300 m di atas permukaan laut dengan suhu rata-rata 20-30°C. Hari hujan rata-rata per tahun sekitar 22 hari dan banyaknya curah hujan sekitar 278 mm.

Jenis tanah yang ada di lokasi ini adalah latosol.

5.2.4. Deskripsi dan Penjualan Produk

Produk utama yang dihasilkan adalah susu kambing murni dengan dikemas dalam ukuran 200 ml, sehingga dalam satu liter dihasilkan 5 kemasan produk susu. Proses pengolahan hasil susu perahan tidak melakukan pasteurisasi.

Kemasan terbuat dari bahan HDPE karena bahan ini lebih aman dan tidak mencemari susu. Di dalam kemasan terdapat informasi mengenai khasiat susu kambing dan tanggal kadaluarsa. Kemasan lebih menarik karena penampilan gambar dan tulisan yang jelas. Umumnya produk yang dijual dalam kondisi beku.

Kelebihan susu dalam bentuk beku dibandingkan cair adalah daya tahan simpan yang relatif lebih lama dan mencegah kemungkinan terjadinya kontaminasi mikroba atau benda lain. Daya simpan susu beku selama enam bulan. Namun, jika dalam keadaan cair hanya tahan selama enam jam.

Pemasaran dilakukan dua sistem yaitu pemasaran langsung dan melalui agen perantara. Pemasaran langsung dilakukan dengan menawarkan produk susunya ke rekan-rekan kerjanya yang berkantor di salah satu institusi pemerintahan di Bekasi. Pemasaran lainnya adalah melalui agen, apotik dan toko-toko herbal di sekitar Jakarta dan Bogor. Target pasar susu kambing diperuntukkan bagi konsumen menengah ke atas dan orang-orang mengkonsumsi untuk penyembuhan. Umumnya orang yang mencoba susu kambing untuk penyembuhan merupakan orang-orang yang telah berobat ke dokter dan mencari pengobatan alternatif.

5.3. Peternakan Kambing Perah Prima Fit