• Tidak ada hasil yang ditemukan

PINTU-PINTU KEBAIKAN

Dalam dokumen MATERI KAJIAN KMIP HADITS ARBAIN (Halaman 92-97)

Ν Ï δ ωô γ y èÎ/#sŒÎ)

PINTU-PINTU KEBAIKAN

Dari Mu’adz bin Jabal berkata,

“Wahai Rosululloh, beritahukan kepadaku tentang suatu amal yang dapat memasukkanku ke dalam surga dan menjauhkanku dari neraka.”

Nabi menjawab,

“Engkau bertanya tentang perkara besar. Namun sesungguhnya ia mudah bagi orang-orang yang dimudahkan oleh Alloh. Sembahlah Alloh dan jangan menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, kerjakan sholat, keluarkanlah zakat, berpuasalah pada bulan Ramadhon, dan tunaikanlah ibadah haji ke Baitulloh.”

Kemudian beliau bersabda,

“Inginkah engkau kuberi petunjuk akan pintu-pintu kebaikan? Puasa; sebagai perisai, sedekah; sebagai amal yang menghapuskan kesalahan sebagaimana air memadamkan api, dan sholatnya seseorang di tengah malam.”

Kemudian beliau membaca

4

’nû$yftFs?

ö

Νßγç/θãΖã_

Ç

⎯tã

ÆìÅ_$ŸÒyϑø9$#

t

βθããô‰tƒ

ö

Νåκ®5u‘

$]ùöθyz

$YèyϑsÛuρ

$£ϑÏΒuρ

ö

Νßγ≈uΖø%y—u‘

t

βθà)ÏΖãƒ

∩⊇∉∪

Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Robbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezki yang Kami berikan. (as-Sajdah[32]: 16)

Kemudian Rosululloh bersabda,

“Maukah engkau kuberitahu tentang pokok urusan, tiang, dan mahkotanya?”

Saya menjawab,

“Mau wahai Rosululloh ” Rosululloh bersabda,

“Pokok urusan adalah Islam, tiangnya adalah sholat, dan mahkotanya adalah jihad.”

Kemudian beliau bersabda,

“Maukah engkau kuberitahu kunci dari semua perkara itu?” Saya menjawab,

“Mau wahai Rosululloh ”

Beliau lalu memegang lidahnya dan bersabda, “Jagalah ini.”

Saya berkata,

“Wahai Nabi Alloh, adakah kita di hisab atas apa yang kita katakan?” Beliau bersabda,

“Celakalah engkau. Bukankah tidak ada yang menjerumuskan orang ke dalam neraka selain buah dari ucapannya?”

(Diriwayatkan oleh Tirmidzi dan ia berkata, “Hadits ini hasan lagi shohih.”)

Dari Mu’adz bin Jabal berkata,

“Wahai Rosululloh, beritahukan kepadaku tentang suatu amal yang dapat memasukkanku ke dalam surga dan menjauhkanku dari neraka.”

Perkara terpenting yang perlu disampaikan di sini adalah tujuan dalam menuntut ilmu. Semestinya, ilmu dituntut dalam rangka untuk supaya masuk surga dan menjauhkan diri dari api neraka. Kalau seseorang menuntut ilmu keluar dari batas ini, maka dia sudah melampaui batas. [Dan] ingatlah hakikat menuntut ilmu adalah untuk diamalkan karena ilmu tanpa diamalkan menjadi musibah bagi yang menuntutnya.

Kemudian juga, bahwasanya perkara-perkara din ini, tanpa pertolongan Alloh akan terasa sangat berat. Tanpa pertolongan Alloh, tidak mungkin kita dapat melaksanakan syariat. Maka mohonlah pertolongan kepada Alloh dalam melaksanakan syariat ini.

Nabi menjawab,

“Engkau bertanya tentang perkara besar. Namun sesungguhnya ia mudah bagi orang-orang yang dimudahkan oleh Alloh. Sembahlah Alloh dan jangan menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, kerjakan sholat, keluarkanlah zakat, berpuasalah pada bulan Ramadhon, dan tunaikanlah ibadah haji ke Baitulloh.”

Kemudian beliau sampaikan perkara-perkara yang akan menyebabkan orang masuk surga dan menjauhkan dari api neraka.

Yang pertama beliau sampaikan adalah beribadah kepada Alloh semata dan tidak menyekutukannya. Ini merupakan asas seluruh aktivitas. Jadi, dasar seluruh aktivitas agar memberikan manfaat yang berupa mendekatkan ke syurga dan menjauhkan diri dari neraka jika didasari tauhid. Pengamalan yang lainnya, kalau tanpa dasar ini, maka tidak berfungsi sama sekali untuk mendekatkan kepada surga dan menjauhkan dari neraka. Maka perhatikan baik-baik. Dahulukan dan jadikan at-tauhid menjadi prioritas utama yang terus menerus kita jaga dan pelihara. [Dan] keutamaan yang besar akan didapat oleh orang yang bersih jiwanya dari mempersekutukan Alloh .

Betapa nikmatnya seseorang dengan janji Alloh, wahai anak Adam, seandainya kamu menghadap-Ku dengan dosa sepenuh bumi, akan tetapi kamu

niscaya akan Aku datangkan kepadamu ampunan sepenuh bumi itu pula. Ini menunjukkan keutamaan yang sangat besar dan hanya akan diperoleh oleh orang-orang yang betul-betul kuat hatinya, bersih hatinya, tidak ada di dalam hatinya kecenderungan kepada selain Alloh. Tidak ada dalam hatinya harapan selain kepada Alloh. Aktivitas hidupnya hanya semata-mata untuk Alloh dan tidak untuk yang lainnya. Sehingga karena kecintaan Alloh yang sangat besar pada orang seperti ini, maka meski dia membawa dosa sepenuh bumi Alloh akan mengampuninya juga. Dan tidak akan ada seseorang yang memiliki maksiat sementara bersih dari tauhid, kecuali dia betul-betul memahami hakikat tauhid itu sendiri. Dan sangat mungkin kita melaksanakan kemaksiatan yang tercampuri dengan kesyirikan. Jadi di sana ada kemaksiatan yang betul-betul bersih pelakunya dari adanya syirik21 dalam hatinya dan ada juga orang yang melakukan kemaksiatan dan hatinya pun dipenuhi dengan kesyirikan.

Tentang syirik, maka syirik dibagi dua, syirik akbar dan asghor. Syirik akbar, pelakunya kafir/musyrik. Kalau sebelumnya dia seorang yang muwahid, maka batal tauhidnya dan menjadi murtad dengan syirik akbarnya. Syirik asghor, pelakunya dosa besar dengan syirik asghornya. Dosa terbesar yang dilakukan orang yang dia masih muslim adalah syirik asghor. Dan syirik asghor betapa banyaknya baik jenisnya maupun macamnya, baik perbuatan ataupun aktivitas hati. Maka jika kita melihat aktivitas kita, jelas akan terlihat betapa kita selalu mengumpulkan dosa besar setiap hari manakala ada riya dalam aktivitas kita.

Kemudian beliau bersabda,

“Inginkah engkau kuberi petunjuk akan pintu-pintu kebaikan? Puasa; sebagai perisai,

Puasa sebagai perisai maknanya yang menghalangi pelakunya di dunia dan di akhirat. Adapun di dunia, puasa akan menghalangi pelakunya dari mengikuti hawa nafsu yang dilarang saat puasa. Sebab itu, orang yang berpuasa dilarang untuk membalas seperti apa yang telah diperbuat kepadanya, sampai-sampai jika ada orang yang mencela atau mencacinya hendaklah ia berkata, “Sesungguhnya aku sedang berpuasa.” Adapun di akhirat puasa menjadi penghalang dari api Neraka, sebagai penyelamat bagimu di hari Kiamat.

sedekah; sebagai amal yang menghapuskan kesalahan sebagaimana air memadamkan api,

Shodaqoh dalam bentuk apapun, bisa berupa shodaqoh wajib, sunnah, sedikit jumlahnya maupun banyak. “Menghapus kesalahan,” yaitu dosa-dosa akibat perbuatan maksiat. :Sebagaimana air mematikan api.” Hal ini tidak diragukan, Rosululloh memisalkan perkara yang maknawi (yaitu dosa dan shodaqoh) dengan perkara yang inderawi (yaitu api dan air).

dan sholatnya seseorang di tengah malam.”

Maksudnya sholat seseorang di tengah malam pun akan menghapuskan dosa.

21 Pada kenyataannya hampir tidak mungkin karena orang yang bermaksyiat pada hakikatnya telah melakukan syirik kecil karena telah mendahulukan hawa nafsu daripada Alloh.

Kemudian beliau membaca

4

’nû$yftFs?

ö

Νßγç/θãΖã_

Ç

⎯tã

ÆìÅ_$ŸÒyϑø9$#

t

βθããô‰tƒ

ö

Νåκ®5u‘

$]ùöθyz

$YèyϑsÛuρ

$£ϑÏΒuρ

ö

Νßγ≈uΖø%y—u‘

t

βθà)ÏΖãƒ

∩⊇∉∪

Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Robbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezki yang Kami berikan. (as-Sajdah[32]: 16)

“Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya”, ini adalah keadaan

orang-orang beriman, artinya mereka tidak tidur. “Sedang mereka berdo’a kepada

Robb mereka dengan rasa takut dan harap.” Apabila mereka mengingat

dosa, mereka takut, dan apabila mereka ingat karunia Alloh, maka mereka

berharap. “Dan mereka menafkahkan sebagian rejeki yang Kami berikan

kepada mereka.” Mereka mampu memadukan antara praktek ibadah yang

kemanfaatannya kembali pada diri sendiri dan orang lain.

Demikianlah, amal/aktivitas kebaikan seseorang bisa menghapus kejelekan/kesalahan-kesalahannya. Dan amal kebajikan yang bisa menghapuskan dosa, tapi tidak termasuk dosa besar. Jika dosa tersebut bukan merupakan dosa besar maka tidak akan dihapus dengan hasanah kecuali dengan taubat. Selain itu, sholat di tengah malam juga bisa mendekatkan kepada surga dan menjauhkan dari api neraka. Maka sangat tercela, apalagi penuntut ilmu yang meninggalkan sholat malamnya meski hanya 1 rakaat. Jika selalu bangun kesiangan, artinya Subuh baru bangun, biasakan sholat sebelum tidur. Sebagaimana Abu Bakar yang membiasakan sholat sebelum tidur. Dan inilah kelemahan kita, yang sering melewatkan sholat malam.

Kemudian Rosululloh bersabda,

“Maukah engkau kuberitahu tentang pokok urusan, tiang, dan mahkotanya?”

Saya menjawab,

“Mau wahai Rosululloh ” Rosululloh bersabda,

“Pokok urusan adalah Islam, tiangnya adalah sholat, dan mahkotanya adalah jihad.”

Kemudian beliau menyampaikan pokok urusan adalah Islam. Kemudian untuk menegakkan bangunan Islam adalah dengan sholat. Maka seseorang yang tidak sholat bukanlah muslim karena bangunan tidak akan tegak tanpa tiang. Sedangkan puncak dari urusan tersebut, mahkotanya adalah jihad. Disamakan jihad dalam Islam itu seperti punuk unta, ditinjau dari sisi bahwa punuk unta membedakannya dengan hewan-hewan lainnya. Sebagaimana jihad menjadi pembeda antara Islam dengan agama yang lainnya.

Secara hukumnya, jihad fisabilillah terbagi dua, yaitu wajib dan mustahab. Wajib terbagi menjadi dua, yaitu wajib ‘ain dan kifayah sesuai dengan perincian dalam kitab-kitab fiqih.

Saya menjawab,

“Mau wahai Rosululloh ”

Beliau lalu memegang lidahnya dan bersabda, “Jagalah ini.”

Saya berkata,

“Wahai Nabi Alloh, adakah kita di hisab atas apa yang kita katakan?” Beliau bersabda,

“Celakalah engkau. Bukankah tidak ada yang menjerumuskan orang ke dalam neraka selain buah dari ucapannya?”

Rosululloh memberitakan bahwa kunci/kendali untuk melaksanakan itu semua terletak pada kemampuan untuk menjaga lisan/lidah. Ini menunjukkan bahwasanya orang yang mampu menjaga lisannya, maka akan mampu untuk melaksanakan amal-amal yang lainnya. Jika tidak mampu menjaga lisannya, maka dia pun akan buruk dalam amal-amal yang lainnya. Maka menjaga lisan kedudukannya sangat tinggi di dalam dinul Islam. Maka seseorang bisa diketahui baik dan buruknya dengan dilihat bagaimana upaya dia menjaga lisannya. Dan demikianlah Nabi menjelaskan bahasanya manusia secara umum masuk neraka itu karena dampak dari lisannya –tatkala di dunia tidak bisa menjaga lisannya–. Lisan banyak menjerumuskan manusia ke dalam neraka. Mungkin orang merasa jauh sekali untuk melaksanakan zina atau membunuh, tapi begitu mudahnya mengumbar lisannya. Padahal banyak dosa-dosa besar yang disebabkan lisan – ghibah, namimah, dan lain-lain–. Allohua’lam.

HADITS KE-30

Dalam dokumen MATERI KAJIAN KMIP HADITS ARBAIN (Halaman 92-97)