• Tidak ada hasil yang ditemukan

PIUTANG MURABAHAH

Dalam dokumen Materi Ajar Akuntansi Syariah (Halaman 80-85)

BAGIAN I: AKUNTANSI ASET

I NVESTASI T IDAK T ERIKAT (M UDHARABAH M UTHLAQAH ):

II. PIUTANG MURABAHAH

A. D

EFINISI DAN

D

ASAR

P

ENGATURAN

P

IUTANG

M

URABAHAH

1) DEFINISI

Adalah transaksi penjulan barang dimana pembayarannya dapat dilakukan secara tunai atau angsuran terhadap harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh kedua belah pihak (penjual dan pembeli), berdasarkan akad dan kesepakatan yang ditentukan dimuka. Yaitu antara bank dengan pemasok (supplier) dan antara bank dengan pembeli (nasabah). Transaksi jual beli barang murabahah (piutang murabahah) ini lebih cocok untuk jual beli yang bersifat konsumtif dan jangka waktu yang relatif pendek (umumnya di bawah 5 tahun/60 bulan). Misalnya pembelian otomotif, perbaikan rumah, pembelian dan pembangunan rumah, pembelian alat rumah tangga atau kantor, dll.

2) DASARPENGATURANDAN KETENTUAN MURABAHAH

PSAK No. 102/2009 (dulu No. 59/2002) tentang Perbankan Syariah dan PAPSI (Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia) dan Fatwa MUI No. 4/2000 tentang Murabahah, No. 13/2000 tentang Uang Muka Murabahah, dan No. 16 tentang Diskon Dalam Murabahah. Bahwa proses pengadaan barang (aset murabahah) harus dilakukan oleh pihak bank melalui surat penawaran dari pemasok/penjual. Dalam melakukan transaksi murabahah dapat dilaksanakan bedasarkan pesanan maupun tanpa pesanan, dimana bank melakukan pesanan setelah ada permintaan dari nasabah (pembeli). Pembelian barang pesanan dapat bersifat mengikat atau tidak mengikat. Bank dapat menarik uang muka (urbun) dan meminta jaminan atas piutang murabahah, dan dimana cara pembayaran dapat dilakukan secara tunai maupun cicilan. Segala biaya akibat adanya kesepakatan murabahah ini menjadi tanggungan nasabah (pembeli) dan bank dapat mengenakan biaya adminstrasi kepada pembeli dan dapat diperlakukan sebagai pendapatan administrasi.

Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari pihak ketiga (pemasok) maka akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang menjadi milik bank syariah. Dalam pengakuan terhadap keuntungan atau marjin maka keuntungan tersebut harus dilakukan secara merata (proporsional) dan tetap selama masa angsuran. Tidak dipengaruhi oleh suku bunga bank yang berlaku. Bila pemasok memberikan potongan harga (tunai) yang dibeli oleh bank dan dijual kepada nasabah maka potongan harga tersebut dibagi berdasarkan perjanjian atau persetujuan dalam akad. Oleh karena itu, pembagian potongan harga setelah akad harus diperjanjikan. Porsi potongan harga yang menjadi milik (hak) bank dapat diakui sebagai pendapatan operasi lainnya.

Dalam kondisi tertentu nasabah dapat dikenakan denda bila:

a.Adanya unsur kesengajaan yaitu nasabah mempunyai dana tetapi tidak melakukan pembayaran piutang murabahah (cicilannya).

b. Adanya unsur penyalahgunaan dana, yaitu nasabah mempunyai dana tetapi digunakan terlebih dahulu untuk kepentingan lain.

Denda yang diterima oleh bank tersebut akan menjadi beban nasabah dan bagi bank merupakan pendapatan non operasional dan dimasukkan ke dalam rekening Wadiah atau Pendapatan ZIS (zakat, infaq, dan sedekah), sebagai wujud fungsi sosial bank.

B. PERLAKUAN AKUNTANSI

1) PENGAKUANDANPENGUKURAN

Dalam pengakuan urbun dapat dilakukan sebesar jumlah yang diterima, sebagai bagian dari pelunasan piutang murabahah, dan jika transaksi dbatalkan maka urbun dikembalikan kepada nasabah setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh bank. Piutang murabahah diakui sebesar nilai perolehan ditambah keuntungan (margin) yang disepakati. Sedangkan pengakuan keuntungan yaitu;

a) Diakui pada periode teradinya bila akad berakhir pada periode laporan keuangan yang sama.

b) Selama periode akad secara proporsional, apabila akad melampaui satu periode akuntansi (pelaporan keuangan).

2) PENCATATAN

TRANSAKSI DEBIT KREDIT

Saat perolehan aset murabahah Persediaan/Aset Murabahah Kas/Rekening Pemasok/Kliring Penjualan aset murabahah Piutang Murabahah Margin Murabahah

Ditangguhkan

Persediaan/Aset Murabahah Urbun:

Penerimaan uang muka

Pembatalan pesanan pengembalian urbun Bila transaksi jadi dilaksanakan

Kas/Rekening

Kewajiban lain-lain/uang muka murabahah

Kewajiban lain-lain/uang muka murabahah

Kewajiban lain-lain/uang muka murabahah

Kas/Rekening Piutang Murabahah Penerimaan angsuran dari nasabah Kas/rekening

Margin Murabahah Ditangguhkan

Piutang Murabahah

Pendapatan Margin Murabahah Pengakuan pendapatan murabahah yang

lancar dengan kategori kolektibilitas lancar dan DPK:

Pada saat pengakuan pendapatan:

Pada saat penerimaan angsuran tunggakan:

Piutang Murabahah-Jatuh Tempo Margin Murabahah Ditangguhkan Kas/Rekening

Piutang Murabahah

Pendapatan Margin Murabahah Piutang Murabahah-Jatuh Tempo Pemberian potongan pelunasan dini dapat

dilakukan dengan menggunakan dua metode:

Saat penyelesaian bank mengurangi PM dan keuntungan murabahah

Saat bank menerima pelunasan PM dan bank membayara potongan pelunasan

Kas/Rekening

Margin Murabahah Ditangguhkan Kas/Rekening

Margin Murabahah Ditangguhkan Beban Operasional-Potongan Pelunasan Murabahah

Piutang Murabahah

Pendapatan Margin Murabahah Piutang Murabahah

Pendapatan Margin Murabahah Kas/ Rekening

Penerimaan denda dari nasabah Kas/Rekening Rekening ZIS (Dana Kebajikan)

3) PENYAJIANDAN PENGUNGKAPAN

Piutang Murabahah disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan, yaitu saldo piutang murabahah dikurangi penyisihan kerugian piutang. Sedangkan margin murabahah ditangguhkan disajikan sebagai pos lawan piutang murabahah.

4) PENGUNGKAPAN

Bahwa rincian Piutang Murabahah diungkapkan berdasarkan jumlah, jangka waktu, jenis valuta dan kualitas piutang dan penyisihan penghapusan piutang murabahah. Termasuk jumlah Piutang Murabahah yang diberikan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa (pihak terkait). Demikian pula kebijakan dan metode akuntansi untuk penyisihan, penghapusan dan penanganan piutang murabahah bermasalah. Jumlah besarnya piutang murabahah baik yang dibiayai sendiri oleh bank maupun secara bersama-sama dengan pihak lain sebesar bagian pembiayaan bank harus diungkapkan dalam laporan keuangan secara objektif.

Misalnya:

Transaksi Murabahah untuk pembiayaan pembelian otomotif (Murabahan tanpa pesanan), asumsi: Bank Syari’ah mempunyai sediaan. Disepakati akad: Harga pokok Rp.120 juta, harga jual Rp.140 juta. Masa angsuran 10 bulan @ Rp.10 juta. Uang muka (urbun) Rp.40 juta

o Akad:

Db.:Piutang Murabahah Rp. 140.000.000,00 Kr.: Sediaan Rp. 120.000.000,00

Margin Murabahah Ditangguhkan (MMD) Rp.20.000.000,00

o Bank membukukan Uang Muka: Db.:Kas (uang muka murabahah)

Rp.40.000.000,00

Kr.: Piutang Murabahah Rp. 40.000.000,00 Murabahah berdasarkan pesanan,

(bank punya sediaan) tanpa wakalah

o Akad: Nasabah bayar uang muka; Db.:Kas/rekening Nasabah Rp. 40.000.000,00 Kr.: Uang Muka Murabahah Rp. 40.000.000,00

o Bank membeli aset (sediaan) murabahah: Db.:Pembelian Aset Murabahah Rp. 120 juta Kr.: Kas/Rekening Pemasok/Kliring Rp. 120 juta Murabahah berdasarkan pesanan,

(bank tidak punya sediaan) dengan wakalah

o Bank membeli aset (sediaan) murabahah: Db.:Uang Muka Murabahah (Sediaan Aset

Murabahah) Rp. 40.000.000,00

Kr.: Kas/rekening Nasabah Rp. 40.000.000,00 (Bayar beban fee untuk nasabah)

Db.: Beban Pembelian Akt. Murabahah Rp. 1 jt. Kr.: Kas Rp. 1.000.000,00

o Akad Murabahah (AM):

(Saat Bank menerima Aset Murabahah dari nasabah) Db.:Sediaan AM Rp. 120.000.000,00

Sisa Piutang Murabahah:

PM. Rp.100 juta- MMD. Rp.20 juta = Rp. 80.000.000,-

Pengakuan Pendapatan:

Angsuran pertama dst, (bagi nasabah yang memiliki katergori lancar (performing).

KRITERIA:

L: Lancar (performing) NPL: dalam perhatian khusus

(maksimal 3 bulan menunggak), KL: Kurang Lancar, D: Diragukan, M: Macet

Kr.:Uang Muka/Kas/Rek.Nasabah AM Rp.120 jt.

Saat Bank melakukan akad jual beli dengan nasabah: Db.:Piutang Murabahah Rp. 140.000.000,00 Kr.: Margin Murabahah Ditangguhkan Rp. 20 jt. Sediaan AM Rp. 120.000.000,00

Bank membukukan uang muka:

Db.: Kas/Uang muka AM Rp.40.000.000,00 Kr.: Piutang Murabahah Rp. 40.000.000,00

o Pencatatan angsuran ke-1, ke-2, ke-3, dst. dan Pengakuan Pendapatan (31/8): Db.:Kas/Rekening Nasabah Rp. 10.000.000,00 Kr.: Piutang Murabahah Rp.10.000.000,00 Db.:MMD Rp. 2.000.000,00

Kr.: Pendapatan Margin Murabahah Rp.2 juta

Macet: mulai angsuran ke-5 Pencatatan Pendapatan Margin untuk Angsuran ke 5:

Db.: MMD-Jatuh Tempo Rp. 2 juta Kr.: Pendapatan Margin Murabahah Rp.2.000.000,00

Macet: (Jurnal pembalikan)

Db.: Pendapatan Margin Murabahah Rp. 2 jt. Kr.: MMD-Jatuh Tempo Rp.2.000.000,00 Piutang yang belum dibayar (namun sudah jatuh tempo):

Db.: Piutang Murabahah-Jatuh Tempo Rp.10 jt. Kr.: Piutang Murabahah Rp.10.000.000,00 Nasabah melunasi piutang murabahah tertunggak (denda Rp.100 ribu):

Db.: Kas/Rekening Nasabah Rp. 10.100.000,- Kr.: Rekening ZIS Rp.100.000,00

Kr.: Piutang Murabahah-Jatuh Tempo Rp.10 jt. Pencatatan angsuran ke-6 s.d. ke-10 Sama dengan pencatatan pada angsuran ke-1

s.d. ke-4

PELATIHAN:

 Apakah yang Saudara ketahui tentang Akuntansi Murabahah (Pembiayaan Murabahah), Jelaskan!

 Ada berapa jenis Akuntansi Murabahah?

 Dimana saja ketentuan yang mengatur tentang Akuntansi Murabahah? Bagaimana Perlakuan terhadap Denda? Jelaskan.

 Lembaga bisnis apa saja yang telah menerapakan prinsip pembiayaan murabahah, jelaskan!

Latihan Soal:

Transaksi terjadi tanggal 1/1-2008. Untuk Pembiayaan Murabahan (dengan wakalah/tanpa pesanan) sebuah sepeda motor merek STIEISay (otomotif). Harga Jual Rp.13.500.000,00 per buah (harga yang disepakati). Urbun yang disepakati Rp.1.350.000,- (dianggap dan dicatat sebagai margin murabahah). Fee Bank Syariah ditentukan sebesar Rp.500 000,00, Untuk biaya asuransi dan lain-lain ditentukan sebesar Rp. 1.000.000,00 (ditanggung oleh nasabah), masa angsuran 10 bulan terhitung sejak 1/2-2008 s.d. 1/11-2008. Dalam proses pembayaran yang dilakukan nasabah, angsuran 1-8 berjalan lancar. Sedangkan pada angsuran ke-9 dan 10 macet. Atas kemacetan tersebut bank syariah mengenakan denda sebesar Rp.50.000,00/per angsuran. Tuan B sebagai nasabah berjanji dan akan melunasi pada bulan ke-11, dan akan membayar denda yang telah disepakati.

Dalam dokumen Materi Ajar Akuntansi Syariah (Halaman 80-85)