• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

HASIL PENELITIAN

A. Pola Komunikasi Penyiar Terhadap Pendengar Dalam Program Dialog Informasi Dakta Pagi

2. Pola bintang

Pola seperti ini menjelaskan bahwa komunikasi yang terjadi dua arah dan semua pihak terlibat. Komunikasi dua arah yaitu komunikasi informative dan persuasif serta memerlukan hasil (feedback).10 Pada pola seperti ini dapat diketahui bahwa pendengar memberikan feedback kepada penyiar dan narasumber dengan baik yaitu berpartisipasi mengirimkan pertanyaan ataupun memberi tanggapan baik melalui telephone atau SMS.

Pola komunikasi ini biasanya dilakukan dalam talkshow dimana antara penyiar, pendengar maupun narasumber saling berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lain sehingga menunjukan tidak adanya posisi sentral dalam komunikasi ini. Terkadang ide tema yang didapat untuk siaran datang dari pendengar karena komentar maupun tanggapan yang disampaikannya.

10

Hal ini menunjukan bahwasannya kedudukan pendengar dan penyiar sama artinya antara penyiar terhadap pendengar adalah partner dalam proses komunikasi karena penyiar tanpa pendengar ataupun sebaliknya proses komunikasi tidak berjalan efektif.11

Seperti dalam rubik talkhow bersama Daily English dapat dilihat dilampiran siaran pada segment 15 yang menunjukan adanya proses komunikasi antara penyiar, pendengar dan narasumber, berikut penggalan komunikasinya:

Penyiar Syifa Faradila: Mr. Sukarmawan how are you this morning? Pendengar: im fine

Narasumber: but your voice different, are you feeling okay Mr. Sukarmawan? Or no feling good …12

Jika digambarkan proses komunikasi yang terjadi seperti gambar berikut:

Penyiar

Narasumber2 Pendengar 1

Pendengar 2 Narasumber 1 Gambar 7 Pola Komunikasi Penyiar: Bintang

Gambar tersebut sesuai dengan gambar pola bintang (lihat gambar 4). Pada pola ini hampir sama dengan pola lingkaran dalam artian semua anggota

11

Wawancara Pribadi dengan Penyiar, Syifa Faradila, Bekasi, 19 Juni 2014 12

Transkip Data Siaran Rekaman Dalam Siaran Dialog Informasi Dakta Pagi,Tanggal 8 Mei 2014, di Bekasi.

adalah sama dan semua memiliki kekuatan yang sama untuk mempengaruhi anggota lainnya. Dalam pola ini setiap anggota bisa berkomunikasi dengan anggota lainnya sehingga memungkinkan adanya partisipasi anggota secara optimum.13

Pola bintang dalam proses komunikasi ini dapat terlihat pada variable-variabel berikut:

a. Aksebilitas para anggota satu dengan yang lainnya

Tingkat askes antara penyiar, pendengar maupun narasumber tinggi karena setiap anggota mempunyai akses untuk saling berkomunikasi. Jika anggota ingin berkomunikasi dengan anggota lainnya tidak ada batasan. Siapa saja dapat saling memberi pendapatnya masing-masing baik itu penyiar, pendengar maupun narasumber.

b. Pengawasan aliran pesan

Pengawasan pesan pada pola komunikasi bintang rendah karena semua pesan yang masuk ataupun keluar tidak berfokus hanya pada penyiar saja. Semua anggota baik penyiar, pendengar maupun narasumber menduduki posisi yang sama-sama saling berkomunikasi satu sama lain. c. Kemunculan pemimpin

Pada pola bintang, komunikasi terjadi tanpa adanya anggota yang menduduki posisi sentral. Komunikasi seperti ini sudah bisa dikatakan efektif karena semua anggota baik penyiar, pendengar maupun narasumber terlibat dalam siaran dapat melakukan komunikasi secara dua arah antara komunikan dengan komunikator ataupun sebaliknya

13

3. Pola Rantai

Pola rantai sama dengan struktur lingkaran kecuali bahwa para anggota yang paling ujung hanya dapat berkomunikasi dengan satu orang saja. Keadaan terpusat juga tedapat di sini. Orang yang berada di posisi tengah lebih berperan sebagai pemimpin daripada mereka yang berada di posisi lain.14 Pola komunikasi rantai dilakukan dalam interaktif keluhan sarana publik. pendengar menyampaikan keluhan terkait sarana publik dimana pendengar menyapaikan keluhannya ke penyiar yang kemudian penyiar akan menyampaikan keluhan tersebut ke pemerintah kota Bekasi dan akan diteruskann ke SKPD (Satuan Kerja Pemerintah Daerah) terkait kemudian pihak terkait tersebut merespond keluhan tersebut kemudian penyiar akan memberitahukan kepada pendengar lagi. Seperti beberapa keluhan pendengar yang dibacakan penyiar dalam siarannya:

“Abu Rahmat memberikan tanggapannya keluhan juga ini tentang kondisi jalan yang banyak berlubang di beberapa titik khususnya di jalan Agus Salim mulai dari pertigaan depan SPBU sampai ...” 15 Jika digambarkan komunikasi ini berpola seperti berikut:

Pendengar Penyiar Pemkot Bekasi SKPD Gambar 8 Pola Komunikasi Penyiar: Rantai

Gambar tersebut sesuai dengan pola rantai (gambar 2). Tidak hanya di Bekasi saja, di luar Bekasi pun keluhan tersebut bisa disampaikan ke penyiar Dakta Radio selama keluhan tersebut bisa disampaikan. Keluhan yang sudah diteruskan tidak semua mendapat respond, terkadang memang tidak ada respond. Jika tidak mendapat respond penyiar memberi tahu pendengar

14 Joseph A. Devito, Komunikasi Antarmanusia, h. 383

15

Transkip Data Siaran Rekaman Dalam Siaran Dialog Informasi Dakta Pagi,Tanggal 8 Mei 2014, di Bekasi.

kembali karena bagi penyiar keluhan yang disampaikan ini merupakan amanah dari pendengar dan mengemban tanggung jawab. Setidaknya jika tidak mendapat respon, penyiar sudah berusaha tetap menyampaikan keluhan tersebut sesuai keinginan pendengar.16

Pada pola ini lembaga tersebut tidak bisa memberikan respond terhadap keluhan yang disampaikan langsung ke pendengar tetapi disampaikan ke penyiar Dakta terlebih dahulu karena penyiar yang menyampaikan keluhan tersebut. Dan posisi Penyiar berperan sebagai pemimpin karena keluhan yang disampaikan pendengar ataupun respond yang berikan dari pihak terkait harus melalui penyiar.

Dakta Radio 107 FM merupakan media partner dalam berbagai aktivitas dan kegiatan pemerintah daerah, swasta dan masyarakat khususnya di wilayah Bekasi Raya sehingga keluhan tersebut dapat disampaikan dengan mudah dan langsung diterima dan diperhatikan.

Proses Pola Rantai atas proses komunikasi ini dapat terlihat pada variable-variabel berikut:

a. Kecepatan kinerja

Pola rantai memiliki kinerja kerja yang lambat serta keakuratan isi pesan mungkin saja dapat terjadi karena pesan disampaikan secara bertahap melalui beberapa orang. Jika seorang pendengar ingin menyampaikan pesannya ke pihak terkait untuk pengadua sarana publik, pendengar menyampaikannya dahulu ke penyiar. Setelah pesan diterima penyiar barulah pesan tersebut disampaikan ke pihak terkait.

16

b. Kepuasaan

Kepuasan pada pola rantai pun rendah karena pesan yang disampaikan pendengar belum tentu mendapat respon dari lembaga terkait tersebut. Keakuratan dan ketepatan waktu diterima pesannya pun menjadi faktor ketidakpuasaan pendengar dalam menyamapaikan pesan, pesan yang disampaikan terlebih dahulu melalui perantara yaitu penyiar kemudian disampaikan ke pemkot bekasi barulah setelah diteruskan ke lembaga terkait sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama.

c. Aksebilitas anggota

Dalam siaran, pola rantai ini tidak memungkinkan setiap anggotanya saling berinteraksi. Hanya penyiar yang dapat berkomunikasi dengan anggota lainnya yaitu pendengar dan lembaga terkait, sedangkan antara pendengar dan lembaga terkait tidak memungkinkan berkomunikasi langsung tanpa adanya penyiar di dalam siaran.