• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pola Komunikasi Penyiar Terhadap Pendengar Di Dakta Radio 107 Fm

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pola Komunikasi Penyiar Terhadap Pendengar Di Dakta Radio 107 Fm"

Copied!
160
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh

Anita Purnama Sari Daya Putri

NIM: 1110051000093

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)

Dengan ini saya nyatakan bahwa :

1.

Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2.

Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.

Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 11 Agustus 2014

(5)

i

Pola Komunikasi Penyiar Terhadap Pendengar Dakta Radio 107 FM

Penyiar merupakan kunci untuk mengarahkan rating dan menjadi brand image suatu radio. Seorang penyiar harus mempunyai kecakapan dalam berkomunikasi dengan pendengar untuk menyampaikan hal-hal yang baik (materi siaran) dan membentuk suatu komunikasi sehingga terjalin suatu pola komunikasi dan interaksi yang berdampak pada keberhasilan suatu siaran.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian ini bertujuan menjawab pertanyaan bagaimana pola komunikasi penyiar terhadap pendengar Dakta Radio 107 FM? Dan bagaimana materi siaran yang disampaikan penyiar dalam siaran?

Materi yang disampaikan penyiar bergantung pada rubrik dengan sumber dan cara penyampaian yang berbeda-beda. Terdiri dari berita aktual tentang ekonomi, politik, hukum, kesehatan bertaraf nasional maupun internasional serta info lalu lintas dan keislaman seperti rubrik Ulasan Media menyiarkan berita-berita yang ditulis oleh media cetak, rubrik Sorotan Dunia Islam berisi tentang peristiwa dunia islam, adapun rubrik Jelang Pemilu Presiden tentang issue politik terkait pemilu, rubrik Traffic Information berisi info lalu lintas dan rubrik Dakta Terkini berisi tentang segala berita yang teraktual.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi. Terdapat lima jenis pola komunikasi. Kelima pola tersebut adalah pola rantai, pola roda, pola lingkaran, pola Y dan pola bintang.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode Desktiptif Analisis dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Kemudian hasil penelitian disajikan dalam bentuk tulisan deskriptif.

Dalam proses siaran, pola komunikasi yang digunakan penyiar adalah pola rantai, pola roda dan pola bintang. Pola rantai untuk menyampaikan keluhan saran publik, Pola roda digunakan penyiar untuk menerima dan memberikan informasi yang telah disampaikan pendengar dan pola bintang digunakan penyiar dalam Talkshow untuk berkomunikasi dengan pendengar dan narasumber.

Pola komunikasi yang digunakan penyiar terhadap pendengar dalam siarannya menggunakan tiga pola yaitu pola rantai, pola roda dan pola bintang. Materi siarannya beragam terdiri dari berita internasional dan nasional yang mencakup didalamnya berita ekonomi, politik, hukum, kesehatan, info lalu lintas dan keislaman tergantung dari jenis rubrik yang dihadirkan dengan sumber dan cara penyampaian yang berbeda.

(6)

ii

Alhamdulillahirabbil’alaamiin, rasa syukur selalu berhembus pada setiap helaan nafas atas segala rahmat, nikmat serta karunia-Nya yang tiada bisa diucapkan satu persatu. Dialah Allah Yang Maha Esa yang menciptakan akal dan pikiran manusia untuk menyelami lautan ilmu-Nya yang begitu dalam melebihi dalamnya samudra sehingga kita tidak henti untuk mempelajari ilmu-Nya. Shalawat serta salam juga senantiasa tercurah kepada baginda kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat beliau hingga akhir zaman yang membawa kita dari zaman kegelapan dan kebodohan.

Berkat ilmu-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai

syarat untuk mendapatkan gelar sarjana dan merupakan kewajiban akademis di kampus tercinta UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

Skripsi ini ditulis dengan berbagai kesulitan, halangan dan rintangan yang terkadang membuat penulis merasa bosan hingga putus asa. Berkat orang-orang terkasihlah skripsi ini dapat terselesaikan. Terima kasih untuk do’a, bantuan, motivasi, bimbingan dan pengarahan yang sangat berharga dari berbagai pihak yaitu:

1. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, M.A selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

(7)

iii

membantu penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

4. Drs. Jumroni, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu ditengah kesibukannya untuk membimbing, mengarahkan, memotivasi serta membagi ilmunya kepada penulis. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan keberkahan dan kebaikan kepada beliau.

5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi mengajarkan dan membagi Ilmunya kepada penulis. Semoga berkah dan dapat menjadi ilmu yang bermanfaat.

6. Seluruh Staf Perpustakaan Utama, Perpustakaan Fakultas maupun Perpustakaan Pemerintah yang telah membantu penulis dalam pencarian bahan untuk skripsi ini.

7. Terima Kasih yang paling istimewa teruntuk Ayah terhebatku Taufik yang telah memberikan segalanya, tidak mampu penulis menyebutkan satu

persatu. Untuk Ibuku Ismiyati untuk setiap do’a yang selalu dikirimkan dan juga untuk Kakak serta Adikku tercinta yang telah memberikan motivasi serta perhatiannya.

(8)

iv

Terima kasih untuk setiap moment tak terlupakan dan UIN jadi saksi persahabatan kita atas segala canda, tawa, tangis serta amarah yang pernah terjadi diantara kita. Salam sayang selalu.

10. Eva Nurvarina, Trayasa Anggana, Kak Era Anggoro, Amink serta lainnya yang menghibur dan memotivasi penulis ditengah rasa bosan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih, kalian membuat penulis merasa hebat dan teristimewa.

11. Novisyu Arifin terima kasih atas waktu yang telah diberikan untuk menemani penulis me-revisi skripsi ini. Semoga terus menemani diperjalanan hidup penulis seterusnya.

12. Kawan-kawan KPI C 2010 untuk suasana kekeluargaan selama empat tahun, kita akan merindukan masa-masa itu. Salam kompak selalu. KKN Sayaga yang memberikan pelajaran berbagi di kehidupan sosial semoga kita siap

siaga membantu masyarakat luas dengan bekal masa perjuangan kita selama sebulan.

13. Keluarga Besar Jurnalis Televisi (JTV) FIDKOM yang telah berbagi pengalaman semoga berguna dimasa mendatang dan seluruh teman-teman satu Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang tidak bisa disebutkan satu persatu, tetap berbagi ilmu kawan.

(9)

v

Begitu besar ucapan terima kasih yang penulis sampaikan untuk mereka yang tersayang, baik yang selalu disamping penulis maupun untuk pelukan dari do’a-do’a yang dikirimkan. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan. Amin ya Rabbal alamin.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa Skripsi ini tidak terlepas dari kekurangan. Karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan dari semua pihak demi penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat terutama bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Jakarta, 15 Agustus 2014

(10)

vi

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian... 9

E. Tinjauan Pustaka ... 9

F. Metodologi Penelitian ... 10

G. Sistematika Penulisan ... 12

BAB II LANDASAN TEORI A. Pola Komunikasi ... 14

1. Pola Roda ... 15

2. Pola Rantai ... 17

3. Pola Lingkaran ... 17

4. Pola Y ... 18

5. Pola Bintang ... 19

B. Radio... 20

1. Karakteristik Radio ... 21

2. Keunggulan Radio ... 22

3. Kelemahan Radio ... 25

4. Materi dan Format Siaran ... 26

C. Penyiar dan Pendengar ... 30

1. Karakteristik Penyiar ... 31

2. Karakteristik Pendengar ... 33

BAB III GAMBARAN UMUM DAKTA RADIO 107 FM A. Profil Dakta Radio 107 FM ... 34

B. Sejarah dan Perkembangan ... 34

(11)

vii

1. Daily Program ... 38

2. Special Program ... 41

3. Program Off Air ... 43

G. Pendengar ... 46

H. Format Siaran ... 46

I. Komposisi Acara ... 47

J. Jangkauan Siaran ... 47

K. Lagu ... 47

L. Tarif Iklan ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Pola Komunikasi ... 49

1. Pola Roda ... 50

2. Pola Bintang ... 54

3. Pola Rantai ... 57

B. Materi Siaran ... 59

1. Ulasan Media ... 66

2. Sorotan Dunia Islam ... 67

3. Jelang Pemilu Presiden ... 69

4. Traffic Information ... 69

5. Dakta Terkini ... 71

6. Talkshow ... 71

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 73

B. Saran ... 74

(12)

viii

1. Gambar 1 Pola Komunikasi Roda ... 16

2. Gambar 2 Pola Komunikasi Rantai ... 17

3. Gambar 3 Pola Komunikasi Lingkaran ... 18

4. Gambar 4 Pola Komunikasi Y ... 19

5. Gambar 5 Pola Komunikasi Bintang ... 20

6. Gambar 6 Pola Komunikasi Penyiar: Roda ... 51

7. Gambar 7 Pola Komunikasi Penyiar: Bintang ... 54

8. Gambar 8 Pola Komunikasi Penyiar: Rantai ... 56

(13)

ix

1. Tabel 1 Jadwal Siaran ... 37

2. Tabel 2 Tarif Iklan ... 47

3. Tabel 3 Script Naskah Opening Siaran ... 59

4. Tabel 4 Script Naskah Siaran VO Middle ... 61

5. Tabel 5 Script Naskah Siaran: Ulasan Media ... 65

6. Tabel 6 Script Naskah Siaran: Sorotan Dunia Islam ... 67

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di dalam kehidupan setiap orang saling berhubungan satu sama lainnya sehingga menimbulkan interaksi sosial. Secara kodrati setiap orang atau siapapun senantiasa terlibat dalam komunikasi. Tentu saja hal itu merupakan konsekuensi dari adanya hubungan sosial. Komunikasi merupakan kegiatan kehidupan manusia yang dengan cara ini membentuk kegiatan bersama dengan lainnya dimana-mana yang mempunyai predikat zoom politicon (makhluk yang selalu hidup bersama).1

Komunikasi adalah hubungan kontak langsung maupun tidak langsung antar manusia, baik itu individu maupun kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari didasari atau tidak, komunikasi adalah bagian dari kehidupan itu sendiri, karena manusia melakukan komunikasi dalam pergaulan dan kehidupannya.2

Salah satu tujuan dari komunikasi yaitu agar pesan yang ingin disampaikan

komunikator dapat dimengerti komunikan dengan sebaik-baiknya sehingga antara komunikator dan komunikan terjadi persamaan persepsi. Agar tujuan komunikasi itu tercapai dibutuhkan suatu bentuk atau pola komunikasi sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. 3

Dalam setiap peristiwa komunikasi tidak terlepas dari unsur-unsur komunikasi. Unsur-unsur komunikasi terdiri atas sumber (orang, lembaga, buku, dokumen dan lain sebagainya), komunikator (orang, kelompok, surat kabar, radio,

1

Komaruddin dan Yooke Tjuparmah S, Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), h. 301

2

H. A.W. Widjaya, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi (Jakarta: PT Rienaka Cipta, 2000) cet. ke-2, h. 26

3

(15)

TV, film dan lain sebaginya), pesan (bisa melalui lisan, tatap muka langsung), saluran media umum dan media massa (media umum seperti radio, OHP dan lain-lain, sedangkan media massa seperti pers, radio, film dan TV), komunikan (orang, kelompok atau negara), efek atau pengaruh (perbedaan antara apa yang dirasakan atau apa yang dipikirkan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan).4

Media massa secara sederhana terdiri dari media cetak (surat kabar, majalah, buku dan lain-lain), media elektronik (televisi dan radio) dan media online. Media-media tesebut telah menjadi sumber utama bagi masyarakat untuk berbagi informasi. Media pada dasarnya adalah segala sesuatu yang merupakan saluran dimana seseorang dapat menyatakan gagasan, isi jiwa atau kesadarannya atau dengan kata lain media adalah alat untuk menyampaikan gagasan.5

Dalam hal ini Radio sebagai saluran komunikasi yang merupakan salah satu contoh dari media massa yang menjangkau publik berjumlah besar. Radio telah menjawab kebutuhan sebagai media komunikasi yang dapat menjangkau berbagai

kalangan dan wilayah Indonesia yang sangat luas dengan masyarakat agraris. Sampai tahun 1994, diperkirakan sudah ada 34 juta pesawat radio di Indonesia yang dilayani oleh 49 stasiun radio pemerintah (RRI), 670 stasiun radio swasta niaga dan 133 stasiun radio pemerintah daerah atau secara total 852 buah. Padahal pada tahun 1975 baru terdapat 512 buah stasiun radio. Ini pertanda bahwa radio siaran tetap mempunyai tempat di hati masyarakat Indonesia.6

4

H. A.W. Widjaya, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), cet. ke-3, h. 13

5

Anwar Arifin, Opini Publik ( Jakarta: Gramata Publishing, 2010 ), h. 116

6A. Ius Y. Triartanto, Broadcasting Radio: Panduan Teori dan Praktek (Jakarta: Pustaka

(16)

Menurut Kenneth Costa dari Radio Advertising Bereau, USA, setiap mobil (95%) memiliki radio. “ada dua kali lipat dari jumlah mobil yang menggunakan radio (sekitar 135 juta) dibandingkan total sirkulasi (60 juta) semua koran harian dan empat dari lima orang dewasa dapat dijakangkau oleh radio setiap minggunya.”7

Sifat radio yang sangat praktis dan dapat didengarkan sambil melakukan berbagai aktivitas, sehingga radio dapat dikonsumsi kapan saja dan dimana saja. Di zaman seperti sekarang, tentunya perkembangan radio semakin baik, karena orang dipermudah dengan berbagai akses yang diberikan untuk mendengarkan radio. Radio tidak lagi hanya bisa didengarkan di suatu tempat yang memiliki radio tape saja, melainkan radio dapat didengarkan di dalam mobil atau bahkan internet dengan cara streaming. Perkembangan radio yang memudahkan pendengar ini tentunya sangat efisien dan efektif untuk menyebarkan informasi.

Radio sebagai salah satu media massa terus mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dimulai dari Zaman Belanda, Zaman Jepang, Zaman Kemerdekaan,

dan Zaman Orde Baru. Mulai dari radio yang segmentasinya luas, sampai yang mempersempit diri dalam segmentasi (fragmentasi). Sehingga radio yang dulunya bersifat umum, sekarang dikenal dengan radio wanita, radio untuk anak muda, radio untuk remaja, radio khusus berita dan lain sebagainya.

Dengan berbagai macam media massa yang ada justru timbul suatu masalah besar bagi umat islam pada era informasi sekarang ini yaitu tidak dimilikinya suatu media massa yang memadai bagi mereka, untuk memperjuangkan dan menegakan nilai-nilai Islam. Akibatnya, yang terjadi tidak hanya kurang

7

(17)

tersalurkannya aspirasi umat, tetapi juga umat Islam hanya menjadi konsumen dan rebutan media massa lain yang tak jarang membawa informasi yang menyesatkan bagi mereka.8 Maka dari itu Dakta Radio bertekad menjadi media informasi dan pembelajaran terbaik di Indonesia yang bernafaskan islam sehingga bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan.9

Dalam mewadahi aspirasi umat, Dakta Radio membangun partisipasi aktif pendengar dalam perbaikan kehidupan dengan sajian acara yang informatif, edukatif dan solutif. Cerminan dari aktualitas dan dinamika perkembangan masyarakat yang maju dan berwawasan. Merespon tantangan zaman, menjawab kebutuhan informasi dan menyajikan fakta kebenaran untuk mewujudkan harmoni kehidupan yang selaras dan seimbang. Dakta Radio juga telah dipercaya untuk menjadi media partner dalam berbagai aktivitas dan kegiatan oleh pemerintah daerah, swasta dan masyarakat khususnya di wilayah Bekasi Raya karena Dakta adalah Radio Informasi terkemuka di Bekasi.

Dakta Radio 107 FM hadir dengan format dialog dan informasi serta

mengedepankan live interaktif dan mengembangkan citizen journalism sebagai upaya melibatkan masyarakat luas khususnya para pendengar. Berisi sajian informasi aktual, human interest dan local content yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dengan konsep open format memberikan ruang dan paduan antara kecepatan dan kreativitas dalam menyajikan beragam talk show, reportase, rubrikasi dan live event. 10

8

Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistk Praktis (Bandung: Rosdakarya) h. 113 9

Company Profile PT Radio Nada Komunikasiutama

10

(18)

Program yang dihadirkan pun beraneka ragam mulai dari program informasi diantaranya Dakta Pagi, Dakta Siang, Dakta Sore, Dakta Terkini, dll. Program keislaman diantaranya Kuliah Fajar, Sentuhan Nurani, Marathus Sholihah, Mutiara Hikmah, Kajian Malam, Hikmah dan lain-lain.

Program acara siaran radio dibuat untuk dapat menarik minat, mengikat dan dimengerti pendengar. Setiap program siaran harus mengacu pada pilihan format siaran tertentu seiring makin banyaknya stasiun penyiaran dan makin tersegmennya audien. Ruang lingkup format siaran tidak hanya menentukan bagaimana mengelola program siaran (programming) tetapi juga bagaimana memasarkan program siaran itu (marketing).11

Dari sekian banyak program acara, peneliti akan berfokus pada program Dialog Informasi Dakta Pagi yang merupakan program unggulan yang bertujuan mencerdaskan umat karena mayoritas pendengar Dakta Radio mendengarkan kajian keislaman sementara pendengar juga membutuhkan informasi aktual jadi Dialog Informasi Daka Pagi hadir untuk melengkapi kebutuhan tersebut sehingga

dapat membentuk masyarakat yang bijak dan cerdas. Bijak melihat berbagai perbedaan yang ada dan membiasakan berdialog ditengah-tengah perbedaan itu serta cerdas dengan informasi yang diperoleh sehingga masyarakat mempunyai wawasan sehingga dapat mengikuti sesuatu dikarenakan memahami bukan hanya ikut-ikutan termasuk dalam beragama.

Dialog Informasi Dakta Pagi adalah program news and talk yang terdiri dari beberapa rubik diantaranya Ulasan Media, Sorotan Dunia Islam, Dakta Terkini,

11

(19)

Traffic Informasi dan program lainnya yang hadir sesuai moment tertentu seperti Sketsa Ramadhan, Jurnal Haji, Jelang Pemilu Presiden dan lain sebagainya.12

Dipagi hari ketika orang sibuk mempersiapkan diri memulai aktifitas, baik yang ke kantor, sekolah, kampus maupun tempat lainnya program Dialog Informasi Dakta Pagi hadir untuk memenuhi kebutuhan akan informasi diantaranya info lalu lintas maupun berita aktual. Pada pagi hari yang sibuk, publik tetap dapat memperoleh informasi tersebut karena radio bersifat praktis bisa didengarkan sambil mengerjakan kegiatan lain dan dapat didengarkan dimana saja didalam mobil ataupun melalui handphone.

Program acara ini dipandu oleh beberapa penyiar diantaranya Dhani Wahab, Syifa Faradila, Miko Susilo, Adi Muharom dan Risda Aulia yang jadwal siarannya telah diatur. Penelitian ini berfokus penyiar Syifa Faradila karena beliau penyiar senior yang telah memiliki jam terbang yang sudah lama sehingga kemampuan siarannya pun lebih berpengalaman dan memiliki wawasan yang luas. Selain itu beliau juga memiliki jaringan networking yang luas dengan

narasumber dan memiliki kepekaan terhadap issue-issue yang ada.13

Dalam hal siaran, penyiar juga harus mengamalkan amar ma’ruf nahi munkar, menyampaikan hal yang baik dan menghindari segala macam kebohongan karena itu akan berdampak pada penelitian buruk bagi pendengar, serta menjadi pedoman bagi pendengar. Karena tujuan penyiar adalah untuk mempengaruhi pendengar. Jadi sebisa mungkin sebagai penyiar harus bisa menjadi tauladan dan jujur dalam setiap perkataannya.

12

Wawancara Pribadi dengan Manajer Program, Dhani Wahab, Bekasi, 19 Juni 2014.

13

(20)

Seorang penyiar menjadi salah satu kunci inti yang mengarahkan posisi atau rating sebuah radio, juga menjadi brand image bagi stasiun radio. Penyiar dituntut

cakap, mampu menyesuaikan diri, berpikir cepat dan tidak kenal lelah, vocal penyiar juga harus bervarietas unggul, sehingga penyiar harus mempunyai kecakapan serta keahlian dalam mengolah kata-kata dalam bersiaran agar pesan dapat ditangkap serta muda dipahami pendengar dan menghindari kesalahpahaman persepsi mengenai informasi yang disiarkan, dalam penyajian program pun dapat berjalan lancar tanpa pengamatan lebih jelas dalam memahami isi siaran, sehingga pendengar dengan mudah mengkonsumsi siaran yang dibawakan penyiar. Seorang penyiar juga dituntut untuk mampu menguasai dan membentuk suatu hubungan dengan para pendengar sehingga terjalin suatu komunikasi dan interaksi yang berdampak pada keberhasilan suatu siaran.14

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis susun di atas, maka disusunlah skripsi ini dengan judul “POLA KOMUNIKASI PENYIAR TERHADAP PENDENGAR DAKTA RADIO 107 FM”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Banyak hal yang dapat dibahas tentang Dakta Radio, meliputi program berita, talkshow maupun dakwah, namun untuk terarahnya pembahasan dalam penelitian skripsi ini, penulis perlu membuat batasan masalah yang akan dibahas yakni pada program acara Dialog Informasi Dakta Pagi yang dibawakan oleh penyiar Hayatun Fadriyanti atau yang lebih dikenal pendengar dengan nama Syifa Faradila.

14

(21)

Perumusan masalah merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian, hal ini diperlukan agar batasan masalah menjadi jelas sehingga dapat dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian. Adapun perumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pola komunikasi penyiar terhadap pendengar Dakta Radio 107 FM dalam program acara Dialog Informasi Dakta Pagi?

2. Bagaimana materi siaran yang disampaikan penyiar terhadap pendengar Dakta Radio 107 FM dalam program acara Dialog Informasi Dakta Pagi?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus, yaitu :

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah hendak memberi kajian tentang Pola Komunikasi serta isi materi siaran pada siaran radio yang sekiranya dapat

memberikan penjelasan secara ilmiah-akademis. 2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

a. Untuk mendeskripsikan Pola Komunikasi antara Penyiar terhadap Pendengar

(22)

D. Manfaat Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dari segi akademis dan praktis, yaitu :

1. Manfaat akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperkaya teori-teori komunikasi khususnya tentang pola komunikasi yang berkaitan dengan ilmu pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam khususnya dan umumnya pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan sebagai informasi dalam pengelolaan radio khususnya interaksi antara penyiar terhadap pendengar.

E. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka dibuat guna meghindari adanya kesamaan judul, objek,

pembahasan dalam proses penyusunan skripsi. Penelitian mengenai pola komunikasi dan Dakta Radio 107 FM yang diangkat mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi cukup bervaratif baik tema maupun objek penelitiannya.

(23)

dalam program acara Kajian Malam. Yang membedakan dengan penelitian ini adalah isi materi siaran pada program Dialog Informasi Dakta Pagi di Dakta Radio 107 FM .

Selain itu, Pola Komunikasi Dokter Terhadap Pasien Dalam Proses Penyembuhan Di Klinik Makmur Jaya oleh Putri Rachmania tahun 2011. Penelitian ini membahas pola komunikasi yang terjadi antara dokter dengan pasiennya di Klinik Makmur Jaya. Yang membedakan dengan penelitian ini adalah subjek penelitiannya yaitu penyiar di Dakta Radio 107 FM.

Secara garis besar penelitian ini terbilang baru untuk penelitian analisis pola karena subjek penelitian ini belum pernah diteliti sebelumnya yaitu penyiar. Kebanyakan peneliti terdahulu fokus terhadap subjek penelitian seperti guru dan murid, santri, orang tua dan anak dan lain sebagainya.

F. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian

Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, penulis mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data berupa kata-kata tertulis atau lisan dengan tujuan memperoleh gambaran atau informasi yang luas dan mendalam yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang-orang yang diamati yaitu penyiar tentang pola komunikasi.

2. Subyek dan Obyek Penelitian

(24)

Fadriyanti atau lebih dikenal pendengar dengan nama Syifa Faradila. Sedangkan obyek penelitian ini adalah pola komunikasi.

3. Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa teknik yang dilakukan oleh peneliti yang disesuaikan dengan jenis penelitian kualitatif yaitu:

a. Pengamatan / Observasi

Pengamatan (Observasi) dilakukan demi mengumpulkan data dimana peneliti merekam dan mendengarkan siaran radio kemudian informasi yang disaksikan selama penelitian tersebut dicatat seobyektif mungkin. b. Wawancara

Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara dengan Program Manager dan Penyiar Dakta Radio 107 FM. Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara agar pertanyaan terarah. Adapun pertanyaan dalam wawancara yang dilakukan terkait komunikasi dalam penyiaran termasuk di dalamnya pola dan materi siaran.

c. Dokumentasi

(25)

4. Analisis Data

Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif yang dilakukan dengan cara:

a. Pengumpulkan data: pengumpulan data dalam hal ini peneliti mengumpulkan data-data dari hasil penelitian, seperti hasil wawancara, dokumentasi, catatan lapangan dan sebagainya.

b. Reduksi data: setelah data terkumpul dari hasil pengamatan, wawancara, catatan lapangan maupun data lainnya yang ditemukan, peneliti mencoba memilah data yang relevan dan mengklasifikasikan dengan membuat ringkasan, mengkode untuk menyesuaikan menurut hasil penelitian. c. Penyajian data: data yang sudah dikelompokan, kemudian disajikan dalam

bentuk tulisan deskriptif visual gambar, tabel dan sebagainya agar mudah dipahami secara keseluruhan dan juga dapat menarik kesimpulan mengenai data pola komunikasi penyiar terhadap pendengar.

d. Kesimpulan atau verifikasi: hasil penelitian yang sudah dan terangkum

kemudian diulang kembali dengan mencocokan pada data yang peneliti kumpulkan.

G. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN

(26)

BAB II LANDASAN TEORITIS

Terdiri dari tinjauan umum tentang komunikasi, tinjauan umum tentang radio, karakteristik penyiar dan pendengar.

BAB III GAMBARAN UMUM MENGENAI DAKTA RADIO 107 FM

Terdiri dari Profil radio dakta 107 FM, Sejarah dan perkembangan radio Dakta 107 FM, visi dan misi radio Dakta 107 FM, struktur organisasi radio Dakta 107 FM.

BAB IV ANALISIS POLA KOMUNIKASI PENYIAR TERHADAP PENDENGAR DAKTA RADIO 107 FM

Terdiri dari pola komunikasi penyiar terhadap pendengar Dakta radio 107 FM dan materi siaran yang disampaikan penyiar.

BAB V PENUTUP

(27)

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pola Komunikasi

Kata pola terdiri dari dua suku kata pola dan komunikasi. Sebelum membahas tentang pola komunikasi, ada baiknya membahas tentang apa itu pola dan apa itu komunikasi.

Pola menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dapat diartikan sebagai bentuk (struktur) yang tetap1. sedangkan dalam Kamus Ilmiah Populer pola diartikan sebagai model, contoh, pedoman (rancangan)2. Pola dapat dikatakan dengan model, yaitu cara untuk menunjukan sebuah obyek yang mengandung kompleksitas proses di dalamnya dan hubungan antara unsur-unsur pendukung.3

Sedangkan istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latin Communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa Latin Communico yang artinya membagi (Cherry dalam Stuart, 1983).4

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.5

1

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), edisi ke-2, h. 778

2

Puis A. Partanto dan M. Dahlan al-Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola, 1994), h. 605

3

Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: Gramedia Widiasavina, 2004), h. 9. 4

Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 18.

5

(28)

Menurut Rogers bersama D. Lawrence Kincaid (1981) Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.6

Menurut Edward Depari komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan dan pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu, mengandung arti dilakukan oleh penyamapai pesan ditujukan kepada penerima pesan. Sedangkan menurut James A.F Stoner, komunikasi adalah proses dimana seseorang berusaha memberikan pengertian dengan cara pemindahan pesan.7

Jadi pola komunikasi diartikan sebagai bentuk atau struktur hubungan dua orang atau lebih dalam proses pengiriman dan penerimaan pesan dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.8

Menurut Joseph A. Devito ada lima struktur jaring atau pola komunikasi kelompok, kelima pola tersebut yaitu pola roda, pola rantai, pola lingkaran, pola y dan pola bintang. Kelima pola tersebut dilihat pada gambar berikut9:

1. Pola Roda

Pola roda adalah pola yang mengarahkan seluruh informasi kepada individu yang menduduki posisi sentral. Orang dalam posisi sentral menerima kontak, informasi dan memecahkan masalah dengan sasaran/ persetujuan anggota lainnya. Struktur roda memiliki pemimpin yang jelas, yaitu yang posisinya di pusat. Orang ini merupakan satu-satunya yang dapat mengirim dan menerima

6

Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, h. 18-20 7

Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi , h. 13

8

Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam keluarga (Sebuah Perspektif Pendidikan Islam) (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 1

9

(29)

pesan dari semua anggota. Oleh karena itu, jika seseorang anggota ingin berkomunikasi dengan anggota lain, maka pesannya harus disampaikan melalui pemimpinnya.10

Pola roda adalah jaringan yang paling tersentralisasi dengan satu orang berada diposisi tengahnya. Setiap anggota lainnya hanya berkomunikasi kepada orang tersebut dan tidak kepada anggota lain dari kelompok tersebut. A memegang posisi sentral sebagai sumbu roda dengan semua saluran yang menghubungkan ke A dan para anggota lainnya ditempatkan di lingkaran luar roda itu. Saluran itu lalu nampak sebagai jari-jari yang membentang keluar dari A ke B, A ke C, A ke D, A ke E, dan seterusnya.11

B

E A C

D

Gambar 1. Pola Komunikasi Roda

Seseorang (A) berkomunikasi pada banyak orang, yaitu (B), (C), (D) dan (E). Antara (B), (C), (D) dan (E) tidak saling berkomunikasi kecuali melalui (A).12

10

Joseph A. Devito, Komunikasi Antarmanusia, h. 383

11 B. Aubrey Fisher, Teori-Teori Komunikasi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1978),

h. 183. 12

(30)

2. Pola Rantai

Pola rantai sama dengan struktur lingkaran kecuali bahwa para anggota yang paling ujung hanya dapat berkomunikasi dengan satu orang saja. Keadaan terpusat juga tedapat di sini. Orang yang berada diposisi tengah lebih berperan sebagai pemimpin daripada mereka yang berada di posisi lain.13

A B C D E Gambar 2. Pola Komunikasi Rantai

Seseorang (A) berkomunikasi pada seseorang yang lain, (B) dan seterusnya ke (C) ke (D) dan ke (E).14

3. Pola Lingkaran

Pola lingkaran yakni hampir sama pada pola rantai, namun orang terakhir berkomunikasi pula kepada orang pertama. Dalam pola ini tidak memliki pimpinan. Semua anggota posisinya sama. Mereka memiliki wewenang atau kekuatan yang sama untuk memengaruhi kelompok. Setiap anggota bisa berkomunikasi dengan dua anggota lain di sisinya.15

Lingkaran merupakan jaringan yang paling kurang tersentralisasikan karena salurannya tidak memiliki posisi yang lebih sentral daripada posisi lainnya. Setiap individu dalam jaringan roda tadi hanya berkomunikasi dengan dua orang lainnya. Jaringan lingkaran ini menempatkan semua anggotanya pada garis keliling dari lingkaran itu, tiap posisi dihubungkan kepada posisi pada

13 Joseph A. Devito, Komunikasi Antarmanusia, h. 383

14

Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, h. 103

15

(31)

kedua sisinya. Dengan cara demikian, B dan D, D dengan C dan E, dan E dengan A dan D. Suatu kelompok yang terdiri dari lima orang.16

A

E B

D C

Gambar 3. Pola Komunikasi Lingkaran

Hampir sama pada pola rantai, namun orang terakhir (E) berkomunikasi pula kepada orang pertama (A).17

4. Pola Y

Pola Y relatif kurang tersentralisasi dibanding dengan struktur roda, tetapi lebih tersentralisasi dibanding pola lainnya. Pola struktur Y juga terdapat pemimpin yang jelas (C). Tetapi satu anggota lain berperan sebagai pemimpin kedua (D). Anggota ini dapat mengirimkan dan menerima pesan dari dua orang lainnya. Ketiga anggota lainnya komunikasinya terbatas hanya dengan satu orang lainnya.18

16

B. Aubrey Fisher, Teori-Teori Komunikasi, h. 183-184 17

Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, h. 103 18

(32)

A B

C

D

E

Gambar 4. Pola Komunikasi Y 5. Pola Bintang

Pola ini hampir sama dengan pola lingkaran dalam arti semua anggota adalah sama dan semuanya juga memiliki kekuatan. Struktur semua saluran atau pola bintang hampir sama dengan struktur lingkaran dalam arti semua anggota adalah sama dan semuanya juga memiliki kekuatan yang sama untuk mempengaruhi anggota lainnya. Akan tetapi, dalam struktur semua saluran, setiap anggota bisa berkomunikasi dengan setiap anggota lainnya. Pola ini memunginkan adanya partisipasi anggota secara optimum.19

Model jaringan komunikasi sistem ini merupakan pengembangan model lingkaran (circle). Di dalam model ini semua tingkatan dalam jaringan tersebut dapat melakukan interaksi timbal balik tanpa melihat siapa yang menjadi tokoh sentralnya.

19

(33)

A

E B

D C

Gambar 5. Pola Komunikasi Bintang

Semua anggota berkomunikasi dengan semua anggota.20 (A) berkomunikasi dengan (B), (C), (D) dan (E), (B) berkomunikasi dengan (A), (C), (D) dan (E) dan seterusmya.

B. Radio

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, radio adalah siaran (pengiriman) suara atau bunyi melalui udara21. Radio merupakan media auditif (hanya bisa didengar), tetapi murah, merakyat, dan bisa dibawa atau didengarkan dimana-mana. Radio berfungsi sebagai media ekspresi, komunikasi, informasi, pendidikan dan hiburan. Radio memiliki kekuatan terbesar sebagai media imajinasi sebab sebagai media yang buta, radio menstimulasi begitu banyak suara dan berupaya memvisualisasikan suara penyiar ataupun informasi faktual melalui telinga pendengrnya.22

20

Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, h. 103

21

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 808

22

(34)

Radio adalah suatu alat yang mempunyai gelombang frekuensi yang bisa menyampaikan isi pesan/pernyataan/informasi yang bersifat umum, kepada sejumlah orang yang jumlahnya relatrelativer, tinggalnya tersebar, heterogen.23

1. Karakteristik Radio

Radio memiliki karakteristik yang berbeda dengan media massa lainnya. Dibandingkan dengan media massa lain, media radio memiliki karakteristik khas sebagai berikut:

a) Auditori: radio adalah suara untuk didengar, karenanya isi siaran bersifat sepintas lalu dan tidak dapat diulang.

b) Transmisi: proses penyebarluasannya atau disampaikan kepada pendengar melalui pemancaran (transmisi).

c) Mengandung gangguan: seperti timbul-tenggelam (fading) dan gangguan teknis channel noise factor.

d) Theatre of mind: radio mencipta gambar (makes picture) dalam imajinasi pendengar dengan kekuatan kata dan suara. Siaran radio merupakan seni memainkan imanjinasi pendengar melalui kata dan suara. Pendengar hanya bisa membayangkan dalam imajinasinya apa yang dikemukakan penyiar, bahkan tentang sosok penyiaranya sendiri.

e) Identik dengan musik: radio adalah sarana hiburan termurah dan tercepat sehingga menjadi media utama untuk mendengarkan musik. Dalam hal musik, radio memiliki daya suprise seketika atau memberi kejutan,

23

(35)

karena pendengar biasanya tidak tahu lagu apa yang disajikan, berbeda dengan memutar kaset yang sudah bisa ditebak urutan lagunya.24

2. Keunggulan radio

Dibandingkan dengan televisi siaran, televisi sebenarnya lebih lengkap dibandingkan radio sebab, jika radio bersifat auditif (hanya untuk didengarkan), televisi bersifat audio visual tetapi radio sebagai sarana tercepat, lebih cepat dari koran ataupun TV, dalam menyampaikan informasi kepada publik tanpa melalui proses yang rumit dan butuh waktu banyak seperti siaran TV atau sajian media cetak. Hanya dengan melalui telpon, reporter radio dapat secara langsung menyampaikan berita atau melaporkan peristiwa yang ada dilapangan. Berikut adalah keunggulan radio:

a) Akrab: radio adalah alat yang akrab dengan pemiliknya. Anda jarang sekali duduk dalam satu grup mendengarkan radio, tetapi biasanya mendengarkan sendirian seperti di mobil, di dapur, di kamar tidur, dan sebagainya.

b) Dekat: suara penyiar hadir di rumah atau di dekat pendengar. Pembicaranya langsung meyentuh aspek pribadi (interpersonal communication).

c) Hangat: paduan kata-kata, musik dan efek suara dalam siaran radio mampu mempengaruhi emosi pendengar. Pendengar akan bereaksi atas kehangatan suara penyiar dan seringkali berpikir bahwa penyiar adalah seorang teman baik bagi mereka

24

(36)

d) Sederhana: tidak rumit, tidak banyak pernik, baik bagi pengelola maupun pendengar.

e) Tanpa batas: siaran radio menembus batas geografis, demografis, SARA dan kelas sosial. Hanya tunarungu yang tidak mampu mengkonsusi atau menikmati siaran radio.

f) Murah: dibandingkan dengan berlangganan media cetak atau harga pesawat televisi, pesawat radio relatif jauh lebih murah. Pendengar pun tidak dipungut bayaran sepeser pun untuk mendengarkan radio.

g) Bisa mengulang: radio memiliki kesementaraan alami (transient nature) sehingga berkemampuan mengulang informasi yang sudah disampaikan secara cepat.

h) Fleksibel: siaran radio bisa dinikmati sambil megerjakan hal lain atau tanpa mengganggu aktivitas yang lain, seperti memasak, mengemudi, belajar dan membaca koran atau buku.

Sedangkan menurut Paul Chantler dan Peter Stewart dalam bukunya Basic Radio Journalism (2007) radio memiliki keunggulan diantaranya:

(37)

dengan hidup. Televisi mungkin harus memerlukan persiapan media online-nya juga hanya bisa berupa teks. Radio hadir secara hidup di

telinga pemirsanya.

b) Making pictures: radio merupakan medim terbaik untuk merangsang imajinasi, demikian tulis Paul Chantler and Peter dalam Basic Radio Journalsm. Dengan demikian seorang jurnalis radio bisa dengan cepat ke

tempat kejadian dan melukiskan peristiwa langsung kepada pendengar. Seorang jurnalis radio dengan kata lain menggunakan cara yang sangat ampuh yakni kedekatan dengan pendengar dan kekuatan mencitrakan. c) Person to person: sudah menjadi sebuah pemahaman dasar bahwa radio

merupakan medium yang sangat pribadi, sangat dekat dengan telinga pendengar. Oleh karena itulah penyiar sering berbicara secara akrab menyapa para pendengarnya. Oleh karena itulah dalam prinsip penyiaran, informasi diberikan tidak secara massal tetapi secara personal, secara pribadi dengan menyapa langsung pendengarnya. Seorang presenter atau jurnalis di lapangan membayangkan dirinya sedang bercakap-cakap dengan seseorang seperti halnya kita sedang bercakap cakap dengan seorang seperti halnya kita sedang ngobrol berhadapan di sebuah kedai kopi sambil asik menyantap hidangan. Satu lagi karakteristik radio yang unggul dengan media lainnya adalah suara yang didengarkan dari lapangan bisa penuh emosi, apakah itu emosi kebahagiaan, kemarahan atau tertawa gembira.

(38)

tersebut. Berita di sekitar tempat dimana radio itu berada juga akan memberikan tempat di hati pendengar betapa dekatnya stasiun radio itu kepada mereka. Namun demikian tetap saja berita-berita yan terjadi di dunia lebih luas perlu diketahui oleh pendengar lokal. Sebuah kecelakaan kereta api misalnya dengan korban banyak akan memberikan konteks keselamatan penumpang dimana banyak orang menggunakan angkutan umum ini. 25

3. Kelemahan radio

Di samping memiliki keunggulan, radio juga memiliki kelemahan diantaranya:

a) Selintas: siaran radio cepat hilang dan gampang dilupakan. Pendengar tidak bisa mengulang apa yang didengar, tidak bisa seperti pembaca koran yang bisa mengulang bacaannya dari awal tulisan.

b) Global: sajian informasi radio bersifat global, tidak detil karenanya angka-angka pun dibulatkan. Misalnya penyiar akan mnyebutkan seribu orang lebih untuk angka 1.053 orang.

c) Batasan waktu: waktu siaran radio relatif tebatas, hanya 24 jam sehari, berbeda dengan surat kabar yang bisa menambah jumlah halaman dengan bebas. Waktu 24 jam sehari tidak bisa ditambah menjadi 25 jam atau lebih.

d) Beralur linear: program disajikan dan dinikmati pendengar berdasarkan urutan yang sudah ada, tidak bisa meloncat-loncat. Beda dengan surat

25

(39)

kabar, pembaca bisa langsung ke halaman tengah, akhir atau langsung ke rubik yang ia sukai.

e) Mengandung gangguan: seperti timbul-tenggelam (fading) dan gangguan teknis “chanel noise factor”.26

4. Materi dan Format Siaran Radio

Format siaran radio adalah formulasi seluruh aktivitas siaran dalam kerangka pelayanan pendengar. Dalam perspektif pemasaran, format stasiun adalah penempatan posisi radio untuk membidik pendengar. 27 Menurut Pringle Star Mc Cawint (1991), seluruh format stasiun radio itu dapat dikelompokan menjadi tiga yaitu: Format Musik, Format Informasi dan Format Khusus. Format program mengaju pada perencanaan penyajian suatu program yang didasari isi materi siarannya..28

Materi adalah sesuatu yang menjadi bahan (untuk diujikan, dipikirkan, dibicarakan, dikarangkan, dsb).29 Sedangkan siaran adalah pesan atau rangkaian bentuk suara atau gambar yang berbentuk grafis, karakter baik yang bersifat interaktif maupun tidak, yang dapat diterima melalui perangkat penerima siaran.30 Jadi materi siaran radio adalah bahan untuk dibicarakan dan disampaikan oleh penyiar kepada pendengar melalui radio.

Isi materi siarannya diatur dalam PP No. 50 Tahun 2005 BAB III Pasal 14 Bagian kedua tentang isi siaran:

26

Asep Syamsul M. Romli, Broadcast Journalism, h. 25-26 27

Masduki, Menjadi Brodcaster Profesional (Yogyakarta: LKIS, 2004) h, 36

28

Ayo Belajar, “Perencanaan dan Penyajian Program Radio”, artikel diaskes pada 6 Agustus 2014 dari http://mirnieabadi.blogspot.com/2012/12/perencanaan-dan-penyajian-program-radio.html

29

Kamus Bahasa Indonesia Online, artikel diakses pada 5 Agustus 2014 dari http://kamusbahasaindonesia.org/materi/mirip

30

(40)

a) Isi siaran wajib mengandung informasi, pendidikan, hiburan, dan manfaat untuk pembentukan intelektualitas, watak, moral, kemajuan, kekuatan bangsa, menjaga persatuan dan kesatuan, serta mengamalkan nilai-nilai agama dan budaya Indonesia.

b) Isi siaran wajib memberikan perlindungan dan pemberdayaan kepada khalayak khusus, yaitu anak-anak dan remaja, dengan menyiarkan mata acara pada waktu yang tepat, dan Lembaga Penyiaran Swasta wajib mencantumkan dan/atau menyebutkan klasifikasi khalayak sesuai dengan isi siaran.

c) Isi siaran wajib dijaga netralitasnya dan tidak boleh mengutamakan kepentingan golongan tertentu.

d) Isi siaran dilarang:

1) bersifat fitnah, menghasut, menyesatkan dan/atau bohong; 2) menonjolkan unsur kekerasan, cabul, perjudian, penyalahgunaan

narkotika dan obat terlarang; atau mempertentangkan suku, agama, ras, dan antargolongan.

e) Isi siaran dilarang memperolokkan, merendahkan, melecehkan, dan/atau mengabaikan nilai-nilai agama, martabat manusia Indonesia, atau merusak hubungan internasional.

f) Isi siaran wajib mengikuti Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran yang ditetapkan oleh KPI.31

Sedangkan format radio berita menyajikan informasi tidak hanya dalam bentuk buletin atau siaran berita misalnya berdurasi lima menit atau lima

31

(41)

belas menit. Sejalan perkembangan zaman sejumlah format bermunculan dalam siaran radio berita.

a) Bulletin: siaran berita dalam durasi tertentu. Di dalamnya berisi berita utama terkini yang mencakup berita nasional, internasional, olahraga, ekonomi dan sains teknologi bahkan sosial budaya. Dalam format tradisional ini satu segmen berita berdurasi 30 sampai 45 detik. Dalam bulettin ini berita disajikan bisa hanya naskah yang dibacakan oleh presenter atau didalamnya ada kutipan yang disebut sound bite atau clip. Buku ini banyak mengulas bagaimana penyusunan berita dalam format bulletin seperti ini.

b) Paket berita: saat berita disampaikan, tim produksi biasanya menyajikan berita dalam bentuk paket yang durasinya bervariasi dari dua sampai tiga menit. Paket berita ini disajikan karena pendengar akan lebih jelas duduk perkara satu masalah. Dalam berita yang sudah diramu dalam satu paket ini bisa berisi sound bite atau kutipan yang pro dan kontra ditambah kutipan yang pro dan kontra ditambah kutipan dari pakar musik atau sosial budaya sehingga duduk persoalannya, kontroversi atau konflik bisa lebih jelas dipahami pemirsa. Tidak semua berita dipresentasikan dalam bentuk paket karena terdapat sejumlah peristiwa lebih jelas jika dipaparkan dalam satu segmen berita saja.

(42)

mengenai signifikasi berita yang akan didengar sehingga sebuah stasiun radio harus memberikan alokasi waktu untuk laporan langsung.

d) Serial: paket laporan berseri kajian tentang satu topik hasil liputan jurnalis radio menjadi salah satu format siarang yang sering digunakan belakangan ini tidak hanya di Indonesia tetapi juga diberbagai negara. Paket serial ini berisi laporan dari lapangan dengan mengangkat topik tertentu. Penulis pernah membuat laporan berisi laporan dari lapangan dengan mengangkat topik tertentu. Laporan dibuat berseri mulai dari tiga sampai enam. Kemudian paket ini dialokasikan di waktu tertentu secara berturut-turut sehingga pemirsa dapat mengikutinya secara terus menerus sampai seri ini selesai.

e) Talk show: salah satu mata acara yang disukai pendengar di dalam radio adalah talkshow. Meskipun tidak sehebat dan seheboh televisi karena menampilkan visualisasi serta gambaran peserta diskusi secara langsung, namun acara talkshow di radio juga memiliki penggemar tersendiri. Dalam talk show ini biasanya dihadirkan sejumlah narasumber yang ahli di bidangnya untuk membahas isu tertentu misalnya dihadirkan sejumlah narasumber yang ahli dibidangnya untuk membahas isu tertentu, radio berita juga biasanya menyajikan acara ini dengan narasumber sama secara berkala

(43)

kebijakan tertentu atau perkembangan khusus di sebuah isu yang dibicarakan masyarakat.

g) Majalah radio: Format majalah radio format majalah udara untuk stasiun radio digunakan karena perlunya pembahasan sebuah topik secara berkala sehingga memberikan informasi lebih khusus bagi pendengar. Majalah udara misalnya membahas soal bisnis, hukum, lingkungan, olahraga, musik, bahkan info kesehatan, sins teknoligi dan kajian buku. Durasi majalah radio ini bervariasi, bisa lima menit sampai dengan sepuluh menit.32

C. Penyiar dan Pendengar

Penyiar radio adalah orang yang mampu mengkomunikasikan gagasan, konsep dan ide serta bertugas membawakan atau menyiarkan suatu program acara di radio.33

Penyiar (announcer) adalah orang yang bertugas membawakan atau memandu acara di radio, misalnya acara berita, pemutaran lagu pilihan, talk show dan sebagainya. Ia menjadi ujung tombak sebuah stasiun radio dalam berkomunikasi dengan pendengar. Keberhasilan sebuah program acara dengan parameter jumlah pendengar dan pemasukan iklan – utamanya ditentukan oleh kepiawaian penyiar dalam membawakan sekaligus menghidupkan acara tersebut.34

Pernyiar dan atau jurnalis radio biasanya berbicara langsung dengan pendengar. Dengan demikian, saat siaran itu seorang penyiar seperti berbicara

32

Asep Setiwan, Jurnalistik Radio, h. 11-13

33

Winda Yulia, Andai aku jadi penyiar , h. 17

34

(44)

langsung dengan satu orang pemirsah. Begitulah suasana radio sehingga setiap pendengar merasa akrab dengan pendengarnya.35

1. Karakteristik Penyiar

Semua orang pada dasarnya bisa menjadi penyiar, tetapi untuk menjadi penyiar yang profesional, seseorang harus mempunyai kecakapan diantaranya:

a) Berbicara: pekerjaan penyiar adalah berbicara, mengeluarkan suara atau melakukan komunikasi secara lisan. Karenanya ia harus lancar berbicara dengan kualitas vokal yang baik seperti pengaturan suara, pengendalian irama, tempo, artikulasi dan sebagainya.

b) Membaca: dalam hal ini kemampuan spoken reading yakni membaca naskah siaran namun terdengar seperti bertutur atau tidak membaca naskah.

c) Menulis: yaitu menuliS naskah siaran. Seringkali penyiar harus menyiapkan naskah siarannya sendiri. Karenanya, ia harus memliki kemampuan menulis naskah.36

Menurut Ben G Henneka dalam bukunya the radio announcer’s handbook (1954), kecakapan yang harus dimiliki penyiar meliputi:

a) Komunikasi gagasan (communication of ideas) seorang penyiar harus mampu menyampaikan gagasan, pemikiran, atau informasi dengan baik dan mudah dipahami pendengar.

b) Komunikasi kepribadian (communication personality)

35

Asep Setiwan, Jurnalistik Radio (Yogyakarta: LeutikaPrio, 2012), h. 7

36

(45)

c) Proyeksi kepribadian. Penyiar harus mmproyeksikan dirinya sebagai pribadi yang memiliki hal-hal sebagai berikut:

1) Keaslian (naturalness) yakni keaslian suara atau tidak dibuat-buat 2) Kelincahan (vitality) dalam berbicara sehingga dinamis dan penuh

semangat

3) Keramahtamahan (friendliness) sehingga hangat dan akrab di telinga pendengar

4) Kesanggupan menyesuaikan diri (adaptability) yakni bisa bekerja dalam tim, siap menghadapi resiko pekerjaan sebagai penyiar dan mampu melayani atau mengimbangi ragam karakter pendengarnya.

d) Pengucapan (pronounciation) yang jelas dan benar atas setiap kata atau istilah yang dikemukakan.

e) Kontrol suara (voice control) meliputi pola titinada (pitch), kerasnya suara (loudness), tempo (time) dan kadar suara (quality).37

2. Karakteristik Pendengar

Pedengar radio pun memiliki karakteristik tersendiri, yaitu:

a) Heterogen: massa pendegar terdiri dari orang-orang yang berbeda usia, ras, suku, agama, strata sosial, latar belakang sosial-politik-budaya dan kepentingan.

b) Pribadi: radio is personal. Pendengar adalah individu-individu, bukan tim atau organisasi. Karenanya, komunikasi yang berlangsung bersifat interpersonal (antarpribadi), yakni penyiar dengan pendengar dengan

37

(46)

gaya ngobrol. Penyiar harus membayangkan seolah-olah sedang berbicara kepada Satu orang saat siaran.

c) Aktif: pendengar radio siaran tidak pasif tetapi berfikir dapat melakukan interpretasi dan menilai apa yang didengarnya.

d) Selektif: pendengar dapat memilih gelombang, frekuensi atau siaran radio mana saja sesuai selera. Penyiar tidak bisa memaksa pendengar stay tune di gelombang yang sama setiap saat.38

Menurut Skala partisipasi terhadap acara siaran, ada empat tipologi pendengar yakni:

a) Pendengar spontan : bersifat kebetulan, tidak berencana mendengarkan siaran radio atau acara tertentu. Perhatian mudah teralih pada aktivitas lain.

b) Pendengar pasif : suka mendengarkan siaran radio untuk mengisi waktu luang dan menghibur diri, menjadikan radio sebagai teman biasa.

c) Pendengar selektif : mendengar siaran radio pada jam atau acara tertentu saja, fanatik pada sebuah acara atau penyiar tertentu, menyediakan waktu khusus untuk mendengarkan.

d) Pendengar aktif : secara regular tak terbatas mendengarkan siaran radio, apapun, dimana pun dan aktif berinteraksi melalui telepon. Radio menjadi sahabat utama, tidak hanya pada waktu luang.39

38

Asep Syamsul M Romli, Broadcast Journalism, 26-27

39

(47)

BAB III

GAMBARAN UMUM MENGENAI DAKTA RADIO 107 FM

A. Profil Radio Dakta 107 FM

PT. RADIO NADA KOMUNIKASIUTAMA Jl. KH. Agus Salim No. 77

Bekasi, Jawa Barat, Indonesia 17112

Phone. (021) 880 7426, 880 7427 Fax. (021) 880 7539

Email. siaran@dakta.com1

B. Sejarah dan Perkembangan Radio Dakta 107 FM

Eksistensi Radio Dakta berawal dari keinginan Bapak H. Iman Loebis, sebagai pemilik PT Java Motors yang bercita-cita untuk membangun sebuah radio, sebagai sarana menyebarkan informasi dan dakwah di tengah masyarakat. Pada awal tahun 1991 beliau membeli izin Radio Famor yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat. Setelah melalui berbagai proses administrasi dan persiapan teknis maka dipindahkanlah izin penyiarannya ke wilayah Bekasi dengan tujuan agar daya pancarnya bisa menjangkau wilayah Jabodetabek.

Di bawah PT Radio Nada Komunikasiutama, pada 27 Maret 1992 mengudaralah Radio Dakta dengan format radio informasi di gelombang FM 92,15 yang dipancarkan dari Jalan KH Agus Salim Nomor 77 Bekasi Timur. Menyusul adanya penataan frekwensi siaran radio yang dilakukan oleh

1

(48)

Departemen Komunikasi dan Informatika, maka sejak 1 Agustus 2004 Radio Dakta pindah gelombang di jalur FM 107.

Dalam perjalanannya Radio Dakta mengalami beberapa kali perubahan format, yaitu beralih ke format radio wanita, radio keluarga hingga akhirnya memantapkan kembali formatnya menjadi radio informasi bernuansa Islami sejak 1 Februari 2005 hingga sekarang.

Sejak awal bersiaran Radio Dakta memang dikenal masyarakat sebagai radio yang telah memberikan kontribusi dan melayani masyarakat luas, khususnya di wilayah Kota dan Kabupaten Bekasi dengan menyajikan format interaktif, edukatif dan solutif. Kini radio Dakta dengan motto “ Bijak dan Cerdas” berkomitmen untuk memberikan sajian yang mencerdaskan dan mencerahkan bagi pendengar. Kami juga terus membangun kesadaran masyarakat tentang citizen journalism yang memungkinkan bagi pendengar untuk memberikan informasi secara langsung, menyampaikan saran dan keluhan tentang fasilitas dan pelayanan publik serta memberikan tanggapan dan opini mengenai berbagai

isu-isu aktual yang sedang menjadi perhatian masyarakat.

(49)

daya manusia yang handal dan professional serta memanfaatkan kemajuan teknologi informasi.2

C. Visi dan Misi Radio Dakta 107 FM 1. Visi

Menjadi media informasi dan pembelajaran terbaik di Indonesia yang bernafaskan Islam dan memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan.

2. Misi

a) Menyuarakan dan memperjuangkan kebenaran dan keadilan sesuai ajaran islam.

b)Membangun image sebagai radio pemersatu umat Islam. c) Meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang lebih baik.

d)Membangun komunitas yang produktif, kreatif dan mandiri secara menyeluruh.3

D. Struktur Organisasi Radio Dakta 107 FM 1. Director : H. Andi Kosala, MM

2. General Manager : Hj. Suyanti, SE

3. Programme Division Manager : Dhany Wahab

a. Announcer : Hayatun, Ita, Risda, Maula, Fauzi, Miko, Adin, Ulfi b. Social Media : Ami

c. Reporter : Ardi, Bayu, Jaenuddin, Boy

2

Dakta Radio, “Sejarah”, artikel diakses pada 8 Mei 2014 dari http://radio.dakta.com/?page_id=16

3

(50)

d. Website : Adit W, Imron Nst, Farah e. Administration : Ria Novita

f. Production : Triyono

g. Operator : Mustakim, Agus, Noval 4. Resource Division Manager: Karyadi

a. Human Resource : Ratna b. General Affair : Ratna

a) Technician : Mantik, Kosasih b) Reception : Ulfa

c) Security : Amrin S, Ichsan, Jun d) Driver : Acip Suryana, Iwan, Ari e) Office Boy : Rodin, Jaya

c. Finance:

a) Cashier : Wiwik, Iskania b) Book Keeper : Wiwik

c) Collection : Suyanto

5. Businesss Devt Division Manager : a. Sales Supervisior : Syafii

b. Off Air Officer : Warsono, Langgeng, Yogi c. Account Excecutive : Wahyu, Melly, Yola, Hendi d. Traffic & Adm : Ahmad Harahap4

4

(51)

E. Jadwal Siaran

Tabel 1. Jadwal Siaran

F. Program Acara 1. Daily Program:

a. Kuliah Fajar (Senin – Minggu, 05:00 – 06:00) : Program Realigi yang berisi tanya jawab seputar masalah fikih muamalah. Diisi oleh narasumber Ustadz Abu Himam dan Ustadz Agus Pahlevi, Lc.5

b. Dakta Pagi (Senin – Jum’at, 06:00 – 09:00): Program dialog dakta pagi bertujuan mencerdaskan umat dan menghadirkan masyarakat yang bijak dan cerdas. Bijak melihat berbagai perbedaan yang ada dengan membiasakan berdialog dengan perbedaan itu. Cerdas dengan informasi yang diperoleh sehingga mempunyai wawasan untuk mengikuti sesuatu karena paham bukan ikut-ikutan.6

5

Company Profile PT. Radio Nada Komunikasiutama

6

(52)

Program news and talk yang merupakan payung dari program-program ulasan media, sorotan dunia islam, dakta fokus, jika pada masa pemilihan presiden ada jelang pemilu presiden, di bulan Ramadhan ada sketsa Ramadhan, di bulan haji ada jurnal haji. Program dialog informasi yang menyajikan laporan utama berbagai surat kabar terkemuka dalam ulasan media. Sorotan dunia Islam yang merangkum informasi seputar aktivitas dan problematika umat Muslim Indonesia di dalam dan luar negeri. Perbincangan bersama narasumber terpilih tentang topik-topik aktual.7 c. Dakta siang (Senin – Jum’at 09:00 – 12:00): Program Dialog Informasi

yang dikemas dalam bentuk rubriksi ekonomi bisnis, olah raga dan kesehatan. Segmen konsultasi menghadirkan Bincang Hukum, Hallo Polisi, Sehat Islami, Swara Bekasi, Bincang Bisnis dan Kontak Walikota. Bagi pendengar yang ingin menikmati lagu pilihan bisa bergabung dalam Dakta Request. Laporan aktual reporter bisa diikuti dalam Lintas Kota dan Bekasi Todays.

d. Sentuhan Nurani (Kecuali Jum’at 12:00 – 13:00): Program religi berisi tausiyah yang menyejukan hati di tengah hari untuk menemani suasana istirahat dengan narasumber Ustadz Lili Gozali, Ustadz Anwar Anshori Mahdum, dan Ustadz Murali Barda.

e. Maratus Sholihah (Jum’at 12:00 – 13:00): Program Religi yang berisi tanya jawab seputar permasalahan kamum muslimah, keluarga dan anak. Bekerjasama dengan beberapa lembaga yang konsen terhadap pemberdayaan perempuan.

7

(53)

f. Dakta Siang (Senin – Jum’at 13:00 – 16:00): Program dialog informasi mengetengahkan rubrikasi ekonomi syariah, informasi teknolog, megapolitan. Segmentasi konsultasi mengupas tema-tema menarik seputar pengelolaan keuangan, motifasi, enterprenuer, solusi sehat, taman kuliner dan layanan public. Dakta request meghadirkan lagi-lagu Indonesia popular yang sedang menjadi hits.

g. Mutiara Hikmah (Setiap Hari 16:00 – 17:00): Program religi menghadirkan perbincangan aktual yang sedang menjadi perhatian umat. Dikemas dalam bentuk dialog interaktif dengan narasumber dari berbagai ormas.

h. Dakta Sore (Senin – Jum’at 17:00 – 20:00): Program dialog informasi yang menyajikan laporan terbaru sepanjang hari dengan pendekatan human interest. Mengungkapkan perspektif yang berada dari setiap berita atau peristiwa. Rubikrikasi seputar pendidikan dan lintas timur tengah menjadi suguhan menarik di sore hari.

i. Kajian Malam (Senin – Jum’at 20:00 – 22:00): Program religi yang dikemas secara mendalam dan disajikan dalam bentuk perbincangan tematik seputar samara, aqiqah, kajian kitab, tafsir dan lainnya. Menghadirkan narasumber tetap sesuai dengan kompetensinya masing-masing.

(54)

2. Special Program

a. Dakta Terkini (Setiap Jam): Rangkuman informasi aktual yang disajikan dalam bentuk headline news nerisi tiga item berita yaitu dua berita nasional dan satu internasional.

b. Hikmah (Setiap menit ke-30: Insert motivasi yang disiaran Al-Qur’an dan hadist, dikemas dalam penuturan yang mengalir tanpa menggurui. c. Buletin Bekasi (Setiap Ahad, 07:00 dan 17:00): Rangkuman Informasi

dan peristiwa yang terjadi di Bekasi dalam sepekan. Disajian dalam bentuk feature radio.

d. Lintas Kota (Tentatif): Reportase langsung dari lokasi peristiwa yang disajikan oleh reporter dari berbagai daerah (Jabodetabek).

e. Bekasi Todays: Laporan informasi terbaru khusus dari wilayah Bekasi Raya yang disampaikan oleh reporter maupun pendengar.

f. Obrolan Pagi (Setiap Sabtu, 06:00 – 09:00): Program akhir pekan yang disajikan dalam bentuk obrolan santai, mengulas tema unik dan menarik.

Menampilkan sosok tokoh yang akan diinterview tentang perjalanan hidupnya. Catatan Akhir Pekan yang ditulis oleh Dr. Adian Husaini menyoroti dunia pemikiran ke-Islaman.

g. Taman Pustaka (Setiap Sabtu 09:00 – 12:00): Program informasi yang menghadirkan buku-buku terbaru dan bedah buku untuk buku pilihan bersama penulis maupun narasumber yang akan meresensi.

(55)

dunia sekolah dan kampus. Disajikan dalam gaya siaran yang menghibur dan edukatif.

i. Kabar Akhir Pekan (Setiap Sabtu 17:00 – 20:00): Program informasi yang merangkum berbagai peristiwa yang menjadi perhatian publik selama sepekan. Menghadirkan segmen Gali sejarah dan Budaya Bekasi untuk menumbuhkan kearifan lokal di tengah masyarakat dan melestarikan seni budaya Bekasi.

j. Sketsa Pagi (Setiap Minggu 06:00 – 20:00): Program informasi yang menyajikan beram talkshow yang menginspirasi dan mencerdaskan. Menghadirkan narasumber dari berbagai latar belakang profesi dan spesifikasi. Menyuguhkan berbagai info agenda kegiatan berwawasan lingkungan.

k. Ragam Khasanah (Setiap Ahad 09:00 – 12:00): Program variety show yang berisi aneka informasi ringan serta tips-tips tentang kehidupan. Disajikan dalam kemasan yang santai dan menghibur. Informasi tentang

Ilmu Pengetahuan, komunitas dan hobby.

l. Aneka Suasana (Setiap Minggu 13:00 – 16:00): Program entertainment untuk menemani seluruh anggota keluarga dengan informasi dan lagu-lagu pilihan. Menghadirkan segmen wisata nusantara yang berisi tentang obyek-obyek wisata tanah air.

(56)

dalam bentuk interaktif dengan tema yang mecerahkan dan mencerdaskan.8

3. Program Off Air a. Dakta Award

Anugerah penghargaan yang diberikan kepada instansi atau lembaga pemerintah dan swasta yang memberikan pelayanan yang memuaskan kepada masyarakat. Program ini sekaligus sebagai aspirasi bagi terciptanya pelayanan publik yang lebih baik.9

b. Dakta Peduli

Dakta Peduli adalah salah satu program off air Radio Dakta yang bergerak dibidang pendidikan, ekonomi dan social kemasyarakatan. Disamping sebagai CSR PT. Nada Komunikasiutama Dakta Peduli juga berusaha menjebatani bagi para aghniya yang ingin berbagi kepada saudara-saudara yang membutuhkan sebagai wujud kepedulian terhadap sesama.10

Dalam rangka menunjang cita-cita besar DAKTA PEDULI membagi program menjadi tiga program besar yaitu Program Pendidikan meliputi : Program Beasiswa, Penyebaran Peraltan sekolah, Mengangkat sekolah binaan, Training. Program Sosial Masyarakat meliputi : Peduli Kesehatan, Peduli Kemiskinan, Peduli bencana, Peduli Lingkungan.

8

Company Profile PT. Radio Nada Komunikasiutama

9

Dakta Radio, “Radio Dakta”, artikel diakses pada 8 Mei 2014 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Radio_Dakta

10

(57)

Program Pemberdayaan Ekonomi Umat meliputi : Pembinaan UKM, Pemberian Modal Usaha.11

Sebagai bentuk kerja sama antar masyarakat dalam memberikan bantuan bagi kaum yang membutuhkan. Dakta Peduli bertujuan membantu masyarakat yang kurang mampu dalam bidang pendidikan dan lingkungan. Motto Dakta Peduli adalah ”Menggugah semangat kepedulian sesama agar hidup dapat lebih berarti.”.

Beberapa kegiatan Dakta Peduli adalah: Pengobatan Gratis Rumah Sakit, Dakta Peduli Palestina, Dakta Peduli Bakti Guru Madrasah, Dakta Peduli Muara Gembong, Dakta Peduli Pelatihan Manajemen Masjid, Dakta Peduli Cianjur, Dakta Peduli Qurban, Dakta Peduli Tali Kasih.12

c. Taklim Dakta

Taklim Dakta adalah program yang terbuka untuk umum dan berorientasi menjadi referensi Muslim untuk meningkatkan wawasan keislaman dan memobilisasi jamaah. Program Taklim regular berlangsung setiap hari

Selasa dan Sabtu, Taklim samara setiap hari Minggu pekan kedua dan Taklim bulanan setiap hari Minggu pekan keempat yang menghadirkan narasumber yang bertaraf nasional. Motto Taklim Dakta adalah ”Meningkatkan wawasan keislaman dan ketakwaan kepada Allah SWT sekaligus menjalin silaturahmi demi terwujudnya masyarakat yang bersyariah.”.

11

Dakta Radio, Dakta Peduli, artikel diakses pada 2 Juli 2014 dari http://peduli.dakta.com/?page_id=8

12

Gambar

GAMBARAN UMUM DAKTA RADIO 107 FM
Gambar 1. Pola Komunikasi Roda
Gambar 3. Pola Komunikasi Lingkaran
Gambar 4. Pola Komunikasi Y
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk menjelaskan peran penyiar bahasa Mandarin dalam Program “Wo Ai Metta” di radio Metta FM Surakarta dan untuk mengetahui hambatan dan

Ada beberapa hambatan yang ditemui adalah keterbatasan penyiar dalam menggunakan kosakata bahasa Mandarin sehingga terkesan monoton, penyiar masih menebak judul lagu yang dipesan

Saran yang bisa peneliti berikan agar profesionalisme yang ada pada penyiar di Trijaya FM Yogyakarta tetap bisa terjaga dan semakin baik lagi adalah perlu adanya pemahaman oleh

Karena itu radio Zenith FM, Elisa FM, dan Suara Salatiga FM memilih menggunakan media sosial untuk dapat dekat dengan pendengarnya dan bisa menarik pendengar baru dari

adalah penyiar Morning Zone telah memiliki pendengar di luar dari segmentasi radio anak muda, dibutuhkan komunikator yang handal untuk dapat menarik. segmentasi

Data (35) merupakan interaksi antara pendengar dengan penyiar radio Sela pada saat acara Serenada yang menunjukkan terjadinya peristiwa campur kode internal bahasa

Strategi yang digunakan penyiar Bandar Jakarta adalah mempersiapkan rencana yang matang sebelum siaran, seperti menentukan topik atau tema yang akan dibahas, tema

a. Mempunyai kualitas vocal yang memadai. Dalam melakukan penilaina kualitas suara yang memadai dan tidak memadai, sangat bergantung kepada penilaian pendengarnya. Oleh