• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN SPASIAL PERMUKIMAN TIDAK TERENCANA

5.1. Pola Spasial

Permukiman Kampung Nelayan Belawan Medan adalah salah satu lingkungan binaan yang dibangun oleh manusia dan berada pada area pesisir pantai. Lingkungan binaan ini ditandai oleh dominasi struktur buatan manusia yang terbentuk atas kebutuhan masyarakat untuk bertahan hidup di atas lingkungan yang dipilihnya sebagai tempat naungan. Lingkungan binaan tersebut terdiri atas elemen fisik dan non fisik. Elemen fisik pada Permukiman Kampung Nelayan adalah massa bangunan-massa bangunan, jaringan jalan, dan ruang-ruang terbuka. Menurut Trujillo (2012), pola spasial pada lingkungan binaan ditandai dengan bentuk massa, jaringan jalan, ruang terbuka, dan sistem utilitas. Terjadinya spasial merujuk kepada elemen fisik suatu lingkungan binaan. Elemen fisik tersebut dapat dibangun secara terencana maupun tidak terencana oleh pemukim yang ingin tinggal di permukiman tersebut. Elemen fisik yang terbangun secara terencana adalah bagian dari sistem ruang yang dibangun berdasarkan peraturan dan mengikuti aturan tersebut, sedangkan elemen fisik yang terbangun tanpa terencana dibangun tanpa campur tangan pemerintah dan tidak memiliki batasan berlandaskan hukum karena tidak mengikuti peraturan pemerintah. Salah satu elemen pembentuk permukiman adalah massa-massa bangunan (Gambar 5.1). Bentuk-bentuk yang muncul pada pola permukiman

merupakan wujud tampilan penggunaan ruang yang diintegrasikan dengan jaringan jalan dan ruang di luar massa bangunan.

Gambar 5.1 Pola massa bangunan permukiman Kampung Nelayan

Massa bangunan-massa bangunan tersebut ada yang tersusun secara teratur dan ada yang tersusun secara tidak teratur. Akibat dari adanya perbedaan dalam proses perwujudan kampung, terdapat perbedaan pada pola spasial permukiman Kampung Nelayan ini. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh perbedaan batasan dalam membangun bangunan dan kondisi geografis yang terjadi pada permukiman Kampung Nelayan tersebut. Menurut Zhang, dkk, (2014), keadaan

Keterangan Gambar: : Massa bangunan

suatu daerah dan faktor geografis permukiman mempengaruhi pola permukiman manusia. Hal ini dapat dilihat pada perbedaan pola permukiman yang terdapat pada area terencana dibandingkan dengan area tidak terencana pada kawasan Kampung Nelayan. Permukiman yang terencana cenderung dibangun pada badan jalan pemerintah sedangkan permukiman tidak terencana cenderung membangun bangunan yang berorientasi ke pinggiran laut (Gambar 5.2). Pemerintah tidak berperan dalam mewujudkan pola kampung yang informal karena penghuni kampung menggarap sendiri tempat ini tanpa izin. Pada permukiman formal, batasan pemukim dalam membangun bangunannya adalah peraturan dari pemerintah, sedangkan pada permukiman informal tidak terdapat batasan dalam membangun permukiman karena pemukim tidak mengikuti peraturan yang telah ditetapkan pemerintah. Batasan yang terdapat pada pemukim di permukiman informal terdapat pada keadaan sosial dan ekonomi pemukim. Pada kawasan formal dengan kondisi tanah yang lebih rata dan padat, bangunan yang terbentuk cenderung mengikuti badan jalan dan terpola dengan grid yang lebih teratur. Bentuk permukiman yang terencana berdiri lebih teratur karena pada umumnya masyarakat yang menghuni area yang terencana lebih mampu secara ekonomi dibandingkan masyarakat yang menghuni area tidak terencana. Pola massa bangunan yang teratur berbentuk grid terbangun berorientasi pada jalan yang dibangun oleh pemerintah di mana jalan tersebut relatif lebih lebar dan dapat dilalui oleh kendaraan bermotor. Lebar jalan pemerintah pada kawasan ini 5-8 meter. Keadaan bangunan-bangunan yang dibangun pada kawasan terencana

relatif tampak permanen dan memunculkan suasana yang tidak kumuh terhadap ruang-ruang luarnya.

Berbeda dengan kawasan informal yang dibangun pada kawasan pinggiran laut. Kondisi geografis pada pinggiran laut yang dikelilingi oleh air dan kondisi tanah yang lebih berlumpur dan lembab menyebabkan perbedaan letak permukiman yang cenderung tidak berbentuk grid dan terletak lebih acak. Kondisi geografis ini juga menyebabkan perbedaan pada struktur dan bahan bangunan yang digunakan. Daerah formal cenderung terletak mengikuti jalan arteri sekunder atau jalan formal yang dibentuk pemerintah sedangkan daerah informal cenderung terbentuk berorientasi ke laut dan berada pada jalan kecil atau gang dan lorong- lorong yang dibangun oleh pemukim itu sendiri (Gambar 5.2). Kenyataan- kenyataan inilah yang menyebabkan perbedaan pola spasial massa bangunan pada permukiman formal dan informal di kawasan Kampung Nelayan Belawan Medan.

Gambar 5.2 Pola massa yang terintegrasi dengan jalan dan ruang terbuka pada permukiman Kampung Nelayan

Hao, J., Zhu, J., & Zhong, R. (2015) menyatakan bahwa bentuk-bentuk tersebut biasanya diikuti oleh layout penggunaan ruang, sistem jalan, dan ruang terbuka. Massa bangunan-massa bangunan yang terbentuk, baik pada permukiman formal maupun informal di Kampung Nelayan terintegrasi dengan sistem jalan, ruang terbuka, dan fungsi-fungsi ruang yang terbentuk di dalamnya. Jaringan jalan yang ada pada permukiman Kampung Nelayan ini terdiri dari jalan formal yang

Keterangan Gambar:

: Pola permukiman terencana : Pola permukiman tidak terencana : Laut

: Ruang terbuka/lahan kosong : Coastal port

dibangun oleh pemerintah dan jalan informal yang dibangun oleh pemukim itu sendiri sebagai akibat dari hubungan yang terjadi antar massa bangunan (Gambar 5.3). Jalan informal yang pada awalnya terbentuk secara tidak terencana, pada akhirnya diberi perkerasan oleh pemerintah. Jalanan yang dibangun oleh pemerintah dapat dilewati oleh kendaraan roda empat sedangkan jalanan yang dibangun oleh pemukim biasanya hanya dapat dilewati oleh kendaraan roda dua atau pejalan kaki saja.

Gambar 5.3 Pola Jaringan Jalan Kawasan Kampung Nelayan Medan

Elemen pembentuk lingkungan binaan selanjutnya adalah ruang terbuka (Gambar 5.4). Tidak terdapat ruang terbuka hijau (RTH) pada kawasan ini namun terdapat beberapa lahan atau tanah kosong. Tidak terdapat banyak aktivitas pada

Keterangan Gambar: : Jalan yang dibangun oleh pemukim

: Jalan yang dibangun oleh pemerintah

area lahan kosong tersebut karena kondisi lahan yang berlumpur dan penuh sampah. Beberapa area tanah kosong digunakan untuk tempat pembuangan sampah dan tempat peletakan barang-barang rongsokan.

Gambar 5.4 Peta letak area ruang terbuka pada kawasan Kampung Nelayan

Keterangan Gambar: : Massa bangunan : Jaringan jalan : Ruang terbuka : Laut : Coastal port