• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pola Transaksi dalam Komunikasi Transaksional

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

B. Komunikasi Interpersonal Sebagai Proses Transaksional

3. Pola Transaksi dalam Komunikasi Transaksional

Sebuah transaksi terjadi jika dalam berkomunikasi terjadi

pertukaran antara pesan yang dikirim dengan pesan yang diterima yang

berasal dari masing-masing status ego dalam diri seseorang. Permulaan

transaksi komunikasi dinamakan rangsangan atau stimulus transaksional,

dan tanggapannya dinamakan respon transaksional. Demikian menurut

Berne transaksi merupakan kesatuan dasar dari hubungan sosial atau

proses komunikasi (Blot,1992).

Melalui analisis komunikasi transaksional, seseorang belajar untuk

menyadari status ego mana yang sebaiknya diungkapkan sebagai suatu

stimulus atau respons sehingga komunikasi berjalan lancar secara efektif.

Hal ini dikarenakan setiap jenis transaksi yang terjadi dalam komunikasi

bergantung pada bagaimana seseorang menggunakan status egonya saat

berkomunikasi dengan orang lain. Dalam berkomunikasi antara tiga Status

Ego tersebut, Berne mengajukan tiga jenis transaksi yang dapat terbentuk P A C P A C

yaitu: Transaksi Komplementer, Transaksi Silang, dan Transaksi

Terselubung (Harris,1969).

a. Transaksi Komplementer

Transaksi ini merupakan transaksi yang mana sebuah stimulus

status ego yang dikirimkan mendapat respon status ego yang sama dari

penerima pesan. Dapat dikatakan bahwa transaksi komplementer

memiliki sifat pengharapan. Seseorang memberikan stimulus Adult dan

mengharapkan respon Adult, dan demikian terjadi juga. Dalam transaksi

ini arah transaksi komunikasi yang terjadi bersifat sejajar, yaitu terjadi

pada komunikasi antara dua orang yang menggunakan status ego yang

sama seperti status ego Parent dengan Parent, Adult dengan Adult, atau

Child dengan Child. Selain itu, transaksi komplementer dapat juga

terjadi pada komunikasi status ego yang berbeda namun tetap bersifat

komplementer, yaitu Parent-Child, Parent-Adult, atau Adult-Child

(Hukom,1990)

stimulus

respon

Orang 1 Orang 2

Gambar 3. Transaksi Komplementer Adult-Adult P A C P A C

Transaksi komplementer merupakan jenis transaksi terbaik

dalam suatu komunikasi antarpribadi karena terjadi kesamaan makna

terhadap pesan yang dipertukarkan, pesan yang satu dilengkapi oleh

pesan yang lain baik dalam status ego yang sama maupun dalam jenis

status ego yang berbeda namun komplementer. Menurut Berne dalam

bukunya “Games People Play”, transaksi ini sehat dan merupakan

interaksi manusia normal. Berne juga menambahkan bahwa sebagai

hukum pertama komunikasi dalam analisis transaksional, dapat

dikatakan bahwa transaksi komplementer akan berjalan lancar selama

transaksi bersifat saling melengkapi, dan dapat dilanjutkan tanpa batas

(Blot,1992). Apabila transaksi terus berjalan dan menghasilkan

rangkaian transaksi komplementer, maka setiap respon yang diberikan

nantinya akan menjadi stimulus baru bagi transaksi komplementer

berikutnya.

b. Transaksi Silang

Menurut Berne, tidak semua transaksi manusia itu sehat atau

normal. Transaksi silang merupakan jenis transaksi yang terjadi pada

dua status ego yang berbeda dengan arah transaksi komunikasi saling

memotong dan tidak sejajar. Respon transaksional dari penerima pesan

datang dari status ego yang berbeda dengan status ego yang ingin

dituju oleh pengirim pesan. Contohnya, pengirim pesan bermaksud

untuk melakukan transaksi status ego Adult-Adult, akan tetapi penerima

memunculkan transaksi Child-Parent. Berdasarkan contoh tersebut,

dapat dikatakan bahwa pengirim pesan tidak mendapatkan respon

transaksional yang diharapkannya. Hal ini bisa saja terjadi karena

adanya kesalahpahaman ataupun pandangan berbeda yang terjadi dalam

memberikan makna pesan yang dipertukarkan antara pemberi stimulus

dan penerima respon (Harris,1969).

stimulus

respon

Orang 1 Orang 2

Gambar 4. Transaksi Silang Adult-Parent

Transaksi ini sering menghasilkan hasil berupa efek negatif,

yaitu terjadi komunikasi yang meleset sehingga mengakibatkan

kesenjangan dalam komunikasi dan rentan terjadi konflik. Kedua belah

pihak yang berkomunikasi menjadi segan untuk meneruskan

percakapan, atau memilih beralih ke tema pembicaraan lain, atau dapat

membuat terjadinya pertengkaran. Akan tetapi, jika salah satu pihak

yang berkomunikasi dapat memindahkan status egonya menjadi respon

yang diinginkan stimulus, maka akan tersusun kembali suatu transaksi

komplementer (Blot,1992). P A C C P A

c. Transaksi Terselubung

Transaksi terselubung disebut juga sebagai transaksi

tersembunyi. Hal ini dikarenakan dalam proses komunikasi melibatkan

lebih dari satu status ego, baik saat memberikan stimulus maupun

respon. Dengan kata lain, pesan yang diucapkan memiliki makna lain

yang tersembunyi dibalik pesan yang diucapkan tersebut. Oleh karena

itu, transaksi terselubung dapat dikatakan, merupakan suatu transaksi

yang kompleks (Hukom, 1990). Pesan terselubung dalam bahasa

sehari-hari sering terdengar sebagai ucapan “ada udang di balik batu”, yaitu

bisa berbentuk sindiran, pancingan, dan kepura-puraan.

Berdasarkan contoh tersebut, dapat disimpulkan bahwa

seseorang harus peka jika ingin memahami suatu transaksi selubung,

sehingga mampu mengetahui maksud yang disembunyikan kemudian

dapat memberikan respon yang diharapkan dan komunikasi yang terjadi

dapat berjalan lancar. Berikut adalah gambar dari transaksi terselubung.

Pesan terselubung dalam gambar ditunjukkan menggunakan garis yang

terputus-putus.

stimulus

respon

T. terselubung

Orang 1 Orang 2

Gambar 5. Transaksi Terselubung (Adult - - (P-C) - Adult) P A C C P A

Dalam kehidupan sehari-hari, setiap jenis transaksi selalu ada

pada saat seseorang berkomunikasi. Akan tetapi, tidak semua jenis

transaksi menciptakan terjadinya suatu komunikasi yang efektif.

Terciptanya suatu komunikasi yang efektif, menurut Berne berkaitan

dengan bagaimana cara seseorang dalam mengelola status egonya saat

melakukan transaksi komunikasi dengan orang lain serta dapat

berkomunikasi secara terbuka terhadap suatu pesan yang ingin

diungkapkkan.

Suatu komunikasi yang efektif terjadi ketika seseorang mampu

menentukan status egonya dengan tepat sebagai respon atas stimulus

status ego yang diberikan orang lain. Ketika salah satu pihak dalam

kegiatan komunikasi menyadari status ego manakah yang terdapat pada

orang lain yang diajak berkomunikasi, lalu dapat bersikap terbuka pada

keinginannya dengan mengkomunikasikan status ego yang tepat, maka

komunikasi akan berjalan dengan efektif dan berlangsung terus.

Penggunaan komunikasi yang efektif terjadi pada pola transaksi

komplementer, yaitu pihak-pihak yang berkomunikasi telah mampu

untuk memahami status ego orang lain dan memberikan respon status

ego yang tepat, sehingga proses komunikasi bersifat saling melengkapi

dan berjalan terus (Blot,1992). Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa

kemampuan seseorang dalam memahami dan menggunakan status ego

menentukan efektif atau tidaknya komunikasi yang terjadi dalam suatu

Dokumen terkait