• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3. Implementasi Kebijakan Pembangunan Hunian Tetap

4.3.2. Political Acceptability

Dalam political acceptability dapat pula diartikan sebagai dukungan politik dari berbagai lembaga yang terkait dalam sebuah implementasi kebijakan yang dilakukan dalam suatu wilayah. Dari hal ini dapat menimbulkan dua kemungkinan, yaitu adanya dukungan politik dari berbagai pihak maupun lembaga yang terkait dan tidak didapati adanya dukungan politik dari pihak maupun lembaga yang terkait.

Implementasi kebijakan pembangunan hunian tetap khususnya relokasi mandiri tahap II tidak hanya dukungan finansial yang dibutuhkan tetapi dukungan politik juga sangat dibutuhkan agar kebijakan yang telah diatur dari pusat akan ditemukan kesesuaian yang diterjemahkan oleh pemerintah daerah. Apabila dilihat dari dukungan politik dari DPRD Kabupaten Karo sangat mendukung secara politik dalam relokasi mandiri tahap II dalam pembangunan hunian tetap. Seperti yang disampaikan oleh informan anggota DPRD Kabupaten Karo, yaitu :

Ya, tentu mendukung. Karena kita juga tidak mau masyarakat kita tidak memiliki tempat tinggal, kita tidak mau mereka tidak memiliki masa depan akibat bencana yang ada di daerah ini. Sehingga dapat melanjutkan kehidupannya tidak menunggu kapan bencana akan berakhir terutama seperti di daerah kita ini bencana alamnya meletusnya Gunung Sinabung (Wawancara dengan Ferianta Purba, 11 Maret 2019 pada 16.55 WIB, Transkrip Wawancara halaman 124).

Senada dengan pertnyataan yang disampaikan oleh informan anggota DPRD Kabupaten Karo, yaitu :

Sangat mendukung agar pembangunan hunian tetap ini dapat dilakukan dan masyarakat segera dapat bertempat tinggal di hunian

tetap tersebut (Wawancara dengan Herty Delima Purba, 11 Maret 2019 pada 17.46 WIB, Transkrip Wawancara halaman 125).

Tidak hanya dukungan politik tetapi perlu juga dilakukan bagaimana supaya hunian tetap dapat menjadi suatu objek yang menarik perhatian wisatawan sehingga berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat. Hal ini dinyatakan juga oleh informan lainnya anggota DPRD Kabupaten Karo, yaitu :

Secara politik kita sangat mendukung, karena gini sebenarnya kalau relokasi mandiri itu bisa membuat masyarakat kita pencar-pencar. Kalo dibilang secara politik kan global, makanya perlu juga sebenarnya dari pemda memikirkan ke depan, apasih yang dilakukan agar masyarakat tidak ketinggalan. Pemerintah dalam hal ini harus proaktif memikirkan planning ke depan contohnya meminta izin kementerian untuk dibangun wisata alam atau wisata rohani sehingga ini menjadi daya tarik dan mendukung perekonomian masyarakat (Wawancara dengan Jidin Ginting, 11 Maret 2019 pada 18.10 WIB, Transkrip Wawancara halaman 127).

Dukungan politik juga dapat dilakukan apabila tidak melanggar peraturan yang berlaku serta apa yang didukung secara politk tersebut merupakan hal yang dapat membantu masyarakat dalam melanjutkan kehidupannya. Informan lainnya anggota DPRD Kabupaten Karo lainnya menyatakan bahwa, yaitu :

DPRD itu kan wakil rakyat ya secara politik mendukung, kalau memang itu perlu dan menguntungkan masyarakat sejauh tidak melanggar peraturan perundang-undangan. Artinya kan kalau hunian tetap itukan pasti ada anggaran artinya kita akan menganggarkan.

Ketika sudah ditetapkan lokasi, dan lokasi itu dilarang untuk pembangunan hunian maka kita akan melarang jangan dibangun di situ begitu dia (Wawancara dengan Sarijon Bako, 18 Maret 2019 pada 14.27 WIB, Transkrip Wawancara halaman 128).

Senada dengan pernyataan yang disampaikan oleh informan anggota DPRD Kabupaten Karo, yaitu :

Kita tidak berbicara langsung secara politik, tapi apapun yang namanya pembangunan hunian untuk masyarakat yang berguna bagi masyarakat itu harus kita dukung. Kita tidak bercerita politik kalau kita menjadi daerah bencana, kita lebih berbicara kepada kemanusiaan kan kalau mengenai bencana ini (Wawancara dengan Jun Arief Bangun, 18 Maret 2019 pada 15.02 WIB, Transkrip Wawancara halaman 130).

Dukungan politik dari DPRD Kabupaten Karo dalam pembangunan hunian tetap dapat diwujudnyatakan dalam berbagai hal salah satunya dengan melakukan pengawasan yang dalam pembangunan hunian tetap. Sebagaimana yang dinyatakan oleh informan anggota DPRD, bahwa :

Pada prinsipnya dari DPRD menyikapi dan mengawasi atau mengontrol apa yang dilakukan pemerintah pusat yang diterjemahkan oleh pemerintahan daerah ini, karena kita tidak ada Perda terkait hunian tetap jadi kita tidak bisa terlalu jauh mengatur di situ hanya mengawasi dilihat dari jauh. Cara untuk mengontrol ya tentu, seperti kemarin itu kita ada lakukan kunjungan terus kalaupun ada aspirasi dari masyarakat kita bisa menampung. Kunjungan dilakukan untuk masyarakat dampak dan terdampak. (Wawancara dengan Ferianta Purba, 11 Maret 2019 pada 16.55 WIB, Transkrip Wawancara halaman 124).

Hal ini juga dinyatakan oleh informan anggota DPRD Kabupaten Karo, yaitu :

Dukungannya gini kita kan dari sisi lembaga DPRD ini pengawasan dan buggeting, kita memprioritaskan masyarakat yang terdampak lingkar Sinabung, itu kita prioritaskan. Cara kita mengontrol ya seperti kita sering ke lokasi melihat apa kendala.

Dalam hal ini sah-sah saja DPRD ini mengawasi dan kita tetap aktif dalam segi pengawasan (Wawancara dengan Jidin Ginting, 11 Maret 2019 pada 18.10 WIB, Transkrip Wawancara halaman 127).

Penetapan perda dalam suatu daerah untuk suatu kebijakan yang sebelumnya belum ada ditetapkan akan mendukung pengimplementasian kebijakan pembangunan hunian tetap. Penetapan

perda dalam suatu daerah dapat didukung oleh DPRD Kabupaten dari daerah tersebut. Begitupula yang dinyatakan oleh informan lainnya anggota DPRD Kabupaten Karo bahwa :

Dukungan politik dari DPRD adalah penetapan Perda Kebencanaan dan itulah sebagai wujud implementasi dari dukungan politik tersebut dan mengawasi dengan dilakukan kunjungan, karena stakeholdernya kan dinas terkait. Mulai perencanaan juga DPRD sudah ikut serta. Dan adalah kunjungan, karena stakeholdernya kan dinas terkait. Pasti kami ada melakukan kunjungan pada saat pembangunan bahkan mulai perencanaan pun DPRD sudah diikutsertakan. (Wawancara dengan Herty Delima Purba, 11 Maret 2019 pada 17.46 WIB, Transkrip Wawancara halaman 125).

DPRD Kabupaten Karo dalam mendukung pembangunan hunian tetap tersebut juga melakukan kunjungan ke lapangan untuk melihat langsung implementasi pembangunan hunian tersebut.

Begitupula yang dinyatakan oleh informan anggota DPRD Kabupaten Karo berikut ini :

Dari segi fungsi DPRD itu kan ada tiga, anggaran, pengawasan, legislasi. Jadi kalau anggaran itu kita rapat untuk membuat anggaran kemana kita buat anggaran itu. Legislasi itu salah satu tugasnya untuk membahas peraturan daerah. Kalau fungsi pengawasan itu, yang kita lakukan pengawasan ke lapangan atau terjun langsung ke lapangan (Wawancara dengan Sarijon Bako, 18 Maret 2019 pada 14.27 WIB, Transkrip Wawancara halaman 128).

Senada dengan hal tersebut juga dinyatakan oleh informan anggota DPRD Kabupaten Karo, yaitu :

Dalam hal pembangunan hunian tetap bagi masyarakat ini kan ada lembaga pemerintah contoh ada disitu SKPD-SKPD yang bisa mengontrol pembangunan itu, seperti BPBD. Mereka itu orang yang paling dekat dengan masyarakat erupsi Gunung Sinabung. Fungsi DPRD seperti yang kita tahu ada tiga ya kan dalam hal anggaran, legislasi membuat peraturan daerah, pengawasan. DPRD ini akan menggunakan fungsi pengawasannya untuk tahu kebijakan-kebijakan bagaimana yang masyarakat inginkan. Masyarakat kan kadang-kadang perlu pendekatan secara kemanusiaan sepertinya DPRD lebih mampu karena DPRD ini kan berasal dari mereka juga dari masyarakat yang

terdampak erupsi Gunung Sinabung juga kan (Wawancara dengan Jun Arief Bangun, 18 Maret 2019 pada 15.02 WIB, Transkrip Wawancara halaman 130).

Dari segi dukungan dalam pelaksanaan pembangunan hunian tetap diperoleh juga dari berbagai pihak baik masyarakat, pemerintahan provinsi dan lain sebagainya. Pemilihan lokasi untuk pembangunan hunian tetap juga adanya persetujuan dari masyarakat sekitar yang memiliki lahan tersebut. Dalam hal ini ada masyarakat yang dengan senang hati memberikan persetujuan, namun ada juga masyarakat yang tidak mendukung hal tersebut. Dari pemerintah pusat, provinsi dan DPRD Kabupaten juga mendukung secara politk dan moril. Hal ini disampaikan oleh informan Seksi Rekonstruksi, yaitu :

Masyarakat ada yang mendukung ada juga yang tidak. Kalau DPRD mendukung secara moral dan politik tapi ketika dana itu dari pemerintah pusat. Kalau provinsi kan perpanjangan tangan pemerintah pusat, tapi kan yang punya masyarakat Kabupaten Karo. Pada akhirnya setiap usulan dana kami diverifikasi mereka tidak pernah dipersulit, baik. Kalau real yang dibangun di relokasi mandiri tahap II ga ada, tapi relokasi tahap I ada dibangunnya 103 rumah dan dananya dari provinsi. Kalau dukungan moral dan politik jelas tidak pernah kami dipersulit untuk mengusulkan dana ke pusat (Wawancara dengan Irvan Maranatha Surbakti, 10 April 2019 pada 14.34 WIB, Transkrip Wawancara halaman 110).

Hal di atas juga didukung oleh pernyataan dari informan Kepala Pelaksana, yaitu :

Jadi memang banyak kelemahan di relokasi tahap II. Ada masyarakat yang mendukung tapi ada juga yang keberatan, macam-macam ini ada kecemburuan sosial, ada yang merasa terusik ada merasa kurang nyaman, puncaknya kemaren kan banyak menentukan ke Desa Lingga tetapi masyarakat Desa Lingga menolak, ini salah satu contoh. Dalam penanganan percepatan ini semua, kepala BNPB sudah menempatkan salah satu kolonel disini sebagai pendamping kami.

Sebagai penghubung dengan kepala BNPB yang stay di Karo. Untuk

membantu BPBD untuk memberikan kepercayaan kepada masyarakat karena seakan-akan image pemda kurang yakin apapun yang disampaikan. Dengan adannya perwakilan BNPB bahwa yang tidak boleh ya tidak boleh, kalau boleh ya ada regulasinya administrasinya ada begitu (Wawancara dengan Martin Sitepu, 1 April 2019 pada 16.13 WIB, Transkrip Wawancara halaman 105).

Senada dengan pernyataan di atas dinyatakan oleh informan Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi, yaitu :

Secara umum DPRD mensupport untuk itu tidak ada hambatan dari mereka sejauh ini sepanjang itu untuk peningkatan kesejahteraan pengungsi mereka support (Wawancara dengan Subur Tambun, 10 April 2019 pada 16.19 WIB, Transkrip Wawancara halaman 117).

Dukungan yang diberikan dari pusat tidak hanya dana tetapi BNPB sendiri telah menugaskan kolonel untuk membantu BPBD dalam menangani pembangunan hunian tetap baik tahap II dan tahap III. Hal ini dinyatakan informan Kepala Pelaksana berikut ini :

Dalam penanganan percepatan ini semua kepala BNPB sudah menempatkan salah satu kolonel di sini sebagai pendamping kami.

Sebagai penghubung dengan kepala BNPB yang stay di Karo. Untuk membantu BPBD untuk memberikan kepercayaan kepada masyarakat karena seakan-akan image pemda kurang yakin apapun yang disampaikan. Dengan adannya perwakilan BNPB bahwa yang tidak boleh ya tidak boleh, kalau boleh ya ada regulasinya administrasinya ada begitu. (Wawancara dengan Martin Sitepu, 1 April 2019 pada 16.13 WIB, Transkrip Wawancara halaman 106).

Berdasarkan informasi di atas dapat dikatakan bahwa dari lembaga DPRD mendukung percepatan pembangunan hunian tetap yang diperuntukkan untuk masyarakat pengungsi Gunung Sinabung serta melakukan pengawasan dengan kunjungan ke lokasi. Selain itu, masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi yang dipilih oleh masyarakat untuk tempat dibangunnya relokasi mandiri tahap II ada pula didapati rasa keberatan karena merasa kurang nyaman dengan kedatangan

orang baru di wilayah mereka. Baik dari pemerintah daerah, provinsi dan pusat memberikan dukungan untuk pembangunan hunian tetap dalam hal pendanaan tidak dipersulit.

Dari hasil observasi yang dilakukan penulis di lapangan saat mengunjungi Kantor DPRD Kabupaten Karo pada 11 Maret 2019 dan 18 Maret 2019 masyarakat pengungsi Gunung Sinabung mendatangi Kantor DPRD Kabupaten Karo dilakukan rapat untuk membahas jatah hidup dan instansi terkait dipanggil agar mengetahui mengapa jatah hidup tersebut belum disalurkan.

Dari hasil dokumentasi bahwa dalam penetapan peraturan daerah mengenai penanggulangan bencana sudah disahkan oleh DPRD Kabupaten Karo pada akhir tahun 2018 lalu. Tetapi peraturan daerah tersebut masih belum diberikan penomoran karena masih diperiksa muatan isi dari peraturan daerah tersebut sehingga belum mendapatkan nomor register dari biro hukum Provinsi Sumatera Utara.

Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi peneliti dapat memaparkan dari informasi-informasi di atas bahwa dukungan politik dari setiap lembaga terkait dengan segala kemampuan sudah dilakukan untuk mendukung kebijakan tersebut.

Aspirasi dari masyarakat juga ditampung dan dipertemukan dengan instansi terkait untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana perkembangan tentang masalah dihadapi. Menyangkut peraturan

daerah yang telah ditetapkan menunggu waktu untuk diberikan penomoran sehingga dapat dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten.

4.3.3. Robustness under conditions of administrative implementation and improvability

Kebijakan dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi maupun mengurangi masalah-masalah publik yang terjadi. Tidak jarang kebijakan yang telah dirumuskan tersebut merupakan cara yang tepat, namun dalam praktiknya tidak dilakukan seperti seharusnya.

Artinya apa perbedaan dengan apa yang telah dirumuskan dengan praktik yang dilakukan di lapangan.

Robustness under conditions of administrative implementation and improvability dapat dilihat dari empat hal, yaitu authority, instutional commitment, capability dan organization support (dalam Sihombing, Tunggul dan Asima Yanty Sylvania Siahaan, 2017 : 56-69).

4.3.1.1.Authority

Authority atau kewenangan bagi suatu lembaga untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Dalam hal kewenangan ini dapat dilihat dari uraian tugas dari setiap bidang dalam suatu lembaga. Apabila setiap bidang telah memahami dan mengerti apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya maka tidak akan terjadi penumpukan tugas hanya pada satu bidang ataupun masalah-masalah lainnya.

Berdasarkan hasil dokumentasi BPBD dibentuk pada tahun 2014. Dengan terbentuknya BPBD pada tahun 2014 maka dilakukanlah perubahan pada Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 01 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 19 Tahun 2008 Tentang Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Karo disisipkan satu BAB, yaitu BAB VIII A mengenai kedudukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah serta hasil dokumentasi tentang uraian tugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo, yaitu :

1. Kepala BPBD

Dalam melaksanakan tugas pokok kepala BPBD mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

a. Memimpin, merumuskan, mengatur, membina, mengendalikan, mengkoordinasikan dan mempertanggungjawabkan kebijakan teknis penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik di bidang penanggulangan bencana.

b. Merumuskan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya

c. Memberikan dukungan atas penyelenggaraan pemerintah daerah sesuai dengan lingkup tugasnya

d. Membina pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya

e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya

2. Kepala Pelaksana

a. Memimpin, meengkoordinasikan, dan mengendalikan tugas-tugas di bidang penanggulangan bencana secara terintegrasi yang meliputi prabencana, saat tanggap darurat dan pasca bencana.

b. Memimpin, merencanakan, mengatur, membina, mengkoordinasikan, dan mengendalikan pelaksanaan tugas pokok baik kesekretariatan, maupun urusan pemerintah yang meliputi Penetapan Kebijakan dan Standar Penanggulangan Bencana sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal

c. Menetapkan, melaksanakan visi dan misi badan untuk mendukung visi dan mini daerah

d. Menyusun dan menetapkan rencana strategis dan program kerja badan sesuai dengan visi dan misi daerah

e. Merumuskan kebijakan rencana dan program penanggulangan bencana

f. Merumuskan kebijakan pengkoordinasian penyelenggaraan penanggulangan bencana

g. Merumuskan kebijakan pengkomandoan penyelenggaraan penanggulangan bencana

h. Merumuskan kebijakan pelaksanaan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana

i. Merumuskan kebijakan evaluasi dan pelaksanaan tugas penanggulangan bencana

j. Melaksanakan koordinasi/kerja sama dan kemitraan dengan unit kerja/ instansi/ lembaga/ atau pihak ketiga di bidang penanggulangan bencana

k. Menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah berkoordinasi dengan instansi terkait dibawah koordinasi Tim Anggaran Pendapatan Daerah

l. Memberikan saran, pertimbangan, dan pendapat Kepala Badan dalam rangka percepatan penyelesaian tugas pokok dan sebagai bahan penetapan kebijakan Pemerintah Kabupaten Karo m. Menyelenggarakan koordinasi dan kerjasama

dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah terkait, instansi vertikal terkait yang ada di daerah, provinsi, dan pusat maupun lembaga swasta dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas pokok

n. Mengkoordinasikan tugas-tugs kedinasan kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing

o. Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta melakukan pengawasan melekat pada bawahan p. Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan

pertimbangan dalam meningkatkan perkembangan karier dan penilaian DP3

q. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan badan berdasarkan realisasi program kerja untuk bahan penyempurnaan program kerja berikutnya

r. Bertindak sebagai pengguna anggaran dan pengguna barang satuan kerja perangkat daerah s. Menyelenggarakan tugas pembantuan sesuai dengan

kewenangan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku

t. Menyususn dan membrikan laporan pertanggungjawaban tugas badan termasuk laporan keuangan dan laporan kinerja badan kepada bupati melalui kepala badan

u. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya 3. Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi

a. Memimpin, membina dan mengendalikan tugas-tugas di bidang pengkoordinasian, pengkomandoan dan pelaksanaan penanggulangan bencana yang meliputi rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana secara adil dan setara sesuai dengan kebijakan pemerintah daerah dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana

b. Melaksanakan penyusunan rencana dan program kerja pengkoordinasian, pengkomandoan dan pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana

c. Menyelenggarakan pelaksanaan tugas di bidang pengkoordinasian, pengkomandoan dan pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana

d. Merumuskan sasaran pelaksanaan tugas di bidang pengkoordinasian, pengkomandoan, dan pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana

e. Melakukan pembinaan dan pengarahan pelaksanaan tugas di bidang pengkoordinasian, pengkomandoan dan pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana

f. Melaksanakan perumusan kebijakan perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik

g. Melaksanakan perumusan kebijakan normalisasi aspek pemerintah dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca bencana

h. Melaksanakan perumusan kebijakan pembangunan prasarana dan sarana serta kelembagaan pada wilayah pasca bencana

i. Melaksanakan perumusan kebijakan pertumbuhan perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban

j. Melaksanakan perumusan kebijakan peningkatan peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah pasca bencana

k. Melaksanakan perumusan kebijakan penguatan komunitas yang terkena bencana

l. Melaksanakan perumusan kebijakan pemberdayaan sosial ekonomi yang terintegrasi dalam program pembangunan daerah

m. Melakukan koordinasi/ kerjasama dan kemitraan dengan unit kerja/ instansi/ lembaga publik atau pihak ketiga di bidang rehabilitasi dan rekonstruksi penanggulangan bencana

n. Mengkoordinasikan tugas-tugas kedinasan kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing

o. Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta melakukan pengawasan melekat pada bawahan p. Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan

pertimbangan dalam meningkatkan perkembangan karir dan penilaian DP3

q. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan badan berdasarkan realisasi program kerja untuk penyempurnaan program kerja berikutnya

r. Bertindak selaku Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) pada bidang tugasnya setelah ditetapkan yang berwenang

s. Menyusun dan memberikan laporan pertanggungjawaban tugas bidang kepala badan melalui sekretaris

t. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh kepala pelaksana sesuai dengan tugas dan fungsinya.

4. Kepala Seksi Rehabilitasi

a. Merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pengkoordinasian, pengkomandoan,

dan pelasksanaan penanganan rehabilitasi pasca bencana

b. Melaksanakan penyusunan rencana operasional dan program kerja kegiatan penanganan rehabilitasi pasca bencana

c. Melaksanakan penyusunan bahan rumusan kebijakan perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik

d. Melaksanakan penyusunan bahan rumusan kebijakan normalisasi aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca bencana e. Melaksanakan penyusunan bahan rumusan

kebijakan percepatan akselerasi bantuan darurat berupa sandang, lauk-pauk, family kid ware serta beras dan obat-obatan serta makanan tambahan f. Melaksanakan penyusunan bahan rumusan

kebijakan pembangunan kembali semua prasarana dan sarana serta kelembagaan pada wilayah pasca bencana

g. Melaksanakan evaluasi dan analisis pelaporan pelaksanaan tugas

h. Melaksanakan koordinasi rehabilitasi penanggulangan bencana dengan sub unit kerja lain di lingkungan badan

i. Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta pengawasan dalam rangka kelancaran penyelesaian pengelolaan naskah dinas

j. Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan penyusunan laporan kepada atasan untuk bahan pertimbangan dalam meningkatkan perkembangan karier dan penilaian DP3

k. Menyusun dan memberikan laporan pertanggungjawaban tugas sub bidang kepada kepala bidang

l. Menyelengarakan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya 5. Kepala Seksi Rekonstruksi

a. Merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pengkoordinasian, pengkomandoan dan pelaksanaan penanganan rekonstruksi pasca bencana b. Menyusun rencana operasional dan program kerja

kegiatan penanganan rekonstruksi pasca bencana c. Menyusun bahan rumusan kebijakan tumbuh dan

berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya

d. Menyusun bahan rumusan kebijakan penegakan aspek hukum dan ketertiban pasca bencana

e. Menyusun bahan rumusan kebijakan peningkatan peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah pasca bencana

f. Menyusun bahan rumusan kebijakan penguatan komunitas yang terkena bencana

g. Menyusun bahan rumusan kebijakan pemberdayaan sosial ekonomi yang terintegritas dalam program pembangunan daerah

h. Melaksanakan evaluasi dan analisis pelaporan pelaksanaan tugas

i. Melaksanakan koordinasi rekonstruksi penanggulangan bencana dengan sub unit kerja lain di lingkungan badan

j. Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta pengawasan dalam rangka kelancaran penyelesaian pengelolaan naskah dinas

k. Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan penyusunan laporan kepada atasan untuk bahan pertimbangan dalam meningkatkan perkembangan karier dan penilaian DP3

l. Menyusun dan memberikan laporan pertanggungjawaban tugas sub bidang kepada kepala bagian

m. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis di lapangan bahwa BPBD dalam menangani kebencanaan di Kabupaten Karo khususnya dalam pelaksanaan relokasi BPBD turun ke lapangan melihat secara langsung lahan yang dipilih oleh masyarakat dalam relokasi mandiri tahap II. Dalam proses persiapan lahan untuk relokasi tahap III BPBD juga ke Siosar untuk melihat secara langsung. Selain itu, dalam pencairan dana stimulan untuk hunian tetap, masyarakat berurusan dengan BPBD dengan menyerahkan berkas-berkas yang dibutuhkan. BPBD khususnya bagian rehabilitasi dan

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis di lapangan bahwa BPBD dalam menangani kebencanaan di Kabupaten Karo khususnya dalam pelaksanaan relokasi BPBD turun ke lapangan melihat secara langsung lahan yang dipilih oleh masyarakat dalam relokasi mandiri tahap II. Dalam proses persiapan lahan untuk relokasi tahap III BPBD juga ke Siosar untuk melihat secara langsung. Selain itu, dalam pencairan dana stimulan untuk hunian tetap, masyarakat berurusan dengan BPBD dengan menyerahkan berkas-berkas yang dibutuhkan. BPBD khususnya bagian rehabilitasi dan

Dokumen terkait