• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam suatu penelitian penentuan individu sebagai subjek yang diteliti merupakan hal penting. Oleh karena itu subjek penelitian dituntut jelas dan pasti, sebab dalam suatu penelitian untuk membuktikan dan menguji hipotesa tidak mungkin dilaksanakan tanpa subjek yang diteliti.

Sebelum menentukan populasi, kiranya dikemukanakan terlebih dahulu pengertian populasi. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006: 130). Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2007: 250) ”Populasi adalah kelompok besar dan wilayah yang menjadi lingkup penelitian”. Menurut Tentrem Widodo (2009: 47) ”Populasi adalah keseluruhan individu atau satuan- satuan tertentu sebagai anggota atau himpunan dalam suatu kelas atau golongan tertentu”, sedangkan menurut Siswandari (2009: 5) “Populasi adalah himpunan sampel atau anggota yang akan diamati”.

Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan pengertian populasi mengandung unsur :

a. Keseluruhan subjek penelitian

b. Kelompok atau wilayah yang menjadi lingkup penelitian

c. Keseluruhan atau satuan tertentu sebagi anggota dalam peneliian d. Himpunan sampel atau anggota yang akan diamati

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 116 siswa, terdiri dari seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Jogorogo Kabupaten Ngawi tahun pelajaran 2010/2011, yang terdiri dari tiga kelas yaitu XI IPS1 dengan jumlah 40 siswa, XI IPS2 dengan jumlah 38 siswa, dan XI IPS3 dengan jumlah 38 siswa.

2. Sampel

Dalam penelitian sosial tidak semua populasi dikenakan penelitian. Hal tersebut mengingat besarnya jumlah populasi dan keterbatasan biaya, waktu, dan tenaga. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu adanya pembatasan yaitu dengan menentapkan jumlah sampel representatif yang dapat mewakili populasi.

commit to user

Menurut Siswandari (2009: 5) “Sampel merupakan sebagian anggota populasi”. Nana Syaodih Sukmadinata (2007: 250) mengatakan bahwa sampel adalah “Kelompok kecil yang secara nyata diteliti dan ditarik kesimpulan”. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2006: 131) “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.

Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan pengertian sampel mengandung unsur :

a. Sebagian anggota populasi b. Kelompok kecil yang akan diteiti c. Wakil atau sebagian dari populasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 134) “Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semuanya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjek besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih”. Berdasarkan pendapat tersebut maka peneliti mengambil sampel sebesar 40% dari populasi. Maka sempel diambil sebanyak 46 siswa.

Beberapa keuntungan jika menggunakan sampel menurut Suharsimi Arikunto (2006: 133) yaitu:

a. Karena subjeknya pada sampel lebih sedikit dibandingkan dengan populasi, maka kerepotannya tentu kurang.

b. Apabila populasinya terlalu besar, maka dikhawatirkan ada yang terlewati.

c. Dengan penelitian sampel, maka akan lebih efisien (dalam arti uang, waktu, dan tenaga).

d. Ada kalanya dengan penelitian populasi berarti desktruktif (merusak). e. Ada bahaya bias dari orang yang mengumpulkan data.

f. Adakalanya memang tidak dimungkinkan melakukan penelitian populasi.

3. Teknik Sampling

Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel atau contoh yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Untuk menentukan besarnya

commit to user

sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat teknik-teknik untuk mengambil sampel dari populasi yang ada. Menurut M. Iqbal Hasan (2002: 85) “Metode sampling adalah cara pengumpulan data yang hanya mengambil sebagian elemen populasi atau karakteristik yang ada dalam populasi”. Menurut Sutrino Hadi (2000: 75) “Ada dua macam teknik sampling, yaitu: teknik random sampling dan non random sampling”. Teknik tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Teknik Random Sampling

Random sampling adalah pengambilan sampel secara ramdom aau tanpa bulu. Dalam random sampling semua individu dalam populasi diberi kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai anggota sampel.

Adapun cara-cara yang digunakan untuk random sampling adalah : 1)Cara undian

2)Cara ordinal

3)Randomisasi dari tabel bilangan random b. Teknik Non Random Sampling

Non random sampling adalah cara pengammbilan sampel yang tidak semua populasi diberi kesempatan untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini ada beberapa macam yaitu : proportional sampling, stratifiet sampling, purposive sampling, quota sampling, double sampling, area sampling, clutser sampling. Berikut penjelasan dari masing-masing teknik pengambilan sampel diatas : 1)Teknik proportional sampling

Teknik ini menghendaki cara pengambilan sampel dari tiap-tiap populasi dengan cara memperhitungkan besar kecilnya sub-sub populasi tersebut. 2)Teknik stratifiet sampling

Teknik ini bisa digunakan apabila populasi terdiri dari susunan kelompok-kelompok yang bertingkat.

3)Teknik purposive sampling

Teknik ini berdasarkan sifat-sifat atau ciri-ciri tertentu yang diperkirakan mempunyai sangkut paut erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat yang spesifik

commit to user

yang ada atau dilihat dalam populasi dijadikan kunci untuk pengambilan sampel.

4)Teknik quota sampling

Teknik ini menghendaki sampel mendasarkan ciri pada quota. Peneliti harus lebih dulu menetapkan jumlah subjek yang akan diselidiki. Subjek- subjek populasi harus ditetapkan kriterianya untuk menetapkan kriteria sampel.

5)Teknik double sampling

Pengambilan sampel yang mengahruskan adanya sampel kembar, yaitu sampel yang diperoleh misalnya secara angket (terutama yang dikirim lewat pos), dari cara ini ada angket yang kembali dan ada angket yang tidak kembali. Masing-masing kelompok dicatat, bagi angket yang tidak kembali dipertegas dengan interview. Jadi sampling kedua berfungsi mengecek sampling pertama (yang angketnya kembali).

6)Teknik area sampling

Teknik ini mendasarkan pada pembagian area yang ada pada populasi. Artinya daerah yang ada pada populasi dibagi-bagi menjadi beberapa daerah yang lebih kecil.

7)Teknik clutser sampling.

Metode ini digunakan untuk memilih sampel yang berupa kelompok dan beberapa kelompok (group atau clutser) dimana setiap kelompok terdiri atas beberapa unit yang lebih kecil. Jumlah unit dari masing-masing kelompok bisa sama maupun berbeda. Kelompok-kelompok tersebut dapat dipilih dengan menggunakan metode acak sederhana maupun acak sistematik.

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 134) menyatakan :

Cara-cara atau teknik dalam pengambilan sampel yaitu 1) random atau sampel acak, sampel campur, 2) sampel berstarata atau stratified sample, 3) sampel wilayah atau area probability sample, 4) sampel proporsi atau proportional sampel, atausampel imbalan, 5) sampel bertujuan atau

commit to user

purposive sample, 6) sampel kuota atau quota sample, 7) sampel kelompok atau Cluster sample, 8) sampel kembar atau double sample.

Untuk lebih jelasnya teknik tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Teknik random atau sampel acak, sampel campur

Teknik ini memberikan hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan (change) dipilih menjadi sampel. Teknik random sampling dapat dilakukan melalui cara undian (untung untungan), ordinal (bertingkat), atau menggunakan tabel bilangan random.

2) Teknik sampel berstrata atau stratified sampel

Sampel strata digunakan apabila ada perbedaan ciri atau karakteristik antara strata-strata yang ada, sedangkan perbedaan tersebut mempengaruhi variabel. 3) Teknik sampel wilayah atau area probability sample

Teknik ini dilakukan jika terdapat perbedaan ciri antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain. Teknik ini dilakukan dengan mengambil wakil dari setiap wilayah yang terdapat dalam populasi.

4) Teknik sampel proporsi atau proportional sampel, atau sampel imbalan Teknik ini dilakukan untuk menyempurnakan penggunaan teknik sampel bersrata atau sampel wilayah. Banyaknya subjek yang terdapat pada setiap starata atau setiap wilayah tidak sama. Oleh karena itu, untuk memperoleh sampel yang representatif, pengambilan subjek dari setiap strata atau setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah.

5) Teknik sampel bertujuan atau purposive sample

Teknik ini dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. 6) Teknik sampel kuota atau quota sample

Teknik ini mendasarkan pada jumlah yang sudah ditentukan. Yang terpenting disini terpenuhinya jumlah (quotum) yang telah ditetapkan.

commit to user

Metode ini digunakan untuk memilih sampel yang berupa kelompok. Dalam persekolahan dijumpai ada kelompok SD, SLTP, SLTA. Demikian juga dengan adanya kelas-kelas. Kelompok tersebut dipandang sebagai tingkatan atau strata.

8) Teknik sampel kembar atau double sample

Teknik ini dilakukan dengan cara menagmbil dua buah sampel sekaligus dengan tujuan melengkapi jumlah apabila data yang tidak masuk dari sampel pertama, atau untuk mengadakan pengecekan terhadap kebenaran data dari sampel pertama.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan cara clutser random sampling yaitu pengambilan sampel berupa kelompok. Dimana terdapat kelompok kelas yang terdiri dari kelas XI IPS1, XI IPS2, dan XI IPS3. Sampel yang diambil sebesar 40% dari tiap kelas yaitu 46 siswa. Pengambilan sampel dilakukan secara random atau tanpa bulu dengan cara undian.

Dokumen terkait