• Tidak ada hasil yang ditemukan

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran

3.6 Tujuan Penelitian, Jenis Data dan Metode Analisis

4.1.1 Posisi Geografis dan Luas Wilayah

Kabupaten Aceh Utara terbentuk berdasarkan Undang-undang No.7/DRT/1956.Sebagai salah satu kabupaten tertua di Aceh, Kabupaten Aceh Utara menempati posisigeografis yang sangat strategis yang berbatasan langsung dengan Kota Lhokseumawe,Bireuen, Aceh Timur, dan Bener Meriah. Secara geografis, Aceh Utara terletak padaposisi antara 96.52.000–97.31.000 Bujur Timur (BT) dan 04.46.000–05.00.400 LintangUtara.

Kabupaten Aceh Utara yang termasuk zona industri di Aceh berbatasanlangsung dengan :

Sebelah Utara dengan Kota Lhokseumawe dan Selat Malaka; Sebelah Selatan dengan Kabupaten Bener Meriah;

Sebelah Timur dengan Kabupaten Aceh Timur; dan Sebelah Barat dengan Kabupaten Bireuen;

Sebagai zona industri di Aceh, di Aceh Utara berkembang industri–industri besaryang menghasilkan devisa bagi negara, seperti PT. Arun NGL, PT. Pupuk Iskandar Muda, dan Exxon Mobil.Kondisi terakhir menyiratkan aktivitas industri tersebut semakin menurun. Bahkan, PT.Kertas Kraf Aceh dan PT. Asean Aceh Fertilizer tidak berfungsi lagi akibat keterbatasan pasokan bahan baku. Ditaksirke depan, aktivitas industri PT. Arun NGL, PT. Pupuk Iskandar Muda, dan Exxon Mobil juga semakinberkurang sehingga menyebabkan pula kontribusi terhadap daerah menurun. Olehkarena itu, perlu upaya yang signifikan untuk menguatkan sektor non-migas sebagaipendorong perekonomian daerah dan penyediaan lapangan kerja yang memadai diKabupaten Aceh Utara di masa mendatang.

Kabupaten Aceh Utara menempati posisi yang sangat strategis di Aceh.Tepatnya, berada di jalur lintas nasional di wilayah pantai utara-timur Provinsi Aceh,yang menghubungkan daerah hiterlandnya, seperti Bireuen, Lhokseumawe, dan AcehTimur. Selain itu, Aceh Utara juga berada pada posisi mata rantai jaringan transportasiutama pantai utara-timur yang menghubungkan Provinsi Aceh dengan Medan, ProvinsiSumatera Utara. Karena itu, Pemerintah Aceh Utara harus memanfaatkan peluangposisi tersebut untuk kepentingan pengembangan ekonomi wilayah dan percepatanpertumbuhan ekonomi daerah. Dalam hal ini, Pemerintah Kabupaten Aceh Utara harusmenyiapkan pula sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitas sebagai upaya meraih berbagai peluang dan potensi ekonomi untuk kemakmuran masyarakat dankepentingan daerah.

Luas wilayah Kabupaten Aceh Utara mencapai 3.296,86 kilometer persegi(km2), atau setara 5,75 persen dari luas wilayah Provinsi Aceh. Dari 27 kecamatan yangada di Aceh Utara, terlihat dua kecamatan memiliki luas wilayah yang cukup menonjol.Kecamatan tersebut adalah Paya Bakong dan Sawang. Luas wilayah Kecamatan PayaBakong mencapai 418,32 km2, atau sekitar 12,69 persen dari total luas wilayah AcehUtara. Luas wilayah Kecamatan Sawang mencapai 384,65 km2 (11,67 persen).Kecamatan Lhoksukon sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Aceh Utara memilikiluas wilayah tidak lebih dari 7,37 persen, atau

25

hampir 243 km2. Geureudong Pase danMeurah Mulia termasuk pula yang cukup memadai luas wilayahnya, yakni masing-masing269,28 km2 (8,17 persen) dan 202,57 km2 (6,14 persen).

Gambar 9 Peta Kabupaten Aceh Utara

Sementara itu, terdapat beberapa kecamatan dengan luas wilayahnya rata- rataberkisar antara 100 km2 hingga 200 km2, adalah Kuta Makmur, Cot Girek, TanahJambo Aye, Langkahan, Baktiya, dan Seunuddon. Sedangkan kecamatan yang memilikiluas wilayah kurang dari 100 km2, sangat menonjol di Aceh Utara. Hampir 59,26 persen(16 kecamatan) dengan luas wilayah tersebut, meliputi Bandar Baro, Lapang, TanahPasir, Syamtalira Aron, Nisam, Nisam Antara, Tanah Luas, Muara Batu, Dewantara,Samudera, Nibong, Pirak Timu, Syamtalira Bayu, Matangkuli, Simpang Keuramat, danBaktiya Barat.

Luas wilayah antarkecamatan yang relatif merata dan bervariasi menjadi tantangan bagi Pemerintah Kabupaten Aceh Utara. Tantangan tersebut adalah bagaimana mengupayakan pemerataan pembangunan berkualitas di setiap kecamatan, termasuk pelayanan infrastruktur publik, seperti pendidikan, kesehatan, transportasi, dan kelembagaan sosial-ekonomi. Lebih lanjut, Kondisi tersebut berimplikasi pula terhadap distribusi penduduk yang tidak merata. Umumnya masyarakat akan memilih tempat tinggal yang layak yang dibarengi ketersediaan infrastruktur publik yang memadai.

Tabel 4 Luas wilayah Kabupaten Aceh Utara menurut kecamatan tahun 2010

No Kecamatan Luas Wilayah (Km2) Persentase

1. Sawang 384,65 11,67 2. Nisam 42,74 3,48 3. Nisam Antara 84,38 2,56 4. Bandar Baro 42,35 1,28 5. Kuta Makmur 151,32 4,59 6. Simpang Keramat 79,78 2,42

7. Syamtalira Bayu 77,53 2,35 8. Geurudong Pase 269,28 8,17 9. Meurah Mulia 202,57 6,14 10. Matang Kuli 56,94 1,73 11. Paya Bakong 418,32 12,69 12. Pirak Timu 67,70 2,05 13. Cot Girek 189,00 5,73

14. Tanah Jambo Aye 162,98 4,94

15. Langkahan 150,52 4,98 16. Seunuddon 100,63 3,05 17. Baktiya 158,67 4,81 18. Baktiya Barat 83,08 2,52 19. Lhoksukon 243,00 7,37 20. Tanah Luas 30,64 0,93 21. Nibong 44,91 1,36 22. Samudera 43,28 1,31 23. Syamtalira Aron 28,13 0,85 24. Tanah Pasir 20,38 0,62 25. Lapang 19,27 0,58 26. Muara Batu 33,34 1,01 27. Dewantara 39,47 1,20 Kabupaten 3.296,86 100,00

Sumber Data : Aceh Utara Dalam Angka 2011 4.1.2 Topografi dan Tata Guna Lahan

Dari sisi topografi, dapat dipastikan sebagian besar wilayah Kabupaten AcehUtara adalah dataran rendah. Hampir 44,31 persen (146.096 ha), dari luas wilayahAceh Utara bertopografi datar dengan ketinggian antara 0-25 m dibawah permukaanlaut (dpl). Dari data yang dihimpun, sekitar 91,55 persen atau paling kurang 780gampong, dari keseluruhan 852 gampong/kelurahan yang ada di Aceh Utaramerupakan gampong-gampong bertopografi dataran, termasuk pula gampong dikawasan pesisir. Gampong bertopografi berbukit sedikitnya 72 gampong (8,45persen).Gampong bertopografi dataran cukup dominan ditemui di KecamatanLhoksukon (75 gampong), termasuk Tanah Luas (57 gampong), Meurah Mulia (49Gampong), Matangkuli (49 gampong) dan Tanah Jambo Aye (45 gampong).Gampong-gampong bertopografi berbukit patut menjadi perhatian PemerintahKabupaten Aceh Utara, terutama menyangkut akses pelayanan pendidikan dankesehatan. Umumnya gampong tersebut relatif berkembang dibanding gampongbertopografi dataran. Gampong tersebut cukup menonjol terdapat di KecamatanSawang (18 gampong) dan Geureudong Pase (11 gampong), disamping juga MuaraBatu (7 gampong).Mengutip data Yayasan Leuser Internasional (YLI) diketahui, bahwa hampir50,38 persen lahan di Aceh Utara dengan tingkat kemiringan kemiringan 0-2 persen,atau ditaksir hampir 166.063 ha.Kondisi lahan tersebut sangat cocok untukpengembangan pertanian tanaman pangan. Disamping itu, dipastikan pula memenuhipersyaratan untuk pembangunan prasarana pendidikan. Selain itu, sekitar 62.146 ha(18,85 persen) dengan tingkat kemiringan lahan 2-8 persen. Lebih lanjut, kemiringanlahan 8-15 persen mencapai 34.749 ha (10,54 persen). Selebihnya adalah lahandengan tingkat kemiringan 15-25 persen sebesar 31.617 ha (9,59 ha) dan kemiringanlahan 25-40

27

persen sebesar 23.935 ha (7,26 persen). Kemiringan lahan diatas 40persen tidak lebih dari 1.176 ha (3,39 persen).

Lahan hutan dan lahan perkebunan sangat menonjol di Kabupaten Aceh Utara.Hutan yang dikelola rakyat mencapai seluas 51.129 ha, atau paling kurang dari 15,51persen dari total luas lahan. Keberadaan hutan rakyat tersebut diharapkan berdampakterhadap peningkatan income generating warga yang mendiami di sekitar hutan. Lebihlanjut, hutan yang dikelola negara seluas 51.129 ha (15,20 persen). Secarakeseluruhan luas hutan di Aceh Utara mencapai 101.245 ha. Besarnya potensi hutantersebut harus diawasi secara ketat, terpadu, dan berbasis partisipasi masyarakat.Dengan demikian, fungsinya bagi kelansungan ekosistem dan kehidupan manusiatetap terjaga sepanjang masa.

Tabel 5 Penggunaan lahan di Kabupaten Aceh Utara, tahun 2006 – 2010 (ha)

No. Penggunaan Lahan Luas lahan (Ha)

2006 % 2010 % 1. Persawahan 39.773 12,06 40.024 12,14 2. Pekarangan/Bangunan 34.753 10,54 40.518 12,29 3. Tegalan/Kebun 38.838 11,78 36.459 11,06 4. Ladang/huma 30.142 9,14 25.768 7,82 5. Pengembalaan/Padang Rumput 7.862 2,38 5.712 1,73

6. Sementara Tidak Diusahakan 12.713 3,86 9.163 2,78 7. Ditanam Pohon/Hutan Rakyat 34.738 10,54 51.129 15,51

8. Hutan Negara 58.275 17,68 50.116 15,20 9. Perkebunan 43.537 13,21 40.771 12,37 10. Lain-lain 15.625 4,74 16.446 4,99 11. Tambak 9.540 2,89 9.456 2,87 12. Kolam/Tebat/Empang 748 0,23 714 0,22 13. Rawa-rawa 3.142 0,95 3.410 1,03 Jumlah 329.686 100,00 329.686 100,00

Sumber : BPS Kabupaten Aceh Utara 2011

Penggunaan lahan untuk perkebunan juga terlihat cukup memadai di AcehUtara, yakni hampir 40.771 ha (12,37 persen). Lahan perkebunan tersebutdimanfaatkan masyarakat untuk ditanami bermacam jenis komoditas, seperti kelapasawit, kakao, pinang, kelapa, cengkeh, karet, dan lainnya. Disamping diusahatanikanmasyarakat, perkebunan juga dikelola Badan Usaha Milik Negara (BUMN), seperti PTPerusahaan Nusantara I (PTPN I). Lahan perkebunan paling luas terdapat di KecamatanSawang dan Kecamatan Cot Girek, yakni masing-masing 9.787 ha dan 9.415 ha.Penggunaan lahan untuk pemukiman (pekarangan/bangunan) dan sawah juga cukupmenonjol, disamping lahan lainnya diperuntukkan untuk tegalan/kebun, ladang/huma,tambak, sementara tidak digunakan, rawa, dan lainnya.

4.1.3Iklim

Daerah Kabupaten Aceh Utara dipengaruhi oleh angin musim. Pada musim penghujan terdapat bulan-bulan basah sedang pada musim kemarau tidak terlalu kering. Keadaan suhu sedang tidak terlalu panas dan tidak terlalu ingin suhu rata- rata berkisar antara 28° — 36°C. Setiap tahun di daerah ini terdapat banjir yang merupakan bencana bagi penduduk. Bencana banjir ini biasanya terjadi di sekitar bulan-bulan Nopember s/d Desember setiap tahun daerah-daerah yang sering diserang bencana banjir, ini adalah daerah sebelah Timur Aceh Utara.

Banjir terjadi 3— 4 kali dalam setahun dengan ketinggian air rata-rata 0,5 — 0,75 m. Lamanya tergenang air antara 1 — 3 hari, menurut perkiraan setiap tahun jumlah kerusakan tanaman rakyat, terutama padi, akibat bencana banjir ini berkisar antara 100 — 200 ha. Dalam beberapa tahun ini di Kabupaten Aceh Utara telah terjadi kemarau panjang. Hal ini mungkin disebabkan terlalu bebasnya pemotongan kayu dan penebangan hutan di gunung-gunung.

4.1.4Pemerintahan

Secara administratif, hingga akhir tahun 2010 Kabupaten Aceh Utara terdiriatas 27 kecamatan, 852 gampong dan 70 mukim. Sebelumnya tahun 2006, terdapat22 kecamatan, 852 gampong/kelurahan, dan 56 mukim. Sepanjang tahun 2006-2010telah terjadi pemekaran kecamatan dan penambahan mukim di Kabupaten Aceh Utara.Distribusi gampong antarkecamatan relatif merata dan sangat dipengaruhi olehperkembangan dan kemajuan pembangunan di setiap kecamatan. Gampong cukupmenonjol terdapat di Kecamatan Lhoksukon yaitu sekitar 8,82 persen (75 gampong).Kecamatan Tanah Luas dan Baktiya juga cukup memadai jumlah gampongnya, yaknimasing-masing 57 gampong. Jumlah gampong yang relatif sedikit ditemui di KecamatanNisam Antara sebanyak 6 gampong, Bandar Baro 9 gampong, Geureudong Pase 11gampong, dan Lapang 11 gampong. Beberapa kecamatan yang cukup dominan jumlahgampong dinilai memungkinkan untuk dilakukan pemekaran kecamatan sebagai upayapeningkatan kualitas pelayanan pemerintahan dan pembangunan bagi masyarakat.

Salah satu persoalan mendasar kurang optimalnya pelayanan pemerintahanadalah apabila jarak ibukota kecamatan dengan ibukota kabupaten yang relatif jauh.Kondisi tersebut semakin buruk apabila tidak ditunjang dengan prasarana transportasiyang layak, disamping juga akses informasi dan komunikasi yang memadai.

29

Tabel 6 Jumlah desa dan jarak dari ibu kota kecamatan ke ibu kota kabupaten dan ibu kota provinsi

Kecamatan Jumlah Desa

Ibu Kota Kecamatan

Jarak ke Ibukota Kec. Ke Kabupaten

(km)

Provinsi (km)

Sawang 39 Sawang 47 260

Nisam 29 Keude Amplah 24 283

Nisam Atara 5 Alue Dua 40 350

Banda Baro 9 Ulee Nyeue 30 264

Kuta Makmur 39 Buloh Biang Ara 14 289

Simpang Keramat 16 Kedee Simpang Empat 16 291

Syamtalira Bayu 38 Bayu 12 285

Geureudong Pase 11 Mbang 34 300

Meurah Mulia 50 Jungka Gajah 24 297

Matang Kuli 49 Matang Kuli 32 305

Paya Bakong 39 Keude Paya Bakong 41 314

Pirak Timu 23 Alue Bungkoh 35 350

Cot Girek 24 Cot Girek 43 325

Tanah Jambo Aye 47 Panton Labu 54 336

Langkahan 23 Langkahan 70 352

Seunuddon 33 Seunuddon 60 340

Baktiya 57 Alue le Puteh 46 328

Baktiya Barat 26 Keude Sampoiniet 40 322

Lhoksukon 75 Lhoksukon 31 313

Tanah Luas 57 Biang Jruen 24 297

Nibong 20 Keude Nibong 22 295

Samudera 40 Geudong 15 297

Syamtalira Aron 34 Simpang Muling 19 301

Tanah Pasir 18 Jrat Manyang 25 307

Lapang 11 Lapang 19 370

Muara Batu 24 Krueng Mane 31 244

Dewantara 15 Krueng Geukueh 16 259

Sumber: BPS Kab. Aceh Utara, 2011

Di AcehUtara, terdapat 2 kecamatan yang paling jauh jaraknya dari pusat kecamatan keibukota kabupaten, meliputi Langkahan dan Seunuddon. Ke pusat ibukota kabupaten,masyarakat yang mendiami di Langkahan harus menempuh jarak paling kurang 70 kmdan masyarakat di Seunuddon menempuh paling kurang 60 km. Kondisi yang tidak jauhberbeda juga ditemui di Sawang dan Baktiya. Jaraknya ke ibukota kabupaten masingmasingmencapai 47 km dan 46 km. Menyikapi kondisi tersebut, sudah sepatutnyaPemerintah Kabupaten Aceh Utara mengupayakan tersedianya prasarana perhubungandarat yang layak sehingga memudahkan masyarakat untuk memperoleh pelayananpemerintahan yang efektif dan efisien

4.1.5Demografi

Mengutip data hasil sensus penduduk 2010, tercatat penduduk di KabupatenAceh Utara mencapai 529.746 jiwa, jauh lebih tinggi dibanding tahun 2006 yang masihsebanyak 502.288 jiwa. Selama periode 2006-2010,

pertumbuhan kenaikan jumlahpenduduk di Aceh Utara relatif rendah, yakni rata- rata hampir 1,33 persen setiaptahunnya. Penyebaran penduduk relatif merata di setiap kecamatan. KecamatanLhoksukon sebagai pusat pemerintahan di Aceh Utara dihuni penduduk yang cukupdominan, dibanding kecamatan lainnya. Tercatat penduduk di Lhoksukon mencapai42.902 jiwa, atau sekitar 8,09 persen dari total penduduk Aceh Utara.

Beberapa kecamatan yang masih menjadi incaran pendatang untuk menetapatau dihuni penduduk yang cukup memadai adalah Dewantara, Tanah Jambo Aye,Sawang, dan Baktiya. Sedangkan yang relatif sedikit penduduk ditemui di KecamatanGeureudong Pase, Pirak Timu, Bandar Baro, Lapang, Simpang Keuramat, Nibong, danTanah Pasir.Sepanjang tahun 2006-2010, struktur penduduk Aceh Utara dari sisi jeniskelamin masih didominasi kaum perempuan. Pada tahun 2006, tercatat pendudukperempuan sebanyak 255.407 jiwa (50,85 persen) dan laki-laki sebanyak 246.881 jiwa(49,48 persen). Kondisi tahun 2010 memperlihatkan bahwa dari 529.746 jiwapenduduk Aceh Utara, hampir 50,52 persen (267.645 jiwa) merupakan kaumperempuan dan sekitar 49,48 persen (262.101 jiwa) adalah laki-laki. Meski demikian,tidak semua kecamatan terlihat didominasi kaum perempuan

Gambar 11 Perkembangan jumlah penduduk Kabupaten Aceh Utara, tahun 2006 – 2010(Jiwa)

Di Lhoksukon, misalnya,penduduk laki-laki cukup menonjol dibanding perempuan. Tercatat laki-laki palingkurang 50,80 persen dan perempuan 49,20 persen. Kondisi serupa juga terjadi diKecamatan Simpang Keuramat, Geureudong Pase, Langkahan, Lhoksukon, danDewantara.Perkembangan penduduk di Kabupaten Aceh Utara selama tahun 2006-2010dapat dilihat pada gambar 11.

Dokumen terkait