• Tidak ada hasil yang ditemukan

Potensi Tapak

Dalam dokumen 2010 Arsitektur Islam dan Arsitektur Mas (Halaman 143-180)

Gambaran Umum Tapak

5. Potensi Tapak

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan maka diketahui bahwa pada tapak peran- cangan terdapat beberapa potensi alami yaitu pepohonan atau vegetasi. Di sisi lain tapak juga memiliki potensi bangunan sekitar berupa permukiman. Sedangkan kondisi bebatuan dan air (sungai) tidak ada pada tapak.

• Potensi Alami (Vegetasi)

Jenis Vegetasi yang ada pada tapak adalah pepohonan yang terdiri dari pohon kelapa dan po- hon mangga.

Figure 3.10 Kondisi vegetasi Sumber: Hasil Observasi, 2009

Analisis yang dilakukan mengenai vegetasi adalah sebagai berikut:

1. Membiarkan vegetasi yang ada dan merancang bangunan yang selaras dengan vegetasi

Kelebihan : Ramah lingkungan karena tetap membiarkan tamanam lama, dapat disebut upaya habluminal’alam.

Kekurangan : Bentuk bangunan yang menyesuaikan posisi vegetasi membutuhkan pengolahan ru- ang yang lebih detail untuk menghasilkan kesesuaian fungsi ruang.

2. Tetap membiarkan vegetasi eksisting dan menambah vegetasi baru sebagai wujud pemenuhan kualitas lingkungan yang lebih baik. Vegetasi yang ditambahkan adalah jenis pohon berbuah seka- ligus perindang seperti pohon mangga yang sudah ada sebelumnya. Vegetasi ini dapat pula di- jadikan sebagai pengurang kebisingan seperti pohon mangga dan polusi pada bangunan seperti tanaman sansiveira (lidah mertua).

Kelebihan : Membantu menghasilkan kualitas lingkungan yang baik yang dapat berpengaruh ter- hadap kenyamanan pengguna tanpa memberi dampak negatif bagi alam.

Kekurangan :

÷ Dibutuhkan pengolahan lebih dan biaya tambahan untuk pembelian dan perawatan.

3. Menjadikan area bervegetasi untuk taman sebagai elemen lansekap (taman tanah maupun taman atap), hal ini merupakan wujud habluminal’alam. Ini dilakukan dengan penambahan tanaman- tanaman hias seperti mawar, melati pada tapak.

Kelebihan : Menghasilkan suasana estetik pada tatanan lansekap sehingga membantu menghasil- kan kesan pengingat akan kebesaran Allah (Hablumnallah) dan turut memelihara alam.

Roof garden mampu mengurangi suhu dalam hingga 3 "C Kekurangan :

÷ Dibutuhkan pengolahan lebih dan biaya tambahan untuk pembelian dan perawatan.

÷ Dibutuhkan lahan untuk penanaman dan perkiraan tumbuh kembang tanaman. 4. Menanam tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai material bangunan, seperti bambu, pohon

kelapa (yang sudah ada sebelumnya), tanaman ini termasuk kategori material yang ramah ling- kungan.

Kelebihan : Tanaman dapat dimanfaatkan untuk bahan bangunan yang dapat menghemat penggunaan kayu yang semakin langka, upaya ini merupakan salah satu pelestarian lingkungan

(habluminal’alam). Kekurangan :

÷ Dibutuhkan pengolahan lebih dan biaya tambahan untuk pembelian dan perawatan.

Gambar 3.11 Analisis Vegetasi (Sumber: Hasil Analisis, 2009)

• Potensi Bangunan Sekitar

Seperti yang telah dijelaskan pada penjelasan sebelumnya, bahwa bangunan di sekitar tapak sebagian besar adalah permukiman warga. Bentuk rumah pada permukiman ini hampir sebagian besar seperti bentuk rumah kampung jawa pada umumnya. Tidak ada langgam arsitektur tradisional khu- sus. Secara umum dapat digambarkan bahwa atap bangunan sekitar rata-rata menggunakan jenis atap

perisai dan pelana, dinding menggunakan bata dengan plester atau inishing menggunakan cat atau

keramik.

Gambar 4.18 Kondisi Permukiman Masyarakat setempat (Sumber: Hasil Observasi, 2009)

Berdasarkan kondisi eksisting tersebut, maka muncul beberapa tanggapan analisis sebagai berikut:

1. Menyelaraskan masjid dengan tipikal bangunan sekitar, misalnya dengan penggunaan atap perisai atau pelana yang banyak digunakan pada masyarakat Sumberpucung. Hal tersebut merupakan salah satu wujud pemenuhan habluminannas yaitu nilai toleransi kultural.

Kelebihan : Masyarakat mudah mengenali bangunan karena merasa terbiasa dengan bentuk yang ada di lingkungan sekitar

Kekurangan : Apabila tidak ada penandaan khusus, masyarakat akan menganggap masjid sebagai rumah bisa.

2. Menciptakan bentuk yang kontras dengan bangunan sekitar. Pemenuhan bentuk yang kontras ini tetap memperhatikan nilai-nilai kebenaran, kebaikan dan keindahan.

Kelebihan : Masyarakat mudah mengenali dengan melihat bentuk baru

Kekurangan : Bentuk baru akan menimbulkan kesan berbeda dan individualis terhadap lingkungan sekitarnya.

3. Melakukan kombinasi dan modiikasi bentuk yang selaras dengan bangunan sekitar. Kombinasi

Kelebihan : Masyarakat mudah mengenali masjid

Kekurangan : Apabila proses kombinasi berjalan kurang baik yang terjadi adalah desain tidak me- nyatu dengan masyarakat

Gambar 3.12 Analisis bangunan sekitar (Sumber: Hasil Analisis, 2009)

6. Aksesibilitas

Aksesibilitas ke tapak dapat dicapai melalui jalan raya yang berbatasan langsung pada tapak sebelah selatan. Selain itu, tapak dapat pula dicapai melalui permukiman yang berada di sebelah barat tapak. Sedangkan untuk batas sebelah timur dan utara tidak cukup baik aksesibilitasnya karena merupkan areal persawahan. Sistem transportasi umum cukup memadai dengan adanya angkot dan kendaraan pribadi. Analisa aksesibilitas ini berfungsi untuk mengetahui akses pencapaian ke tapak yang dapat memudahkan jangkauan pengunjung. Sebagian besar dikawasan ini menggunakan trans- portasi darat berupa mobil, motor, becak dan pejalan kaki melewati trotoar.

Gambaran transportasi dan fasilitas di tapak adalah sebagai berikut:

Gambar 3.13 Kondisi Transportasi & Fasilitas Jalan. (Sumber: Hasil Observasi, 2009)

Berdasarkan kondisi eksisting mengenai transportasi dan fasilitas jalan, analisis yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Membuat main entrance pada arah selatan tapak yang berbatasan langsung dengan jalan raya dan memiliki tingkat pencapaian masyarakat sangat baik, dan membuat side entrance pada tapak se- belah barat yang berbatasan langsung dengan permukiman, sehingga konsep habluminanas untuk memudahkan masyarakat mengunjungi masjid dapat terealisasi dengan baik.

Kelebihan :

÷ Merancang main entrance di sebelah barat akan memudahkan pengunjung mengun- jungi masjid karena bagian sisi selatan ini merupakan sisi yang paling mudah diketa- hui oleh pengunjung melalui posisi jalan raya

÷ Posisi side entrance yang berbatasan langsung dengan permukiman akan memudah- kan atau mendekatkan akses pengunjung yang berasal dari masyarakat sekitar. Kekurangan : - Kondisi jalan raya sebagai jalan kolektor primer kawasan yang dimungkingkan akan terjadi kenaikan intensitas kendaraan sehingga menyebabkan kemacetan pada daerah sekitar tapak.

2. Membuat akses (main entrance) yang berputar dari jalan raya menuju tapak sisi timur. Kelebihan : Dapat meminimalkan kemacetan yang terjadi pada koridor jalan raya.

nan agar pengunjung mengetahui entrance bangunan.

3. Membuat akses langsung dari jalan raya sebagai pencapaian pengunjung terbaik sehingga pemenu- han prinsip habluminanans terpenuhi, dengan penanda adanya gerbang yang diarahkan mengikuti sumbu lurus menuju objek utama.

Kelebihan : Tidak membingungkan dan tidak memakan tempat serta mengarahkan pengunjung lebih mudah menuju objek utama.

Kekurangan : Membutuhkan pengolahan sirkulasi yang baik karena akses langsung dapat meng- hasilkan kesan monoton pada tapak.

Adanya gerbang memberikan kesan tertutup pada masjid.

Gambar 3.14 Analsis Aksesibilitas (Sumber: Hasil Analisis, 2009)

7. Pandangan

Pada tapak perancangan di kawasan Sumberpucung, ada beberapa pandangan yang mendu- kung dari kondisi eksisting ini, yang paling mendukung dari beberapa pandangan adalah pandangan ke utara ke daerah perbukitan dan ke jalan raya sebagai orientasi bangunan. Pandangan keluar tapak adalah berupa permukiman di bagian barat, jalan raya di bagian selatan, persawahan di bagian timur dan utara. Sedangkan pandangan ke dalam bangunan hanya berupa lahan kosong.

Gambaran pandangan pada tapak adalah sebagai berikut:

Gambar 3.15 Gambaran pandangan dari tapak (Sumber: Hasil Analisis, 2009)

Pandangan ke Dalam

Potensi pandangan ke dalam pada tapak adalah berupa tanah kosong. Hal yang harus di per- hatikan untuk analisis pandangan ke dalam adalah jarak antar jalan dengan bangunan, sehingga me- nimbulkan kenyaman visual bagi pengguna (habluminannas). Potensi pandangan ke dalam paling besar diperoleh dari arah selatan yaitu jalan raya dan arah barat yaitu permukiman penduduk.

Gambar 3.16 Potensi pandangan ke dalam (Sumber: Hasil Analisis, 2009)

Analisis mengenai pandangan ke dalam adalah sebagai berikut:

1. Merancang bangunan yang berbeda dari bangunan sekitar. Berbeda diartikan dengan melakukan desain yang kreatif dengan tetap memperhatikan habluminannas yaitu nilai toleransi kultural den- gan mengolah bentukan-bentukan lokal yang mudah dikenal masyarakat.

Kelebihan : Bangunan mudah dikenali oleh masyarakat Kekurangan : Bentuk tidak biasa dilihat oleh masyarakat

2. Memberi gate yang menarik pada main entrance. Gate didesain menggunakan bambu sebagai ma- terial yang mudah didapat. Selain itu susunan bambu ditata dengan tetap menghasilkan kesan keterbukaan pada masjid.

Kelebihan : Ada penanda yang ditangkap oleh masyarakat

Kekurangan : Desain yang salah dapat menghasilkan kesan tertutup bagi masyarakat

3. Merancang taman yang menarik pengunjung pada main entrance, taman ini dapat dinikmati oleh semua masyarakat.

Kelebihan : Menarik pengunjung menuju tapak Adanya upaya pelestarian lingkungan (habluminal’alam)

Kekurangan : Dibutuhkan lahan dan biaya tambahan

4. Melakukan komposisi masa antara masjid dan fasilitas pelayanan jasa lain yang dapat langsung terlihat dari main entrance sehingga masyarakat dapat langsung mengetahui adanya masjid den- gan berbagai fasilitasnya.

Kelebihan : Masyarakat langsung dapat mengenali keberadaan masjid dengan berbagi fasilitas- nya

5. Tidak memberikan partisi yang sepenuhnya masif sehingga masyarakat dapat mengetahui kondisi di dalam tapak dari luar tapak.

Kelebihan : Menghadirkan konsep keterbukaan Kekurangan : Keamanan yang kurang terjaga

Gambar 3.17 Analisis pandangan ke dalam (Sumber: Hasil Analisis, 2009)

Pandangan keluar

Gambar 3.18 Potensi pandangan keluar (Sumber: Hasil Analisis, 2009)

Analisis mengenai pandangan ke dalam adalah sebagai berikut:

1. Memberi bukaan pada bangunan, sehingga view ke luar dapat dilakukan Kelebihan :

÷ view ke luar dapat bebas dilakukan

÷ bukaan juga menghasilkan penghawaan alami yang tidak memberikan dampak negatif terhadap alam.

Kekurangan : Bukaan yang tidak diolah sehingga turut membawa panas akan menyebabkan pe- rubahan kualitas material bangunan

View ke permukiman, jalan, tidak cukup baik. View ke arah selatan,

tenggara dam timur cukup baik, areal persawahan dapat dimanfaatkan sebagai pemandangan yang dapat dinikmati dari tapak

2. Menggunakan material kaca yang dapat menghadirkan view ke luar bangunan. Kelebihan : view ke luar dapat bebas dilakukan

Kekurangan : Material kaca rawan pecah dan kaca merupakan material yang kurang ramah ling- kungan karena dalam proses pembuatannya membawa polusi bagi lingkungan

3. Menggunakan material bata dekorasi yang dapat memperlihatkan view ke luar tanpa menghasil- kan kesan publik, misalnya untuk ruang-ruang privat pada liwan (ruang sholat).

Kelebihan :

÷ view ke luar dapat bebas dilakukan

÷ bukaan juga menghasilkan penghawaan alami

÷ tetap menghasilkan kesan privat untuk partisi antara ruang yang privat (biasanya ke- tika sedang sholat, habluminallah) dengan ruang yang lebih publik seperti interaksi masyarakat (habluminannas).

Kekurangan : View secara luas tidak dapat dilakukan.

4. Menghadirkan taman di sekeliling tapak untuk view estetika dari dalam.

Kelebihan : Menghasilkan suasana estetik pada tatanan lansekap dan menjadi upaya mengingat Allah swt. (habluminallah)

Kekurangan :

÷ Dibutuhkan pengolahan lebih dan biaya tambahan untuk pembelian dan perawatan.

÷ Dibutuhkan lahan untuk penanaman dan perkiraan tumbuh kembang tanaman.

Gambar 3.19 Potensi pandangan keluar (Sumber: Hasil Analisis, 2009)

8. Kebisingan

Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa sumber kebisingan utama berasal dari jalan raya yang berada di sebelah utara tapak. Sedangkan dari permukiman dan areal persawahan memiliki tingkat kebisingan yang cukup rendah.

Gambar 3.20 Potensi pandangan keluar (Sumber: Hasil Analisis, 2009)

3.31 Zoning Tapak Analisis Kebisingan (Sumber: Hasil Analisis, 2009)

Dari kondisi tersebut, hasil analisis atas kondisi kebisingan adalah sebagai berikut: 1. Melakukan pengolahan zona tapak

2. Usaha meredam kebisingan dengan penggunaan vegetasi sebagai barier yang mampu meredam kebisingan.

Kelebihan : Kebisingan teredam tanpa menghasilkan kesan masif dan merupakan wujud habluminal’alam

Kekurangan : Kebisingan tidak teredam secara maksimal : Publik

: Semi publik

: Privat

3. Memberikan halaman yang cukup antara sumber kebisingan dan ruang-ruang, sehingga kebisin- gan dapat ternetralisir. Halaman juga dapat digunakan untuk ruang interaksi masyarakat (hablu- minannas).

Kelebihan : Kebisingan teredam tanpa menghasilkan kesan masif Kekurangan : Kebisingan tidak teredam secara maksimal

4. Penggunaan material-material bangunan yang mampu meredam kebisingan, seperti batu bata,kayu, batu alam dan lain sebagainya.

Kelebihan : Kebisingan dapat diredam dengan baik Kekurangan : Membutuhkan pengolahan yang lebih rumit.

5. Menggunakan sistem akustik untuk meredam kebisingan pada interior bangunan yang sangat membutuhkan kondisi suara tenang.

Gambar 3.32 Analisis Kebisingan (Sumber: Hasil Analisis, 2009)

Jarak atau halaman antara jalan dengan bangunan

Bata expose

Bata ornamen bambu

9. Matahari

Analisa matahari merupakan solusi menghasilkan perancangan masjid sebagai pusat pengem- bangan masyarakat yang dapat memenuhi syarat kenyamanan bagi pengunjung.

Gambar 3.33 Analisis Matahari (Sumber: Hasil Analisis, 2009)

Sudut elevasi sinar matahari berubah setiap bulan yang berpengaruh pada bayangan sinar dan cahaya yang masuk dalam area tapak. Batas tapak di batasi dengan jalan dan persawahan pada sisi selatan, timur dan utara, batas barat yang berbatasan dengan permukiman , secara otomatis cahaya terhalangi pada sudut 50º dari puku 15.00 WIB hingga pukul 17.00. Hal ini cukup menguntungkan

Cahaya sore pada pukul 15.00- 17.00

Dapat menyebabkan silau Cahaya siang pada pukul 10.00 – 15,00

Mengandung radiasi

Cahaya pagi pada pukul 07.00 – 10.00

karena cahaya dari barat membawa silau dapat diminimalkan dengan pembayangan dari permukiman. Dari kondisi tersebut, hasil analisis sinar matahari adalah adalah sebagai berikut:

1. Bangunan didesain membujur dari arah timur ke barat, sehingga mendapatkan arah sinar matahari yang tidak silau.

Kelebihan : Sinar matahari yang tidak silau dapat merata ke seluruh bangunan

Kekurangan : Bentuk tapak tidak membujur panjang ke arah timur dan barat sehingga agak me- nyulitkan penataan masa

2. Merancang penghalang sinar matahari dengan upaya pendingin evaporatif berupa kolam air dan sejenisnya sebagai pemantul cahaya.

Kelebihan : Radiasi yang dibawa oleh matahari dapat dikurangi

Kekurangan : Kolam air membutuhkan biaya pembuatan dan perawatan yang lebih.

3. Mengatur vegetasi sebagai penghalang sinar matahari yang silau dan pemberian cadangan oksigen.

Vegetasi disesuaikan dengan tata letak bangunan dan tapak karena berpengaruh pada kondisi isik

bangunan.

Kelebihan : Radiasi yang dibawa oleh matahari dapat dikurangi Kekurangan :

÷ Dibutuhkan pengolahan lebih dan biaya tambahan untuk pembelian dan perawatan.

4. Ruang terbuka yang dilapisi dengan rumput mampu mengurangi efek pantulan cahaya silai ma- tahari.

Kelebihan : Radiasi yang dibawa oleh matahari dapat dikurangi

Kekurangan : Penanaman rumput mengurangi ruang sirkulasi pada ruang terbuka.

5. Memanfaatkan cahaya matahari (daylight) sebagai potensi alami untuk menghasilkan kesan ruang. Kelebihan : Kesan khusyu’ atau kesan ruang dalam proses habluminallah dapat tercapai tanpa membawa dampak negative bagi alam.

Kekurangan : Apabila daylight tidak dapat diolah dengan baik maka akan membawa serta suhu panas akibat radiasi matahari pada bangunan.

6. Menggunakan jenis ventilasi toplighting sebagai penangkap sinar apabila tidak dimungkinkan ad- anya jendela di sisi bangunan.

Kelebihan : Membantu menghasilkan penghawaan alami

Kekurangan : Dalam perancangan harus lebih diperhatikan aliran air hujan untuk menghindari terjadinya kebocoran.

7. Menggunakan jenis atap perisai atau pelana yang dapat menurunkan suhu akibat radiasi matahari pada bangunan.

Kelebihan : Suhu dalam ruangan dapat terasa nyaman tanpa membutuhkan penghawaan buatan yang membawa dampak negative bagi alam (habluminal’alam)

3.34 Analisis Matahari

(Sumber: Hasil Analisis, 2009)

10. Sirkulasi

Sumberpucung sebagai sebuah kecamatan di Kabupaten Malang bagian selatan memiliki kon- disi jalan yang cukup lengang. Lebar jalan di depan tapak adalah 6 m dengan intensitas kendaraan yang tidak cukup ramai. Sirkulasi pada tapak perancangan masjid sebagai pusat pengembangan masyara- kat di Sumberpucung terbagi menjadi 2, yaitu sirkulasi bagi pejalan kaki dan kendaraan. Pejalan kaki menggunakan trotoar, jalan setapak serta ruang-ruang terbuka pada masjid. Di sisi lain, kendaraan menggunakan jalan perkerasan yang ada pada tapak, selain itu juga terdapat tempat parkir kendaraan sehingga sirkulasi kendaraan dalam tapak teratur.

Gambar 3.35Potensi Sumber Sirkulasi (Sumber: Hasil Analisis, 2009)

Dari permukiman

• Analisis Pola Sirkulasi Pejalan Kaki

Gambar 3.36 Skema Analisis Pola Sirkulasi Pejalan Kaki (Sumber: Hasil Analisis, 2009)

Analisis yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Memberikan trotoar yang sebelumnya tidak ada, ini untuk memberi keamanan dan kenyamanan bagi pejalan kaki. Trotoar dengan pohon-pohon sebagai wujud pernaungan kepada pejalan kaki. Kelebihan : Memudahkan dan menaungi pejalan kaki (hablumnannas)

Kekurangan : Kebanyakan trotoar menggunakan perkerasan paving yang dapat memantulkan pa- nas kembali DATANG : - Berjalan kaki ENTRANCE PULANG : - Berjalan kaki

Melakukan aktivitas di dalam masjid, misalnya: sholat, mengaji, berbelanja, memeriksa kesehatan, dll.

DUDUK

2. Memberikan kemudahan akses bagi pengunjung dengan tidak memberikan jarak antara main en- trance dengan masjid yang sangat jauh.

Kelebihan : Kemudahan aksesibilitas

Kekurangan : Adanya kesan terpusat pada bangunan utama 3. Mengintegrasi jalur pejalan kaki dengan jalur kendaraan

Kelebihan : Tidak dibutuhkan pembuatan jalan baru untuk pejalan kaki Kekurangan : Tingkat keamanan kurang terjamin

4. Memisahkan jalur pejalan kaki dengan kendaran Kelebihan : Keamanan Terjamin

Kekurangan : Dibutuhkan biaya untuk pembuatan pedestrian.

5. Memberikan selasar sebagai peneduh dari terik matahari dan hujan bagi pejalan kaki. Kelebihan : Pejalan kaki terlindungi

6. Memberikan kemudahan bagi pengunjung yang cacat dengan pengadaan ramp apabila terdapat kenaikan level jalan maupun lantai.

Gambar 3.37Analisis sirkulasi pejalan kaki (Sumber: Hasil Analisis, 2009)

• Analiais Pola Sirkulasi Kendaraan

Gambar 3.38 Skema Analisis Pola Sirkulasi Kendaraan (Sumber: Hasil Analisis, 2009)

Analisis yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Memanfaatkan daerah sempadan bangunan untuk area parkir Kelebihan : Daerah parkir mudah dijangkau dari pintu masuk Kekurangan : Kemanan daerah sempadan tidak terjamin 2. Memisahkan area parkir ke beberapa lapangan

Kelebihan : Kedekatan akses dari parkir menuju bangunan yang dituju Kekurangan : Suasana kurang teratur dalam tapak.

DATANG : Membawa Kendaraan ENTRANCE PULANG PARKIR MELAKUKAN AKTIVITAS DALAM MASJID BERJALAN KAKI BERJALAN KAKI

3. Memusatkan area parkir ke sebuah lapangan. Kelebihan : Suasana teratur dalam tapak

Kekurangan : Pengelompokan parkir menyebabkan akses menuju bangunan yang tidak dekat den- gan fasilitas parkir cukup jauh

4. Menyediakan jalur lambat pada jalur arteri Kelebihan : Mengurangi kemacetan

Kekurangan : Jalur jalan di depan pintu masuk padat

Gambar 3.39 Analisis sirkulasi kendaraan (Sumber: Hasil Analisis, 2009)

11. Angin

Pada tapak angin berhembus sedang dengn kondisi arah angin dominan dari wilayah utara dan timur yaitu areal persawahan. Angin dengan intensitas sedang ini dapat dimanfaatkan untuk pengha- pusan panas dalam bangunan.

1. Penataan vegetasi sebagai pengendali angin yang pada dasarnya vegetasi mengendalikan melalui penghalangan, pengarahan, pembiasan dan penyerapan

Kelebihan : Angin dapat diarahkan menjadi bermanfaat untuk bangunan

2. Vegetasi sebagai solusi penyaring gelombang suara yang dibawa angin, kotoran, dan debu. Kelebihan : Intensitas kotoran dan debu yang masuk ke bangunan dapat dikurangi. 3. Mencegah angin yang terlalu keras dengan menggunakan sistem massa banyak

Kelebihan : Angin lebih mudah terdistribusi merata

Kekurangan : Kesan dalam tapak bangunan serasa terpecah-pecah atau tidak teratur

4. Menggunakan cross ventilation pada bangunan untuk mengsilkan penghawaan yang alami pada bangunan.

Kelebihan : Penghawaan dapat terpenuhi tanpa memberi dampak negatif bagi lingkungan Kekurangan : Tidak semua massa mampu menciptakaan penghawaan silang.

Gambar 3.40 Analisis sirkulasi angin (Sumber: Hasil Analisis, 2009)

Analisis Objek 1. Analisis Fungsi

Masjid sebagai Pusat Pengembanan Masyarakat di Sumberpucung ini memiliki beberapa fungsi. Fungsi-fungsi tersebut, seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, merupakan per- luasan dari fungsi ibadah yang terbagi atas habluminallah atau jenis ibadah maghdoh dan habluminannas

dan habluminal’alam atau ibadah ghoiru maghdoh. Pada sub bab ini akan dijelaskan kembali lebih sing-

kat mengenai fungsi-fungsi yang didasarkan pada aktiitas yang diwadahi dalam sebuah masjid, yaitu

masjid sebagai tempat sholat, wudhu, tayamum, adzan, iqomat, membaca al-Qur’an, i’tikaf dan tajhiz al-Janazah, ini merupakan ibadah langsung dengan Allah swt. (habluminallah). Fungsi selanjutnya, yaitu fungsi yang lebih ditekankan pada ibadah yang berhubungan dengan aspek muamalah sesama manusia

(habluminannas) dan dengan alam sekitar (habluminal’alam). Untuk mewujudkan fungsi ini maka akan muncul ruang-ruang lain selain ruang sholat yang meliputi klinik kesehatan, madrasah, perpustakan, dan lain sebagainya. Apabila fungsi untuk menjalin hubungan antara habluminallah,habluminannas dan

habluminal’alam tersebut dikelompokkan, maka muncul beberapa pengelompokan, yaitu fungsi ibadah langsung (sholat), fungsi pengembangan masyarakat yang meliputi fungsi pendidikan, kesehatan, fungsi ukhuwah, pengembangan ketrampilan dan lain-lain. Selain fungsi menampung ibadah-ibadah di atas, juga terdapat fungsi pengelolaan dan servis. Uraian dari berbagai fungsi tersebut adalah sebagai berikut:

Fungsi habluminallah

Pemenuhan fungsi ini akan diwujudkan dalam perancangan ruang sholat, tempat wudhu, mimbar, mihrab, beranda masjid, ruang adzan dan iqomat. Seperti yang juga telah disebutkan sebel- umnya, bahwa berbagai ruang tersebut akan dirancang dengan titik berat konsep habluminallah, hablu- minannas dan habluminal’alam.

Fungsi habluminannas dan habluminal’alam

a. Fungsi Pendidikan

Wujud pendidikan dalam masjid sebagai pusat pengembangan masyarakat di Sumberpucung ini adalah adanya madrasah yang digunakan untuk mengkaji pendidikan Islam maupun umum. MadrasMadrasah ini diperuntukkan untuk anak-anak, remaja dan orang tua. Pendidikan ini akan dikelola oleh sub organisasi dari bagian organisasi utama pengelola masjid. Upaya pen- didikan ini mencakup aspek pengajaran dan pengkajian. Aspek pendidikan lain diwujudkan dengan adanya perpustakaan pada masjid.

b. Fungsi Kesehatan

Fungsi kesehatan dalam masjid ini diwujudkan dalam perancangan sebuah klinik kesehat- an yang akan melayani kesehatan masyarakat setempat. Secara manajemen klinik ini diren- canakan akan dikelola oleh salah seorang mantri atau dokter yang ada di Sumberpucung.

c. Fungsi Pemberdayaan Ekonomi

Pemberdayaan ekonomi diwujudkan dalam pengadaan sebuah koperasi dan baitul mall yang menampung dan mengelola perekonomian warga. Merujuk pada pengertian koperasi yang

Dalam dokumen 2010 Arsitektur Islam dan Arsitektur Mas (Halaman 143-180)

Dokumen terkait