• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAMPIRAN 2 HASIL WAWANCARA KEY

PRESENTASI DIRI DI RUMAH

1. Bagaimana proses anda bisa memutuskan pilihan anda menjadi seorang gay

dan mengapa itu bisa terjadi? Bisa anda menceritakannya? JAWABAN:

Sebenarnya saya yakin bahwa diri saya gay yaitu gejalanya dari SD sekitar kelas 5 disitu saya sudah mulai merasakan gejala saya lebih seneeeeng gitu yaa berkawan dengan perempuan tapi walaupun saya seneng berkawan dengan perempuan, tapi kan sikap saya seperti laki-laki yaa gak terlalu melambai, jalannya kaya banci gitu biasanya saya biasa saja seperti laki-laki, cuman yang anehnya kenapa saya berbeda itu pada saat saya Sd itu, kenapa saya suka dengan pria dewasa. Terus masuk SMP mungkin yaaa SMP itu kan masa-masanya sudah beda yaa hormonnya, sudah mulai memasuki masa pertumbuhan gitu ada juga rasa suka, tapi saya belom tahu ini rasa suka apa namanya, ya namanya juga mungkin jaman dulu belom ada internet jadi istilah belom tau apa itu gay, lesbi dan lainnya, lalu ketika masuk SMA itu rasa itu semakin menggebu-gebu ini ada apa dengan saya, maksudnya kok saya makin kesini makin berbeda lalu masuk lah internet jaman tahun 2009 2010 kalo gak salah, masuklah internet lalu saya searching terus saya mencari ciri-ciri di internet ternyata saya gay, cuman saya belom yakin maksudnya yaa masa iyaa saya gay terus ada yang salah tah dari saya, maksudnya kalo misal melihat dari belakang mungkin apa dari faktor keluarga kalo pada saat melihat dari kejadian awalnya, kenapa melihat dari keluarga yaaa… saya anak ke-8 terakhir itu kebanyakan anak laki-laki mungkin pada saat ibu saya hamil mungkin dia ngidam pengen anak perempuan tapi yang lahir anak laki-laki, mungkin dari segi gen atau apa atau dari keinginan ibu ketika hamil terbawa pada saat saya lahir, ituuu… akhirnya pada saat saya lulus SMA sempat kuliah D3 dulu tahun 2009 tuh yaaa, pas 2009 itu sempat kuliah di cilegon itu yaaaa, itu akhirnya saya menyatakan diri bahwa saya gay pada diri sendiri, tapi dengan ketentuan saya suka dengan pria dewasa bukan dengan seumuran, dan masalah saya suka dengan pria dewasa itu mungkin lebih kepada faktor kenyamanan gitu..

2. Pendidikan apa yang anda dapatkan di lingkungan keluarga anda?

JAWABAN:

Naaaaah itu…ada perbedaan antara orangtua dengan saya orangtua lebih menekankan pada pendidikan agama karena kenapa karena menurut mereka pendidikan agama itu yang memmbawa kita untuk bekal di akherat, naaah…. Kalo saya berprinsip kalo saya lebih mendekatkan pada pendidikan ilmu pengetahuan, karena kenapa, karena semakin tinggi ilmu pengetahuan seseorang maka orang lain akan hormat kepada kita tapi yaaa itu mereka gak tahu kenapa yaa… padahal saya dari kecil di didik agama kuat, maksudnya yaaa bapak sangat keras banget yaaa kalu misalnya untuk pendidikan agama,

tapi gak tahu keknapa kok saya bisa seperti ini… itu istilahnya mungkin yaa memang saya salah ambil jalan kali , karena saya berpikir secara logis, saya gak mau menyalahkan orang lain, dari kecil memang saya mendapatkan pendidikan masalah agama, saya sekolah agama, saya sekolah Tk sore, tapi yaaa gak tahu kenapa yaa mungkin jujur saya dari kecil itu saya sudah merasakan ada yang berbeda sama saya gitu.

3. Bisa anda menggambarkan latarbelakang keluarga anda?

JAWABAN:

Jujur yaa kadang saya berpikir keluarga saya ini kan istilahnya religius banget yaa.. bapak ibu saya saja sudah haji bahkan sampai umur saya yang sekarang ini mereka masih menyuruh saya sholat jadi kadang saya berpikir dengan keadaan jati diri saya yang seperti ini yaa istilahnya yaa orang gay yaa kalo misalnya dalam Al-Quran itu istilahnya perbuatan terkutuk yaa, jadi kadang saya berpikir saya mungkin bisa jadi penyebab orang tua saya bisa jadi apa yaaa… wallahualamlaaah.. terhambat kesurganya padahal mereka rajin ibadah cuman walaupun mereka rajin ibadah, saya gak tahu maksudnya anaknya bakal seperti ini apakah bisa diterima atau enggak gitu… dan pastinya ada perasaan bersalah maksudnya saya bahkan mengutuk kenapa saya bisa jadi seperti ini sedangkan orangtua saya religius sedangkan saya seperti ini gitu…saya ngerasa kaya jadi penghalang buat mereka, saya juga ngerasa ibadah orangtua saya jadi sia-sia gitu…saya ngerasa buat apa gitu yaa hidup kalo misalnya menjadi penghalang bagi mereka mendapatkan hadiah surga di akhirat nanti tapi latar belakang keluarga saya memang religius tappi memang yaa itu saya agak sedikit berpikiran kalau saya, memang saya akui kalo saya kurang religius mungkin karena saya sudah banyak dimasukin doktrin-doktrin dari lingkungan sekitar dari lingkungan kmapus, jadi saya istilahnya 50%pemikiran saya religius 50% pemikiran saya open minded jadi saya menerima segala perbbedaan yang ada, kalau orang tua saya berpikiran saya religius jadi mereka apapun tindakan mereka mesti berbalik kepada Al-Quran

4. Dengan latar belakang keluarga di sekitar anda yang seperti itu, apakah anda

menemukan kesulitan ketika berinteraksi dengan mereka? JAWABAN:

Yaaa… pasti sih ada kesulitan yaa, maksudnya dilihat dari budayanya kita udah beda yaa, jadi kita istilahnya dalam istilahnya kita mesti mempunyai dua kepribadian yaa, dimana kita di tengah masyarakat kita istilahnya seolah-olah kita ini normal gitu, jadi mau tidak mau jika kita menolak harus terpaksa kita mengikuti kultur atau budaya yang ada di masyarakat tersebut, jadi mau tidak mau kesulitan itu bisa jadi menjadi tekanan untuk kita sendiri.

5. Bagaimana untuk urusan ibadah ketika anda berada di rumah?

JAWABAN:

Keluarga saya ini kan religius banget ya.. bapak ibu saya kan sudah naik haji bahkan sampai umur saya yang sekarang ini mereka masih menyuruh saya untuk sholat. Terutama ibu yang paling cerewet kalau urusan sholat. Ya padahal saya sudah sebesar ini tapi masih diingatkan untuk tetap sholat. Ya.. saya sebagai anak kan harus patuh sama perintah orang tua, apalagi kalau

untuk urusan sholat orang tua saya itu lebih tegas yah. Jadi harus on time kalau waktunya sudah masuk untuk sholat, pasti saya langsung sholat.

6. Dengan latar belakang keluarga seperti itu, bagaimana cara anda bersikap dan

menyesuaikan diri ketika di rumah dengan anggota keluarga yang lain? JAWABAN:

Jujur kalau di rumah saya bersikap kalau bahasa kitanya mah seperti laki-laki sesungguhnya, misalnya contoh saya berpakaian normal seperti laki-laki pada umumnya, ya secara kasat mata saya seperti laki-laki biasanya, ya sikap saya seperti laki-laki, kalau misalnya berbicara seperti body language sih maksudnya ya biasa ya apa adanya biasa saja, memang saya akui saya berbeda, tapi cara bersikap saya sama seperti orang normal lainnya gitu.

7. Bagaimana gaya bicara anda ketika berinteraksi dengan orang-orang yang

tinggal di rumah? JAWABAN:

Gaya berbicara saya dengan keluarga tidak ada yang ditutupin, cuman ya tetap istilahnya ya kan keluarga itu orang terdekat bagi kita ya, jadi sebisa mungkin saya gaya berbicara dengan keluarga yaitu sopan, santun, maupun baik. Jadi istilahnya kadang ya pembicaraan yang saya lakukan dalam keluarga itu memang tidak berlebihan hanya berbicara dalam keluarga ala kadarnya. Karena ada situasi yang di mana saya dituntut untuk berbicara di dalam keluarga, kalaupun tidak saya lebih baik diam.

8. Bagaimana body language anda ketika berinteraksi dengan orang-orang yang

tinggal di rumah? JAWABAN:

Kalau dalam keluarga saya lebih hati-hati, karena keluarga juga kan religius. Hati-hati disini maksudnya saya enggak terlalu kebawa bablasnya, jadi yaitu tadi balik lagi, ketika saya berbicara dengan keluarga berarti body language saya berarti seadanya, berarti ala kadarnya saja. Karena itu tadi saya mau berhati-hati saja.agar orang rumah tidak curiga.

9. Bagaimana berpakaian anda ketika anda berada di rumah?

JAWABAN:

Cara berpakaian saya santai dan normal ketika berada dirumah.. saya bisa dibilang juga tipe orang yang memperhatikan kebersihan kulit muka dan badan, sama penampilan juga sih. Karena kalau badan kita bersih sama saja kan kita menjaga kesehatan kan, lagi pula kalau kita sehat dan bersih kan enak juga kalau dilihat sama orang.. gitu.

10.Apakah dari keluarga anda ada yang pernah mencurigai perilaku anda?

Bagaimana mereka bisa curiga? Bisakah anda menceritakannya? JAWABAN:

Dulu sempat istilahnya curiga dengan sikap saya agak teledor ya.. agak teledor ketika saya mendapatkan sms mesra dari laki-laki ya, jadi itu kejadiannya waktu dirumah kakak saya, jadi pada saat saya meninggalkan handphone saya dan handphone saya berbunyi, kakak saya ya.. membuka isi sms-nya dia menanyakan ko sms-nya.. mesra dengan laki-laki! Kamu suka laki-laki! Saya ya itu.. mungkin dari rasa keteledoran itu ya saya berkilah ya.. maksudnya

mencari alibi mungkin istilahnya itu salah nomor atau salah kirim ya.. cuman dari situ ada suatu macam peringatan ya.. warning dari kakak saya, mungkin dia menganggap gelagat adik bungsunya ini ada yang beda cuman mungkin ya.. dia semacam yaudahlah angin lalu saja gitu. Jadi kecurigaan itu pernah ada cuman saya bisa menepis dengan alasan bahwa sms mesra yang terkirim mesra ke nomor saya itu ya mungkin sms dari salah kirim.

11.Lalu bagaimana sikap atau tindakan anda ketika mendapatkan sinyal

kecurigaan dari saudara anda? JAWABAN:

Jadi saya berusaha bersikap biasa aja. Cuman yah itu sekarang mah waspada aja, gak sembarangan simpan handphone.

12.Apakah anda merasa kesulitan menjaga sikap dan perilaku dalam lingkungan

keluarga dengan jati diri anda yang sebenarnya? JAWABAN:

Takut sih.. cuman saya berpikir gak tahu sih wallahualam ya.. kalau saya berani bilang saya seperti ini mungkin bapak saya pasti marah! Cuman ibu saya kayaknya sih, ibu saya juga marah, cuman.. dia juga pasti.. gak tahu deh!hehehe saya belom bisa berpikiran seperti itu cuman yang saya takuti mereka marah!.

13.Suatu saat nanti apakah anda akan berusaha untuk jujur kepada keluarga

mengenai identitas diri anda sebagai seorang gay? Mengapa, bisa anda

menceritakan? JAWABAN:

Enggak.. enggak akan saya kasih tahu ke keluarga tentang diri saya yang seperti ini! Cukup saya dan teman-teman saya yang sesama seperti saya dan beberapa orang teman yang tahu seperti apa saya. Cukup keluarga itu tahu saya adalah anak kebanggaannya gitu.

Dokumen terkait