• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik

2. Prestasi Belajar Alquran Hadis

a. Pengertian Prestasi Belajar Alquran Hadis

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “prestasi ialah hasil yang telah dicapai”.18

Mas‟ud Hasan Abdul Qohar berpendapat, “prestasi adalah apa

yang telah kita dapat ciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati

yang diperoleh dengan jalan keuletan”.19

Dengan demikian, ada dua unsur dalam prestasi yaitu adanya keuletan dan hasil yang dicapai. Berangkat dari unsur-unsur ini maka penulis dapat menyimpulkan bahwa prestasi adalah suatu hasil yang telah diciptakan seseorang dengan keuletan atau usaha yang sungguh-sungguh, baik hasil tersebut menyenangkan hati ataupun tidak.

Adapun pengertian prestasi belajar itu sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “prestasi belajar ialah hasil yang telah dicapai atau penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru”.20

Senada dengan itu, Abdurrahman Saleh mengemukakan, “prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa dari mempelajari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan tertentu dengan alat ukur berupa evaluasi yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, kata atau

17

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Madrasah Tsanawiyah, 2012, (www.pendis.kemenag.go.id).

18

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet. I, h. 700.

19

Blog Kabar Pendidikan, Pengertian Prestasi Belajar, 2012, (www.majalahpendidikan.com).

20

simbol”.21Adapun menurut Sanjaya, “prestasi belajar ialah pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan khusus yang direncanakan”.22

Kemudian Made Wena juga mendefinisikan bahwa, “prestasi belajar ialah

semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari

penggunaan strategi pembelajaran dibawah kondisi yang berbeda”.23

Jadi, sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, dapat disintesiskan bahwa prestasi belajar Alquran Hadis adalah hasil yang dicapai siswa dalam mempelajari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan Alquran Hadis dari penggunaan strategi pembelajaran dibawah kondisi yang berbeda dengan alat ukur berupa evaluasi, yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, kata atau simbol.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Muhibbin Syah mengklasifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menjadi tiga, yaitu:

1)Faktor internal yang terdiri dari:

a. Faktor fisiologis yang berkaitan dengan fisik siswa.

b. Faktor psikologis yang meliputi intelegensi, sikap, bakat, minat dan motivasi siswa.

2) Faktor eksternal yang terdiri dari:

a. Faktor sosial yang meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.

b. Faktor non sosial yang meliputi keadaan dan letak gedung sekolah, keadaan dan letak rumah tempat tinggal keluarga, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa

3) Faktor pendekatan belajar peserta didik yakni segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.24

Adapun Yudhi Munadi mengklasifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar sebagai berikut:

21

Blog Kabar Pendidikan, loc. cit.

22

Sanjaya, op.cit., h. 13.

23

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional , (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. II, h. 6.

24

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2003), Cet. VIII, h. 132-139.

1) Faktor internal yang terdiri dari: a) Faktor fisiologis

b) Faktor psikologis yang meliputi intelegensi, perhatian, minat dan bakat, motif dan motivasi, kognitif dan daya nalar (persepsi, mengingat, dan berpikir realistik)

2) Faktor eksternal

a) Faktor lingkungan yang meliputi lingkungan fisik atau alam yang berkaitan dengan suhu, kelembaban, kepengapan udara dan sebagainya, maupun lingkungan sosial.

b) Faktor instrumental yang meliputi kurikulum, sarana dan fasilitas, dan guru.25

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disintesiskan bahwa pada dasarnya secara umum ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua ahli di atas sepakat bahwa faktor fisiologis atau jasmani merupakan faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Dapat dilihat di lapangan bagaimana siswa yang memiliki kondisi tubuh yang sehat dan normal cenderung memiliki prestasi belajar yang lebih baik.

Kesepakatan juga terjadi dalam faktor psikologis yang juga merupakan bagian dari faktor internal. Namun dalam pengembangannya, Syah hanya membaginya kembali menjadi 5 yakni intelegensi, sikap, bakat, minat dan motivasi. Sedangkan Munadi sepakat dengan kelima pembagian di atas dan menambahkannya dengan perhatian serta kognitif dan daya nalar. Di mana kognitif dan daya nalar yang menurut hemat peneliti mungkin bisa saja hal tersebut masih berkaitan dengan intelegensi sehingga Syah tidak menyebutkannya, namun jika ditelaah lebih mendalam aspek kognitif dan daya nalar memang memerlukan perhatian khusus agar mendapatkan prestasi belajar yang lebih maksimal lagi.

Berkaitan dengan faktor eksternal, peneliti lebih sepakat dengan pengembangan yang dipaparkan oleh Munadi yaitu faktor lingkungan dan instrumental. Di mana seperti yang dikemukakan oleh Syah yakni faktor sosial dan non sosial, menurut hemat peneliti faktor tersebut bisa

25

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2010), Cet. III, h. 24-35.

digabungkan ke dalam satu faktor yaitu faktor lingkungan. Syah juga menempatkan faktor pendekatan belajar dalam pembagian faktor secara umum, yang menurut hemat peneliti lebih cocok dimasukkan ke dalam faktor eksternal saja sebagaimana yang dikemukakan oleh Munadi dengan kalimat faktor instrumental.

b.Pengukuran Prestasi Belajar Alquran Hadis

Pada umumnya para pakar dalam bidang evaluasi pendidikan merinci kegiatan evaluasi prestasi belajar ke dalam enam langkah pokok, yaitu:

1) Menyusun rencana evaluasi prestasi belajar yang meliputi perumusan tujuan dilaksanakan evaluasi, penetapan aspek-aspek yang akan dievaluasi, penentuan teknik yang akan dipergunakan di dalam pelaksanaan evaluasi, penyusunan alat-alat pengukur yang akan dipergunakan dalam pengukuran dan penilaian prestasi belajar, penentuan tolak ukur atau kriteria yang akan dijadikan pegangan dalam memberikan interpretasi data hasil evaluasi, dan menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi prestasi belajar itu sendiri.

2) Menghimpun data yaitu melaksanakan pengukuran. 3) Melakukan verifikasi data.

4) Mengolah dan menganalisis data.

5) Memberikan interpretasi dan menarik kesimpulan. 6) Tindak lanjut hasil evaluasi.26

Dalam konteks evaluasi hasil proses pembelajaran di sekolah, dikenal adanya dua macam teknik, yaitu teknik tes dan teknik non-tes.

1) Teknik tes prestasi belajar

“Teknik tes prestasi belajar merupakan salah satu jenis tes yang

digunakan untuk mengukur perkembangan atau kemajuan belajar

peserta didik setelah mereka mengikuti proses pembelajaran”.27

Teknik tes ini lebih banyak digunakan untuk mengevaluasi prestasi belajar peserta didik dari segi ranah proses berpikirnya (cognitive domain). Apabila ditinjau dari segi jenis soalnya, dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

26

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), Cet. X, h. 59-62.

27

a) Tes uraian terbagi menjadi dua bentuk:

 Tes uraian bentuk terbuka

“Pada tes uraian bentuk terbuka, jawaban yang dikehendaki

muncul dari testeesepenuhnya”28

 Tes uraian bentuk terbatas

“Pada tes uraian bentuk terbatas, jawaban yang dikehendaki

muncul dari testee adalah jawaban yang sifatnya sudah lebih

terarah (dibatasi)”.29

b) Tes obyektif terbagi menjadi lima bentuk:

 Tes obyektif bentuk benar–salah (true-false test)

“Tes obyektif bentuk benar–salah (true-false test) adalah salah satu bentuk tes obyektif di mana butir-butir soal yang diajukan dalam tes prestasi belajar itu berupa pernyataan (statement) pernyataan mana ada yang benar dan ada yang salah”.30

 Tes obyektif bentuk menjodohkan (matching test)

“Tes obyektif bentuk menjodohkan (matching test) adalah tes di mana disediakan dua kelompok bahan dan testee harus mencari pasangan-pasangan yang sesuai antara yang terdapat pada kelompok pertama dengan yang terdapat pada kelompok kedua,

sesuai dengan petunjuk yang diberikan dalam tes tersebut”.31

 Tes obyektif bentuk isian (fill in test)

“Tes obyektif bentuk isian (fill in test) adalah tes di mana ada kata-kata penting dalam cerita atau karangan yang beberapa di antaranya dikosongkan, sedangkan tugas testee adalah mengisi bagian-bagian yang telah dikosongkan itu”.32

28 Ibid., h. 100. 29 Ibid., h. 101. 30 Ibid., h. 107. 31 Ibid., h. 111. 32 Ibid., h. 114.

 Tes obyektif bentuk melengkapi (completion test)

“Tes obyektif bentuk melengkapi (completion test) adalah tes yang mirip sekali dengan tes obyektif bentuk isian (fill in test). Letak perbedaannya adalah bahwa pada tes obyektif bentuk fill in, bahan yang diteskan itu merupakan satu kesatuan cerita, sedangkan pada tes obyektif bentuk completion tidak harus

demikian”.33

 Tes obyektif bentuk pilihan ganda (multiple choice item)

“Tes obyektif bentuk pilihan ganda (multiple choice item) adalah salah satu tes bentuk obyektif yang terdiri atas pertanyaan atau pernyataan yang sifatnya belum selesai, dan untuk menyelesaikannya harus dipilih salah satu (atau lebih) dari beberapa kemungkinan jawab yang telah disediakan pada tiap-tiap

butir soal yang bersangkutan”.34

Tes obyektif bentuk pilihan ganda (multiple choice item) ini dalam perkembangannya terbagi menjadi 9 model yaitu model melengkapi lima pilihan, model asosiasi dengan lima atau empat pilihan, model melengkapi berganda, model analisis hubungan antarhal, model analisis kasus, model hal kecuali, model hubungan dinamik, model perbandingan kuantitatif dan model pemakaian diagram, grafik, peta atau gambar.35

2) Teknik non-tes prestasi belajar

“Teknik non-tes prestasi belajar merupakan penilaian atau evaluasi prestasi belajar peserta didik yang dilakukan dengan tanpa „menguji‟

peserta didik, melainkan dengan melakukan pengamatan secara sistematis (observation), melakukan wawancara (interview), menyebarkan angket (questionnaire), dan memeriksa atau meneliti dokumen-dokumen (documentary analysis)”.36

Teknik nontes ini pada 33 Ibid, h. 116. 34 Ibid, h. 118. 35 Ibid, h. 119-120. 36 Ibid, h. 76.

umumnya memegang peranan penting dalam rangka mengevaluasi prestasi belajar peserta didik dari segi ranah sikap hidup (affective domain) dan ranah ketrampilan (psychomotoric domain).

Adapun pengukuran prestasi belajar Alquran Hadis di MTs Nur-Attaqwa Jakarta Utara adalah teknik tes berbentuk uraian dan obyektif dalam rangka mengukur ranah proses berpikir (cognitive domain) siswa dan teknik non-tes berbentuk pengamatan secara sistematis (observation) dalam rangka mengukur ranah sikap hidup (affective domain) dan ranah ketrampilan (psychomotoric domain) siswa.