METODOLOGI PENELITIAN
E. Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian diambil dari hasil prestasi belajar Alquran Hadis pada kelompok eksperimen dan kontrol yang diperoleh dari skor pretest dan
postest pada pokok bahasan hukum bacaan mad untuk mengukur kemampuan
belajar Alquran Hadis siswa. Di mana tes yang dikerjakan oleh kedua kelompok tersebut sama dan telah dianalisis validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembedanya. Instrumen awal yang akan diuji coba dalam penelitian ini berupa tes pilihan ganda yang berjumlah 30 soal, sedangkan instrumen yang akan digunakan dalam penelitian pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 20 soal terpilih dari 30 soal yang telah diuji coba. Langkah-langkah yang ditempuh dalam menyusun instrumen penelitian adalah sebagai berikut:
1. Menentukan konsep dan sub konsep berdasarkan kurikulum satuan pendidikan untuk tingkat MTs.
2. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian berdasarkan indikator pembelajaran Alquran Hadis sebagaimana tabel 3.3 dibawah ini.
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar
No Kompetensi Dasar Materi Indikator No.
Butir Soal 1 Menerapkan hukum
bacaan mad, lam dan
ra' dalam QS al-Ashr
dan al-‘Alaq
Hukum Bacaan Mad Siswa mampu menjelaskan hukum bacaan
mad, lam dan ra'
dalam QS al-Ashr
dan al-‘Alaq
Siswa mampu mengidentifikasi hukum bacaan
mad, lam dan ra'
dalam QS al-Ashr
dan al-‘Alaq
9, 13, 14, 20, 23, 27, 29 8, 10, 11, 12, 21, 24, 28 2 Menerapkan hukum bacaan mad laazim mukhaffaf harfi dan
mutsaqqal harfi dalam al-Qur'an Hukum Bacaan Mad Siswa mampu menjelaskan hukum bacaan mad laazim mukhaffaf harfi dan mutsaqqal harfi dalam al-Qur'an Siswa mampu mengidentifikasi hukum bacaan mad laazim mukhaffaf harfi dan mutsaqqal harfi dalam al-Qur'an 1, 4, 5, 7, 15, 17, 19, 25, 26, 30 2, 3, 6, 16, 18, 22 Jumlah 30
3. Membuat soal instrumen sesuai dengan kisi-kisi instrumen
4. Instrumen yang telah dibuat oleh peneliti kemudian dikonsultasikan dengan dosen pembimbing skripsi
5. Melaksanakan uji coba instrumen penelitian
a. Uji Validitas
Menurut Sudijono, “validitas adalah ketepatan, kebenaran, keshahihan atau keabsahan”.8
Sebuah instrument dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Jika skor butir dikotomi (misalnya 0.1) maka untuk menghitung koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total instrumen digunakan teknik korelasi point
biserial, yaitu sebagai berikut:
√
Keterangan:
rpbi = Koefisien korelasi point biserial
Mp = Mean skor yang dicapai oleh siswa yang menjawab benar Mt = Mean skor total
SDt = Deviasi standar skor total
P = Proporsi siswa yang menjawab benar q = Proporsi siswa yang menjawab salah
Langkah-langkah korelasi point biserial perhitungan validitas item hasil belajar:9
a. Menyiapkan tabel perhitungan analisis validitas item nomor 1 – 30. b. Mencari proporsi menjawab benar (p) dengan persamaan
∑
c. Mencari mean dari skor total, yaitu M
t, dengan menggunakan rumus:
∑
d. Mencari deviasi standar total, yaitu SD
t dengan menggunakan rumus:
√∑ ∑
e. Mencari (menghitung) Mp untuk butir item nomor 1 - 30.
f. Mencari (menghitung) koefisien korelasi rpbi dari nomor 1 - 30, dengan menggunakan rumus:
√
8
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), Cet. X, h. 93.
9
g. Untuk menentukan valid tidaknya butir soal, rpbi dibandingkan dengan
rtabel pada taraf signifikansi 5% dengan terlebih dahulu mencari db
dengan persamaan: Db= N-nr
Keterangan: Db = derajat bebas N = jumlah responden
nr = banyaknya variabel yang dikorelasikan h. Menentukan kriteria pengujian
Jika r
pbi > rtabel maka soal tersebut valid
Jika r
pbi < rtabel maka soal tersebut tidak valid
Untuk langkah perhitungan disiapkan pada tabel. Dalam pemberian interpretasi rpbi digunakan db sebesar (N-nr) yaitu (30-2) = 28. Derajat
kebebasan tersebut lalu dikonsultasikan kepada tabel “r” product
moment pada taraf signifikan 5% hasilnya adalah sebagai berikut rtabel
atau rt pada taraf signifikan 5% adalah 0.361. Jika rtabel > dari rpbi maka soal dianggap tidak valid atau sebaliknya jika rtabel < rpbi maka soal dianggap valid.
Berdasarkan perhitungan validitas instrumen pada tes membaca al-quran surah pendek pilihan yang terdiri dari 30 soal objektif, didapat 11 item soal dengan validitas baik yaitu nomor 6, 9, 10, 11, 13, 18, 20, 23, 27, 29, 30 dan 19 item soal dengan validitas buruk yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 12, 14, 15, 16, 17, 19, 21, 22, 24, 25, 26. Adapun hasil keseluruhan validitas butir soal dapat dilihat pada lampiran 9.
b. Uji Reliabilitas
Sudijono mengungkapkan, “Reliabilitas adalah keajegan atau
kemantapan”.10
Suatu instrument evaluasi, dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur. Tidak reliabelnya suatu tes evaluasi, pada prinsipnya dapat dikatakan sia-sialah tes tersebut, karena jika dilakukan pengetesan kembali hasilnya akan berbeda.
Untuk mencari reliabilitas terhadap tes perlu dilakukan analisis butir soal dari tes tersebut. Penulis menggunakan metode split half reliability, di mana metode ini dipakai untuk mengetahui reliabilitas tes dengan jalan
10
membelah tes menjadi dua bagian, baik membelah antara skor ganjil dengan skor genap, ataupun membelah antara belahan nomor atas dan nomor bawah. Kemudian skor kedua belahan tersebut dikorelasikan dengan rumus tertentu. Adapun rumus yang penulis gunakan adalah rumus
Spearman-Brown model gasal genap.
Rumus:
Keterangan:
rtt = Koefisien reliabilitas tes total (satu tes penuh)
rhh = Koefisien korelasi product moment (setengah tes) 1 & 2 = Bilangan konstan
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:11
a. Menjumlahkan skor-skor dari butir-butir item yang bernomor gasal dan genap.
b. Mencari (menghitung) koefisien korelasi setengah tes dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment.
∑ ∑ ∑
√ ∑ – ∑ ∑ – ∑
c. Menghitung koefisien korelasi satu tes penuh dengan rumus Spearman-Brown.
d. Memberikan interpretasi terhadap rtt dengan patokan sebagai berikut:
Jika r
tt ≥ 0,70 maka reliabilitas tinggi. Jika r
tt ≤ 0,70 maka reliabilitas belum tinggi.
Berdasarkan perhitungan reliabilitas instrumen pada tes membaca al-quran surah pendek pilihan yang terdiri dari 30 soal objektif, didapat tingkat reliabilitas tinggi dengan nilai 0.81. Adapun hasil keseluruhan reliabilitas seluruh butir soal yang sudah dinyatakan reliabel dapat dilihat pada lampiran 10.
11
c. Uji Taraf Kesukaran
Sudijono mengatakan, “butir-butir item tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir-butir item yang baik, apabila butir-butir item tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah dengan kata lain derajat kesukaran item itu adalah sedang atau cukup”. 12 Dalam penelitian ini peneliti melakukan perhitungan tingkat kesukaran soal dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Du Bois: 13
`
Keterangan:
P = Angka indek kesukaran item
Np = Jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar N = Jumlah siswa yang mengikuti tes hasil belajar n = jumlah peserta test
Interpretasi terhadap angka indek kesukaran item menurut Thorndike dan Hagen dalam Sudijono: 14
P = Kurang dari 0,30 : Terlalu Sukar P = 0,30 - 0,70 : Cukup (sedang) P = Lebih dari 0,70 : Terlalu Mudah
Berdasarkan perhitungan taraf kesukaran instrumen pada tes membaca al-quran surah pendek pilihan yang terdiri dari 30 soal objektif, didapat 20 item soal dengan taraf kesukaran cukup (sedang) yaitu nomor 2, 3, 4, 5, 6, 7, 10, 11, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 25, 26, 28, 30 dan 10 item soal dengan taraf kesukaran terlalu mudah yaitu nomor 1, 8, 9, 12, 13, 17, 23, 24, 27, 29. Adapun hasil keseluruhan taraf kesukaran butir soal dapat dilihat pada lampiran 11.
d. Uji Daya Pembeda
“Daya pembeda item adalah kemampuan suatu butir item tes hasil
belajar untuk dapat membedakan (mendiskriminasi) antara testee yang 12 Ibid., h. 370. 13 Ibid., h. 371-372. 14 Ibid., h. 372.
berkemampuan tinggi (= pandai), dengan testee yang berkemampuan
rendah (= bodoh)”.15
Rumus yang digunakan untuk pengujian daya pembeda adalah sebagai berikut: 16
Keterangan:
D = Indeks daya pembeda
JA = Banyaknya peserta kelompok atas
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Interpretasi terhadap angka indek daya pembeda item: 17 D = Kurang dari 0,20 : Poor (Jelek)
D = 0,20 - 0,40 : Satisfactory (Cukup) D = 0,40 – 0,70 : Good (Baik)
D = 0,70 – 1,00 : Excellent (Baik Sekali)
Berdasarkan perhitungan daya pembeda instrumen pada tes membaca al-quran surah pendek pilihan yang terdiri dari 30 soal objektif, didapat 6 item soal dengan daya pembeda baik yaitu nomor 11, 13, 14, 18, 20, 23 dan 13 item soal dengan daya pembeda cukup yaitu nomor 4, 5, 6, 7, 9, 10, 12, 16, 21, 24, 25, 26, 29 serta 11 soal dengan daya pembeda buruk yaitu nomor 1, 2, 3, 8, 15, 17, 19, 22, 27, 28, 30. Adapun hasil keseluruhan daya pembeda butir soal dapat dilihat pada lampiran 12.
Dengan demikian, kesimpulan yang didapat berdasarkan keseluruhan hasil perhitungan 30 soal objektif pada uji coba instrument di atas, yang akan dipakai pada saat pretest dan postest ialah 20 soal objektif yang meliputi 5 soal yang sangat ideal (nomor 6, 10, 11, 18, 20) dikarenakan memenuhi
15 Ibid., h. 385-386. 16 Ibid., h. 389-390. 17 Ibid., h. 389.
keseluruhan kriteria soal yang baik yaitu valid, reliabel, taraf kesukaran cukup (sedang) dan daya pembeda item baik atau cukup, 13 soal yang ideal (4, 5, 7, 9, 13, 14, 16, 21, 23, 25, 26, 29, 30) dikarenakan adanya satu dari keseluruhan kriteria soal yang baik yang belum terpenuhi, dan 2 soal yang cukup ideal (27, 12) dikarenakan adanya dua dari keseluruhan kriteria soal yang baik yang belum terpenuhi. Adapun kesimpulan seluruh butir soal dapat dilihat pada lampiran 13.