• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : Dalam bab ini penulis memaparkan hasil penelitian, antara lain mencakup deskripsi per siklus yang membahas mengenai data hasil

KAJIAN PUSTAKA

A. Prestasi Belajar

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Prestasi Belajar

. Pengertian prestasi belajar

Prestasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan, dikerjakan (Poerwadarminta, : ). Menurut Yonny ( : ) prestasi adalah hasil yang dicapai setelah peserta didik melakukan kegiatan belajar sehingga ada perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan sikap peserta didik. Prestasi belajar menurut (Arifin, : ) merupakan suatu masalah yang bersifat perennial dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing.

Belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Menurut Ahmadi ( : ) belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Sedangkan menurut Susanto

( : ) belajar merupakan suatu aktivitas yang yang dilakukan sesorang dengan sengaja dalam keadaaan sadar dalam memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatife tetap baik dalam berfikir, merasa, maupun dalam bertindak.

prestasi belajar merupakan suatu proses atau tahap dimana peserta didik mendapatkan kepandaian dan ilmu sesuai bidangnya melalui proses pembelajaran yang disengaja dalam keadaan sadar sehingga akan ada perubahan dalam diri peserta didik yang berupa pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan sikap peserta didik.

. Fungsi prestasi belajar

Prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi belajar yaitu: a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas

pengetahuan yang elah dikuasai peserta didik.

b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Para

ahli psikologi baisanya menyebut hal ini sebagai “tendensi

keingintahuan (couriosity) dan merupakan kebutuhan umum

manusia”

c. Prestasi belajar sebagian bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta didik dalam meningkatkan ilmu

pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik (feedback) dalam meingkatkan mutu pendidikan.

d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dalam suatu institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan peserta didik. Indikator ekstren dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan peserta didik dimasyarakat. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan dimasyarakat.

e. Prestasi belajar dapat dijadikan sebagai indikator daya serap (kecerdasan) peserta didik. Dalam proses pembelajaran, peserta didik menjadi fokus utama yang harus diperhatikan, karena peserta didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pembelajaran.

. Kegunaan prestasi belajar

Menurut Cronbach dalam buku Arivin ( : ) bahwa kegunaan prestasi belajar banyak ragamnya, diantaranya adalah:

a. Sebagai umpan balik bagi guru dalam mengajar. b. Untuk keperluan diagnostik.

c. Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan. d. Untuk keperluan seleksi.

e. Untuk keperluan penempatan dan penjurusan. f. Untuk menentukan isi kurikulum.

g. Untuk menentukan kebijakan sekolah.

. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun faktor dari luar diri (faktor eksternal) individu (Ahmadi, : ).

a. Faktor Internal

) Faktor jasmaniah (fisiologi)

Faktor ini ada yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Pada faktor ini meliputi penglihatan, pendengaran, struktur tubuh.

) Faktor psikologis

Faktor ini ada yang bersifat bawaan akan tetapi juga ada yang tidak bawaan, yang meliputi:

a) Faktor intelektif

Kecerdasan dan bakat anak berbeda-beda sehingga akan berpengaruhkegiatan belajar. Orang tua tidak boleh memaksakan kehendak mereka kepada peserta didik apabila tidak sesuai dengan bakat peserta didik. ( ) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah

dimiliki.

Ketika peserta didik sudah memiliki prestasi makan akan lebih mudah dalam melakukan kegiatan belajar. b) Faktor non intelektif

( ) Sikap

Sikap setiap peserta didik kepada guru sangat berpengaruh karena kalau peserta didik membenci guru maka akan mengakibatkan peserta didik menjadi sulit belajar sedangkan kalau peserta didik menyenangi guru maka peserta didik akan semangat dalam belajar. ( ) Kebiasaan

Kebiasaan buruk atau baik yang dilakukan oleh peserta didik akan berdampak terhadap prestasi belajar. Kebiasaan yang baik yang dilakukan akan berdampak positif terhadap belajar peserta didik.

( ) Minat

Minat merupakan kecenderungan terhadap sesuatu hal. Kecenderungan ini akan mempengaruhi kegiatan belajar peserta didik. Peserta didik yang mempunyai minat yang bagus dalam belajar akan memperoleh prestasi belajar yang bagus.

( ) Kebutuhan

Kebutuhan setiap peserta didik berbeda-beda. Ada peserta didik yang memerlukan kebutuhan khusus dan ada juga peserta didik seperti pada umumnya. Orang tua dan guru mempunyai peran penting terhadap kebutuhan yang diperlukan oleh peserta didik.

( ) Motivasi

Motivasi merupakan pendorong peserta didik dalam kegiatan belajar. Peserta didik akan semangat belajar apabila mendapat suatu imbalan. Misalnya termotivasi mendapatkan nilai bagus dan untuk mendapatkan hadiah.

( ) Penyesuaian diri

Banyak penyesuaian yang harus dilakukan oleh peserta didik diantaranya penyesuaian terhadap lingkungan

sekolah, penyesuaian terhadap kelas, teman sekelas, pelajaran dan guru. Semua itu berpengaruh terhadap prestasi belajar peserta didik.

b. Faktor Eksternal

Yaitu faktor yang meliputi fisik maupun psikis, yang tergolong faktor eksternal yaitu:

) Faktor sosial yang terdiri atas: a) Lingkungan keluarga

Faktor ini sangat mempengaruhi prestasi belajar peserta didik, karena dari keluarga pembelajaran dasar dimulai. Keharmonisan dan keadaan lingkungan keluarga sangat berpengaruh terhadap perkembangan prestasi belajar. b) Lingkungan sekolah

Lingkungan sekolah yang nyaman dan bersih sangat mempengaruhi kenyamanan peserta didik dalam prestasi belajar.

c) Lingkungan masyarakat

Kondisi lingkungan masyarakat juga sangat mempengaruhi prestasi belajar peserta didik. Lingkungan yang bersih dan nyaman akan menjadikan nyaman saat peserta didik belajar, sebaliknya jika lingkungan masyarakatnya kotor

dan ramai makan kegiatan belajar peserta didik akan terganggu dan akan berpengaruh terhadap prestasi belajar peserta didik.

d) Lingkungan kelompok

Lingkungan kelompok yang mendukung dalam kegiatan belajar akan sangat mendukung prestasi belajar.

) Faktor budaya a) Istiadat

Istiadat setiap daerah berbeda. Tentu perbedaan itu memberikan pola belajar yang berbeda pula.

b) Ilmu pengetahuan

Ilmu pengetahuan tidak hanya didapat didalam bangku sekolah saja, akan tetapi bisa didapat dimana saja. Peserta didik yang mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi tentu saja akan berusaha mempelajari apa yang belum dia ketahuai.

c) Teknologi

Penguasaan teknologi sangat membantu dalam kegiatan belajar. Karena dengan teknologi peserta didik dapat mengetahui dunia luar. Tetapi juga harus dengan pengawasan dari orang yang lebih tua.

) Faktor lingkungan fisik a) Fasilitas rumah

Fasilitas rumah yang mendukung akan membantu dalam kegiatan belajar, tetapi fasilitas rumah yang terlalu memanjakan akan membuat peserta didik menjadi ketergantungan dan menjadi malas. Orang tua harus bijak dalam menfasilitasi peserta didik.

b) Fasilitas belajar

Fasilitas belajar yang didapat oleh peserta didik akan berpengaruh terhadap proses belajar, karena fasilitas belajar yang memadai akan membantu peserta didik dalam kegiatan belajar, sedangkan fasilitas belajar yang kurang memadai akan menghambat aktifitas belajar yang akan berdampak pada prestasi belajar.

c) Iklim

Iklim mempengaruhi kegiatan belajar peserta didik. Apabila iklimnya mendukung untuk melakukan kegiatan belajar peserta didik akan lebih nyaman dalam belajar. Tetapi kalau iklimnya buruk kegiatan belajar peserta didik menjadi terganggu.

B. Pembelajaran IPA

. Pengertian Mata Pelajaran IPA

Mata pelajaran IPA merupakan pelajaran yang mencari tahu tentang alam secara sistematis, untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan dan memiliki sikap ilmiah sehingga peserta didik mampu menguasai diri sendiri serta alam yang ada disekitarnya (Departemen Agama RI, : ). Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari, dalam proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah (Permendiknas, : ).

. Fungsi mata pelajaran IPA

a. Memberikan berbagai pengetahuan tentang berbagai jenis dan lingkungan alam dan lingkungan buatan dalam kaitannya dengan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.

b. Mengembangkan ketrampilan proses.

c. Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi peserta didik untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari.

d. Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan yang saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi dengan keadaan lingkungan dan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.

e. Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta ketrampilan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk melanjutkan pendidikannya ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

. Tujuan Pembelajaran IPA

Pembelajaran sains di sekolah dasar dikenal dengan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Konsep IPA di sekolah dasar merupakan konsep yang masih terpadu, karena belum dipisahkan secara tersendiri, seperti mata pelajaran kimia, biologi dan fisika. Adapun tujuan pembelajaran sains di SD dalam Badan Nasional Standar Pendidikan (Susanto, : ). Ada beberapa tujuan pembelajaran IPA menurut Departemen Agama RI ( : ) adalah: a. Memahami konsep-konsep IPA dan ketertarikannya dengan

kehidupan sehari-hari.

b. Memiliki ketrampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan tentang alam sekitar.

c. Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta kejadian dilingkungan sekitar.

d. Bersikap ingin tahu, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab, bekerjasama dan mandiri.

e. Mampu menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelaskan gejala-gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

f. Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPA

Ruang lingkup mata pelajaran IPA menurut Departemen Agama RI ( : ) meliputi dua aspek:

a. Kerja ilmiah yang mencakup: penyelidikan/penelitian, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas dan pemecahan masalah, sikap dan nilai ilmiah.

b. Pemahaman konsep dan penerapannya yang mencakup:

) Mahkluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan ) Benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair,

) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet listrik, cahaya dan pesawat sederhana

) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi tata surya dan benda-benda langit.

) Pengetahuan alam, lingkungan, teknologi dan masyarakat merupakan penerapan konsep pengetahuanalam dan saling keterkaitannya dengan lingkungan, teknologi dan masyarakat melalui pembuatan suatu teknologi sederhana termasuk merancang dan membuat.

. Standar kompetensi Bahan Kajian Pengetahuan Alam

Standar kompetensi Bahan Kajian Pengetahuan Alam meliputi: a. Kerja Ilmiah

) Penyelidikan/penelitian

Peserta didik menggali pengetahuan yang berkaitan dengan alam dan produk teknologi melalui refleksi dan analisis untuk merencanakan, mengumpulkan, mengolah dan menafsirkan data, mengkomunikasikan kesimpulan, serta menilai rencana prosedur dan hasilnya.

) Mengembangkan kreatifitas dan pemecahan masalah

Peserta didik mampu berkreatifitas dan memecahkan masalah serta membuat keputusan dengan menggunakan metode ilmiah.

) Sikap dan nilai ilmiah

Peserta didik mengembangkan sikap ingin tahu, tidak percaya tahayul, jujur dalam menyajikan data faktual, terbuka pada pikiran dan gagasan baru, kreatif dalam menghasilkan karya ilmiah, peduli terhadap mahkluk hidup dan lingkungan, tekun dan teliti.

b. Pemahaman konsep dan penerapannya ) Mahkluk hidup dan proses kehidupan ) Materi dan sifatnya

) Energi dan perubahannya ) Dunia dan alam semesta

) Pengetahuan alam, lingkungan, teknologi dan masyarakat (Departemen Agama RI, : ).

. Standar Kompetensi IPA Kelas IV

. Kompetensi Dasar IPA Kelas IV

a. Mengidentifikasi jenis makanan hewan.

b. Menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanan.

C. Klasifikasi Hewan sesuai Jenis Makanan

. Jenis makanan hewan

Sumber makanan hewan dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu sumber makanan yang berasal dari tumbuhan dan hewan.

Makanan yang bersumber dari tumbuhan berupa daun, batang , buah, biji-bijian dan akar (umbi-umbian). Sedangkan makanan yang bersumber dari hewan berupa daging, ikan, tulang, dan serangga.

a. Makanan hewan yang bersumber dari tumbuhan ) Daun

Bagian tumbuhan yang umum dijadikan makanan bagi tumbuhan adalah daun. Hewan yang makanan utamanya daun misalnya ulat, selain ulat hewan lain misalnya kambing, jerapah, zebra dan kelinci.

) Batang

Batang tumbuhan yang sering untuk makanan hewan terutama sapi adalah batang padi dan jagung. Batang lain yang biasa di

makan batangnya adalah bambu. Panda sangat menyukai batang bambu muda.

) Buah

Hewan yang memakan buah misalnya monyet. ) Umbi

Umbi-umbian seperti wortel menjadi salah satu makanan hewan kelinci.

) Biji

Biji merupakan bagian tumbuhan yang paling disukai oleh berbakai jenis hewan, terutama jenis burung. Biji padi dan jagung merupakan makanan utama bagi burung pipit.

b. Makanan hewan yang bersumber dari hewan

Beberapa hewan merupakan sumber makanan bagi hewan lain. Hewan yang lebih kecil biasanya menjadi mangsa bagi hewan yang lebih besar. Misalnya nyamuk menjadi makanan bagi cecak. Tikus menjadi makanan bagi kucing.

Gambar

Tumbuhan merupakan sumber makanan utama bagi hewan (Wahyono, : ).

Hewan yang bertubuh besar juga bisa menjadi makanan bagi hewan lain. Misalnya kelinci menjadi makanan burung elang, bahkan hewan besar seperti jerapah, kijang dan kerbau yang hidupnya dihutan bisa menjadi mangsa bagi harimau dan singa. . Klasifikasi hewan sesuai jenis makanan

Hewan berdasarkan jenis makanannya dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu hewan pemakan tumbuhan, hewan pemakan daging, dan hewan pemakan segalanya (tumbuhan dan daging).

a. Hewan pemakan tumbuhan (herbivora)

Hewan yang digolongkan herbivora adalah hewan yang makanannya berupa tumbuhan (rumput, daun-daunan, biji-bijian, dan buah-buahan). Contoh hewan yang tergolong herbivora, misalnya sapi, kerbau, kambing, kuda rusa, dan domba, selain hewan-hewan tersebut ada pula jenis burung yang tergolong herbivora, misalnya merpati, tekukur, dan burung gereja. Burung beo dan jalak pemankan buah-buahan.

Gambar

Kambing merupakan hewan

herbivora karena memakan

Herbivora mempunyai gigi geraham dan gigi seri. Gigi geraham untuk mengunyah makanan, sedangkan gigi seri dan taring untuk memotong makanan (Andri dkk, : ).

b. Hewan pemakan daging (karnivora)

Hewan yang digolongkan karnivora adalah hewan yang makanannya berupa daging dan hewan lain. Misalnya anjing dan kucing. Anjing memakan daging dan tulang. Kucing memangsa tikus, ikan, dan daging ayam. Harimau dan serigala memangsa hewan lainnya yang hidup dihutan belantara. Ciri-ciri hewan karnivora adalah:

) Memiliki kuku yang panjang dan runcing.

) Memiliki indra penglihatan, penciuman, dan pendengaran yang baik.

) Memiliki racun (bisa) dan gigi taring yang kuat seperti ular (Andri dkk, : ).

Hewan karnivora berkaki empat memiliki geraham khusus yang digunakan untuk mengunyah daging, mengerat serta menghancurkan makanan. Gigi serinya kecil-kecil dan tajam fungsinya untuk menggigit dan memotong makanan. Gigi taringnya panjang, besar dan runcing fungsinya untuk mengoyak mangsanya.

Hewan karnivora sejenis burung yang memiliki kuku yang kuat dan tajam. Bentuk paruhnya disesuaikan dengan kegunaannya, yaitu agar mudah mencabik-cabik mangsanya. Mangsanya terdapat diudara, air dan darat. Contohnya burug elang, rajawali, alap-alap dan burung hantu.

Hewan karnivora ada yang suka makan daging busuk da nada juga yang tidak makan daging segar. Hewan ini disebut hewan pemakan bangkai (detritivora). Contohnya buaya dan burung nasar atau burung kondor. Ada juga hewan pemakan serangga, misalnya trenggiling, cecak, tokek, burung kiwi dan pelatuk. Hewan ini disebut hewan insektivora.

c. Hewan pemakan daging dan tumbuhan (omnivora)

Hewan pemakan daging dan tumbuhan disebut omnivora, contohnya beruang, ayam, tikus, kera, burung kutilang, kalkun,

Gambar

Harimau termasuk hewan karnivora

(Wahyono, : )

Gambar

Beruang merupakan hewan omnivora (Wahyono, : ).

burung onta. Omnivora jenis ikan contohnya ikan lele, mujair, tawas, dan kakap, manusia juga termasuk omnivora.

Hewan omnivora tidak memiliki ciri-ciri khusus yang menunjang untuk jenis makanannya. Bentuk gigi omnivore merupakan gabungan dari bentuk gigi herbivora dan karnivora. Gigi geraham karnivora untuk melumat, gigi seri untuk memotong dan gigi taringnya untuk mengerat makanan (Andri dkk, : ).

D. Model Make a Match

. Pengertian Model

Mills berpendapat bahwa “model” merupakan bentuk

interprestasi terhadap hasil observasi dan pengukuran yang diperoleh dari beberapa system (Suprijono, : ). Model pembelajaran menurut Suprijono ( : - ) merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional yang dijadikan pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas maupun tutorial. Menurut Arends (Suprijono, : ) model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan penggolongan kelas.

. Pengertian Model Make a Match

Model Make a Match adalah model pembelajaran yang dimulai dengan peserta didik mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan, penerapan model ini dimulai dengan peserta didik disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin (Rusman, : ).

. Langkah-langkah pembelajaran (Model Make a Match)

Langkah-langkah dalam pembelajaran menggunakan model

Make a Match menurut Asmani ( : ) diantaranya adalah:

a. Guru menyiapkan kartu yang berisi beberapa konsep atau topik, yang cocok untuk sesi riview. Sebagai kartu berisi soal dan bagian lainnya berisi jawaban.

b. Setiap peserta didik mendapatkan satu buah kartu yang berisi jawaban ataupun soal.

c. Setiap peserta didik memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegangnya.

d. Setiap peserta didik mencari pasangan yang cocok dengan dengan kartunya (kartu soal dan kartu jawaban).

e. Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan kartu sebelum batas waktu akan diberi poin.

f. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap peserta didik mendapatkan kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.

g. Peserta didik diminta untuk mencatat hasil yang sudah didapat. h. Guru bersama peserta didik mencocokan hasil kesimpulan yang

telah dibuat oleh peserta didik. . Kelebihan Model Make a Match

Ada beberapa kelebihan dalam pembelajaran menggunakan model Make a Match menurut Suprijono ( : ) adalah:

a. Melatih peserta didik untuk melakukan diskusi.

b. Meningkatkan kreativitas peserta didik dan kecepatan peserta didik dalam berfikir.

c. Meningkatkan kekompakan antar peserta didik.

d. Menghindari kejenuhan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran.

e. Menjadikan peserta didik menjadi aktif.

f. Peserta didik menjadi senang dalam pembelajaran karena menggunakan media yang dibuat oleh guru.

. Kelemahan Model Make a Match

Setiap model pembelajran tentunya ada kelebihan dan kelemahan. Menurut Huda ( : ) dalam pembelajaran menggunakan model Make a Match ada beberapa kelemahannya, diantaranya adalah:

a. Strategi harus dipersiapkan dengan baik, agar waktu tidak habis terbuang.

b. Pada awal-awal penerapan metode, banyak peserta didik yang akan malu berpasangan dengan lawan jenisnya.

c. Jika guru tidak mengarahkan peserta didik dengan baik, akan banyak peserta didik yang kurang memperhatikan dalam mencari pasangannya.

d. Guru harus berhati-hati dalam memberikan hukuman bagi peserta didik yang tidak mendapat pasangan, agar peserta didik tidak malu.

e. Menggunakan metode Make a Match terus menerus akan menimbulkan kebosanan.

E. Kaitan Pembelajaran IPA menggunakan Model Make a Match pada

Materi Klasifikasi Hewan Sesuai Jenis Makanan

Model pembelajaran Make a Match mempunyai keunggulan diantaranya yaitu peserta didik menjadi tertarik, kreatif, dan senang dalam

mengikuti pembelajaran dan meningkatkan kreatifitas peserta didik. Sehingga apabila dikaitkan dengan materi klasifikasi hewan sesuai jenis makan maka peserta didik akan lebih tertarik dengan pembelajaran dan mudah dalam memahami materi serta meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Disinilah model Make a Match mampu memberi peran dalam pembelajaran IPA, karena memberikan pembelajaran yang sederhana dan menyenangkan namun juga melatih peserta didik dalam berkonsentrasi dan meningkatkan kekompakan antar peserta didik.

Mata pelajaran IPA materi klasifikasi hewan sesuai jenis makanan merupakan materi pembelajaran yang kongkrit dan ada disekitar lingkungan peserta didik. Dengan memahami materi klasifikasi hewan sesuai jenis makan peserta didik dapat mengimpliaksikannya dilingkungan tempat tinggal. Sehingga dalam pembelajaran dibutuhkan model pembelajaran yang menarik agar menarik perhatian peserta didik dalam belajar dan peserta didik menjadi lebih mudah memahami materi. Pembelajaran yang menarik dan menyenangkan akan mempermudah guru dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Salah satu model yang bisa digunakan dalam pembelajaran adalah dengan menggunakan model

BAB III

Dokumen terkait