• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATERI KLASIFIKASI HEWAN SESUAI JENIS MAKANAN MELALUI MODEL MAKE A MATCH PADA PESERTA DIDIK KELAS IV MI DARUSSALAM SUMOWONO SEMARANG TAHUN PELAJARAN SKRIPSI Dibuat untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATERI KLASIFIKASI HEWAN SESUAI JENIS MAKANAN MELALUI MODEL MAKE A MATCH PADA PESERTA DIDIK KELAS IV MI DARUSSALAM SUMOWONO SEMARANG TAHUN PELAJARAN SKRIPSI Dibuat untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar"

Copied!
148
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR

MATERI KLASIFIKASI HEWAN SESUAI JENIS

MAKANAN MELALUI MODEL MAKE A MATCH

PADA PESERTA DIDIK KELAS IV

MI DARUSSALAM SUMOWONO SEMARANG

TAHUN PELAJARAN

SKRIPSI

Dibuat untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Oleh:

ISNADZIYA

NIM

-

-

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)

iii

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR

MATERI KLASIFIKASI HEWAN SESUAI JENIS

MAKANAN MELALUI MODEL MAKE A MATCH PADA

PESERTA DIDIK KELAS IV

MI DARUSSALAM SUMOWONO SEMARANG TAHUN

PELAJARAN

SKRIPSI

Dibuat untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Oleh:

ISNADZIYA

NIM

-

-

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

vii

MOTTO

DAN

PERSEMBAHAN

MOTTO

Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya, hidup ditepi jalan dan dilempari

orang dengan batu, tetapi kamu balas dengan buah” (Abu Bakar Sibli)

PERSEMBAHAN

Karya tulis ini penulis persembahkan untuk:

Ibunda ( Siti Rohmah ) dan Bapak (Slamet Wahyudi) tersayang yang telah

membesarkan, merawat, mendidik, membimbing dengan penuh cinta dan

kasih sayang, serta memberikan semangat dan do’a yang tiada henti. Adikku Aulin Nasokha , terimakasih yang selalu memotivasi dan

mengingatkan tentang skripsi ini.

Terima kasih buat teman-teman Al Hasan, Alifah, Riha, Nia, Kholis, Indah,

Dewi Rahma, yang sudah menjadi teman bahkan jadi saudara ketika di

Salatiga.

Para Dosenku dan dosen pembimbingku Bu Dra. Siti Farikhah, M.Pd yang

telah membimbing dalam pembuatan skripsi dengan penuh rasa sabar.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

ميحرلا نمح رلا الله مسب

Syukur Alhamdulillah dengan memanjatkan Puja dan Puji Syukur kehadirat

Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya kepada

penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATERI KLASIFIKASI HEWAN

SESUAI JENIS MAKANAN MELALUI MODEL MAKE A MATCH PADA

PESERTA DIDIK KELAS IV MI DARUSSALAM SUMOWONO SEMARANG

TAHUN PELAJARAN ”.

Shalawat serta salam kita haturkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW,

yang telah menjadi penganut di bumi ini serta memberikan bekal Ilmu keislaman

maupun pengetahuan, sehingga dapat menjadi bekal di dunia maupun di akhirat

kelak.

Selanjutnya penulis sampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak atas

segala motivasi, semangat, bimbingan, bantuan, serta do’a yang telah membawa penulis menyelesaikan skripsi ini, yaitu:

. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah

. Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd selaku Dosen pembimbing skripsi yang telah

memberikan arahan, bimbingan serta keikhlasan untuk memberikan bimbingan

dalam penulisan skripsi ini dengan baik.

. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian

akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta bantuan

(9)

ix

. Dra. Ida Mualina selaku kepala sekolah MI Darussalam Sumowono, yang telah

mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian.

. Bapak Ibnu Syafi’il Alam, S.Ag, selaku Guru Kelas IV MI Darussalam Sumowono Semarang.

. Peserta didik kelas IV MI Darussalam Sumowono Semarang yang telah

mendukung peneliti untuk melakukan penelitian.

. Teman seperjuangan PGMI yang selalu berjuang bersama.

. Semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini , baik secara langsung maupun tidak langsung.

Terima kasih atas segala motivasi serta dukungannya sehingga peneliti

dapat menyelesaikan skripsi ini, semoga segala kebaikan tersebut mendapat

balasan oleh Allah SWT, mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penulis

dan pembacanya.

(10)

x

ABSTRAK

Isnadziya. . Peningkatan Prestasi Belajar Materi Klasifikasi Hewan Sesuai Jenis Makanan Melalui Model Make a Match Pada Peserta Didik Kelas IV MI Darussalam Sumowono Semarang Tahun Pelajaran

. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dra. Siti Farikhah, M.Pd.

Kata Kunci : Prestasi belajar, Ilmu Pengetahuan Alam, Model Make a Match.

Penelitian ini merupakan upaya peningkatan prestasi belajar peserta didik yang dilatarbelakangi dengan adanya kenyataan prestasi belajar peserta didik kelas IV MI Darussalam Sumowono Semarang dalam pembelajaran IPA tergolong masih rendah. Oleh karena itu Guru diharapkan menerapkan model pembelajaran yang meningkatkan hasil belajar serta keaktifan peserta didik sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar. Masalah utama yang akan dijawab dalam Penelitian Tindakan Kelas ini yaitu apakah penerapan Model Make a Match dapat meningkatkan prestasi belajar materi klasifikasi hewan sesuai jenis makanan pada peserta didik kelas IV MI Darussalam Sumowono Semarang tahun pelajaran .

Untuk menjawab permasalahan yang ada di MI Darussalam Sumowono kelas IV maka dilakukan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dengan menerapkan model

Make a Match pada peserta didik kelas IV MI Darussalam Sumowono Semarang tahun pelajaran , dengan subjeknya seluruh peserta didik kelas IV dengan materi pokok klasifikasi hewan sesuai jenis makanan. Data ini diambil dengan menggunakan observasi atau melihat aktifitas peserta didik dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan pemberian tes formatif untuk mengetahui hasil belajar peserta didik pada siklus I dan siklus II.

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas pada siklus I dan II diperoleh data sebagai berikut: Standar KKM mata pelajaran IPA adalah , sebelum menggunakan model Make a Match hanya ada atau peserta didik yang tuntas, sedangkan atau peserta didik belum memenuhi standar KKM. Setelah menggunakan model Make a Match dalam pembelajaran IPA pada siklus I diperoleh data atau peserta didik yang tuntas dan atau peserta didik yang tidak tuntas. Jika dilihat peningkatannya sebesar . Sedangkan pada siklus II atau

(11)

xi

DAFTARISI

HALAMAN JUDUL... i

LEMBAR GAMBAR BERLOGO... ii

JUDUL ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BABI PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...

B. Rumusan Masalah ...

C. Tujuan Penelitian ...

D. Hipotesis Penelitian dan Indikator Pembelajaran ...

E. Kegunaan penelitian ...

(12)

xii

G. Metode Penelitiaan ... ... . Rancangan Penelitian ... .... . Langkah-Langkah Penelitian ... . Subyek Penelitian ... . Instrumen Penelitian ... . Pengumpulan Data ... . Analisis Data ... H. Sistematika Penulisan...

BAB II KAJIAN PUSTAKA

(13)

xiii

. Kompetensi Dasar Kelas IV ...

C. Kajian Materi Klasifikasi Hewan Sesuai Jenis Makanan ... . Jenis Makanan Hewan ... . Klasifikasi Hewan Sesuai Jenis Makanan ... D. Model Make a Match ...

. Pengertian Model ... . Pengertian Model Make a Match ... . Langkah-Langkah Pembelajaran Model Make a Match .... . Kelebihan Model Make a Match ... .. . Kelemahan Model Make a Match ... .. E. Kaitan Pembelajaran IPA menggunakan Model Make a Match ..

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

(14)

xiv

B. Deskripsi Pelaksanaan ... . Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... . Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... . Siklus I ... . Siklus II ... B. Pembahasan Hasil Penelitian... . Gabungan Nilai Siklus I dan II ... . Gabungan Data Jumlah Peserta Didik yang Tuntas Belajar ... . Gabungan Nilai Pengamatan Guru Siklus I dan II ...

BAB V PENUTUP

(15)

xv

DAFTAR TABEL

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Daftar Peserta Didik kelas IV MI Darussalam Sumowono ...

Lampiran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ...

Lampiran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ...

Lampiran Tes Formatif Siklus I ...

Lampiran Tes Formatif Siklus II ...

Lampiran Lembar Observasi Siswa Siklus I...

Lampiran Lembar Observasi Siswa Siklus II ...

Lampiran Lembar Observasi Guru Siklus I ...

Lampiran Lembar Observasi Guru Siklus II...

Lampiran Hasil Nilai Siklus I ...

Lampiran Hasil Nilai Siklus II ...

Lampiran Foto Pelaksanaan Pembelajaran ...

Lampiran Surat Pengajuan Dosen Pembimbing ...

Lampiran Surat Permohonan Ijin Penelitian ...

Lampiran Surat Keterangan Penelitian ...

Lampiran Lembar Konsultasi Pembimbing ...

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah

IPA atau sains merupakan pendidikan bidang studi yang mempelajari

alam semesta serta segala proses yang terjadi didalamnya sebagai objeknya.

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan cara mencari tahu tentang alam secara

sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep,

prinsip-prinsip, proses penemuan dan memiliki sikap ilmiah (Departemen Agama,

: ). Perkembangan ilmu pengetahuan alam erat kaitannya dengan perkembangan teknologi serta manfaatnya bagi masyarakat (Tim Pengembang

Ilmu Pendidikan, : ). IPA atau sains merupakan usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta

menggunakan prosedur dan dijelaskan dengan penalaran sehingga

mendapatkan suatu kesimpulan (Susanto, : ). Sehingga pengetahuan ini mempunyai peranan penting terdapat proses pendidikan dan pengenalan

terhadap alam disekitar kita. Dalam pembelajaran dialam sekitar, berupaya

untuk membangun semangat untuk mengembangkan prestasi dan teknologi

untuk lebih mengembangkan sesuatu hal yang belum ada dan menjadikan

(18)

IPA mengajarkan bagaimana cara memecahkan suatu masalah, mampu

mengambil suatu kesimpulan, dengan cara yang teratur dan menghemat

tenaga, pikiran dan waktu. Sehingga hal ini mampu membentuk seseorang

untuk menjadi lebih cakap dan terampil dalam memecahkan suatu masalah.

Pengetahuan alam bisa dijumpai didaerah sekitar kita sebagai media untuk

belajar tentang ilmu alam. Banyak hal yang biisa dicontoh dan dijadikan

media untuk mempelajari tentang ilmu pengetahuan alam, tergantung pada

diri kita bagaimana kita mau dan bisa memanfaatkan suatu objek untuk

digunakan dalam mempelajari ilmu pengetahuan alam.

Ilmu pengetahuan alam merupakan mata pelajaran di MI yang

dimaksudkan agar peserta didik mempunyai pengetahuan tentang alam

sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui beberapa proses ilmiah antara

lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan. Pembelajaran

IPA di MI yaitu masih mempelajari tentang pembelajaran alam sekitar yang

masih simple dan mengembangkan peran pentingnya IPA bagi kehidupan

sehari-hari yang dapat diterapkan oleh mereka. Diharapkan peserta didik

dapat mengetahui produk dan nilai ilmu pengetahuan alam serta memiliki sifat

yang ilmiah dan menjadikan warga yang tanggap terhadap kondisi

lingkungan. Persiapan anak sedini mungkin bisa diajarkan untuk bisa lebih

cinta dan memanfaatkan alam sebagai media dan sarana yang bisa kita

(19)

Materi IPA dalam MI tentang klasifikasi hewan sesuai jenis makanan

merupakan materi yang mempelajari tentang apa saja jenis –jenis hewan yang bisa dikelompokkan berdasarkan jenis makanan hewan itu sendiri.Mengetahui

klasifikasi hewan sesuai jenis makananya sangat penting diketahui oleh

anak-anak supaya mereka bisa mengetahui hewan tersebut termasuk kelompok

yang mana. Oleh karena itu diperlukan usaha untuk meningkatkan prestasi

belajar peserta didik mengenai materi klasifikasi hewan sesuai jenis makanan

meningkat.

Pembelajaran yang baik pada sebuah pendidikan akan memberikan

pengetahuan yang bermakna dan menjadikan seseorang yang diajar menjadi

lebih paham dan mengerti. Pembelajaran yang dilaksanakan dengan baik dan

menyenangkan yang disesuaikan dengan materi yang ada akan meningkatkan

prestasi belajar pada peserta didik dan meningkatkan keingintahuan peserta

didik dalam mempelajari sesuatu hal dan menjadikan peserta didik lebih aktif

dalam mencari informasi tentang sesuatu yang belum ia ketahui. Peningkatan

prestasi peserta didik dalam belajar tidak lepas dari peran seorang guru yang

sangat berperan penting dalam keberhasilan dalam pembelajaran dan akan

mempengaruhi prestasi anak terhadap mata pelajaran tersebut.

Sebagai seorang pendidik yang baik haruslah bisa membuat

pembelajaran yang mengenang dan akan selalu diingat oleh peserta didik agar

(20)

dapat mempengaruhi prestasi peserta didik dalam pembelajaran. Banyak cara

yang bisa dilakukan oleh guru agar pembelajaran dapat berlangsung dengan

menyenangkan dan berkesan oleh peserta didik. Guru dapat menggunakan

model-model ataupun strategi pembelajaran yang bisa disesuaikan dengan

materi yang akan dipelajari. Dengan adanya model dan strategi yang beragam

guru harus dituntut kreatif dan bisa menerapkan dan mengembangkan

pembelajaran agar tercapai tujuan yang akan dicapai.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan peneliti proses pembelajaran

IPA pada materi klasifikasi hewan sesuai jenis makanan di MI Sumowono.

Proses pembelajaran yang dilaksanakan dalam MI tersebut sudah

dilaksanankan dengan baik, akan tetapi dalam penggunaan model yang biasa

dan tidak bervariasi akan membuat peserta didik menjadi jenuh, misalnya saja

penggunaan model ceramah hanya akan membuat peserta didik menjadi

bosan. Sehingga akan berpengaruh terhadap prestasi belajarpeserta didik.

Pembelajaran yang kurang menarik bagi peserta didik akan berakibat pada

prestasi belajar. Kesulitan yang dialami peserta didik menjadikan nilai-nilai

peserta didik menjadi kurang memuaskan, sehingga dalam pembelajaran

harus diubah dalam menerapkan model-model yang menarik agar prestasi

belajar peserta didik meningkat.

Berdasarkan dari hasil diskusi antara peneliti dengan guru ditemukan

(21)

menerapkan model dalam pembelajaran yang sesuai dengan materi. Guru

dapat menerapkan model pembelajaran yang menyenangkan dan membuat

suasana kelas menjadi hidup dan nyaman, karena peserta didik yang nyaman

dan merasa tertarik terhadap proses pembelajaran akan menumbuhkan minat

peserta didik dalam mengikuti pembelajaran.

Peneliti menemukan permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran,

sehingga peneliti menawarkan solusi yaitu dengan menerapkan model Make a

Match dalam pembelajaran materi klasifikasi hewan sesuai jenis makanan,

dengan model ini peserta didik diajak untuk mencari setiap solusi dari

permasalahan yang didapat.

Berdasarkan kondisi tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tidakan kelas dengan judul : “PENINGKATAN PRESTASI

BELAJAR MATERI KLASIFIKASI HEWAN SESUAI JENIS MAKANAN

MELALUI MODEL MAKE A MATCH PADA PESERTA DIDIK KELAS

IV MI DARUSSALAM SUMOWONO SEMARANG TAHUN

PELAJARAN ”.

B. Rumusan Masalah

Apakah penerapan model Make a Match pada materi klasifikasi hewan

sesuai jenis makan dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas IV

(22)

C. Tujuan Penelitian

Untuk meningkatkan prestasi belajar materi klasifikasi hewan sesuai

jenis makanan melalui model Make a Match pada peserta didik kelas IV MI

Darussalam Sumowono Semarang tahun pelajaran .

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

. Hipotesis Tindakan

Hipotesis merupakan dugaan sementara yang kebenarannya perlu

diuji atau dites kebenarannya dengan data yang asalnya dari lapangan

(Sukardi, : ). Hipotesis dibuat sebelum peneliti terjun kelapangan untuk mengumpulkan data yang diperlukan, ada dua alasan yang

mendasarinya, yaitu:

a. Hipotesis yang baik menunjukkan bahwa peneliti mempunyai ilmu

pengetahuan yang cukup dalam kaitannya dengan permasalahan.

b. Bahwa dengan hipotesis dapat memberikan arah dan petunjuk tentang

pengambilan data dan proses interpretasinya (Sukardi, : ).

Berdasarkan rumusan masalah hipotesis dalam masalah ini adalah

penggunaan model Make a Match dapat meningkatkan prestasi belajar

materi klasifikasi hewan sesuai jenis makanan pada peserta didik kelas IV

(23)

. Indikator Keberhasilan

Penerapan model Make a Match ini dikatakan efektif apabila

indikator yang diharapkan tercapai. Adapun indikator yang dapat

dituliskan penulis adalah sebagai berikut:

a. Secara individu:

Adanya peningkatan prestasi belajar IPA materi klasifikasi hewan

sesuai jenis makanan yang mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan

Minimal) ≥ . b. Secara Klasial:

Ketuntasan siswa secara klasial dalam materi klasifikasi hewan sesuai

jenis makanan mencapai presentasi nilai peserta didik mencapai KKM.

(Daryanto, : ).

E. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini dapat berguna dan bermanfaat baik secara teoritik dan praktis.

. Secara Teoritik

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi baru

bagaimana cara mengatasi permasalahan yang muncul dalam proses

kegiatan belajar mengajar khususnya dalam mata pelajaran IPA. Dalam

(24)

dapat melihat apakah penerapan model Make a Match dapat

meningkatkan prestasi belajar materi klasifikasi hewan sesuai jenis

makanan pada peserta didik kelas IV di MI Darussalam Sumowono.

. Secara Praktis

a. Bagi peserta didik, dapat memberikan suasana pembelajaran yang

menyenangkan sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar.

b. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk

memperkenalkan belajar IPA melalui penerapan model Make a Match

dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik

c. Bagi Sekolah Madarasah Ibtidaiyah (MI) dapat dijadikan sebagai

contoh bentuk peningkatan yang berbasis sekolah/madrasah dalam

meningkatkan prestasi belajar IPA.

F. Definisi Operasional

Guna mendapatkan judul diatas, penulis memberikan definisi

opersional terhadap istilah-istilah yang ada, dengan harapan agar tidak ada

kesalahan dalam pemahaman judul yang penulis angkat. Adapun istilah-istilah

(25)

. Prestasi Belajar

Prestasi menurut KBBI adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan,

dan dikerjakan. Sedangkan pengertian belajar menurut W.S. Winkel

adalah suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif

antara seseorang dengan lingkungan, dan menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap

yang bersifat relative konstan berbekas (Susanto, terj, : ). Menurut Di Vesta dan Thompson menyatakan bahwa belajar adalah perubahan

tingkah laku yang relative menetap sebagai hasil dari pengalaman

(Sukmadinata, terj, : ). Sedangkan menurut Chauhan belajar adalah membawa perubahan-perubahan dalam tingkah laku dari

organisme (Prawira, terj, : ).

Prestasi belajar adalah suatu hasil yang telah dicapai dari proses

interaksi yang berhubungan dengan lingkungan yang menghasilkan suatu

perubahan dalam diri suatu individu, dan hasil itu berupa pengetahuan,

pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap yang bersifat permanen pada diri

individu.

. Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu pengetahuan alam adalah cara mencari tahu tentang alam

(26)

konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan dan memiliki sikap ilmiah.

Dalam proses pembelajaran ilmu pengetahuan alam menekankan pada

pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar

peserta didik mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara

ilmiah, karena IPA mengarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat” sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman

yang mendalam tentang alam sekitar (Standar Kompetensi, : ).

. Model Make a Match

Model Make a Match adalah model pembelajaran yang dimulai

dengan peserta didik mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu

konsep atau topik dalam susana yang menyenangkan, penerapan model ini

dimulai dengan peserta didik disuruh mencari pasangan kartu yang

merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, peserta didik yang

dapat mencocokkan kartunya diberi poin (Rusman, : ).

Model pembelajaran ini menuntut peserta didik untuk bisa aktif,

karena peserta didik harus mencari pasangan jawaban/soal yang sesuai

dengan dirinya. sehingga keaktifan peserta didik akan terbentuk secara

ilmiah ketika pembelajaran berlangsung. Keaktifan peserta didik harus

diciptakan agar peserta didik menjadi lebih semangat dan senang ketika

(27)

G. Metode Penelitian

. Rancangan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini peneliti menggunakan penelitian

tindakan kelas. PTK merupakan penelitian yang digunakan untuk

mengatasi masalah-masalah yang ada didalam kelas. Menurut Arikunto

penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan

belajar ber-upa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi

dalam sebuah kelas secara bersama dalam tindakan tersebut diberikan oleh

guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh peserta didik

(Arikunto, : ).

Penelitian tindakan kelas sangat bermanfaat bagi peserta didik karena

dalam penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar peserta

didik. Dalam penelitian ini juga sangat bermanfaat bagi guru karena dalam

penelitian ini guru dilatih untuk lebih profesional dalam menyusun hal-hal

yang dibutuhkan guna untuk menunjang peningkatan prestasi belajar

peserta didik.

Alasan peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas karena melalui

peneliti ini terjun langsung dan ikut langsung dalam proses penelitian.

Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data observasi kelas,

wawancara guru dan peserta didik. Dalam hal ini peneliti menggunakan

(28)

beberapa tahap penelitian, yaitu: perencanaan, pengamatan, pelaksanaan

dan refleksi.

. Langkah-Langkah Penelitian

Penelitian tindakan kelas menggunakan tahap-tahap yang diantaranya

perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Gambar Model PTK

(Arikunto, : )

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan empat langkah penelitian yaitu

perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.

Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Refleksi

Pelaksanaan

Refleksi

Perencanaan

Pengamatan

Pelaksanaan

?

(29)

a. Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan penelitian menurut Sam’s ( : ):

) Membuat perencanaan tindakan

) Menyiapkan media yang sesuai dengan tindakan yang akan

diberikan

) Menyiapkan alat yang akan digunakan sebagai alat pengumpul

data, catatan lapangan dan lembar pedoman observasi.

) Memberi pelatihan teknik kepada guru apabila belum menguasai

penerapan pembelajaran dengan teknik bermain konstruktif.

) Membuat daftar administrasi pembelajaran berupa lembar

penguasaan materi belajar dan lembar penilaian.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan kelas adalah tahap

implemetasi dari semua rencana yang telah dibuat (Wibawa, : ). Pada tahap ini peneliti menggunakan model Make a Match. Tahap

penelitian pada tahap ini menggunakan tahap pembukaan, inti,

penutup. Selama proses tindakan peneliti berpedoman kepada rpp

yang telah dibuat dan sudah dikonsultasikan kepada guru kelas,

sehingga pembelajaran sudah tersusun dan tinggal pelaksanaannya

(30)

c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan

tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang

pelaksanaan tindakan dan rencana yang sudah dibuat, serta dampaknya

terhadap proses dan hasil instruksional yang dikumpulkan dengan alat

bantu instrument pengamatan yang dikembangkan oleh peneliti

(Wibawa, : ). Selama proses penelitian berlangsung. Didalam kegiatan pengamatan peneliti menggunakan lembar pengamatan.

Lembar pengamatan digunakan untuk mengetahuan jalannya

pembelajaran dan digunakan untuk mengetahui hasil penelitian.

d. Refleksi

Pada tahap refleksi merupakan tahap untuk memproses data

yang didapat saat melakukan observasi. Data yang didapat kemudian

ditafsirkan dan dicari explanasinya, dianalisis dan disintesis. Proses

refleksi ini memegang peranan penting dalam keberhasilan PTK

(Wibawa, : ). Tahap refleksi peneliti mengumpulkan dan menganalisis data dari hasil penelitian kelas yang dilakukan, yaitu dari

lembar pengamatan, hasil catatan lapangan maupun dari wawancara

yang dilakukan dengan guru wali kelas yang bersangkutan.

(31)

hasil yang telah diperoleh. Dengan melakukan penilaian selama

kegiatan pembelajaran berlangsung dan mengamati masalah yang

muncul yang berkaitan dengan pembelajaran maka permasalahan yang

ada dalam pembelajaran akan terlihat. Setelah itu peneliti bisa

melakukan perencanaan tindakan lebih lanjut.

. Subyek Penelitian

a. Subyek penelitian

Subyek penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas IV MI

Darussalam Sumowono , jumlah peserta didik terdiri dari peserta didik putra dan peserta didik putri . Disamping peserta didik sebagai

subyek penelitian guru juga sebagai subyek penelitian karena guru

akan diteliti proses bagaimana guru itu mengajar karena akan

diperbaiki proses bagaimana guru itu mengajar.

b. Lokasi dan waktu penelitian

Lokasi penelitian ini terletak di daerah Sumowono Semarang,

tepatnya di MI Darussalam Sumowono dan waktunya penelitian

(32)

. Instrumen Penelitian

Dalam instrumen penelitian berisikan alat yang digunakan untuk

mengambil data penelitian, antaranya:

a. Lembar Pengamatan

Lembar pengamatan berupa lembar tertulis tentang apa yang

didengar, dilihat, dan dialami dalam rangka pengumpulan data (Sam’s, : ). Lembar Pengamatan dapat mengetahui kendala-kendala dan kekurangan yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran. Ada lembar

pengamatan yang untuk peserta didik yang berguna untuk mengetahui

perkembangan dan kendala peserta didik dalam proses pembelajaran,

serta lembar penelitian untuk guru yang berguna untuk mengetahui

apa kekurangan dan kendala apa yang dialami peneliti selama

pembelajaran berlangsung.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran merupakan rancangan

pembelajaran yang disiapkan sebelum pembelajaran dimulai, sehingga

guru menyusun perencanaaan pembelajaran serta mencari metode dan

media yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Sehingga dapat

(33)

klasifikasi hewan sesuai jenis makan menggunakan model Make a

Match.

c. Soal tes

Merupakan sejumlah soal tes yang digunakan untuk mengukur

prestasi belajar peserta didik. Selain itu digunakan untuk megukur

sejauh mana kemampuan peserta didik dalam mendalami materi

materi pembelajaran serta untuk mengetahui kemajuan belajar peserta

didik.

d. Silabus

Silabus dalam penelitian ini untuk acuan pembuatan RPP dan

pengelolaan kegiatan pembelajaran. Didalam silabus mencakup

standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran,

kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian dan alokasi waktu.

e. Materi

Materi merupakan bahan yang akan digunakan untuk

pembelajaran. Dalam pembelajaran materi diajarkan kepada peserta

(34)

. Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan salah satu faktor yang penting

dalam penelitian. Dalam hal ini berkaitan dengan bagaimana cara

pengumpulan data dapat dilihat melalui:

a. Observasi

Observasi digunakan untuk mengetahui perkembangan serta

kendala apasaja yang terjadi selama pembelajaran berlangsung.

Didalam observasi menggunakan lembar pengamatan yang dibagi

menjadi dua yaitu untuk peserta didik dan untuk guru.

b. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai pelengkap untuk memperoleh

informasi dalam menunjang kegiatan penelitian tindakan kelas, dengan

wawancara dapat diketahui apasaja permasalahan dan kendala dalam

pembelajaran yang biasa terjadi

c. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mengetahui gambar bagaimana

suasana yang terjadi saat peneliti sedang melakukan penelitian

(35)

. Analisis Data PTK

Proses analisis data dimulai dengan menelaah data keseluruhan

yang telah tersedia dari berbagai macam sumber, baik dari pengamatan,

wawancara. Pada tahap refleksi pembelajaran dapat diperoleh hasil yang

kemudian bisa digunakan untuk mengolah data.

Semua data yang diperoleh dan ditelaah kemudian direkap

kedalam table dengan bentuk angka atau satuan. Dalam menghitung data

peneliti dapat menggunakan rumus statistika rata-rata kelas.

a. Nilai ulangan atau tes formatif

Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh peserta

didik, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah peserta didik yang ada

dikelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat

dirumuskan:

Keterangan:

X : Nilai rata-rata kelas

∑X : Jumlah nilai peserta didik

(36)

b. Ketuntasan belajar

Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan

dan secara klasial. Seorang peserta didik telah tuntas belajar apabila

telah mencapai nilai KKM yang ditentukan dan dikelas disebut tuntas

belajar bila dikelas tersebut terdapat yang telah mencapai daya serap. Untuk menghitung presentase ketuntasan belajar digunakan

rumus sebagai berikut:

(Daryanto, : ).

H. Sitematika Penulisan

Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca dalam mengikuti

uraian penyajian data penelitian ini, maka akan penulis paparkan sistematika

penulisan sebagai berikut:

BAB I : Berisi pendahuluan yang mencakup Latar Belakang Masalah,

Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan dan indikator

keberhasilan, Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional, Model Penelitian,

dan Sistematika Penulisan.

BAB II : Dalam bab ini penulis menguraikan kajian pustaka yaitu

(37)

klasifikasi hewan sesuai jenis makanan, model Make a Match dan kaitan

pembelajaran IPA menggunakan model Make a Match pada materi klasifikasi

hewan sesuai jenis makanan.

BAB III : Dalam bab ini penulis berupaya mengurai tentang

pelaksanaan tindakan yang terdiri dari: gambaran umum MI Darussalam

Sumowono, subyek penelitiaan, deskripsi pelaksanaan siklus.

BAB IV : Dalam bab ini penulis memaparkan hasil penelitian, antara

lain mencakup deskripsi per siklus yang membahas mengenai data hasil

pengamatan dan berisi pembahasan.

BAB V : Bab ini berisi penutup yang mencakup kesimpulan hasil

(38)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Prestasi Belajar

. Pengertian prestasi belajar

Prestasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan, dikerjakan

(Poerwadarminta, : ). Menurut Yonny ( : ) prestasi adalah hasil yang dicapai setelah peserta didik melakukan kegiatan

belajar sehingga ada perubahan-perubahan dalam pengetahuan,

pemahaman, ketrampilan dan sikap peserta didik. Prestasi belajar

menurut (Arifin, : ) merupakan suatu masalah yang bersifat perennial dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang

kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan

kemampuan masing-masing.

Belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Menurut Ahmadi

( : ) belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri

(39)

( : ) belajar merupakan suatu aktivitas yang yang dilakukan sesorang dengan sengaja dalam keadaaan sadar dalam memperoleh

suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga

memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatife

tetap baik dalam berfikir, merasa, maupun dalam bertindak.

prestasi belajar merupakan suatu proses atau tahap dimana

peserta didik mendapatkan kepandaian dan ilmu sesuai bidangnya

melalui proses pembelajaran yang disengaja dalam keadaan sadar

sehingga akan ada perubahan dalam diri peserta didik yang berupa

pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan sikap peserta didik.

. Fungsi prestasi belajar

Prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi belajar yaitu:

a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas

pengetahuan yang elah dikuasai peserta didik.

b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Para

ahli psikologi baisanya menyebut hal ini sebagai “tendensi

keingintahuan (couriosity) dan merupakan kebutuhan umum

manusia”

c. Prestasi belajar sebagian bahan informasi dalam inovasi

pendidikan. Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan

(40)

pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik

(feedback) dalam meingkatkan mutu pendidikan.

d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dalam suatu

institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi

belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu

institusi pendidikan. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan

relevan dengan kebutuhan masyarakat dan peserta didik. Indikator

ekstren dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat

dijadikan indikator tingkat kesuksesan peserta didik dimasyarakat.

Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan dengan

kebutuhan dimasyarakat.

e. Prestasi belajar dapat dijadikan sebagai indikator daya serap

(kecerdasan) peserta didik. Dalam proses pembelajaran, peserta

didik menjadi fokus utama yang harus diperhatikan, karena peserta

didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi

pembelajaran.

. Kegunaan prestasi belajar

Menurut Cronbach dalam buku Arivin ( : ) bahwa kegunaan prestasi belajar banyak ragamnya, diantaranya adalah:

a. Sebagai umpan balik bagi guru dalam mengajar.

(41)

c. Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan.

d. Untuk keperluan seleksi.

e. Untuk keperluan penempatan dan penjurusan.

f. Untuk menentukan isi kurikulum.

g. Untuk menentukan kebijakan sekolah.

. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil

interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri

(faktor internal) maupun faktor dari luar diri (faktor eksternal)

individu (Ahmadi, : ).

a. Faktor Internal

) Faktor jasmaniah (fisiologi)

Faktor ini ada yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh.

Pada faktor ini meliputi penglihatan, pendengaran, struktur

tubuh.

) Faktor psikologis

Faktor ini ada yang bersifat bawaan akan tetapi juga ada yang

tidak bawaan, yang meliputi:

a) Faktor intelektif

(42)

Kecerdasan dan bakat anak berbeda-beda sehingga

akan berpengaruhkegiatan belajar. Orang tua tidak

boleh memaksakan kehendak mereka kepada peserta

didik apabila tidak sesuai dengan bakat peserta didik.

( ) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah

dimiliki.

Ketika peserta didik sudah memiliki prestasi makan

akan lebih mudah dalam melakukan kegiatan belajar.

b) Faktor non intelektif

( ) Sikap

Sikap setiap peserta didik kepada guru sangat

berpengaruh karena kalau peserta didik membenci guru

maka akan mengakibatkan peserta didik menjadi sulit

belajar sedangkan kalau peserta didik menyenangi guru

maka peserta didik akan semangat dalam belajar.

( ) Kebiasaan

Kebiasaan buruk atau baik yang dilakukan oleh peserta

didik akan berdampak terhadap prestasi belajar.

Kebiasaan yang baik yang dilakukan akan berdampak

(43)

( ) Minat

Minat merupakan kecenderungan terhadap sesuatu hal.

Kecenderungan ini akan mempengaruhi kegiatan

belajar peserta didik. Peserta didik yang mempunyai

minat yang bagus dalam belajar akan memperoleh

prestasi belajar yang bagus.

( ) Kebutuhan

Kebutuhan setiap peserta didik berbeda-beda. Ada

peserta didik yang memerlukan kebutuhan khusus dan

ada juga peserta didik seperti pada umumnya. Orang

tua dan guru mempunyai peran penting terhadap

kebutuhan yang diperlukan oleh peserta didik.

( ) Motivasi

Motivasi merupakan pendorong peserta didik dalam

kegiatan belajar. Peserta didik akan semangat belajar

apabila mendapat suatu imbalan. Misalnya termotivasi

mendapatkan nilai bagus dan untuk mendapatkan

hadiah.

( ) Penyesuaian diri

Banyak penyesuaian yang harus dilakukan oleh peserta

(44)

sekolah, penyesuaian terhadap kelas, teman sekelas,

pelajaran dan guru. Semua itu berpengaruh terhadap

prestasi belajar peserta didik.

b. Faktor Eksternal

Yaitu faktor yang meliputi fisik maupun psikis, yang tergolong

faktor eksternal yaitu:

) Faktor sosial yang terdiri atas:

a) Lingkungan keluarga

Faktor ini sangat mempengaruhi prestasi belajar peserta

didik, karena dari keluarga pembelajaran dasar dimulai.

Keharmonisan dan keadaan lingkungan keluarga sangat

berpengaruh terhadap perkembangan prestasi belajar.

b) Lingkungan sekolah

Lingkungan sekolah yang nyaman dan bersih sangat

mempengaruhi kenyamanan peserta didik dalam prestasi

belajar.

c) Lingkungan masyarakat

Kondisi lingkungan masyarakat juga sangat mempengaruhi

prestasi belajar peserta didik. Lingkungan yang bersih dan

nyaman akan menjadikan nyaman saat peserta didik

(45)

dan ramai makan kegiatan belajar peserta didik akan

terganggu dan akan berpengaruh terhadap prestasi belajar

peserta didik.

d) Lingkungan kelompok

Lingkungan kelompok yang mendukung dalam kegiatan

belajar akan sangat mendukung prestasi belajar.

) Faktor budaya

a) Istiadat

Istiadat setiap daerah berbeda. Tentu perbedaan itu

memberikan pola belajar yang berbeda pula.

b) Ilmu pengetahuan

Ilmu pengetahuan tidak hanya didapat didalam bangku

sekolah saja, akan tetapi bisa didapat dimana saja. Peserta

didik yang mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi tentu

saja akan berusaha mempelajari apa yang belum dia

ketahuai.

c) Teknologi

Penguasaan teknologi sangat membantu dalam kegiatan

belajar. Karena dengan teknologi peserta didik dapat

mengetahui dunia luar. Tetapi juga harus dengan

(46)

) Faktor lingkungan fisik

a) Fasilitas rumah

Fasilitas rumah yang mendukung akan membantu

dalam kegiatan belajar, tetapi fasilitas rumah yang terlalu

memanjakan akan membuat peserta didik menjadi

ketergantungan dan menjadi malas. Orang tua harus bijak

dalam menfasilitasi peserta didik.

b) Fasilitas belajar

Fasilitas belajar yang didapat oleh peserta didik akan

berpengaruh terhadap proses belajar, karena fasilitas

belajar yang memadai akan membantu peserta didik dalam

kegiatan belajar, sedangkan fasilitas belajar yang kurang

memadai akan menghambat aktifitas belajar yang akan

berdampak pada prestasi belajar.

c) Iklim

Iklim mempengaruhi kegiatan belajar peserta didik.

Apabila iklimnya mendukung untuk melakukan kegiatan

belajar peserta didik akan lebih nyaman dalam belajar.

Tetapi kalau iklimnya buruk kegiatan belajar peserta didik

(47)

B. Pembelajaran IPA

. Pengertian Mata Pelajaran IPA

Mata pelajaran IPA merupakan pelajaran yang mencari tahu

tentang alam secara sistematis, untuk menguasai pengetahuan,

fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan dan memiliki

sikap ilmiah sehingga peserta didik mampu menguasai diri sendiri

serta alam yang ada disekitarnya (Departemen Agama RI, : ). Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik

untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek

pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan

sehari-hari, dalam proses pembelajarannya menekankan pada

pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi

agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah

(Permendiknas, : ). . Fungsi mata pelajaran IPA

a. Memberikan berbagai pengetahuan tentang berbagai jenis dan

lingkungan alam dan lingkungan buatan dalam kaitannya dengan

pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.

b. Mengembangkan ketrampilan proses.

c. Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi

(48)

d. Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan

yang saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi

dengan keadaan lingkungan dan pemanfaatannya bagi kehidupan

sehari-hari.

e. Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan ilmu

pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta ketrampilan yang

berguna dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk melanjutkan

pendidikannya ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

. Tujuan Pembelajaran IPA

Pembelajaran sains di sekolah dasar dikenal dengan

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Konsep IPA di sekolah

dasar merupakan konsep yang masih terpadu, karena belum

dipisahkan secara tersendiri, seperti mata pelajaran kimia, biologi dan

fisika. Adapun tujuan pembelajaran sains di SD dalam Badan Nasional

Standar Pendidikan (Susanto, : ). Ada beberapa tujuan pembelajaran IPA menurut Departemen Agama RI ( : ) adalah: a. Memahami konsep-konsep IPA dan ketertarikannya dengan

kehidupan sehari-hari.

b. Memiliki ketrampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan,

(49)

c. Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda

serta kejadian dilingkungan sekitar.

d. Bersikap ingin tahu, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung

jawab, bekerjasama dan mandiri.

e. Mampu menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelaskan

gejala-gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan

sehari-hari.

f. Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk

memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan

sehari-hari.

. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPA

Ruang lingkup mata pelajaran IPA menurut Departemen

Agama RI ( : ) meliputi dua aspek:

a. Kerja ilmiah yang mencakup: penyelidikan/penelitian,

berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas dan pemecahan

masalah, sikap dan nilai ilmiah.

b. Pemahaman konsep dan penerapannya yang mencakup:

) Mahkluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,

tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan

) Benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair,

(50)

) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet

listrik, cahaya dan pesawat sederhana

) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi tata surya dan

benda-benda langit.

) Pengetahuan alam, lingkungan, teknologi dan masyarakat

merupakan penerapan konsep pengetahuanalam dan saling

keterkaitannya dengan lingkungan, teknologi dan masyarakat

melalui pembuatan suatu teknologi sederhana termasuk

merancang dan membuat.

. Standar kompetensi Bahan Kajian Pengetahuan Alam

Standar kompetensi Bahan Kajian Pengetahuan Alam meliputi:

a. Kerja Ilmiah

) Penyelidikan/penelitian

Peserta didik menggali pengetahuan yang berkaitan

dengan alam dan produk teknologi melalui refleksi dan analisis

untuk merencanakan, mengumpulkan, mengolah dan

menafsirkan data, mengkomunikasikan kesimpulan, serta

(51)

) Mengembangkan kreatifitas dan pemecahan masalah

Peserta didik mampu berkreatifitas dan memecahkan

masalah serta membuat keputusan dengan menggunakan

metode ilmiah.

) Sikap dan nilai ilmiah

Peserta didik mengembangkan sikap ingin tahu, tidak

percaya tahayul, jujur dalam menyajikan data faktual, terbuka

pada pikiran dan gagasan baru, kreatif dalam menghasilkan

karya ilmiah, peduli terhadap mahkluk hidup dan lingkungan,

tekun dan teliti.

b. Pemahaman konsep dan penerapannya

) Mahkluk hidup dan proses kehidupan

) Materi dan sifatnya

) Energi dan perubahannya

) Dunia dan alam semesta

) Pengetahuan alam, lingkungan, teknologi dan masyarakat

(Departemen Agama RI, : ). . Standar Kompetensi IPA Kelas IV

(52)

. Kompetensi Dasar IPA Kelas IV

a. Mengidentifikasi jenis makanan hewan.

b. Menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanan.

C. Klasifikasi Hewan sesuai Jenis Makanan

. Jenis makanan hewan

Sumber makanan hewan dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu

sumber makanan yang berasal dari tumbuhan dan hewan.

Makanan yang bersumber dari tumbuhan berupa daun, batang ,

buah, biji-bijian dan akar (umbi-umbian). Sedangkan makanan yang

bersumber dari hewan berupa daging, ikan, tulang, dan serangga.

a. Makanan hewan yang bersumber dari tumbuhan

) Daun

Bagian tumbuhan yang umum dijadikan makanan bagi

tumbuhan adalah daun. Hewan yang makanan utamanya daun

misalnya ulat, selain ulat hewan lain misalnya kambing,

jerapah, zebra dan kelinci.

) Batang

Batang tumbuhan yang sering untuk makanan hewan terutama

(53)

makan batangnya adalah bambu. Panda sangat menyukai batang

bambu muda.

) Buah

Hewan yang memakan buah misalnya monyet.

) Umbi

Umbi-umbian seperti wortel menjadi salah satu makanan

hewan kelinci.

) Biji

Biji merupakan bagian tumbuhan yang paling disukai oleh

berbakai jenis hewan, terutama jenis burung. Biji padi dan

jagung merupakan makanan utama bagi burung pipit.

b. Makanan hewan yang bersumber dari hewan

Beberapa hewan merupakan sumber makanan bagi hewan lain.

Hewan yang lebih kecil biasanya menjadi mangsa bagi hewan

yang lebih besar. Misalnya nyamuk menjadi makanan bagi cecak.

Tikus menjadi makanan bagi kucing.

Gambar

Tumbuhan merupakan sumber

makanan utama bagi hewan

(54)

Hewan yang bertubuh besar juga bisa menjadi makanan

bagi hewan lain. Misalnya kelinci menjadi makanan burung elang,

bahkan hewan besar seperti jerapah, kijang dan kerbau yang

hidupnya dihutan bisa menjadi mangsa bagi harimau dan singa.

. Klasifikasi hewan sesuai jenis makanan

Hewan berdasarkan jenis makanannya dapat digolongkan

menjadi tiga golongan, yaitu hewan pemakan tumbuhan, hewan

pemakan daging, dan hewan pemakan segalanya (tumbuhan dan

daging).

a. Hewan pemakan tumbuhan (herbivora)

Hewan yang digolongkan herbivora adalah hewan yang

makanannya berupa tumbuhan (rumput, daun-daunan, biji-bijian,

dan buah-buahan). Contoh hewan yang tergolong herbivora,

misalnya sapi, kerbau, kambing, kuda rusa, dan domba, selain

hewan-hewan tersebut ada pula jenis burung yang tergolong

herbivora, misalnya merpati, tekukur, dan burung gereja. Burung

beo dan jalak pemankan buah-buahan.

Gambar

Kambing merupakan hewan

herbivora karena memakan

(55)

Herbivora mempunyai gigi geraham dan gigi seri. Gigi

geraham untuk mengunyah makanan, sedangkan gigi seri dan

taring untuk memotong makanan (Andri dkk, : ). b. Hewan pemakan daging (karnivora)

Hewan yang digolongkan karnivora adalah hewan yang

makanannya berupa daging dan hewan lain. Misalnya anjing dan

kucing. Anjing memakan daging dan tulang. Kucing memangsa

tikus, ikan, dan daging ayam. Harimau dan serigala memangsa

hewan lainnya yang hidup dihutan belantara. Ciri-ciri hewan

karnivora adalah:

) Memiliki kuku yang panjang dan runcing.

) Memiliki indra penglihatan, penciuman, dan pendengaran yang

baik.

) Memiliki racun (bisa) dan gigi taring yang kuat seperti ular

(Andri dkk, : ).

Hewan karnivora berkaki empat memiliki geraham khusus

yang digunakan untuk mengunyah daging, mengerat serta

menghancurkan makanan. Gigi serinya kecil-kecil dan tajam

fungsinya untuk menggigit dan memotong makanan. Gigi

taringnya panjang, besar dan runcing fungsinya untuk mengoyak

(56)

Hewan karnivora sejenis burung yang memiliki kuku yang

kuat dan tajam. Bentuk paruhnya disesuaikan dengan

kegunaannya, yaitu agar mudah mencabik-cabik mangsanya.

Mangsanya terdapat diudara, air dan darat. Contohnya burug

elang, rajawali, alap-alap dan burung hantu.

Hewan karnivora ada yang suka makan daging busuk da nada

juga yang tidak makan daging segar. Hewan ini disebut hewan

pemakan bangkai (detritivora). Contohnya buaya dan burung nasar

atau burung kondor. Ada juga hewan pemakan serangga, misalnya

trenggiling, cecak, tokek, burung kiwi dan pelatuk. Hewan ini

disebut hewan insektivora.

c. Hewan pemakan daging dan tumbuhan (omnivora)

Hewan pemakan daging dan tumbuhan disebut omnivora,

contohnya beruang, ayam, tikus, kera, burung kutilang, kalkun, Gambar

Harimau termasuk hewan karnivora

(Wahyono, : )

Gambar

(57)

burung onta. Omnivora jenis ikan contohnya ikan lele, mujair,

tawas, dan kakap, manusia juga termasuk omnivora.

Hewan omnivora tidak memiliki ciri-ciri khusus yang

menunjang untuk jenis makanannya. Bentuk gigi omnivore

merupakan gabungan dari bentuk gigi herbivora dan karnivora.

Gigi geraham karnivora untuk melumat, gigi seri untuk memotong

dan gigi taringnya untuk mengerat makanan (Andri dkk, : ).

D. Model Make a Match

. Pengertian Model

Mills berpendapat bahwa “model” merupakan bentuk

interprestasi terhadap hasil observasi dan pengukuran yang diperoleh

dari beberapa system (Suprijono, : ). Model pembelajaran menurut Suprijono ( : - ) merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori

belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi

kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional yang dijadikan

pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas maupun tutorial.

Menurut Arends (Suprijono, : ) model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk tujuan-tujuan

pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan

(58)

. Pengertian Model Make a Match

Model Make a Match adalah model pembelajaran yang

dimulai dengan peserta didik mencari pasangan sambil belajar

mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang

menyenangkan, penerapan model ini dimulai dengan peserta didik

disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal

sebelum batas waktunya, peserta didik yang dapat mencocokkan

kartunya diberi poin (Rusman, : ).

. Langkah-langkah pembelajaran (Model Make a Match)

Langkah-langkah dalam pembelajaran menggunakan model

Make a Match menurut Asmani ( : ) diantaranya adalah:

a. Guru menyiapkan kartu yang berisi beberapa konsep atau topik,

yang cocok untuk sesi riview. Sebagai kartu berisi soal dan bagian

lainnya berisi jawaban.

b. Setiap peserta didik mendapatkan satu buah kartu yang berisi

jawaban ataupun soal.

c. Setiap peserta didik memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang

dipegangnya.

d. Setiap peserta didik mencari pasangan yang cocok dengan dengan

(59)

e. Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan kartu sebelum batas

waktu akan diberi poin.

f. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap peserta didik

mendapatkan kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian

seterusnya.

g. Peserta didik diminta untuk mencatat hasil yang sudah didapat.

h. Guru bersama peserta didik mencocokan hasil kesimpulan yang

telah dibuat oleh peserta didik.

. Kelebihan Model Make a Match

Ada beberapa kelebihan dalam pembelajaran menggunakan

model Make a Match menurut Suprijono ( : ) adalah:

a. Melatih peserta didik untuk melakukan diskusi.

b. Meningkatkan kreativitas peserta didik dan kecepatan peserta

didik dalam berfikir.

c. Meningkatkan kekompakan antar peserta didik.

d. Menghindari kejenuhan peserta didik dalam mengikuti

pembelajaran.

e. Menjadikan peserta didik menjadi aktif.

f. Peserta didik menjadi senang dalam pembelajaran karena

(60)

. Kelemahan Model Make a Match

Setiap model pembelajran tentunya ada kelebihan dan

kelemahan. Menurut Huda ( : ) dalam pembelajaran menggunakan model Make a Match ada beberapa kelemahannya,

diantaranya adalah:

a. Strategi harus dipersiapkan dengan baik, agar waktu tidak habis

terbuang.

b. Pada awal-awal penerapan metode, banyak peserta didik yang

akan malu berpasangan dengan lawan jenisnya.

c. Jika guru tidak mengarahkan peserta didik dengan baik, akan

banyak peserta didik yang kurang memperhatikan dalam mencari

pasangannya.

d. Guru harus berhati-hati dalam memberikan hukuman bagi

peserta didik yang tidak mendapat pasangan, agar peserta didik

tidak malu.

e. Menggunakan metode Make a Match terus menerus akan

menimbulkan kebosanan.

E. Kaitan Pembelajaran IPA menggunakan Model Make a Match pada

Materi Klasifikasi Hewan Sesuai Jenis Makanan

Model pembelajaran Make a Match mempunyai keunggulan

(61)

mengikuti pembelajaran dan meningkatkan kreatifitas peserta didik.

Sehingga apabila dikaitkan dengan materi klasifikasi hewan sesuai jenis

makan maka peserta didik akan lebih tertarik dengan pembelajaran dan

mudah dalam memahami materi serta meningkatkan prestasi belajar

peserta didik. Disinilah model Make a Match mampu memberi peran

dalam pembelajaran IPA, karena memberikan pembelajaran yang

sederhana dan menyenangkan namun juga melatih peserta didik dalam

berkonsentrasi dan meningkatkan kekompakan antar peserta didik.

Mata pelajaran IPA materi klasifikasi hewan sesuai jenis makanan

merupakan materi pembelajaran yang kongkrit dan ada disekitar

lingkungan peserta didik. Dengan memahami materi klasifikasi hewan

sesuai jenis makan peserta didik dapat mengimpliaksikannya dilingkungan

tempat tinggal. Sehingga dalam pembelajaran dibutuhkan model

pembelajaran yang menarik agar menarik perhatian peserta didik dalam

belajar dan peserta didik menjadi lebih mudah memahami materi.

Pembelajaran yang menarik dan menyenangkan akan mempermudah guru

dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Salah satu model yang

bisa digunakan dalam pembelajaran adalah dengan menggunakan model

(62)

BAB III

PELAKSANAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum MI Darussalam Sumowono Semarang

. Sejarah dan Letak Geografis

MI Darussalam Sumowono terletak dikelurahan Sumowono

Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang, Tepatnya dilereng gunung

Ungaran ditepi jalan raya antara Kecamatan Limbangan Kabupaten

Kendal dengan Kecamatan Bandungan. Bangunan sekolah dibangun

diatas tanah seluas dengan luas bangunan kurang lebih . Sekolah mulai dibangun pada tahun atas swadaya masyarakat dan mulai ditempati pada tahun .

MI Darussalam Sumowono didirikan dengan surat pengesahan

Perguruan Agama Perwakilan Departemen Agama Provinsi Jawa Tengah

No. K/ /IV/ tanggal Januari dengan nama MI SUmowono sebagai perguruan swasta dengan nomor induk . Selanjutnya melalui piagam jenjang akreditasi diakui tanggal Juni , MI sumowono berubah menjadi nama MI Darussalam dibawah Yayasan Pendidikan

Islam Darussalam (YPID) Sumowono pimpinan KH. Bachrudin sampai

(63)

. Visi MI Darussalam Sumowono

. Visi dan Misi

Menciptakan anak didik yang berilmu dan berakhlaqul karimah

menurut syariat islam.

. Indikator Visi Madrasah

a. Memacu peserta didik menuju prestasi dengan indikator

) Pembelajaran PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif, efisien,

dan menyenangkan)

) Kurikulum KTSP dan belajar tuntas

) Program Plus: Bahasa Inggris dan Tahfidzul Quran (Hafalan

Alquran)

) Melaksanakan program pilihan (olahraga dan SBK)

. Berahklaqul Karimah

) Membiasakan menegur dengan ucapan salam

) Membiasakan berjabat tangan apabila sedang bertemu

) Penerapan ibadah wajib dan sunnah (solat dzuhur berjamaah di

Masjid Darussalam dan solat Dhuha.

. Misi MI Darussalam Sumowono

a. Misi

) Mewujudkan dan menigkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi

(64)

) Menumbuhkan pengahayatan dan pengamalan ajaran agama islam

dan nilai-nilai budaya sebagai sumber kearifan dalam berfikir dan

bertindak.

b. Misi Diperoleh Melalui

) Melaksanakan pembelajaran PAKEM.

) Melaksanakan kurikulum KTSP dan belajar tuntas.

) Melaksanakan tes mata pelajaran realisasi belajar tuntas.

) Melaksanakan ekstrakulikuler pramuka, tahfidzul quran, computer,

drumband, dna rebana.

) Pemanfaatan jam untuk hafalan asmaul husna.

) Melaksanakan program unggulan tahdziful quran.

) Melaksanakan rintisan program pilihan.

- SBK : lukis hadrah (tari islam), puisi, Drum Band, rebana

- Olahraga : Sepak bola

) Menyelenggarakan acara pentas seni pada acara-acaera khusus.

. Deskripsi Program - Tahun Mendatang

Berawal dari motto maka MI Darussalam dalam jangka waktu

tertentu berkeinginan mewujudkan:

a. Madrasah dipercaya, menjadi idola masyarakat karena prestasi yang

(65)

b. Unggul dalam segala bidang, mampu bersaing dengan sekolah-sekolah

baik negeri maupun swasta.

c. Pribadi yang berakhlaqul karimah menurut Syariat islam, mutu yang

dapat dibanggakan.

d. Model pembelajaran, mudah dipahami berorientasi pada kurikulum

yang berlaku.

. Tenaga Pendidik dan Staf

Tabel Nama Tenaga dan Staf

MI Darussalam Sumowono

No. Nama Jabatan

. Dra. Ida Maulina Kepala sekolah

. Ahmad Fauzan, S.Pd.I Guru kelas VI

. Budiyo Basuki, S.Pd. I Guru kelas V

. Ibnu Syafi’il, S Ag Guru kelas IV

. Zamroni, S.Pd.I Guru kelas III

. Siti Aisah, S.Pd.I Guru kelas II

. Sri Aminah, S.Pd.I Guru kelas I

. Imam Taufik, S.Pd.I Guru Penjas

. Khafidhoh, s.Pd.I Guru Mapel

(66)

. Keadaan Peserta Didik

Tabel Keadaan Peserta Didik MI Darussalam Sumowono

No. Kelas Peserta Didik Jumlah

Laki-laki Perempuan

. I

. II

. III

. IV

. V

. VI

Jumlah

. Subyek Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian

Subyek yang diteliti adalah peserta didik kelas IV MI Darussalam

(67)

Tabel Nama Peserta Didik Kelas IV MI Darussalam

Sumowono

No. Nama Peserta Didik Jenis Kelamin

. Alfa Riya Nada Zuhroh P

Karakteristik peserta didik sebagai subjek penelitian dapat

digambarkan sebagai berikut:.

a. Kemampuan peserta didik rata-rata sedang.

b. Peserta didik sebagian besar aktif didalam kelas

(68)

B. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus yang terdiri dari observasi yang dilaksanakan pada siklus pertama pada hari senin agustus

.

. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Dalam pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada hari Selasa tanggal Agustus . Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Sebelum peneliti melaksanakan penelitian, terlebih dahulu

peneliti menyiapkan RPP dan membuat media yang akan digunakan

dalam pembelajaran. Dalam penelitian peneliti menggunakan model

pembelajaran Make A Match.

Adapun tahap perencanaanya meliputi:

) Merencanakan proses pembelajaran dengan menggunakan model

Make a Match pada mata pelajaran klasifikasi hewan sesuai jenis

makanan pada kelas IV MI Darussalam Sumowono.

) Menentukan pelaksanaan siklus yang dilakukan pada hari senin

(69)

) Menyiapkan materi yang akan diajarkan.

) Membuat RPP dan media dalam kegiatan pembelajaran.

) Membuat instrumen penelitian yaitu:

a) Lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang perilaku

peserta didik selama proses pembelajaran.

b) Soal tes

Digunakan pada proses refleksi untuk mengetahui sejauh mana

pemahaman peserta didik dan hasil pembelajaran setelah

selesai kegiatan pembelajaran.

b. Pelaksanaan Tindakan

) Pra Pembelajaran

a) Guru mengkondisikan peserta didik untuk tenang dan

memperhatikan pembelajaran yang akan berlangsung.

b) Menyiapkan RPP.

c) Menyiapkan lembar tes formatif.

) Kegiatan Awal

a) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam kepada para

peserta didik.

b) Guru memeriksa kehadiran, kerapian tempat duduk, berpakaian, dan

posisi tempat duduk.

Gambar

Gambar     Model PTK
Tabel     Nama Tenaga dan Staf
Tabel     Keadaan Peserta Didik MI Darussalam Sumowono
Tabel     Nama Peserta Didik Kelas IV MI Darussalam
+7

Referensi

Dokumen terkait

Seminar pendidikan dengan tema“EFEKTIVITAS LEARNING DAN MODALITAS BELAJAR”adalahseminar yang di tujukan untuk mahasiswa, khususnya dari fakultas pendidikan untuk

Sehubungan dengan akan dilaksanakannya klarifikasi dan negosiasi dan dengan berakhirnya masa sanggah, untuk itu kami mengundang Direktur Utama / Pimpinan Perusahaan

Untuk pelamar yang mengikuti SKD di Banjarbaru dan Jayapura yang dinyatakan lulus seleksi administrasi dapat mencetak Kartu Tanda Peserta Ujian (KTPU) melalui

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kasih, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan

Namun tidak berarti bahwa dengan rasionalitasnya , suara hati dan segenap pandangan moralnya harus dibuktikan terlebih dahulu, melainkan kita harus terbuka bagi setiap argumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar analisis LKS praktikum, pedoman wawancara, lembar optimasi, lembar observasi keterlaksanaan tahapan

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT MENGGUNAKAN PETA KONSEP.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pengujian kuat geser balok dilakukan pada balok berukuran 20 cm x 25 cm x 160 cm dengan dua buah konfigurasi pemasangan tulangan geser, yaitu pemasangan tulangan geser vertikal