• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prinsip Dasar dan Asas Good Corporate Governance (GCG)

Bab V : KESIMPULAN DAN SARAN

KETENTUAN HUKUM KORPORASI INDONESIA

B. Prinsip Dasar dan Asas Good Corporate Governance (GCG)

Dalam konteks tumbuhnya kesadaran dan arti penting Corporate Governance ini, Organization for Economic Corporation and Development (OECD) telah mengembangkan sperangkat prinsip – prinsip Good Corporate Governance dan dapat diterapkan secara fleksibel sesuai dengan keadaan, budaya, dan tradisi, dimasing – masing Negara40.

38 Ibid. 39 Ibid. 40 Ibid., hal.49

Prinsip – prinsip diharapkan menjadi titik rujuk bagi para regulator (pemerintah) dalam membangun framework bagi penerapan corporate

governance. Bagi para pelaku usaha dan pasar modal prinsip – prinsip ini dapat

menjadi guidance atau pedoman dalam mengelaborasi best practice bagi peningkatan nilai (valuation) dan keberlangsungan (sustainability) perusahaan41.

Prinsip – prinsip OECD mencakup lima bidang utama yaitu : 1) Pertanggungjawaban (Responsibility).

Yaitu kesesuaian di dalam pengelolahan perusahaan terhadap peraturan perundang - undangan yang berlaku dan prinsip - prinsip korporasi42.

Tanggung jawab perusahaan tidak hanya diberikan kepada pemegang saham juga kepada stakeholder tetapi juga kepada pihak – pihak yang berkepntingan lainnya43.

2) Transparansi (Transparency)

Yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahan44.

Perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan mengenai struktur dan operasi korporasi45

41 Ibid. 42 Ibid., hal.53.

43

“Good Corporate Governance”

http://www.bpkp.go.id/index.php?idunit=21&idpage=326 diakses tanggal 3 Juni 2009

44 Loc.cit

45

3) Akuntabilitas (Accountability)

Yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan, dan tanggung jawab organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif46.

Perusahaan harus dapat mempertanggung jawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar47.

4) Kesetaraan dan Kewajaran (Fairness)

Yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak – hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang – undang yang berlaku48.

Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kesetaraan dan kewajaran49.

5) Independensi (Independency)

Yaitu suatu keadaan di mana perusahaan dikelola secara professional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang – undang yang berlaku dan prinsip – prinsip korporasi yang sehat50.

Untuk melancarkan pelaksanaan asas Good Corporate Governance, perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing organ

46 Op.cit. 47 Op.cit. 48 Loc.cit. 49 Loc.cit. 50Loc.cit

perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.51

Prinsip – prinsip diatas terkait langsung dengan permasalahan yang dihadapi dunia usaha pada umumnya yakni masalah korupsi dan ketidak jujuran, tanggung jawab sosial dan etika korporasi, tata kelola sektor publik, dan reformasi hukum52.

Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) sebuah organisasi

profesional non-pemerintah yang bertujuan mensosialisasikan praktik good

corporate governance menjabarkan prinsip – prinsip di atas sebagai berikut 53: 1. Fairness (Kewajaran)

Perlakuan yang sama terhadap para pemegang saham, terutama kepada pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing, dengan keterbukaan informasi yang penting serta melarang pembagian untuk pihak sendiri dan perdagangan saham oleh orang dalam (Insider Trading)54.

Prinsip ini diwujudkan antara lain dengan membuat peraturan korporasi yang melindungi kepentingan minoritas, membuat pedoman perilaku perusahaan (corporate conduct) dan atau kebijakan – kebijakan yang melindungi korporasi terhadap perbuatan buruk orang dalam, self-dealing dan konflik kepentingan, menetapkan peran dan tanggung jawab Dewan Komisaris, Direksi, Komite, termasuk sistem remunerasi menyajikan informasi secara

51 Loc.cit 52 Loc.cit, hal.50

53

Ibid. 54Ibid.

wajar/pengungkapan material apa pun mengedepankan Equal Job

Opportunity55

2. Disclousure dan Transparency (Taransparansi)

Hak – hak para pemegang saham, yang harus diberi informasi dengan benar dan tepat pada waktunya mengenai perusahaan, dapat ikut berperan serta dalam pengambilan keputusan mengenai perubahan – perubahan yang mendasar atas perusahaan dan turut memperoleh bagian dari keuntungan perusahaan56.

Pengungkapan yang tepat dan akurat pada waktunya serta transparansi mengenai semua hal yang penting bagi kinerja perusahaan, kepemilikan, serta para pemegang kepentingan (stakeholder)57.

Prinsip ini diwujudkan antara lain dengan mengembangkan sistem akuntansi (accounting system) yang berbasiskan standar akuntansi dan best

practices yang menjamin adanya laporan keuangan dan pengungkapan yang

berkualitas, mengembangkan Information Technology (IT) dan Management

Information System (MIS) untuk menjamin adanya pengukuran kinerja yang

memadai dan proses pengambilan keputusan yang efektif oleh Dewan Komisaris dan Direksi, mengembangkan enterprise risk management yang memastikan bahwa semua risiko signifikan telah diidentifikasikan, diukur, dan dapat dikelola pada tingkat toleransi yang jelas, mengumumkan jabatan yang kosong secara terbuka58.

55 Ibid. 56Ibid., hal.51 57 Ibid. 58 Ibid.

3. Accountability (Akuntabilitas)

Tanggung jawab manajemen melalui pengawasan yang efektif (effective

oversight) berdasarkan balance of power antara manajer, pemegang saham

Dewan Komisaris, dan auditor.Merupakan bentuk pertanggung jawaban manajemen kepada perusahaandan para pemegang saham59.

Prinsip ini diwujudkan antara lain dengan menyiapkan Laporan Keuangan (Financial Statement) pada waktu yang tepat dan cara yang tepat; mengembangkan Komite Audit dan Resiko untuk mendukung fungsi pengawasan oleh Dewan Komisaris; mengembangkan dan merumuskan kembali peran dan fungsi Internal Audit sebagai mitra bisnis strategic berdasarkan best practice (bukan sekedar audit). Transformasi menjadi “Risk-

based” Audit; menjadi manajemen kontrak yang bertanggung jawab dan

menangani pertentangan (dispute); penegakan hukum (Sitem Penghargaan dan sanksi); mengunakan External Auditor yang memenuhi syarat (berbasis professional)60.

4. Responsibility (Responsibilitas)

Peranan pemegang saham harus diakui sebagaimana ditetapkan oleh hukum dan kerja sama yang aktif antara perusahaan serta para pemegang

59

Ibid.

60

kepentingan dalam menciptakan kekayaan, lapangan kerja, dan perusahaan yang sehat dari aspek keuangan61.

Ini merupakan tangung jawab korporasi sebagai anggota masyarakat yang tunduk kepada hukum dan bertindak dengan memperhatikan kebutuhan- kebutuhan masyarakat sekitarnya62.

Prinsip ini diwujudkan dengan kesadaran bahwa tangung jawab merupakan konsekuensi logis dari adanya wewenang; menyadari akan adanya tangung jawab social; menghindari penyalahgunaan kekuasaan; menjadi profesional dan menjunjung etika; memelihara lingkungan bisnis yang sehat63.

C.Good Corporate Governance (GCG) dalam Ketentuan Hukum Korporasi