• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II: LANDASAN TEORETIS

D. Prinsip Kerjasama Percakapan

Agar pesan yang dinyatakan dapat sampai dengan baik pada peserta tutur, maka perlu mempertimbangkan prinsip kejelasan, prinsip kepadatan, dan prinsip kelangsungan. Prinsp-prinsip tersebut secara lengkap dituangkan kedalam prinsip kerjasama oleh Grice (1975).59 Prinsip kerjasama menyatakan bahwa penutur atau petutur harus memberikan kontribusi percakapan seperti apa yang diinginkan,

58

Dan Sperber dan DeirdreWilson (penerjemah: Suwarna, dkk.), op. cit., h. 285

59

Kunjana Rahardi, Sosiopragmatik : Kajian Imperatif dalam Wadah Kontek s Sosiok ultural dan Kontek s Situasional, (Jakarta: Erlangga, 2009) h. 23

pada tahap dimana kontribusi itu diminta, dan sesuai dengan tujuan dan arah yang sudah diterima dari pembicaraan yang dilakukan.60 Jadi, tindak tutur haruslah jelas, padat, dan langsung agar bisa dimengerti oleh petutur atau lawan berbicara. Kepadatan, kejelasan, dan kelangsungan dalam tuturan dituangkan oleh Grice dalam prinsip kerjasama.

Prinsip kerjasama ini dilengkapi dengan empat maksim (aturan), yang menjelaskan bagaimana cara kerja prinsip kerjasama. Maksim yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Maksim kuantitas

a) Buatlah ungkapan seinformatif mungkin sesuai dengan yang diminta; dan b) Jangan buat ungkapan lebih informatif dari yang dibutuhkan.61

Contoh maksim kuantitas yaitu sebagai berikut:

1) Saya mengajar bahasa Indonesia dua kali seminggu pada hari senin

dan kamis, mulai dari jam 10 sampai 12.30 di kampus Andalas. Si

saya memberikan informasi yang lengkap tentang jadwal mengajar mata kuliah, hari, jam, dan tempat.

2) I don‟t eat pork (Saya tidak makan babi). Si saya memberikan informasi yang cukup jelas tetapi tidak berlebihan.

Maksim kualitas

a) jangan mengatakan sesuatu yang diyakini kalau itu salah b) jangan mengatakan sesuatu kalau tidak ada bukti.62

Contoh maksim kualitas yaitu sebagai berikut:

1) merokok berbahaya bagi kesehatan.

Semua orang sudah percaya karena telah menjadi pengetahuan umum bahwa merokok berbahaya bagi kesehatan.

60

Elizabeth Black (penerjemah: Ardianto, dkk.), Stilistik a Pragmatis, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), h. 50

61

Diemroh Ihsan, op. cit., h. 110

62

2) Saya seorang mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Saya memberikan informasi apa adanya sesuai dengan fakta yang jika diperlukan dapat diperlihatkan bukti yang mendukung. Salah satu buktinya bisa dengan memperlihatkan Kartu Mahasiswa.

Maksim Relasi (Hubungan)

Di dalam maksim relevansi dengan tegas dinyatakan agar dapat terjalin kerjasama yang sungguh-sungguh baik antara penutur dan petutur dalam praktik bertutur sapa yang sesungguhnya masing-masing hendaknya memberikan kontribusi yang benar-benar relevan tentang sesuatu yang sedang dipertuturkan.63

Contoh maksim relasi yaitu sebagai berikut:

Tanggal 22 Desember jangan lupa membuat kejutan untuk ibu kita karena hari itu adalah hari ibu.

Suatu asumsi adalah relevan dalam suatu konteks jika dan hanya jika ia memiliki dampak kontekstual dalam konteks tersebut. Definisi menganggap intuisi bahwa agar relevan dalam suatu konteks, suatu asumsi harus berhubungan dengan konteks itu.64 Jadi, tuturan dikatakan relevan apabila memiliki dampak kontekstual dalam konteks tuturan. Asumsi yang dituturkan haruslah berhubungan dengan konteks yang melatarbelakangi tuturan.

Maksim cara atau prilaku

a) hindari ekspresi yang tidak jelas b) hindari ambiguitas

c) sampaikan dengan ringkas d) sampaikan secara tertata.65

Contoh dari maksim cara atau prilaku yaitu sebagai berikut:

1) hindari eksprisi yang tidak jelas. Contohnya,

Saya tidak tahu, apakah saya suka model baju itu atau tidak

63

Kunjana Rahardi, op. cit., h. 24

64

Dan Sperber dan DeirdreWilson (penerjemah: Suwarna, dkk.), op. cit., h. 181

65

2) hindari ambiguitas. Contohnya, Saya cinta ibu kamu

3) sampaikan dengan ringkas. Contohnya, Tolong matikan lampu

4) sampaikan secara tertata. Contohnya,

Ada dua cara untuk manusia berkomunikasi. Pertama kita bisa berkomunikasi secara lisan dan yang kedua berkomunikasi melalui tulisan.

Berdasarkan penjelasan mengenai maksim yang berhubungan dengan prinsip kerjasama Grice, ada empat maksim yang mendukung prinsip kerjasama. a) maksim kuantitas memberikan kontribusi yang sesuai dengan informasi yang dibutuhkan dan tidak berlebih-lebihan; b) Maksim kualitas, mengatakan sesuatu yang sesuai dengan fakta dan diyakini benar terjadi; c) Maksim relasi memiliki kaitan dengan konteks apa yang sedang dibicarakan; dan d) Maksim cara atau prilaku, menyampaikan yang jelas, ringkas, dan tertata.

Lets try to clarify this by examining one of Grice one of Grice‟s examples: 1) A: Smith dosen‟t seem to have a girlfriend

2) B: He‟s been paying lots of visits to New York Lately66

The Gricean reasoning goes roughly as follows: Assummes that B is relation and cooperative, and in particular is following the maxim of relation (be relevant); but B‟s

response would be violating this maxim. (Mari kita mencoba untuk menjelaskan hal ini dengan melihat salah satu dari contoh Grice:

1. A: Smith tampaknya tidak punya pacar

B: Dia sudah membayar banyak kunjungan ke New York Akhir-akhir ini

Penalaran Grice kira-kira sebagai berikut: berpendapat bahwa B berhubungan dan kooperatif, dan implikatur mengikuti maksim relasi; tetapi respon dari B melanggar maksim ini).

“Grice argues that the co-operative principle is stated in the following way; mak e your contribution to the conversation such as is required, at the stage at which it occurs, by the accepted purpose or direction of the talk exchange in which you are engaged. For supporting this

principle are four maxims, often called the „Gricean Maxims‟”.67

("Grice berpendapat bahwa prinsip kooperatif dinyatakan dengan cara sebagai berikut; memberikan kontribusi percakapan sesuai yang dibutuhkan, pada tahap

66

Nicholas Asher dan Alex Lascarides, Logic Of Conversation, (New York: Cambridge University Press, 2003), h. 29

67

dimana itu terjadi, dengan tujuan diterima atau arah pertukaran percakapan dimana Anda terlibat . Untuk mendukung prinsip ini ada empat maksim, sering disebut 'Gricean Maxims'”). Prinsip kerjasama Grice yaitu memberikan informasi sesuai dengan yang dibutuhkan pada saat dimana percakapan itu berlangsung. Grice memiliki empat maksim sebagai pendukung prinsip kerjasamanya yang disebut dengan Grecian Maxims. Dari contoh yang diberikan oleh Crice pada contoh nomor satu (1), jawaban yang diberikan oleh B melanggar prinsip kerjasama Grice dan hanya mengikuti salah satu dari maksim pendukung yaitu maksim relasi.

“Grice notes that a maxim such a Be polite is also normally observed, nor that equal weight should be attached to each of the stated maxims. The maxim of manner, for example, does obviously apply to primarily interactional conversation. We might obse rve that the instruction Be relevant seems to cover all the other instructions.”68

(Grice mencatat bahwa kaidah seperti Maksim kesopanan biasanya juga diamati, atau bahwa bobot yang sama harus terkait untuk masing-masing maksim. Maksim cara, misalnya, tidak berlaku jelas untuk iteraksi percakapan. Kita bisa mengamati bahwa instruksi jadi relevan tampaknya mencakup semua instruksi lain). Jadi, tidak hanya maksim kualitas, maksim kuantitas, maksim relasi, dan maksim cara yang diamati, akan tetapi maksim kesopanan juga diamati. Semua maksim saling berkaitan dan cakupan semua intruksi membuat intruksi percakapan menjadi relevan.

Different cultures differ widely in what they consider to be direct speech, or the degree to which they insist upon indirect speech and the so cial settings in which each is used. Grice maxims apply only to direct speech which is intended to communicate facts.69

(Perbedaan budaya dan perbedaan yang luas terhadap apa yang mereka anggap sebagai tuturan langsung, atau sejauh mana mereka bersikeras atas ucapan tidak langsung dan pengaturan sosial dimana digunakan. Maksim Grice hanya berlaku untuk tuturan langsung yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan fakta-fakta). Grice‟s maxims seem to be accurate descriptions of what is required in scholarly writing, and even there they are often flouted, not always to produce

68

Gillian Brown dan George Yule, loc. cit.

69

Elaine Chaika, Linguistics, Pragmatics, and Pshycotherapy, (London: Whurr Publishers, 2000), h. 36

implicatures.70 (Maksim Grice tampaknya menjadi gambaran yang akurat tentang apa yang diperlukan dalam penulisan ilmiah, dan bahkan mereka sering melanggar, tidak selalu menghasilkan implikatur). Cooperative principle: speaker‟s meaning can be calculate on the basis of semantics meaning and the

assumption that speakers are behaving relationally and cooperatively.71 (Prinsip

kerjasama: makna pembicara dapat diperhitungkan atas dasar makna semantik dan asumsi bahwa pembicara berperilaku terkait dan bekerjasama). Berdasarkan penjabaran tersebut, Prinsip kerjasama dapat memperhitungkan makna pembicara atas dasar makna semantik dan hanya bisa berlangsung dalam menyampaikan fakta-fakta. Maksim Grice lebih cocok dalam penuliasan ilmiah.

Grice brok e the general principle into four conversational maxims to explain what rationality and cooperativeness are: 1) The maxim of Quality: mak e your contribution one that is true rather than false; 2) The maxim of Quality: provide the information that is required for the purposes of the conversation, but no more; dan 3) The maxim of Relevance: mak e contributions relevant The maxim of Manner: be clear and orderly in your talk .72

(Grice memecah prinsipnya menjadi empat maksim percakapan untuk menjelaskan apa rasionalitas dan kerjasama adalah: 1) Maksim Kualitas: membuat kontribusi Anda yang benar bukannya salah; 2) Maksim Kuantitas: memberikan informasi yang diperlukan untuk keperluan percakapan, tapi tidak lebih; 3) Maksim Relevansi: membuat kontribusi yang relevan; dan 4) Maksim manner: harus jelas dan tertib dalam pembicaraan Anda). Jadi, Grice membagi prinsipnya dalam empat maksim, yaitu maksim kualitas, maksim kuantitas, maksim relevansi, dan maksim manner.

Because the Gricean maxims are not rigid rules, like the rules of law, but are rather flexible assumptions about how speakers behave, they can be broken,

or flouted, to implicate further meanings.73 (Karena maksim Gricean bukan aturan

yang kaku, seperti aturan hukum, tetapi pendapat yang agak fleksibel mengenai bagaimana pembicara berperilaku, mereka dapat melanggar, atau dilanggar, untuk

70

Ibid

71

Ralph W. Fasold, An Introduction to Language and Linguistics, (New York: Cambridge University Press, 2006), h. 160

72

Ibid

73

melibatkan makna selanjutnya). Maksim Grice merupakan prinsip yang fleksibel dan dapat dilanggar. Maksim Grice bukanlah sebuah aturan yang kaku.

Jadi, prinsip kerjasama atau kooperatif dipecahkan berdasarkan empat maksim. Prinsip kerjasama percakapan memerlukan kerjasama antara penutur dan petutur dengan mengikuti empat maksim. Maksim yang dimaksud Grice tersebut adalah maksim kuantitas, kualitas, relasi, dan maksim cara. Maksim Grice mengatakan fakta-fakta tetapi tidak memiliki aturan yang kaku sehingga maksim tersebut dapat dilanggardan melibatkan makna selanjutnya.

Dokumen terkait