Lanjutan Soal 1:
BAB 7 Biaya Bersama
6.3 Produk Sampingan (By Product)
Produk sampingan (by product) merupakan produk yang relatif lebih kecil apabila dibandingkan dengan nilai produk utama (main product). Produk sampingan tidak dapat dihindarkan. Apabila kita akan melakukan proses produksi dimana akan menghasilkan produk utama pasti akan menghasilkan juga produk sampingan. Produk sampingan dapat terjadi akibat beberapa hal, seperti:
a. Timbul karena seleksi dalam proses produksi, seperti dedak sewaktu menggiling padi.
b. Limbah, seperti serbuk gergaji pada perusahaan pengolahan kayu.
c. Timbul akibat daripada proses penyempurnaan bahan baku, seperti pemisahan minyak kelapa sawit dan inti kelapa sawit dari cangkang tandan buah segar.
Gambar 7.5
Penjualan Produk Sampingan
Produk Sampingan
Dijual Saat Splitt Off Point
yaitu dijual pada saat titik pisah (splitt off point) tanpa proses lanjutan, dan dijual setelah diproses lebih lanjut.
Apabila kita membandingkan antara produk sampingan dengan produk utama, produk sampingan nilainya relatif lebih rendah. Oleh karena itu, alokasi biaya bersama ke produk sampingan tidak perlu dilakukan. Ada beberapa metode yang diperkenankan untuk menetapkan harga pokok produk sampingan, yaitu:
1. Metode Pengakuan Pendapatan Kotor
Hasil penjualan produk sampingan dalam perhitungan laba rugi akan diberlakukan sebagai:
a. Pendapatan lain-lain. b. Hasil penjualan tambahan
c. Pengurang total biaya produksi utama 2. Metode Pengakuan Pendapatan Bersih
Hasil penjualan produk sampingan setelah dikurangi dengan biaya pemasaran dan administrasi serta biaya pemrosesan lanjutan, dalam perhitungan laba rugi akan diberlakukan sebagai:
a. Pendapatan lain-lain. b. Hasil penjualan tambahan
c. Pengurang total biaya produksi utama
3. Metode Sebagian Biaya Gabungan Dialokasikan Ke Produk Sampingan Metode ini akan dapat dibedakan dengan dua metode, yaitu
a. Metode biaya pengganti (replacement cost) b. Metode nilai pasar (reversal cost)
Contoh 7
Unit Yang diproduksikan sama dengan unit yang dijual yaitu 10.000 unit. Harga Jual per unit adalah Rp 10.000 dan biaya produksi per unit sebesar Rp 5.500. Penjualan produk sampingan sebesar Rp 5.000.000. Biaya penjualan dan administrasi produk utama sebesar Rp 6.000.000.
a. Hasil penjualan produk sampingan dalam perhitungan laba rugi akan diberlakukan sebagai: pendapatan lain-lain.
Penjualan (10.000 unit x Rp 10.000) Rp 100.000.000 Harga Pokok Penjualan (10.000 unit x Rp 5.500) (55.000.000)
Laba Kotor Rp 45.000.000
Biaya Penjualan Dan Administrasi (6.000.000)
Laba Bersih Sebelum Pendapatan Lain-lain Rp 39.000.000
Pendapatan Lain-lain 5.000.000
Laba Bersih Setelah Pendapatan Lain-lain Rp 44.000.000
b. Hasil penjualan produk sampingan dalam perhitungan laba rugi akan diberlakukan sebagai: hasil penjualan tambahan.
Penjualan Produk Utama (10.000 unit x Rp 10.000) Rp 100.000.000
Penjualan Produk Sampingan 5.000.000
Total Penjualan Rp 105.000.000
Harga Pokok Penjualan (10.000 unit x Rp 5.500) (55.000.000)
Laba Kotor Rp 50.000.000
Biaya Penjualan Dan Administrasi (6.000.000)
Laba Bersih Rp 44.000.000
c. Hasil penjualan produk sampingan dalam perhitungan laba rugi akan diberlakukan sebagai: pengurang total biaya produksi utama
Penjualan (10.000 unit x Rp 10.000) Rp 100.000.000
Harga Pokok Penjualan
Biaya Produksi (10.000 unit x Rp 5.500) Rp 55.000.000
Penjualan Produk Sampingan (5.000.000) (50.000.000)
Laba Kotor Rp 50.000.000
Biaya Penjualan Dan Administrasi (6.000.000)
Unit Yang diproduksikan sama dengan unit yang dijual yaitu 10.000 unit. Harga Jual per unit adalah Rp 10.000 dan biaya produksi per unit sebesar Rp 5.500. Penjualan produk sampingan sebesar Rp 5.000.000 dan membutuhkan biaya proses lanjutan sebesar Rp 500.000. Biaya penjualan dan administrasi produk utama sebesar Rp 6.000.000 dan produk sampingan sebesar Rp 200.000.
Penjualan Produk Sampingan Rp 5.000.000
Biaya Proses Lanjutan Rp 500.000
Biaya Penjualan Dan Administrasi 200.000 (700.000)
Penjualan Produk Sampingan Bersih Rp 4.300.000
Metode Pengakuan Pendapatan Bersih
a. Hasil penjualan produk sampingan dalam perhitungan laba rugi akan diberlakukan sebagai: pendapatan lain-lain.
Penjualan (10.000 unit x Rp 10.000) Rp 100.000.000 Harga Pokok Penjualan (10.000 unit x Rp 5.500) (55.000.000)
Laba Kotor Rp 45.000.000
Biaya Penjualan Dan Administrasi (6.000.000)
Laba Bersih Sebelum Pendapatan Lain-lain Rp 39.000.000
Pendapatan Lain-lain 4.300.000
Laba Bersih Setelah Pendapatan Lain-lain Rp 43.300.000
b. Hasil penjualan produk sampingan dalam perhitungan laba rugi akan diberlakukan sebagai: hasil penjualan tambahan.
Penjualan Produk Utama (10.000 unit x Rp 10.000) Rp 100.000.000
Penjualan Produk Sampingan 4.300.000
Total Penjualan Rp 104.300.000
Harga Pokok Penjualan (10.000 unit x Rp 5.500) (55.000.000)
Laba Kotor Rp 49.300.000
Biaya Penjualan Dan Administrasi (6.000.000)
diberlakukan sebagai: pengurang total biaya produksi utama
Penjualan (10.000 unit x Rp 10.000) Rp 100.000.000
Harga Pokok Penjualan
Biaya Produksi (10.000 unit x Rp 5.500) Rp 55.000.000
Penjualan Produk Sampingan 4.300.000 (59.300.000)
Laba Kotor Rp 40.700.000
Biaya Penjualan Dan Administrasi (6.000.000)
Laba Bersih Rp 34.700.000
Metode biaya pengganti (replacement cost)
Pada metode ini, biasanya produk sampingan tersebut digunakan lagi untuk memenuhi kebutuhan sendiri, yang mungkin saja dipakai menjadi bahan untuk membuat produk yang lain dalam satu perusahaan. Pada metode ini, produk sampingan tidak dijual ke pasar. Nilai produk sampingan ini sebesar berapa nilai pasar yang berlaku.
Contoh 9
Pabrik XYZ menghasilkan produk X sebagai produk utama dan menghasilkan produk Q sebagai produk sampingan. Pada bulan Maret 2015 dihasilkanlah produk X sebesar 20.000 unit dan produk sampingan Q sebesar 100 kg. Biaya produksi yang dikeluarkan untuk memproduksikan X adalah bahan baku sebesar Rp 20.000.000, biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp 15.000.000 dan biaya overhead sebesar Rp 10.000.000. Produk Q digunakan oleh pabrik tersebut untuk membuat produk Y. Harga pokok Q dipasaran adalah Rp 3000,- per kg.
Tenaga Kerja Langsung 15.000.000
Biaya Overhead Pabrik 10.000.000
Biaya Produksi Rp 45.000.000
Harga Pokok Pengganti 300.000
Harga Pokok Produksi Produk Utama Rp 44.700.000
Metode Nilai Pasar (reversal cost)
Pada metode ini, produk sampingan mendapat alokasi harga pokok produksi sebelum dipisahkan dari produk utama. Alokasi harga pokok produksi yang diterima produk sampingan adalah sebesar taksiran dari nilai jual semua produk sampingan setelah dikurangi denga taksiran laba kotor produk sampingan, biaya proses lanjutan produk sampingan dan biaya penjualan dan administrasi dari produk sampingan.
Contoh 10
CV. Laris memproduksikan satu jenis produk yaitu produk S dan menghasilkan satu produk sampingan yaitu produk A. Untuk menghasilkan kedua produk itu memerlukan biaya bersama sebesar Rp 15.000.000. CV. Laris menetapkan taksiran laba kotor dari produk sampingan adalah 20%. Data-data yang berhubungan dengan produksi kedua produk tersebut adalah sebagai berikut:
Produk Utama S Produk Utama A
Unit Yang Dihasilkan 50.000 unit 6.850 unit
Penjualan Rp 40.000.000 Rp 2.000.000
Biaya Proses Lanjutan Rp 11.170.000 Rp 200.000
Biaya Penjualan Dan Administrasi Rp 3.700.000 Rp 230.000
Penjualan Produk sampingan Rp 2.000.000
Taksiran Laba Kotor (20%) (400.000)
Taksiran Harga Pokok Rp 1.600.000
Taksiran Biaya Proses Lanjutan Rp 200.000
Taksiran Biaya Penjualan Dan Administrasi 230.000 (430.000)
Taksiran Biaya Produk Sampingan Rp 1.170.000
Biaya Bersama Rp 15.000.000
Produk Utama S = Rp 13.830.000 + Rp 11.170.000 = Rp 25.000.000 = Rp 500
50.000 unit 50.000 unit
Produk Utama A = Rp 1.170.000 + Rp 200.000 = Rp 1.370.000 = Rp 200
6.850 unit 6.850 unit
CV. Laris Laporan Laba Rugi
Produk Utama S Produk Sampingan A
Penjualan Rp 40.000.000 Rp 2.000.000
Harga Pokok Penjualan:
Alokasi Biaya Bersama Rp 13.830.000 Rp 1.170.000
Biaya Proses Lanjutan 11.170.000 (25.000.000) 200.000 (1.370.000)
Laba Kotor Rp 15.000.000 Rp 630.000
Biaya Penjualan Dan Administrasi (3.700.000) (230.000)
Laba Bersih Rp 11.300.000 Rp 400.000
Contoh 11
PT. Xiyi memproduksi dua produk utama (yaitu : produk X dan produk Y) dan dua produk sampingan (yaitu: produk Xi dan produk Yi). Biaya bersama yang dikeluarkan dalam menghasilkan keempat produk tersebut sebesar Rp 180.975.000,-. Data-data lain yang dibutuhkan dalam menghasilkan produk tersebut adalah:
Produk ProduksiUnit Pers Akhir (Unit) Harga Jual (Rp) Lanjutan (Rp)Biaya Proses
X 30.000 3.000 8.000 30.000.000
Y 25.000 1.500 6.400 20.000.000
Xi 600 150 1.300 180.000
Yi 500 100 1.000 150.000
Informasi lain yang berhubungan dengan pengolahan produk tersebut adalah:
Jenis Beban Produk
X Y Xi Yi
Penjualan (Rp) 25.000.000 23.200.000 114.000 50.000
Administrasi Dan Umum (Rp) 17.500.000 15.400.000 30.000 25.000
Penjualan Produk sampingan (600 unit x Rp 1.300) Rp 780.000
Taksiran Laba Kotor (20%) (156.000)
Taksiran Harga Pokok Rp 624.000
Taksiran Biaya Proses Lanjutan Rp 180.000
Taksiran Biaya Penjualan 114.000
Taksiran Biaya Administrasi Dan Umum 30.000 (324.000)
Taksiran Biaya Produk Sampingan Produk Xi Rp 300.000
Produk Sampingan Yi
Penjualan Produk sampingan (500 unit x Rp 1.000) Rp 500.000
Taksiran Laba Kotor (20%) (100.000)
Taksiran Harga Pokok Rp 400.000
Taksiran Biaya Proses Lanjutan Rp 150.000
Taksiran Biaya Penjualan 50.000
Taksiran Biaya Administrasi Dan Umum 25.000 (225.000)
Taksiran Biaya Produk Sampingan Produk Yi Rp 175.000
Biaya Bersama Rp 180.975.000
Taksiran Biaya Produk Sampingan Xi Rp 300.000
Taksiran Biaya Produk Sampingan Yi 175.000 (475.000)
Biaya Bersama Produk Utama Rp 180.500.000
Penjualan X (30.000 unit x Rp 8.000) Rp 240.000.000
Biaya Proses Lanjutan (30.000.000)
Nilai Jual Hipotesis Produk X Rp 210.000.000
Penjualan Y (25.000 unit x Rp6.400) Rp 160.000.000
Biaya Proses Lanjutan (20.000.000)
Nilai Jual Hipotesis Produk Y Rp 140.000.000
Total Rp 350.000.000
Alokasi Biaya Bersama Ke Produk Utama
Produk Utama X = Rp 210.000.000 X Rp 180.975.000 = Rp 108.585.000 Rp 350.000.000
Produk Utama Y = Rp 140.000.000 X Rp 180.975.000 = Rp 72.390.000 Rp 350.000.000
Alokasi Biaya Bersama Untuk Produk X Rp 108.585.000
Biaya Proses Lanjutan 30.000.000
Total Biaya Produksi Produk Utama X Rp 138.585.000
Unit Yang Diproduksikan 30.000 unit
Harga Pokok Produksi Per Unit ( ..
. ) Rp 4.619,5
Produk Utama Y
Alokasi Biaya Bersama Untuk Produk X Rp 72.390.000
Biaya Proses Lanjutan 20.000.000
Total Biaya Produksi Produk Utama X Rp 92.390.000
Unit Yang Diproduksikan 25.000 unit
Harga Pokok Produksi Per Unit ( ..
. ) Rp 3.695,6
Produk Sampingan Xi
Alokasi Biaya Bersama Untuk Produk X Rp 300.000
Biaya Proses Lanjutan 180.000
Total Biaya Produksi Produk Utama X Rp 480.000
Unit Yang Diproduksikan 600 unit
Harga Pokok Produksi Per Unit ( .
) Rp 800
Produk Sampingan Yi
Alokasi Biaya Bersama Untuk Produk X Rp 175.000
Biaya Proses Lanjutan 150.000
Total Biaya Produksi Produk Utama X Rp 325.000
Unit Yang Diproduksikan 500 unit
Harga Pokok Produksi Per Unit ( .
Laporan Laba Rugi
Penjualan Produk Utama:
Produk Utama X ((30.000 unit- 3.000 unit) x Rp 8.000) Rp 216.000.000
Produk Utama Y ((25.000 unit - 1.500 unit) x Rp6.400) 150.400.000 Rp 366.400.000
Penjualan Produk Sampingan:
Produk Utama Xi ((600 unit - 150 unit)x Rp 1.300) Rp 585.000
Produk Utama Yi ((500 unit - 100 unit)x Rp 1.000) 400.000 985.000
Total Penjualan Rp 367.385.000
Harga Pokok Penjualan:
Produk Utama X ((30.000 unit- 3.000 unit) x Rp 4.619,5) Rp 124.726.500 Produk Utama Y ((25.000 unit - 1.500 unit) x Rp 3.695,6) 86.846.600
Produk Utama Xi ((600 unit - 150 unit)x Rp 800) 360.000
Produk Utama Yi ((500 unit - 100 unit)x Rp 650) 260.000 (212.193.100)
Laba Kotor Rp 155.191.900
Biaya Penjualan :
Produk Utama (Rp 25.000.000 +Rp 23.200.000) Rp 48.200.000
Produk Sampingan (Rp 114.000 + Rp 50.000) 164.000
Biaya Administrasi Dan Umum :
Produk Utama (Rp17.500.000 +Rp 15.400.000) 32.900.000
Produk Sampingan (Rp 30.000 + Rp 25.000) 55.000 (81.319.000)
1. Strada, Inc memproduksi empat jenis produk secara bersama yang terdiri dari produk A, B, C, dam D. Biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan ke empat jenis produk tersebut sebesar Rp 135.000.000,-. Perusahaan dalam mengalokasikan biaya bersama perusahaan menggunakan metode unit fisik. Berikut data yang berhubungan dengan keempat produk tersebut:
Produk Unit Biaya Proses
Lanjutan A 28.000 Rp 16.000.000,-B 10.500 Rp 11.250.000,-C 21.000 Rp 18.300.000,-D 10.500 Rp 13.350.000,-Diminta:
a. Hitunglah alokasi biaya bersama dengan menggunakan metode unit fisik! b. Hitunglah biaya produksi dan harga pokok produksi masing-masing produk!
2. PT. Muara memproduksi tiga jenis produk yang terdiri dari produk X, Y, dan Z. Biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan ketiga produk tersebut sebesar Rp 59.500.000. Data yang berhubungan dengan ketiga jenis produk tersebut adalah:
Keterangan Produk X Produk Y Produk Z
Unit Produksi 3.600 7.200 13.200
Harga Jual Rp 7.200.000 Rp 14.400.000 Rp 14.400.000 Diminta:
a. Hitunglah alokasi biaya bersama dengan menggunakan metode unit fisik! b. Hitunglah alokasi biaya bersama dengan menggunakan metode nilai jual!
3. CV. Bersama Sonang memproduksikan 4 (empat) jenis produk dalam suatu proses dengan biaya produksi bersama sebesar Rp 30.000.000. Data penting yang berhubungan dengan keempat produk tersebut adalah:
Produk Unit Produksi Nilai Pasar Per Unit (Rp) Bobot
A 2.000 4.000 10
B 8.000 1.000 4
C 6.000 2.000 8
a. Rata-rata
b. Rata-rata tertimbang
4. Suatu industri manufaktur yang menghasilkan 3 produk utama , dimana ketiga produk utama tersebut diproduksikan secara bersama-sama. Biaya produksi bersama sebesar Rp 84.000.000. Data-data yang diperoleh dari perusahaan tersebut adalah sebagai berikut:
Produk Unit Produksi Nilai Pasar Per Unit (Rp) Bobot
Biaya Proses Lanjutan (Rp) A 3.000 20.000 6 6.500.000 B 5.000 15.000 4 6.000.000 C 4.000 12.000 3 4.500.000
Diminta: Alokasikan biaya bersama dengan menggunakan metode: a. Unit Fisik
b. Harga Jual Hipotesis c. Rata-rata
d. Rata-rata tertimbang
5. PT. Indrapura memproduksi tiga jenis produk secara bersama yaitu produk X, Y, Z. Untuk menghasilkan ke tiga jenis produk tersebut dibutuhkan biaya sebesar Rp 312.000.000,-. Data lain yang berhubungan dengan ketiga produk tersebut adalah:
Keterangan Produk X Produk Y Produk Z
Unit Produksi 30.000 70.000 20.000
Harga Jual Setelah Proses Lanjutan Rp 2.500 Rp 2.000 Rp 950
Biaya Proses Lanjutan Rp 24.000.000 Rp 38.000.000 Rp 2.000.000
Diminta:
c. Hitunglah alokasi biaya bersama dengan menggunakan metode nilai rata-rata satuan!
d. Hitunglah alokasi biaya bersama dengan menggunakan metode harga jual hipotesis!
e. Hitunglah biaya produksi dan biaya produksi per unit masing-masing produk dengan menggunakan alokasi biaya bersama metode harga jual hipotesis!
coklat mint dan permen coklat original. Apabila 2.700 kg coklat akan dapat menghasilkan 2.000 kg permen coklat mint dan 500 kg permen coklat origin. Harga coklat per kg sebesar Rp 50.000/ Kg. Ampas coklat tidak menerima biaya produksi dari produk bersama karena dianggap by product. Untuk mengolah coklat, diperlukan biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp 75.000.000 dan biaya overhead sebesar Rp 100.000.000,-. Harga jual permen coklat mint per kg sebesar Rp 190.000,- dan harga jual permen coklat origin per kg sebesar Rp 175.000,- setelah titik pisah.
Diminta:
a. Alokasikan biaya bersama untuk produk utama (yaitu permen coklat mint dan permen coklat origin) dengan menggunakan metode harga jual hipotesis, dengan asumsi biaya proses lanjutan untuk permen coklat mint sebesar Rp 20.000,-/ kg dan untuk permen coklat origin sebesar Rp 5.000,- / per Kg. b. Misalkan ampas coklat dapat dijual dengan harga Rp 10.000,- / kg, dan PT.
Chocoku beramsumsi bahwa penjualan ampas coklat dianggap sebagai pengurang biaya produksi, maka buatlah laporan laba rugi PT. Chocoku. 7. PT. Exe memproduksi 1 jenis produk utama yaitu produk C dan menghasilkan 1
produk sampingan yaitu produk Cx. Untuk menghasilkan ke tdua produk tersebut dibutuhkan biaya bersama sebesar Rp 64.800.000,-. Hasil penjualan dan biaya lain yang berhubungan dengan proses produksi tersebut adalah:
Produk Utama (C)
Produk Sampingan (Cx)
Unit yang dihasilkan 16.000 unit 6.000 unit
Hasil Penjualan Rp 150.700.000
Taksiran Penjualan Rp 38.700.000
Biaya Proses Setelah Titik Pisah Rp 10.900.000 Rp 10.900.000
Beban Penjualan Rp 38.000.000 Rp 12.250.000
Beban Administrasi Rp 20.000.000 Rp 2.150.000
Perusahaan mengestimasi laba sebesar 15 % Diminta:
a. Pisahkan biaya bersama untuk produk utama dan produk sampingan dengan menggunakan metode reversal!
b. Hitunglah biaya produksi per unit masing-masing produk! c. Susunlah laporan laba rugi untuk masing-masing produk!
Selain produk Y sebagai produk utama, terdapat juga produk Y1 yang merupakan produk sampingan dari produk Y. Untuk menghasilkan produk tersebut, dibutuhkan biaya bersama, yaitu Bahan baku sebesar Rp 93.500.000,-biaya tenaga kerja sebesar Rp 31.390.000,- dan 93.500.000,-biaya overhead pabrik sebesar Rp 27.060.000,-. Hasil penjualan dan biaya lain yang berhubungan dengan proses produksi tersebut adalah:
Keterangan Produk Utama (Y) Produk Sampingan (Y1)
Unit yang dihasilkan 30.000 Unit 1.000 Unit
Hasil Penjualan Rp
300.000.000,-Taksiran Penjualan Rp
2.500.000,-Biaya proses setelah titik pisah Rp 50.250.000,- Rp
300.000,-Beban penjualan Rp 25.000.000,- Rp
100.000,-Beban administrasi Rp 12.500.000,- Rp
275.000,-Perusahaan mengestimasikan laba sebesar 25 %. Diminta:
a. Pisahkan biaya bersama untuk produk utama dan produk sampingan dengan menggunakan metode reversal!
b. Hitunglah biaya produksi per unit masing-masing produk! c. Susunlah Laporan laba Rugi CV Dikidu!
9. PT. Kendal memproduksi dua produk utama yang terdiri atas produk X dan produk Y, dan dua produk sampingan yaitu produk X1 dan produk Y1. Semua produk semulanya diproduksi secara bersama yang kemudian diproses lebih lanjut untuk menghasilkan produk yang disesuaikan dengan kriteria produk yang diinginkan. Biaya yang dikeluarkan dalam proses bersama sebesar Rp 65.575.000,-. Dalam mengalokasikan biaya bersama perusahaan menggunakan metode harga jual hipotesis. Berikut ini data yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan produk adalah:
Produk Unit produksi Harga Jual Per Unit Biaya Proses Lanjutan Biaya Penjualan Biaya Administrasi Umum X 40.000 Rp 2.200,- Rp 16.000.000,- Rp6.500.000,- Rp 5.000.000,-Y 25.000 Rp 2.000,- Rp 14.000.000,- Rp 5.000.000,- Rp 2.500.000,-X 1 15.000 Rp 1.500,- Rp 5.220.000,- Rp 3.305.000,- Rp 2.500.000,-Y 1 20.000 Rp 1.600,- Rp 7.500.000,- Rp 4.250.000,- Rp 3.250.000,-Taksiran laba untuk masing-masing produk sampingan adalah 20 %.
a. Alokasikan Joint cost produk utama dan produk sampingan dengan metode reversal!
b. Hitunglah alokasi joint cost untuk produk utama!
c. Hitunglah biaya produksi dan harga pokok per unit masing-masing produk utama!
d. Hitunglah biaya produksi dan harga pokok per unit masing-masing produk sampingan!
10.CV senantiasa memproduksi dua produk utama dan dua produk sampingan. Biaya bersama yang dikeluarkan sebesar Rp 90.000.000,-. Berikut ini data-data dari setiap produk tersebut:
Produk Unit Produksi Pers Akhir (Unit) Harga Jual By Proses Lanjutan
X 15.000 1.800 Rp 8.500 Rp 40.000.500
Y 7.500 1.200 Rp 7.800 Rp 10.350.000
Xi 10.500 750 Rp 5.700 Rp 6.525.000
Yi 5.000 500 Rp 6.000 Rp 5.200.000
Informasi lain yang berhubungan dengan pengolahan tersebut adalah:
a) Biaya Penjualan untuk X sebesar Rp 15.600.000,-, Y sebesar Rp 13.400.000,-, Xi sebesar Rp 7.530.000,- dan Yi sebesar Rp 10.650.000,-b) Biaya administrasi umum untuk X sebesar Rp 13.430.000,-, Y sebesar Rp
23.400.000,-, Xi sebesar Rp 5.630.000,- dan Yi sebesar Rp 8.450.000,-Taksiran laba masing-masing produk tersebut adalah 20 %.
Diminta:
a. Hitunglah alokasi biaya bersama produk utama dan produk sampingan! b. Hitunglah alokasi biaya bersama, biaya produksi dan harga pokok per unit! c. Hitung biaya produksi dan harga pokok per unit produk sampingan!
d. Hitunglah nilai persediaan akhir masing-masing produk!
e. Susunlah laporan laba rugi dengan asumsi bahwa pendapatan penjualan produk sampingan sebagai penambah penjualan!