• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.3. Produktivitas Tenaga Kerja

2.3.1. Pengertian Produktivitas Tenaga Kerja

Produktivitas menurut Dewan Produktivitas Nasional mempunyai pengertian sebagai sikap mental yang selalu berpandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin, hari esok lebih baik dari hari ini. Sedangkan secara umum, produktivitas mengandung arti sebagai perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input). Dengan kata lain bahwa produktivitas memiliki dua dimensi. Dimensi pertama adalah efektifitas yang mengarah kepada pencapaian unjuk kerja yang maksimal yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu. Dimensi kedua yaitu efisiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan input dengan realisasi penggunaannya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan.

Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan input yang direncanakan dengan input yang sebenarnya. Apabila input yang sebenarnya digunakan semakin besar penghematannya, maka tingkat efisiensi semakin tinggi. Tetapi semakin kecil input yang dapat dihemat akan semakin rendah tingkat efisiensi. Efektifitas merupakan ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh target dapat dicapai. Apabila efisiensi dikaitkan dengan efektifitas, walau terjadi peningkatan efektifitas, efisiensinya belum tentu meningkat. Berdasarkan penjelasan di atas, produktivitas memiliki rumus sebagai berikut:

efektifitas menghasilkan output

….(1) efisiensi menggunakan input

= Produktivitas

Selanjutnya, keterkaitan antara efisiensi, efektifitas, kualitas dan produktivitas dapat dirangkai dalam skema pada Gambar 2.

INPUT KUALITAS & EFISIENSI PRODUKTIVITAS KUALITAS PROSES PRODUKSI HASIL KUALITAS & EFEKTIFITAS

Gambar 2. Keterkaitan efisiensi, efektivitas, kualitas dan produktivitas (Umar, 2005)

Salah satu input sebagai faktor produksi selain mesin, bahan baku, energi adalah tenaga kerja. Faktor-faktor produksi ini secara sendiri-sendiri disebut dengan produktivitas parsial. Untuk peristilahan tenaga kerja sering pula disebut produktivitas tenaga kerja (Umar, 2005).

Produktivitas kerja bukan semata-mata ditujukan untuk mendapatkan hasil kerja sebanyak-banyaknya, melainkan kualitas untuk kerja juga penting untuk diperhatikan. Untuk mencapai produktivitas kerja yang maksimum, organisasi harus menjamin dipilihnya orang yang tepat dengan pekerjaan yang tepat serta kondisi yang memungkinkan mereka bekerja optimal (Sedarmayanti, 2001).

2.3.2. Pengukuran Produktivitas Kerja Karyawan

Bambang (1986) menyatakan bahwa pada dasarnya untuk dapat menjamin bahwa produktivitas tenaga kerja itu sudah cukup tinggi, dapat ditinjau dari 3 aspek utama yakni aspek kemampuan dari manajemen tenaga kerja (excellency), aspek efisiensi tenaga kerja (efficiency) dan aspek kondisi lingkungan pekerjaan (condition).

Ketiga aspek itu saling berkaitan dan dapat diukur dengan berbagai ukuran sederhana seperti tampak pada Tabel 2.

Tabel 2. Kriteria dan ukuran produktivitas tenaga kerja

Faktor Kriteria Pengukuran Deskripsi

1. Produk yang berhasil

Total SDM Efektivitas dalam pengawasan 2. Produk yang berhasil

Produk yang gagal

Efektivitas dalam pengawasan 3. Kegiatan yang

menghasilkan uang Kegiatan yang tidak menghasilkan uang

Rasio beban yang ditanggung

4. Penjualan/Total SDM Kualitas perencanaan SDM 5. Nilai tambah/Total SDM Output perusahaan SDM 6. Keuntungan bersih

Total SDM

Pendapatan yang dibagikan secara real SDM

A. Kualitas Manajemen SDM

7. Investasi/Total SDM Tingkat tenaga kerja 8. Proyek yang selesai

tepat waktu

Total proyek yang selesai 9. Proyek yang selesai

tepat waktu Total proyek Dengan dasar tertentu I . Sempurna B. Kualitas Manajemen Proyek

10. Rencana SDM/Aktual Dengan dasar SDM 11. Rata-rata pelaksanaan SDM Pelaksanaan SDM 12. Rata-rata pelaksanaan

kegiatan yang menghasilkan uang

Pelaksanaan kegiatan yang menghasilkan uang

13. Kompensasi SDM

Operasional kerja Biaya SDM

14. Output/Jam kerja Produksi produktivitas SDM

II . Efisiensi Kualitas SDM

15. Penjualan

Kompensasi SDM Rasio beban SDM 16. Keamanan kerja

Operasional kerja

Kualitas keamanan 17. Jam yang hilang karena

kecelakaan Total jam kerja

Jam produksi yang hilang

A. Keamanan

18. Jumlah kecelakaan/Tahun Kesadaran keamanan 19. Hari absen/Hari kerja Disiplin SDM 20. Jam keseluruhan/Jam biasa Analisis beban kerja 21. Jumlah yang berhenti

Rata-rata ukuran grup Turnover karyawan III . Kondisi

B. Aspek Personal

22. Jam terlambat Total jam kerja

Lanjutan Tabel 2. Kriteria dan ukuran produktivitas tenaga kerja

Faktor Kriteria Pengukuran Deskripsi

23. Jam Pelatihan/Jam Kerja 24. Pelatihan kerja

Operasional kerja 25. Kerja R & D/Penjualan

Biaya untuk mendorong produktivitas Sumber: Bambang, 1986

Tentunya tidak perlu ke-25 ukuran itu dipakai, unit usaha yang ingin mengukur produktivitas tenaga kerjanya bisa memilih ukuran yang sesuai dengan ketersediaan data di unitnya.

Langkah-langkah yang bisa diambil untuk dapat mengetahui indeks produktivitasnya secara ringkasnya dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Menentukan kriteria pengukuran mana yang akan dipakai untuk mengetahui produktivitas tenaga kerja di organisasinya.

2. Menentukan pembobotan dari kriteria yang akan dipakai. 3. Mengukur prestasi berdasarkan kriteria tersebut.

4. Menentukan sistem penilaian (scoring system) dari prestasi tadi. 5. Skor yang didapat tiap kriteria dikalikan dengan pembobot,

hasilnya merupakan nilai produktivitas tiap kriteria.

6. Penjumlahan dari masing-masing nilai kriteria tersebut adalah indeks produktivitas tenaga kerja di organisasi yang bersangkutan.

Sisi lain dari pengukuran ini yakni perlunya digambarkan trend dan nilai absolut kriteria yang diukur (Gambar 3). Kegunaan dari penggambaran ini adalah untuk mengetahui sejauh mana perkembangan produktivitas organisasi dari waktu ke waktu dan bagaimana perbandingannya dengan industri sejenis.

Dari hasil pengukuran tersebut maka manajemen dapat melakukan suatu langkah perbaikan yang rasional, yang didasarkan pada data dan bukan pada faktor perasaan dan dugaan.

HASIL PRODUKTIVITAS KRITERIA PRODUKTIVITAS SEM P UR NA EF IS IE NSI KO N DIS I P R

PELAKSANAAN SKOR TREN

INDEKS PRODUKTIVITAS NILAI PRODUKTIVITAS BOBOT ABSOLUT PETA PRODUKTIVITAS O P F E I R T T A & U B M I B L U I H T A A N S

Gambar 3. Konsep pengukuran produktivitas (Bambang, 1986)

2.4. Bank

2.4.1. Pengertian Bank

Kasmir (2004) menyatakan bahwa bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menyalurkan dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya. Sedangkan pengertian lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak di bidang keuangan di mana kegiatannya baik hanya menghimpun dana, atau hanya menyalurkan dana atau kedua-duanya menghimpun dan menyalurkan dana. Kemudian pengertian Bank menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan adalah badan usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

2.4.2. Kegiatan Bank

Dari pengertian bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan artinya usaha perbankan selalu berkaitan masalah bidang keuangan. Jadi dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan utama yaitu:

1. Menghimpun dana 2. Menyalurkan dana

3. Memberikan jasa bank lainnya

Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok perbankan. Sedangkan kegiatan memberikan jasa-jasa bank lainnya hanyalah merupakan pendukung dari kedua kegiatan di atas.

Pengertian menghimpun dana maksudnya adalah mengumpulkan atau mencari dana (uang) dengan cara membeli dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito. Pembelian dana dari masyarakat ini dilakukan oleh bank dengan cara memasang berbagai strategi agar masyarakat mau menanamkan dananya. Jenis simpanan yang dapat dipilih oleh masyarakat adalah simpanan giro, tabungan, sertifikat deposito serta deposito berjangka di mana masing-masing jenis simpanan yang ada, memiliki kelebihan dan keuntungan tersendiri. Kegiatan penghimpunan dana ini sering disebut dengan istilah funding.

Selanjutnya pengertian menyalurkan dana adalah melemparkan kembali dana yang diperoleh lewat simpanan giro, tabungan dan deposito ke masyarakat dalam bentuk pinjaman (kredit) bagi bank yang berdasarkan prinsip konvensional. Kegiatan penyaluran dana ini juga dikenal dalam perbankan dengan istilah lending. Dalam

pemberian kredit disamping dikenakan bunga bank juga mengenakan jasa pinjaman kepada penerima kredit (debitur) dalam bentuk biaya administrasi serta biaya provisi dan komisi.

Berikutnya adalah pengertian jasa lainnya yang merupakan jasa pendukung atau pelengkap kegiatan perbankan. Jasa-jasa ini diberikan terutama untuk mendukung kelancaran kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana, baik yang berhubungan langsung dengan kegiatan simpanan dan kredit maupun tidak langsung. Jasa perbankan lainnya antara lain meliputi jasa setoran, jasa pembayaran, jasa pengiriman uang, serta jasa-jasa bank lainnya (Kasmir, 2004).

2.5. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu

Permana (2006) dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Pengaruh Motivasi Kerja dan Budaya Perusahaan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Kasus di PT. Interbis Sejahtera, Palembang, Sumatra Selatan)” menghasilkan bahwa motivasi kerja dan budaya perusahaan mempengaruhi produktivitas kerja karyawan. Variabel yang diamati untuk mengukur motivasi kerja karyawan ada empat, yaitu kondisi kerja, hubungan kerja, penghargaan, dan pengembangan. Dari keempat variabel tersebut, variabel penghargaan mempunyai pengaruh paling besar dalam membentuk motivasi kerja karyawan. Sedangkan budaya perusahaan dibentuk oleh enam variabel, yaitu gaya kepemimpinan, aspirasi serikat pekerja, norma perusahaan, kualitas manajemen, peraturan perusahaan, dan iklim perusahaan. Dimana norma perusahaan berpengaruh besar dalam membentuk budaya kerja. Untuk produktivitas kerja karyawan, selain dipengaruhi oleh motivasi kerja dan budaya perusahaan, juga diukur oleh enam variabel indikator. Keenam variabel tersebut, yaitu perilaku kerja, dedikasi karyawan, disiplin karyawan, loyalitas karyawan, kerjasama karyawan, dan kematangan karyawan. Variabel indikator yang paling mempunyai pengaruh terbesar terhadap pembentukan produktivitas kerja karyawan adalah dedikasi karyawan. Teknik analisa data yang digunakan

dalam penelitiannya adalah SEM (Structural Equation Modelling), dengan bantuan perangkat lunak LISREL (Linear Structural Relationship).

Milaela (2003) dengan skripsinya yang berjudul “Budaya Perusahaan (Corporate Culture) dan Pengaruhnya Terhadap Produktivitas Karyawan Bagian Produksi Di PT. Khom Foods, Muara Baru, Jakarta Utara”. Pengukuran nilai-niai budaya perusahaan dilakukan dengan menggunakan 10 karakteristik nilai budaya perusahaan. Diketahui bahwa ada 8 nilai budaya perusahaan yang berlaku di PT. Khom Foods, yaitu: inisiatif individual, toleransi terhadap resiko, pengarahan, dukungan manajemen, pengawasan, identitas, sistem penghargaan dan toleransi terhadap konflik. Dua hal lainnya yang tidak termasuk yaitu: integritas dan pola komunikasi. Pengukuran untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh budaya perusahaan terhadap produktivitas dilakukan dengan analisis Chi Square. Pada manajemen menengah diketahui bahwa variabel-variabel yang berpengaruh diantaranya sarana pengembangan potensi dan kemampuan, kesanggupan menaati peraturan yang diterapkan, bentuk pelaporan hasil pekerjaan, perasaan bosan terhadap pekerjaan dan pemberian penghargaan atau pujian dari atasan. Pada manajemen bawah, variabel yang berpengaruh adalah bentuk pelaporan hasil pekerjaan, pemberian penghargaan atau pujian dari atasan dan sistem kenaikan gaji secara berkala.

Penelitian-penelitian terdahulu telah membuktikan adanya pengaruh antara budaya perusahaan dengan produktivitas kerja karyawan. Maka dapat dikatakan perubahan dalam budaya perusahaan juga berpengaruh pada produktivitas kerja karyawan.

Dokumen terkait