• Tidak ada hasil yang ditemukan

6. Finalisasi standar kompetensi November – Desember 2010

2.3.4 Profesi Bidan

Standar kompetensi yang disusun oleh organisasi profesi bidan (IBI dan AIPKIND) mengacu terutama pada Standar Global Pendidikan Kebidanan dari WHO 2009 dan International Confederation of Midwives (ICM) 2011.

Berdasarkan Standar Global Pendidikan Kebidanan (WHO, 2009) lulusan bidan harus dapat mendemonstrasikan kompetensi praktek kebidanan, lulusan mampu menunjukan pemahaman tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan, lulusan mampu memenuhi ketentuan untuk registrasi dan lisensi, lulusan mendapatkan gelar profesional tergantung dari level pendidikan, lulusan harus memenuhi syarat untuk mengikuti program pendidikan lanjut dan diperlukan monitoring lulusan secara berkelanjutan baik yang terkait dengan pengembangan profesi dan pendidikan lanjut.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyiapkan lulusan adalah dengan kode etik dan standar profesi, lulusan harus mampu menunjukkan evidence based parctice, mendemonstrasikan asuhan

berbasis budaya, kemampuan praktek di sistem kesehatan di negaranya dan memenuhi kebutuhan masyarakat, critical thinking, kemampuan mengelola sumber daya dan praktek secara aman dan efektif, kemampuan advokasi secara efektif dan partner profesional dengan tenaga kesehatan yang lain dalam pelayanan kesehatan, berorientasi pada pelayanan masyarakat, kemampuan kepemimpinan dan pengembangan profesional yang berkelanjutan.

International Confederation of Midwives (ICM) sebagai satu-satunya organisasi internasional yang mewakili bidan telah mengembangkan Global Standards for Midwifery Regulation pada tahun 2011. Tujuan dari standar tersebut adalah untuk mempromosikan mekanisme regulasi yang melindungi masyarakat dengan memastikan bahwa bidan yang kompeten memberikan asuhan kebidanan dengan standar yang tinggi untuk setiap wanita dan bayi. Tujuan dari regulasi tersebut adalah untuk menyokong bidan untuk bekerja secara mandiri dengan lingkup praktik yang penuh sehingga meningkatkan standar asuhan maternitas dan meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Standar ini mulai dikembangkan sejak tahun 2010 sejalan dengan perkembangan standar global untuk pendidikan bidan.

Standar Global tersebut mencakup prinsip-prinsip yang berfungsi sebagai benchmark untuk standarisasi regulasi bidan secara global. Tujuan standar ini adalah sebagai basis untuk review kerangka regulasi yang sudah ada dan menyediakan panduan untuk negara-negara yang belum memiliki kerangka regulasi untuk bidan.

Pada standar ini kompetensi diartikan sebagai kombinasi dari pengetahuan, kemampuan psikomotor, komunikasi dan pengambilan keputusan yang memampukan individu untuk melakukan suatu tindakan sesuai dengan level profisiensi yang didefinisikan. Pada standar ini diorganisasikan:

1. Model of regulation: bagaimana regulasi ditetapkan misalnya melalui legislasi 2. Protection of title: siapa yang dapat menggunakan title ‘bidan’

3. Governance: penetapan otoritas regulasi bidan dan penjabaran fungsi-fungsinya

4. Functions: mekanisme dimana otoritas regulasi mengatur bidan dan memasukkan hal-hal

Lingkup praktik

Pendidikan bidan pre-registrasi Registrasi

Continuing competence

Komplain dan disiplin  Kode Etik

Pada standar tersebut dijelaskan pada bagian lingkup praktik bahwa otoritas regulasi bidan mendefinisikan lingkup praktik yang konsisten dengan definisi ICM. Profesi bidan menentukan lingkupnya sendiri daripada pemerintah, profesi kesehatan lain, sektor swasta, atau kepentingan komersial lain. Fokus primer profesi bidan adalah partus normal dan asuhan maternitas. Lingkup praktik harus mendukung dan memampukan bidan berpraktik mandiri dan dengan demikian termasuk hak meresepkan, akses kepada pemeriksaan laboratorium/skrining dan hak memasukkan dan memulangkan pasien. Bidan harus mampu mengkonsul dan merujuk ke spesialis. Profesi bidan mendefinisikan standar minimal untuk pendidikan dan kompetensi yang diperlukan untuk registrasi bidan.

BAB III

PENUTUP

Revisi dan penyempurnaan standar kompetensi keempat profesi ditargetkan selesai dan dilegalisasi pada tahun 2011 terutama bagi profesi ners dan bidan yang harus melakukan uji kompetensi pada tahun 2012 dan berkaitan dengan penyusunan blue print uji kompetensi profesi. Untuk selanjutnya, legalisasi standar kompetensi dokter dan dokter gigi dilakukan oleh KKI. Sedangkan pihak yang berwenang untuk melakukan legalisasi standar kompetensi ners dan bidan masih dalam pembicaraan.

Tahapan revisi standar kompetensi yang telah dilakukan masing-masing profesi merupakan bagian dari usaha penjaminan mutu tenaga kesehatan sehingga masing-masing profesi dapat menghasilkan lulusan serta memberikan praktik pelayanan kesehatan yang aman dan berkualitas bagi masyarakat. Tahapan revisi standar kompetensi ini telah dilakukan berbasis bukti melalui survey kuantitatif maupun kualitatif, mengacu pada standar-standar internasional, dan telah melalui konsolidasi dengan berbagai pihak pengampu. Diharapkan dengan adanya kegiatan-kegiatan proyek HPEQ dan kerjasama berbagai pihak terkait dapat membantu penyempurnaan revisi dan pembuatan standar kompetensi untuk masing-masing profesi sehingga akhirnya dihasilkan standar kompetensi yang baik dalam rangka mewujudkan tenaga kesehatan yang berkualitas.

REFERENSI

1. Pokja AIPNI. Draft standar kompetensi ners. HPEQ Project: Jakarta, 2011. 2. Pokja IBI. Draft standar kompetensi bidan. HPEQ Project: Jakarta, 2011. 3. Pokja AIPKI. Draft standar kompetensi dokter. HPEQ Project: Jakarta, 2001.

4. Pokja AFDOKGI. Naskah akademik standar kompetensi dokter gigi. HPEQ Project: Jakarta, 2011.

5. Pokja AIPKI. Laporan Preliminary Survey SKDI dan SPPDI. HPEQ Project: Jakarta, 2010. 6. Pokja AIPNI. Laporan Preliminary Survey Profesi Ners. HPEQ Project: Jakarta, 2010

7. Poka IBI. Laporan Survey Pelayanan Kebidanan dan Institusi Pendidikan. HPEQ Project: Jakarta, 2010.

8. Pokja AFDOKGI. Laporan Preliminary Survey Profesi Dokter Gigi. HPEQ Project: Jakarta, 2010. 9. Standar Kompetensi Dokter Indonesia, KKI 2006.

10. Kementerian Kesehatan. Standar Profesi Bidan. Kepmenkes 369 tahun 2007 11. Laporan kegiatan tahunan HPEQ tahun 2010

12. Laporan midsemester HPEQ tahun 2011

13. Laporan SC Proyek HPEQ semester 1 tahun 2011

14. World Federation of Medical Education. Global standards for quality improvement in medical education. University of Copenhagen: Denmark, 2007.

15. Core committee of Institute for International Medical Education. Global minimum essential requirements in medical education. IIME: USA, 1999.

16. Chiarella M. An overview of the competency movement in Australian nursing and midwifery. New South Wales, 2006.

17. Australian Nursing Federation. Competency standards for nurses in general practice. Australia, 2005.

18. J. Cowpe, A. Plasschaert, W. Harzer, H. Vinkka-Puhakka, A. D. Walmsley. Profile and competences for the graduating European Dentist-update 2009. European Journal of Dental Education. 2009.

19. International Confederation of Midwives. Global standards for midwifery regulation (2011). 20. Association of Southeast Asian Nation. Roadmap for an ASEAN community 2009-2015.

STANDAR