• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA DATA

5.2 Interpretasi Data

5.2.2. Profesionalisme Kerja Pegawai Negeri Sipil

Berdasarkan pengamatan dan pemberian kuesioner yang telah dilakukan pada responden maka diperoleh hasil bahwa Profesionalisme Kerja Pegawai Negeri Sipil pada Badan Kepegawaian dan Pendidikan pelatihan Kabupaten Dairi berada pada kategori Tinggi. Dalam meningkatkan profesionalisme kerja pegawai, pegawai memiliki peranan yang sangat penting dalam pencapaian tujuan organisasi maka dengan demikian mereka perlu untuk terus belajar menambah ilmu dan pengetahuan agar mampu menyikapi setiap gerakan perubahan yang

95

terjadi secara professional. Profesionalisme pegawai dalam hal ini meliputi 3 indikator yaitu: kreativitas, inovasi dan responsivitas.

Terbentuknya aparatur yang kreatif hanya dapat terjadi apabila: terdapat iklim yang kondusif yang mampu mendorong aparatur pemerintah untuk mencari ide baru dan konsep baru serta menerapkannya secara inovatif: adanya kesediaan pemimpin untuk memberdayakan bawahan antara lain melalui partisipasi dalam pengambilan keputusan yang menyangkut pekerjaan, mutu hasil pekerjaan, karier dan penyelesaian permasalahan tugas.

Untuk mengukur kreativitas Pegawai Negeri Sipil dalam meningkatkan profesionalisme kerja dalam lingkungan organisasi, penulis menyediakan 6 (enam) pertanyaan yang disebarkan kepada pegawai, yaitu tentang keterampilan pegawai dalam meningkatkan pelayanan prima pada pekerjaan setelah mengikuti diklat (Tabel 4.20), tentang pekerjaan yang pegawai tanggungjawabi sesuai dengan kemempuan yang dimiliki (Tabel 4.21), tentang keinginan untuk meningkatkan kemampuan dan prestasi kerja dalam menyelesaikan pekerjaan (Tabel 4.22), tentang pegawai di dalam memperoleh penghargaan atas prestasi kerja (Tabel 4.28), tentang dibutuhkan keterampilan tertentu dalam bidang pekerjaan yang pegawai kerjakan (Tabel 4.29), dan tentang pegawai terampil di dalam bidang pekerjaan kyang dipercayakan (Tabel 4.30).

Berdasarkan jawaban responden tentang keterampilan dalam meningkatkan pelayanan prima pada pekerjaan setelah mengikuti diklat, sebanyak 17 orang (56,7%) responden berpendapat Sangat Setuju bahwa pegawai harus

96

memiliki keterampilan dalam meningkatkan pelayanan prima pada pekerjaan setelah mengikuti diklat. Sebanyak 21 orang (70%) responden berpendapat Setuju bahwa pekerjaan yang pegawai tanggungjawabi sangat sesuai denagn kemampuan yang dimiliki pegawai. Sebanyak 15 orang (50%) responden berpendapat Sangat Setuju bahwa pegawwai selalu berkeinginan untuk meningkatkan kemampuan dan prestasi kerja di dalam penyelesaian pekerjaan. Sebanyak 13 (43,3%) responden berpendapat bahwa pegawai kadang- kadang memperoleh penghargaan atas prestasi kerja selama bekerja menjadi PNS. Sebanyak 11 orang (36,7%) responden berpendapat Sering dibutuhkan keterampilan tertentu dalam bidang pekerjaan. Dan sebanyak 13 orang (43,3%) responden berpendapat bahwa Sering terampil di dalam pekerjaan yang dipercayakan kepada para pegawai.

Selain kreativitas, inovasi juga dibutuhkan dalam meningkatkan profesionalisme pegawai. Perwujudannya berupa hasrat dan tekad untuk mencari, menemukan dan menggunakan cara baru, metode kerja baru, dalam pelaksanaan tugasnya. Untuk mengukur inovasi yang dilakukan Pegawai Negeri Sipil dalam meningkatkan profesionalime kerjanya, maka penulis menyediakan 5 (lima) pertanyaan yang disebarkan pada pegawai, yaitu tentang budaya organisasi di kantor dapat mempengaruhi kinerja para pegawai di dalam melakukan inovasi ( Tabel 4.23), tentang jabatan dapat mempengaruhi kebebasan pegawai dalam melakukan inovasi di dalam setiap pekerjaan (Tabel 4.24), tentang inovasi kerja dapat mempengaruhi pegawai di dalam pelaksanaan tugas yang menjadi tanggung jawab (Tabel 4.25), tentang pegawai melakukan inovasi di dalam pekerjaan dan

97

membuat pegawai lainnya juga mengikutinya (Tabel 4.31), dan tentang pegawai yang dikucilkan rekan kerja karena melakukan inovasi di dalam pekerjaan (Tabel 4.32)

Berdasarkan jumlah responden sebanyak 18 orang ( 60%) berpendapat bahwa pegawai Setuju budaya organisasi di kantor dapat mempengaruhi kinerja para pegawai di dalam melakukan inovasi. Dari jumlah jawaban responden sebanyak 10 orang (33,3%) berpendapat Setuju bahwa jabatan dapat mempengaruhi kebebasan pegawai dalam melakukan inovasi di dalam setiap pekerjaan. Dari jumlah jawaban responden sebanyak 17 orang (56,6%) berpendapat Setuju bahwa inovasi kerja mampu mempengaruhi pegawai di dalam pelaksanaan tugas yang menjadi tanggung jawab. Dari jumlah jawaban responden sebanyak 22 orang (73,3%) berpendapat bahwa pegawai Kadang- kadang melakukan inovasi di dalam pekerjaan dan membuat pegawai lain juga mengikuti inovasi tersebut. Dari jumlah jawaban responden sebanyak 20 orang (66,7%) berpendapat bahwa pegawai tidak pernah sama sekali dikucilkan rekan yang lain karena melakukan inovasi di dalam pekerjaan.

Responsivitas merupakan kemampuan aparatur dalam mengantisipasi dan menghadapi aspirasi baru perkembangan baru, tuntutan baru, dan pengetahuan baru, birokrasi haru merespon secara cepat agar tidak tertinggal dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Untuk mengukur responsivitas pegawai dalam meningkatkan kerja pegawai, maka penulis menyediakan 4 (empat) pertanyaan pada kuesioner yang disebarkan kepada pegawai, yaitu tentang pegawai menyanggupi pekerjaan tambahan tanpa adanya honor/ imbalan (Tabel 4.26),

98

tentang pegawai mampu menganalisa masalah yang terjadi di kantor khususnya yang berkaitan dengan pekerjaan, tentang ketersediaan pegawai di dalam membantu rekan kerja dalam satu unit walau sedang dalam menyelesaikan pekerjaan yang sibuk (Tabel 4.33), dan tentang laporan hasil kerja pegawai kepada pimpinan selalu tepat waktu (Tabel 4.34).

Berdasarkan jumlah responden sebanyak 20 orang (66,7%) berpendapat Setuju bahwa pegawai menyanggupi melakukan pekerjaan tambahan tanpa adanya honor/ imbalan. Dari jumlah jawaban responden sebanyak 22 orang (73,3%) berpendapat Setuju bahwa pegawai mampu menganalisa masalah yang terjadi di kantor khususnya yang berkaitan dengan pekerjaan. Dari jumlah jawaban responden sebanyak 17 orang (56,7%) berpendapat bahwa pegawai Sering bersedia membantu pegawai di dalam membantu rekan kerja dalam satu unit walau sedang dalam menyelesaikan pekerjaanyang sibuk. Dari jumlah jawaban responden sebanyak 21 orang (70%) berpendapat pegawai sering memberikan hasil kerja kepada pimpinan selalu tepat waktu

99

BAB VI

PENUTUP

6.1Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada Badan Kepegawaian dan Pendidikan Pelatihan Kabupaten Dairi, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan, pendidikan dan pelatihan pada Badan Kepegawaian dan Pendidikan Pelatihan Kabupaten Dairi berada pada kategori tinggi, sedangkan Profesionalisme Kerja Pegawai Negeri Sipil berada pada kategori Tinggi, hal ini membuktikan bahwa proses pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan cukup baik dan Profesionalisme Kerja Pegawai juga cukup baik.

2. Dari hasil analisa data penelitian yang mana dengan menggunakan rumus korelasi product moment diperoleh korelasi yang positif sebesar 0,501 antara variabel bebas yakni Pendidikan dan Pelatihan dan variabel terikatnya Profesionalisme Kerja Pegawai. Berdasarkan uji rxy terhadap data menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh Pendidikan dan Pelatihan terhadap Profesionalisme Kerja Pegawai Negeri Sipil karena r hitung lebih kecil daripada r tabel (0,501>0,361) dan Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan terhadap Profesionalisme Kerja Pegawai Negeri Sipil berada pada kategori Sedang. Dengan demikian hipotesa awal yang menyatakan bahwa ada pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap profesionalisme kerja pegawai dapat diterima.

100

3. Berdasarkan perhitungan determinant ( D ) maka diketahui pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap profesionalisme kerja pegawai negeri sipil pada Badan Kepegawaian dan Pendidikan Pelatihan Kabupaten Dairi sebesar 25% sedangkan 75% sisanya dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

6.2Saran

Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan, maka penulis merasa perlu memberikan saran dan masukan yang berguna bagi pihak Badan Kepegawaian dan Pendidikan Pelatihan Kabupaten Dairi, yaitu sebagai berikut :

1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penulis menemukan bahwa dalam pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan, kurangnya minat pegawai untuk mengikuti diklat karena sebahagian pegawai lain berpendapat diklat yang diikuti tidak menambah pendapatan dan sebahagian pegawai lain berpendapat diklat yang diselenggarakan memberikan kebosanan bagi peserta baik dari segi materi maupun dari metode yang disajikan. Berdasarkan pendapat dari pegawai, maka panitia penyelenggaraan diklat perlu memberi suasana baru sehingga para peserta diklat tidak mudah bosan dan para peserta dapat menerima metode ataupun materi yang disampaikan dengan baik

101

2. Para Pegawai Negeri Sipil pada Badan Kepegawaian dan Pendidikan Pelatihan Kabupaten Dairi, perlu mengikuti diklat yang diadakan di luar organisasi, supaya dapat menambah wawasan dan pengalaman di dalam menyelesaikan kegiatan- kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaannya.

3. Bagi Pegawai Negeri sipil pada Badan Kepegawaian dan Pendidikan Pelatihan Kabupaten Dairi, perlu di dalam meningkatkan profesionalisme pegawai dengan memberikan penghargaan kepada pegawai yang mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai dengan tujuan dan sasaran dalam lingkungan organisasi.