• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profesionalisme Kerja Pegawai .1 Pengertian Profesionalisme .1 Pengertian Profesionalisme

1.5 Kerangka Teori

1.5.3 Profesionalisme Kerja Pegawai .1 Pengertian Profesionalisme .1 Pengertian Profesionalisme

sebagai pejabat structural melainkan merupakan persyaratan kompetensi kepemimpinan dari aparatur pemerintahan yang sesuai dengan jenjang jabatan struktural, yang terdiri dari:

a. Diklatpim Tingkat IV, diklat bagi mereka yang menduduki jabatan struktural Eselon IV

b. Diklatpim Tingkat III, diklat bagi mereka yang menduduki jabatan struktural Eselon III

c. Diklatpim Tingkat II, diklat bagi mereka yang menduduki jabatan struktural Eselon II

d. Diklatpim Tingkat I, diklat Bagi mereka yang menduduki jabatan struktural Eselon I

1.5.3 Profesionalisme Kerja Pegawai 1.5.3.1 Pengertian Profesionalisme

Dalam pandangan Tjokrowinoto (1996:191) dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan profesionalisme adalah kemampuan untuk untuk menjalankan tugas dan menyelenggarakan pelayanan publik dengan mutu tinggi, tepat waktu, dan prosedur yang sederhana. Terbentuknya kemampuan dan keahlian juga harus diikuti dengan perubahan iklim dalam dunia birokrasi yang cenderung bersifat kaku dan tidak fleksibel. Sudah menjadi kebutuhan mendesak bagi aparat untuk bekerja secara profesional serta mampu merespon perkembangan global dan aspirasi masyarakat dengan mengedepankan nilai-nilai pelayanan yang responsif, inovatif, efektif, dan mengacu kepada visi dan nilai-nilai organisasi.

18

Sedangkan profesionalisme menurut Oerip dan Uetomo (2000 : 264 – 265) adalah seseorang dikatakan professional apabila pekerjaannya memiliki ciri standar teknis atau etika suatu profesi.

Maka dapat disimpulkan bahwa profesionalisme tidak hanya didasarkan pada kemampuan dasar yang dimiliki tetapi juga mencerminkan sikap dan respon terhadap perubahan yang terus terjadi dalam arti memiliki kemampuan untuk menyikapi perubahan yang terjadi demi tercapainya tujuan organisasi.

Apa yang dikemukakan Hamalik (2000 : 7 - 8) menambah pemahaman tentang profesionalisme pegawai atau tenaga kerja, dimana tenaga kerja pada hakekatnya mengandung aspek- aspek :

1. Aspek Potensial, bahwa setiap tenaga kerja memiliki potensi – potensi yang bersifat dinamis, yang terus berkembang dan dapat dikembangkan. Seperti, daya mengingat, daya berpikir, daya berkehendak, daya berperasaan, bakat, minat dan potensi lainnya.

2. Aspek Profesionalisme, setiap tenaga kerja memiliki kemampuan dan keterampilan kerja atau kejuruan dalam bidang tertentu, dengan kemampuan dan keterampilan itu, dia dapat mengabdikan dirinya dalam lapangan kerja tertentu dan menciptakan hasil secara optimal. 3. Aspek Fungsional, setiap tenaga kerja melaksanakan pekerjaanya

secara tepat guna, artinya dia bekerja sesuai dengan tugas dan fungsinya dalam bidang yang sesuai pula.

19

4. Aspek Operasional, setiap tenaga kerja dapat mendayagunakan kemampuan dan keterampilannya dalam proses dan prosedur pelaksanaan kegiatan kerja yang sedang ditekuninya

5. Aspek Personal, Setiap tenaga kerja harus memiliki sikap- sikap kepribadian yang menunjang pekerjaannya. Seperti, mencintai pekerjaannya, berdisiplin dan berdedikasi tinggi.

6. Aspek Produktivitas, setiap tenaga kerja harus memiliki motif berprestasi, berupaya agar berhasil dan memberikan hasil dari pekerjaannya, baik kuantitas maupun kualitas.

1.5.3.2 Ciri Profesionalisme

Ciri-ciri profesionalisme dalam Royen ( 2007:11 ) adalah:

1. Mempunyai keterampilan yang tinggi dalam suatu bidang serta kemahiran dalam menggunakan peralatan tertentu yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas.

2. Mempunyai ilmu dan pengalaman serta kecerdasan dalam menganalisis suatu masalah dan peka di dalam membaca situasi cepat dan tepat serta cermat dalam mengambil keputusan terbaik atas dasar kepekaan.

3. Mempunyai sikap berorientasi ke depan sehingga punya kemampuan mengantisipasi perkembangan lingkungan yang terbentang di hadapannya. 4. Mempunyai sikap mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan

20

namun cermat dalam memilih yang terbaik bagi diri dan perkembangan pribadinya.

5. Tanggap dan responsive terhadap perubahan yang terjadi

6. Menunjukkan hasil atau prestasi kerja yang baik yang dapat dilihat melalui efektivitas dan efisiensi kerja atau kualitas dan kuantitas kerja

1.5.3.3 Karakteristik profesionalisme Kerja

Dalam Royen (2007:11) mengatakan bahwa karakteristik profesionalisme aparatur sesuai dengan tuntutan good governance diantaranya :

1. Equality

Perlakuan yang sama atas pelayanan yang diberikan. Hal ini didasarkan atas tipe perilaku birokrasi rasional yang secara konsisten memberikan pelayanan yang berkualitas kepada semua pihak tanpa memandang afiliasi politik, status sosial dan sebagainya.

2. Equity

Perlakuan kepada masyarakat tidak cukup, selain itu juga perlakuan yang adil. Untuk masyarakat yang pluralistic kadang- kadang diperlukan perlakuan yang adil dan perlakuan yang sama. 3. Akuntabilitas Aparatur

Akuntabilitas merupakan suatu kebijakan strategis, hal ini harus dapat di implementasikan untuk menciptakan kepatuhan pelaksanaan tugas dan kinerja pegawai. Akuntabilitas juga merupakan kewajiban untuk memberikan tanggung jawab kinerja

21

kepada pihak- pihak tertentu. Hal ini didasarkan pada prinsip sebagai berikut :

a. Adanya komitmen dari pimpinan dan seluruh staf instansi untuk melakukan pengelolaan pelaksanaan misi agar akuntabel.

b. Menjamin penggunaan sumber- sumber daya secara konsisten dan sesuai dengan peraturan- peraturan.

c. Harus dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan

d. Berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta hasil dan manfaat yang diperoleh.

e. Jujur, objektif, transparan dan inovatif

Dengan demikian akuntabilitas merupakan pertanggung jawaban kinerja dari seseorang atau sekelompok. Kepada pihak- pihak yang memiliki wewenang sesuai dengan aturan yang ada. 4. Loyalitas Pegawai

Loyalitas aparatur yang berkaitan dengan karakteristik sosok profesionalisme adalah kesetiaan diberikan kepada konstitusi, hukum, pimpinan, bawahan dan rekan sekerja, berbagai jenis kesetiaan tersebut terkait satu sama lain dan tidak ada kesetiaan yang mutlak diberikan kepada satu jenis kesetiaan tertentu dengan mengabaikan yang lainnya.

22

Dengan demikian, maka para pegawai diharapkan supaya mampu menunjukkan loyalitas yang tinggi dalam seluruh aspek pekerjaannya.Loyalitas tidak memandang tingkatan artinya tidak membeda- bedakan pemberian pelayanan kepada setiap orang. 5. Kemampuan Aparatur/ Pegawai

Kemampuan merupakan salah satu unsur kematangan yang berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari pendidikan dan pelatihan serta pengalaman.

Profesionalisme pegawai sangat ditentukan oleh tingkat kemampuan pegawai yang tercermin dalam perilaku sehari - hari.Istilah tersebut mengacu kepada potensi pegawai dalam mengerjakan tugas dan bagiannya.

1.5.4 Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan terhadap Profesionalisme kerja