• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profil Dewan Pimpinan Wilayah PKS DKI Jakarta 1.Pengurus DPW PKS DKI Jakarta

SEJARAH PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (PKS) A. Sejarah Berdirinya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 54

D. Profil Dewan Pimpinan Wilayah PKS DKI Jakarta 1.Pengurus DPW PKS DKI Jakarta

a. Visi

Visi Umum : "sebagai partai da‟wah penegak keadilan dan kesejahteraan dalam bingkai persatuan ummat dan bangsa”.

Visi Khusus : ”partai berpengaruh baik secara kekuatan politik, partisipasi, maupun opini dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang madani”. b. Misi

Terdapat tujuh misi dari Partai Keadilan Sejahtera yakni : Pertama, menyebarluaskan da'wah Islam dan mencetak kader-kadernya sebagai anashir taghyir; Kedua, mengembangkan institusi-institusi kemasyarakatan yang Islami di berbagai bidang sebagai markaz taghyir dan pusat solusi;

Ketiga, membangun opini umum yang Islami dan iklim yang mendukung

bagi penerapan ajaran Islam yang solutif dan membawa rahmat; Keempat, membangun kesadaran politik masyarakat, melakukan pembelaan, pelayanan dan pemberdayaan hak-hak kewarganegaraannya; Kelima, menegakkan amar ma'ruf nahi munkar terhadap kekuasaan secara konsisten dan kontinyu dalam bingkai hukum dan etika Islam; Keenam, secara aktif melakukan komunikasi, silaturahim, kerjasama dan ishlah dengan berbagai unsur atau kalangan umat Islam untuk terwujudnya ukhuwah Islamiyah dan wihdatul-ummah, dan dengan berbagai komponen bangsa lainnya untuk memperkokoh kebersamaan dalam merealisir agenda reformasi; Ketujuh, ikut memberikan kontribusi positif dalam menegakkan keadilan dan menolak kedhaliman khususnya terhadap negeri-negeri muslim yang tertindas.

Dalam anggaran rumah tangga Partai Keadilan Sejahtera, bab III pasal 8 mengenai keanggotaan dijelaskan siapa saja yang berhak menjadi anggota Partai Keadilan Sejahtera adalah sebagai berikut :

1) Warga negara Indonesia, laki-laki maupun perempuan 2) Berusia tujuh belas tahun ke atas, atau sudah menikah

3) Berkelakuan baik

4) Setuju dengan tujuan-tujaun partai

5) Mengajukan permohonan menjadi anggota partai kepada sekretariat

pusat melalui DPD (Dewan Pimpinan Daerah)

6) Melaksanakan dan disiplin dengan kewajiban-kewajiban keanggotaan

7) Mengucapkan ikrar kesetiaan pada prinsip-prinsip dan disiplin partai

Jenjang Keanggotaan PKS

JENIS KEANGGOTAAN PENGERTIAN

Anggota Pemula Mereka yang mengajukan permohonan untuk menjadi anggota partai dan terdaftar dalam keanggotaan partai yang dicatat oleh Dewan Pimpinan Cabang (DPC) setelah lulus mengikuti training orientasi partai I (satu).

Anggota Muda Mereka yang terdaftar dalam keaggotaan partai yang dikeluarkan oleh dewan pimpinan cabang (DPC) dan telah lulus pelatihaan kepartaian tingkat dasar satu.

Anggota Madya Mereka yang terdaftar dalam keaggotaan partai yang dikeluarkan oleh dewan pimpinan cabang (DPC) dan telah lulus pelatihaan kepartaian tingkat dasar dua.

Anggota Dewasa Mereka yang terdaftar dalam keaggotaan partai yang dikeluarkan oleh dewan pimpinan cabang (DPC) dan telah lulus pelatihaan kepartaian

tingkat lanjutan

Anggota Ahli Mereka yang terdaftar dalam keanggotaan partai yang dikeluarkan oleh dewan pimpinan pusat (DPP) dan telah lulus pelatihan kepartaian tingkat tinggi.

Anggota Purna Mereka yang terdaftar dalam keanggotaan partai yang dikeluarkan oleh dewan pimpinan pusat (DPP) dan telah lulus pelatihan kepartaian tingkat ahli.

Anggota Kehormatan Mereka yang berjasa dalam perjuaangan partai dan dikukuhkan oleh Majelis Pertimbangan Partai.

Jenjang keanggotaan ini merupakan jenjang kaderisasi para aktivis Partai Keadilan Sejahtera. Jika telah memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan, maka jenjang keanggotaannya pun berubah.

Susunan Pengurus DPW PKS DKI Jakarta periode 2010 – 2015 ditetapkan melalui sidang paripurna musyawarah wilayah (muswil) yang dilakukan secara musyawarah mufakat yang diadakan di Hotel Atlet Century Park, Jakarta, Minggu 17 Oktober 2010. Adapun Susunan lengkapnya kepengurusan DPW PKS DKI Jakarta Periode 2010-2015 adalah sebagai berikut :57

a. Majelis Pertimbangan Wilayah (MPW)

Ketua : Ir. Triwisaksana, MSc.

Sekretaris : Igo Ilham, SST

Ketua Komisi Legislasi, Organisasi,

dan Kewilayahan : Wasito Al Wasith, S.Ag Ketua Komisi Pembinaan Kader

dan Perempuan : Ir. Eko Ihsanto, MSc. Ketua Komisi Kebijakan Publik

57

Sumber: Tim Kesekretariatan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Parta Keadilan Sejahtera DKI Jakarta

dan Kajian Strategis : Nurmansjah Lubis, SE, Ak, MM b. Dewan Syariah Wilayah (DSW)

Ketua : Abdurrahman Suhaemi, MA

Sekretaris : Ahmad Yani, BA

Ketua Lajnah Hisbah dan Disiplin

Syar‟i : Abdullah Qomarudin, Lc.

Ketua Lajnah Arbitrase : Mahbub, Lc. Ketua Lajnah Sumber Daya Insani : Ahmad Adnan, Lc. Lajnah Kerjasama Keummatan : Syu‟aib Zainal, Lc. c. Dewan Pengurus Wilayah (DPW)

Ketua Umum : Selamat Nurdin, S.Sos, MM

Wakil Ketua Umum : Ahmad Zairofi, Lc Sekretaris Umum : Tubagus Arif, S.Ag

Bendahara Umum : Drs. Nasrullah HN

Sek. Biro Humas dan Media : Ikhsan Fadilla, ST, MM Sek. Biro Perencanaan : Arif Priambodo, S.Psi, MM Ka. Bid. Kaderisasi : Tolhah Nuhin, Lc.

Ka. Bid. Pembangunan Keummatan : Hidayat Rohim Ka. Bid. Kebijakan Publik : Rois Hadayana, SH Ka. Bid. Kepanduan dan Olah Raga : Zainal Hasyim Ka. Bid. Generasi Muda dan Profesi : Fitra Arsil, SH, MH Ka. Bid. Perempuan : Dra. Iceu Hernawati Ka. Bid. Peng, Ekonomi dan

Kewirausahaan : Adi Susilo, MM.

Ka. Bid. Kelembagaan Sosial : Israyani, SP

Kantor DPW PKS Jakarta berada di Jalan R. Soeprapto, Kemayoran, Jakarta Pusat. Berbeda dengan kantor sebelumnya di jalan Kramat Kwitang Raya yang masih mengontrak, kantor baru ini sudah menjadi milik sendiri. Hal ini merupakan cerminan pusat pemerintahan yang harus lebih baik dari wilayah lain di Indonesia.

2. Data perolehan suara PKS 3 kali pemilu di DKI Jakarta

Dari hasil penghituangan suara untuk DPRD DKI yang memperebutkan 75 kursi, pada pemilu tahun 1999 Partai Keadilan Sejahtera telah mendapatkan 24 persen dari total suara, dengan perolehan sebanyak 18 kursi. Menyusul di tempat kedua, Partai Demokrat yang mendapatkan 16 kursi dengan persentase 21,33 persen suara. Di tempat ketiga, PDI Perjuangan mendapatkan 10 kursi dengan persentase 13,33 persen. Adapun Partai Golkar dan PPP, masing-masing memperoleh 7 kursi dengan persentase 9,33 persen. Sedangkan di urutan kelima, PAN memproleh enam kursi dengan persentase suara sebesar 8 persen. Selanjutnya, Partai Damai Sejahtera memperoleh 4 kursi dengan persentase 5,33 persen. Menyusul Partai Bintang Reformasi, yang mendapatkan 3 kursi dengan 4 persen suara.

Pada pemilu tahun 2004, PKS merupakan partai kedua terbanyak setelah partai Demokrat dalam meraih kursi DPRD. Dari 94 kursi DPRD DKI, Demokrat meraih 32 kursi, PKS 18 kursi, PDIP 11 kursi, Golkar 7 kursi, PPP 7 kursi, Gerindra 6 kursi, PAN 4 kursi, PDS 4 kursi, Hanura 4 kursi, dan PKB 1 kursi. Sedangkan syarat partai bisa mengusung calon dalam Pilkada DKI adalah memiliki minimal 15 kursi. Dengan demikian hanya partai Demokrat dan PKS yang bisa mengusung pasangan calon tanpa harus berkoalisi dengan partai lain.

Sedangkan pada pemilu tahun 2009 di DKI Jakarta, yang menjadi barometer politik nasional, suara PKS menurun. Hal lini bisa dibandingkan dari hasil pemilu 2004, di mana PKS mendapatkan 18 kursi (24 persen) dari 75 kursi DPRD DKI Jakarta. Sedangkan pada pemilu 2009, PKS mendapatkan 18 kursi dari 94 kursi DPRD. Artinya jumlah perolehan kursi di DKI antara tahun 2004 dengan 2009, tidak berubah atau jumlah kursi PKS tetap.

Ini hanya menggambarkan para pemilih di Jakarta, yang kritis, sudah dapat membaca arah PKS, yang tidak seperti yang diharapkan mereka, ketika awal berdiri. PKS perlahan-lahan mengalami transformasi

politik, dan menuju partai terbuka dengan visi "Keindonesiaan", yang cenderung menjadi sekuler.

Perubahan itu, mulai terjadi ketika berlangsung Munas di Bali, yang akan menjadikan PKS menjadi sebuah partai yang terbuka. Tetapi, waktu itu gagal, karena sebagian anggota majelis syuro, menolak gagasan partai terbuka. Langkah-langkah yang ingin diwujudkan menjadikan PKS sebagai partai terbuka, hanya bagian dari kecenderungan para pemimpin elite PKS, yang sudah sangat terobsesi dengan kekuasaan.

3. Jumlah Anggota DPRD dari PKS dalam 3 kali pemilu

Sebaga sebuah partai politik yang berusaha meraih dukungan masyarakat pemilih dan memperjuangkan aspirasinya di parlemen, tentu saja PKS (dan di era sebelumnya melalui PK) mengalami jatuh bangun dalam kancah perpolitikan nasional. Hal yang sama tentu juga terjadi di Jakarta yang menjadi barometer politik nasional. Sejak Pemilu pertama yang diikuti yaitu tahun 1999, PKS yang masih bernama PK sudah berhasil menempatkan wakilnya di DPRD DKI Jakarta dan membentuk fraksi sendiri dengan 4 orang anggota.

Jika dihitung dari pengalaman sebagai fraksi yang bekerja penuh dalam satu periode, berarti sudah tiga periode Fraksi PKS menjalankan misi memperjuangkan aspirasi warga Jakarta selama 5 tahun yaitu periode 1999-2004, periode 2004-2009 dan periode 2009-2014. Selama tiga periode itu pula banyak hal yang sudah diperjuangkan fraksi PKS bagi warga Jakarta dan pembangunan Jakarta yang lebih, tanpa atau dengan posisi strategis yang dipegang anggota Fraksi PKS di DPRD DKI Jakarta. Masyarakat juga sudah merasakan keberadaan dan manfaat dari kiprah Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta.

Perjuangan gigih di DPRD DKI Jakarta yang didukung aksi-aksi nyata para kadernya di masyarakat, menghantarkan PKS meraih dukungan publik dengan meraih suara terbanyak di Jakarta pada Pemilu 2004 dengan 18 kursi. Pemilu 2009 PKS Jakarta juga meraih 18 kursi meskipun dari persentase raihan suara mengalami penurunan. Pada Pemilu 2014, raihan

suara PKS di Jakarta meraih 11 kursi DPRD. Selengkapnya, berikut adalah perolehan suara Parpol di DKI Jakarta pada masing-masing Daerah Pemilihan:

Tabel 1

Jumlah Kursi di DPRD DKI Jakarta 2004-2009

No Partai Politik Jumlah

Kursi Persentase 1 DEMOKRAT 32 34,04 2 PKS 18 19,15 3 PDIP 11 11,70 4 GOLKAR 7 7,45 5 PPP 7 7,45 6 GERINDRA 6 6,38 7 PAN 4 4,26 8 PDS 4 4,26 9 HANURA 4 4,26 10 PKB 1 1,06 TOTAL 94

Pada periode 2004-2009, sebagai partai pemenang Pemilu di Jakarta dan peraih kursi terbanyak di DPRD, PKS semakin memperkuat peran dan posisinya dalam memperjuangkan kepentingan warga Jakarta dan mewujudkan Jakarta yang lebih baik. Perjuangan ini dilakukan melalui para anggota di fraksi maupun di posisi-posisi strategis Komisi-Komisi dan alat kelengkapan dewan lainnya. Anggota FPKS yang menjadi Walil ketua Komisi D menginisiasi pembentukan Kaukus Lingkungan yang melibatkan LSM dan akademisi di bidang lingkungan untuk mendorong perbaikan lingkungan di Jakarta khususnya polusi udara. Fraksi PKS melalui kaukus ini berhasil mendorong lahirnya Perda No. 2 Tahun 2005 tentang Pengendalian Pencemaran Lingkungan. Perda ini kemudian terkenal denga Perda rokok karena berhasil memasukan

pengaturan tentang kawasan bebas asap rokok di ruang publik. Perda ini juga "memaksa" Pemda DKI melakukan upaya-upaya untuk mengurangi polusi dari asap kendaraan bermotor diantaranya melalui Hari Bebas Kendaraan Bermotor.

Pada pemilu 2009, PKS memperoleh suara sebanyak 8.206.955 suara atau 7,9 persen dan mendapat 57 kursi di DPR (10 persen). Sedangkan perolehan kursi di DPRD DKI Periode 2009-2014 sebagai berikut:

Table 2

Jumlah Kursi di DPRD DKI Jakarta 2009-2014

No Partai Politik Jumlah Kursi Persentase

1 PDIP 28 26,42 2 GERINDRA 15 14,15 3 PKS 11 10,38 4 DEMOKRAT 10 9,43 5 HANURA 10 9,43 6 PPP 10 9,43 7 GOLKAR 9 8,49 8 PKB 6 5,66 9 Nasional Demokrat 5 4,72 10 PAN 2 1,89 TOTAL 106 100

Dengan suara tersebut menjadikan PKS Salah satu partai yang dominan di DPRD DKI Jakarta 2009-2014. Dengan berbekal suara tersebut menjadi salah satu pertimbangan mengusung calon pada Pemilukada DKI 2012 dengan mencalonkan Hidayat Nur Wahid menjadi Gubernur DKI. "Kita berhasil mempertahankan suara kita saat Pemilukada, kader-kader sudah maksimal bekerja, tapi namanya politik ya sangat dinamis, partai yang besar bisa menurun, kami ucapkan selamat kepada PDI Perjuangan DKI Jakarta," ujar Ketua Komisi B DPRD DKI ini. PKS juga digempur isu korupsi dengan ditangkapnya mantan Presiden PKS Luthfi Hasa Ishaaq. Peran PKS di DPRD DKI juga semu. Mereka

lebih condong diam melihat karut marutnya Jakarta akibat banjir dan macet.

4. Prolehan suara pilgub untuk PKS dua kali pilkada

Berdasarkan Pengumuman Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta pada tanggal 20 Juli 2012 Hasil pemilukada DKI Jakarta putaran pertama dan hasil pemilukada DKI Jakarta putaran 2 diumumkan pada Sabtu, 29 September 2012. Berikut perolehan suara Pemilihan Cagub dan Cawagub DKI Jakarta Putaran pertama dan putaran kedua.

No Calon Gubernur-Wakil

Gubernur Partai Politik

Putaran 1 Putaran 2

Pemilih % Pemilih %

3 Joko Widodo dan Basuki

Tjahaja Purnama PDIP dan Gerindra 1.847.157 42,60% 2.472.130 53,82%

1 Fauzi Bowo dan Nachrowi

Ramli

PD, PAN, Hanura, PKB,

PBB, PMB, dan PKNU 1.476.648 34,05% 2.120.815 46,18%

4 Hidayat Nur Wahid

dan Didik J. Rachbini PKS 508.113 11,72%

5 Faisal Batubara dan Biem

Triani Benjamin Independen 215.935 4,98%

6 Alex Noerdin dan Nono

Sampono

Golkar, PPP, PDS, PP, PKPB, PKDI, Republika, PPIB, Partai Buruh, PPNUI, PNI Marhaenisme

202.643 4,67%

2 Hendardji Soepandji

dan Ahmad Riza Patria Independen 85.990 1,98%

Jumlah suara sah 4.336.486 4.592.945

Jumlah suara tidak sah 93.047

Golput 2.555.207 36,60% 2.349.657

Jumlah seluruh suara 4.429.533

Jumlah Total DPT 6.962.348 100% 6.996.951 100%

Dalam Pemilukada Gubenur dimenangkan oleh Joko Widodo-Basuki. Pasangan ini mengalahkan pasangan incumbent dengan perolehan suara 53.82% sedangakan Fauzi-Nara mendapatkan 46.18% suara. Dalam

pemilukada ini bisa dilihat bahwa dukungan dari banyak partai bukan menjadi suatu jaminan akan memenangkan pilkada tetapi dalam pilkadaa ini sosok sangat mempengaruhi pemilih DKI Jakarta.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN