• Tidak ada hasil yang ditemukan

Alun-Alun Kota Taliwang terletak di Kelurahan Kuang Kecamatan Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat. Oleh karena itu profil komunitas yang akan peneliti bahas adalah profil komunitas kelurahan Kuang.

Letak Geografis

Wilayah Kelurahan Kuang terletak di Kecamatan Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat dengan luas 24,84 km2 atau 6,61 persen dari luas wilayah Kecamatan Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat, sedangkan Kecamatan Taliwang sendiri memiliki luas wilayah 375,93 km2. Kecamatan Taliwang terdiri dari 7 kelurahan dan 8 desa, yaitu ; Kelurahan Kuang; Kelurahan Dalam; Kelurahan Bugis; Kelurahan Menala; Kelurahan Sampir; Kelurahan Telaga Bertong; dan Kelurahan Arab Kenangan. Sedangkan desa terdiri dari Desa Lalar Liang; Desa Labuhan Lalar; Desa Kertasari; Desa Banjar; Desa Batu Putih; Desa Seloto; Desa Sermong; dan Desa Tamekan. Batas wilayah Kelurahan Kuang sebelah utara berbatasan dengan wilayah Kelurahan Dalam, sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Menala dan Kelurahan Telaga Bertong, sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Sampir dan Kelurahan Menala, sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Dalam dan Telaga Bertong.

Kelurahan Kuang sebagian besar bentangan wilayahnya adalah berupa dataran rendah. Menurut penggunaan wilayahnya sebagian besar digunakan sebagai area persawahan, perkantoran dan pemukiman.Kelurahan Kuang sebesar 248,4 ha, luas area persawahan sebesar 132,59 ha, luas area perkantoran sebesar 39,11 ha, luas area pemukiman sebesar 34,89 ha, sisanya adalah digunakan untuk perkebunan, pekarangan, kuburan, dan sarana umum lainnya. Dari total luas wilayah Kelurahan Kuang sebesar 2484 ha, luas area persawahan sebesar 132,59 ha, luas area bukan sawah sebesar 84,04ha, luas area non pertanian sebesar 31,77 ha. Secara administratif Kelurahan Kuang terdiri dari 6 (enam) lingkungan yaitu : Lingkungan Kuang; Lingkungan Semoan; Lingkungan Pesanggrahan; Lingkungan Motong; Lingkungan Tiang Enam; Lingkungan Sebubuk.

Kependudukan Jumlah dan Komposisi Penduduk

Penduduk Kelurahan Kuang berjumlah 5.895 jiwa yang tersebar di 6 Lingkungan. Terdiri dari 2.971 jiwa laki-laki dan 2.924 jiwa perempuan. Jumlah rumah tangga di Kelurahan Kuang pada tahun 2011 sebanyak 1.504rumah tangga. Sebagai informasi mengenai perbandingan jumlah penduduk pertengahan tahun dan sex ratio Kelurahan Kuang dari tahun 2009 sampai dengan 2011, dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Sex Ratio Tahun 2009-2011. No Tahun Rumah Tangga Laki-

Laki Perempuan Jumlah

Sex Ratio

1 2009 1.404 2.565 2.657 5.222 96.54

2 2010 1.489 2.940 2.897 5.837 101.89

3 2011 1.504 2.971 2.924 5.895 102.00

Sumber : BPS Sumbawa Barat (data diolah)

Kepadatan Geografis dan Agraris

Jumlah penduduk Kelurahan Kuang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, dengan kepadatan penduduk dapat dilihat perkembangannya dari tahun 2009 sampai dengan 2011 pada Tabel 2. Pada Tahun 2011 kepadatan penduduk Kelurahan Kuang telah mencapai 237 jiwa/kilometer persegi.

Tabel 2 Kepadatan Penduduk Kelurahan Kuang Tahun 2009-2011

No Tahun Luas (km2) Jumlah Penduduk Kepadatan per km2 1 2009 24.84 5.222 210 2 2010 24.84 5.837 235 3 2011 24.84 5.895 237

Sumber : BPS Sumbawa Barat ( data diolah)

Kepadatan penduduk di wilayah Kelurahan Kuang terhitung cukup tinggi dibandingkan dengan kelurahan atau desa lain yang ada di Kecamatan Taliwang, karena Kelurahan Kuang merupakan pusat sebagaian aktivitas perekonomian kabupaten dan letaknya yang tidak jauh dari ibukota kecamatan maupun kabupaten. Pada tahun 2010 menunjukkan bahwa setiap 1 km2 di Kelurahan Kuang ada 235 jiwa penduduk. Pengguanaan lahan Kelurahan Kuang pada tahun 2010 sebagian besar masih dipergunakan untuk lahan persawahan yaitu sebesar 13,26 ha, lahan bukan sawah sebesar 8,4 ha, lahan non pertanian sebesar 3,18 ha. Meskipun Kelurahan Kuang merupakan kelurahan yang paling dekat dengan ibukota kecamatan, akan tetapi lahan persawahan masih cukup luas. Lahan persawahan di Kelurahan Kuang sebagian besar menggunakan irigasi teknis. Lahan bukan sawah sebagian besar dipergunakan untuk tegalan, kebun atau ladang. Sedangkan lahan non pertanian sebagaian besar digunakan untuk rumah bangunan dan lainnya.

Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk Kelurahan Kuang disebabkan karena adanya faktor migrasi, fertilitas (kelahiran) dan mortalitas (kematian). Migrasi masuk maupun migrasi keluar yang terjadi di Kelurahan Kuang disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah faktor perkawinan, lapangan pekerjaan atau lapangan usaha, dan faktor pendidikan. Adapun data mengenai perkembangan migrasi penduduk Kelurahan Kuang dapat dilihat di Tabel3. Sedangkan data mengenai fertilitas dan mortalitas penduduk Kelurahan Kuang dapat dilihat di Tabel 4.

27

Tabel 3 Jumlah penduduk pindah datang Kelurahan Kuang Tahun 2009-2011

No Tahun Pindah (jiwa) Datang (jiwa)

1 2009 104 128

2 2010 84 158

3 2011 175 243

Sumber : data diolah BPS Sumbawa Barat.

Tabel 4 Jumlah Kelahiran dan Kematian Kelurahan Kuang Tahun 2009-2011 No Tahun Kelahiran (jiwa) Kematian (jiwa)

1 2009 160 26

2 2010 146 38

3 2011 99 49

Sumber : BPS Sumbawa Barat

Struktur Sosial Stratifikasi Sosial

Dalam stratifikasi sosial masyarakat Kelurahan Kuang yang paling mudah adalah dilihat dari asal penduduk, yaitu terdiri dari penduduk asli (pribumi) dan penduduk pendatang.Penduduk pendatang sebagian besar datang dari Lombok, Sumbawa, Bima, Dompu, Jawa, Sumatra, dan Sulawesi. Masyarakat Kelurahan Kuang sudah sangat majemuk, dan mereka hidup berdampingan antara penduduk asli (pribumi) dan penduduk pendatang. Tidak ada masyarakat asli (pribumi) yang terpinggirkan oleh masyarakat pendatang, sehingga pemukiman di Kelurahan Kuang cukup menyebar dan menyampur antara masyarakat asli (pribumi) dengan masyarakat pendatang.

Kelembagaan Sosial

Kelembagaan sosial yang ada di Kelurahan Kuang terdiri dari kelembagaan yang bersifat formal maupun informal. Kelembagaan yang telah terbentuk secara formal kedalam suatu lembaga adalah LPMD, PKK, Rukun Warga, Rukun Tetangga, Karang Taruna, Kelompok Tani, Lembaga Adat, Organisasi Keagamaan seperti kelompok pengajian Muslimat, Organisasi Perempuan dan Organisasi pemuda yang terbentuk secara informal oleh masyarakat.

Jejaring Sosial

Hubungan sosial yang ada di masyarakat Kelurahan Kuang yang terbentuk baik dengan di dalam komunitas maupun di luar komunitas dapat dibedakan ke dalam kategori yang berbeda, yaitu: (1) jejaring sosial yang terbentuk karena adanya kepentingan (interest) yaitu jejaring sosial yang dibentuk oleh para pelaku bisnis yang ada di Kelurahan Kuang baik yang terbentuk secara horisontal maupun secara vertikal, misalnya yang terbentuk secara horisontal adalah jejering sosial yang terbentuk olehpara pedagang makanan atau warung makan. Hubungan sosial yang terbentuk atas dasar keakraban dan kekeluargaan tersebut tidak terlepas dari adanya faktor kepentingan, misalnya kepentingan dalam menentukan standar harga makanan yang mereka jual, kepentingan dalam mencari pengepul

makanan jadi untuk warung makan mereka, karena sebagian dari penjual makanan jadi atau warung makan biasanya terdiri dari kumpulan para penjual makanan jadi, mereka sepakat berkumpul di dalam suatu tempat atau mereka hanya menitipkan makanan jadi mereka pada salah seorang penjual makanan yang kemudian dijual secara bersama-sama. Ada yang menitipkan sayuran jadi, atau lauk-pauk jadi, termasuk makanan kecil. Hubungan sosial yang terbentuk secara vertikal terjadi dikalangan pedagang besar misalnya hubungan yang terjadi antara pemilik toko-toko besar seperti UD Fantasi, UD Alif, dan toko Adiba, mereka telah memiliki hubungan-hubungan sosial yang baik dengan para pemasok barang yang mereka jual baik yang ada di Pulau Lombok misalnya Kota Mataram maupun Pulau Jawa misalnya Kota Surabaya. Mereka hanya berkomunikasi melalui telepon untuk mendapatkan barang yang mereka jual, dan mereka kemudian mengirimkan uang melalui bank, dankemudian mereka menunggu kiriman mereka datang, sehingga mereka tidak perlu datang ke tempat-tempat seperti ke Mataram atau Surabaya. (2) Jejaring sosial yang terbentuk karena atas dasar hubungan sosial yang bermuatan emosi, misalnya Ikatan Keluarga Bima- Dompu dan Ikatan Keluarga Lombok. Banyaknya para pendatang yang berasal dari daerah Bima dan Dompu dan Lombok di Kelurahan Kuang karena atas dasar keakraban dan kekeluargaan mereka membentuk perkumpulan yang secara informal mereka sering bertemu dalam bentuk arisan keluarga atau hanya sekedar berkumpul di salah satu keluarga. Jejaring sosial ini terbentuk secara informal yang biasanya terbentuk melalui pertemuan di pekerjaan sehari-hari.

Kelembagaan Ekonomi

Kelembagaan ekonomi yang ada di Kelurahan Kuang Tahun 2011 secara rinci dapat dilihat di Tabel 5.

Kelompok Usaha Produktif

Kelompok usaha produktif yang ada di Kelurahan Kuang paling banyak dilakukan dalam bentuk koperasi, selebihnya usaha produktif yang ada di Kelurahan Kuang dilakukan secara perorangan. Kelompok usaha yang paling banyak dilakukan adalah dalam bentuk wadah koperasi. Jenis-jenis koperasi yang ada di Kelurahan Kuang dapat dilihat di Tabel 6.

Aksessibilitas terhadap Kebijakan dan Sumberdaya

Aksessibilitas masyarakat Kelurahan Kuang untuk menggunakan fasilitas dan sumberdaya-sumberdaya yang ada di sekitarnya cukup baik. Lokasi Kelurahan Kuang yang strategis dekat dengan ibukota kecamatan dan kabupaten membuat akses terhadap fasilitas-fasilitas umum menjadi lebih mudah. Dari segi kualitas dan kuantitas akses terhadap sumberdaya dan fasilitas umum lebih mudah diperoleh dibanding dengan kelurahan atau desa lainnya yang lokasinya jauh dengan ibukota kecamatan atau kabupaten. Sebagai contoh, akses masyarakat terhadap fasilitas umum seperti : pendidikan; kesehatan; jalan raya; sarana olah raga, masyarakat Kelurahan Kuang sangat mudah dan dekat untuk mengaksesnya dengan kualitas baik. Wilayah administratif Kelurahan Kuang yang sangat dekat dengan ibukota kecamatan dan kabpaten mempercepat dan mempermudah proses transformasi akses dan informasi tentang kebijakan pemerintah.

29

Tabel 5 Jumlah lembaga ekonomi di Kelurahan Kuang Tahun 2011

No Jenis Lembaga Ekonomi Jumlah Satuan

1 Lembaga Ekonomi dan Unit Usaha Kelurahan

Koperasi Simpan Pinjam 22 Unit Kelompok Simpan Pinjam 2 Unit 2 Jasa Lembaga keuangan

Lembaga keuangan non bank 22 Unit Bank Pemerintah 1 Unit 3 Industri Kecil dan Menengah

Industri makanan 4 Unit Industri alat rumah tangga 2 Unit Industri kerajinan 3 Unit 4 Usaha Jasa Pengangkutan

Angkutan Desa/Perkotaan (pemilik) 4 Orang Angkutan Kota/propinsi 2 Unit Jasa Pengiriman Barang 2 Unit 5 Usaha jasa Perdagangan

Usaha toko/kios 279 Unit

Swalayan 1 Unit

Warung serba ada 75 Unit Toko kelontong 1 Unit Industri karoseri/cat mobil 1 Unit 6 Usaha Jasa Hiburan

Group musik/band 3 Unit Group vokal/paduan suara 1 Unit 7 Usaha Jasa Gas, Listrik, BBM dan Air

Pangkalan minyak tanah 4 Unit Pengecer gas dan bahan bakar minyak 6 Unit 8 Usaha Jasa Keterampilan

Tukang kayu 44 Orang

Tukang batu 40 Orang

Tukang jahit/bordir 10 Orang

Tukang cukur 4 Orang

Tukang service elektronik 4 Orang

Tukang besi 1 Orang

Tukang pijat/urut/pengobatan 5 Orang 9 Usaha Jasa Penginapan

Persewaan kamar 49 Unit Kontrakan rumah 30 Unit

Hotel 1 Unit

Tabel 6 Jumlah Anggota Menurut Jenis Koperasi Lingkungan Kuang Tahun 2012

No Jenis Koperasi Jumlah

(unit)

Jumlah Anggota

L P

1 KPRI/KPN (Koperasi Pegawai) 2 64 22

2 KSU (Koperasi Serba Usaha) 5 123 51

3 Koppas 1 40 12 4 Kopkar 1 20 19 5 Koperasi sekunder 1 7 2 6 Kopwan 2 0 68 7 KBRT (Koperasi berbasis RT) 12 180 60 Jumlah 434 234

Sumber : data diolah Dinas Koperindag Sumbawa Barat Tahun 2012.

Jaringan Bisnis

Jaringan bisnis yang telah berjalan di Kelurahan Kuang sudah cukup maju. Kondisi dan letak geografis Kelurahan Kuang yang sangat strategis membuat jaraingan bisnis di Kelurahan Kuang menjadi sangat baik. Kemudahan dalam mengakses fasilitas dan sumberdaya yang ada menjadi faktor penunjang dalam membangun jaringan bisnis. Sarana transportasi dan komunikasi yang memadahi menjadi faktor utama pendukung terjadinya jaringan bisnis yang baik. Lokasinya yang banyak dilintasi jalan raya utama kecamatan dan kabupaten mempermudah pemasaran terhadap hasil-hasil produksi yang ada di Kelurahan Kuang. Itulah sebabnya di Kelurahan Kuang banyak sekali bisnis yang berkembang di kalangan masyarakat. Dari data laporan profil kelurahan tahun 2011 bahwa jumlah usaha jasa perdagangan mencapai 357 unit. Hal ini menunjukkan bahwa proses bisnis dan perekonomian sangat kental dan beragam. Jaringan bisnis yang terbangun di Kelurahan Kuang adalah antara Pemilik dan Pemasok.

Tokoh Bisnis

Tokoh bisnis masyarakat Kelurahan Kuang yang dapat dijadikan contoh di lingkungan masyarakat Kelurahan Kuang adalah Yusuf Randi dan Nurhayati. Kemampuannya dalam melakukan bisnis sudah dapat dilihat hasilnya. Dilihat dari perkembangan usaha, banyaknya tenaga kerja yang terserap, banyaknya jenis atau macam barang yang diperjualbelikan dan banyaknya konsumen yang datang untuk memperoleh barang ataupun jasa yang mereka hasilkan bahwa mereka dapat membawa dampak positif untuk masyarakat di sekitar Kelurahan Kuang dan masyarakat Sumbawa Barat pada umumnya. Usaha yang dilakukannya bisa dikatakan usaha yang paling maju di Kabupaten Sumbawa Barat untuk jenis usaha di bidangnya. Dalam usaha bisnisnya, Yusuf Randi dan Nurhayati menyediakan barang yang cukup lengkap untuk jenis usaha di bidangnya.

Pola-Pola Kebudayaan Sistem Norma dan Nilai

Sistem norma dan nilai yang berkembang di masyarakat Kelurahan Kuang adalah sistem nilai atau adat istiadat yang telah berkembang dari sejak dulu. Meskipun Kelurahan Kuang letak geografisnya terletak dekat dengan ibukota

31

kecamatan dan kabupaten, sistem adat yang berkembang sejak dulu hingga sekarang juga masih mereka lakukan. Adat istiadat Sumbawa atau “Adat Samawa” masih sangat melekat di Kelurahan Kuang. Dalam beberapa aspek kehidupan adat istiadat tersebut masih tetap mereka laksanakan, misalnya dalam hal perkawinan; “Adat Samawa” yang dilakukan adalah “Bakatoan” artinya adalah dari pihak laki-laki menanyakan atau meminta ijin kepada keluarga pihak perempuan apakah si calon perempuan sudah memiliki calon apa belum. “ Entek

Sito” artinya dari barang yang diserahkan oleh pihak laki-laki memberikan seserahan sebagai simbol bahwa pihak perempuan sudah terikat dengan pihak laki-laki, biasanya sito diserahkan pada saat acara“Sorong Serah”.Sorong Serahartinya prosesi pihak laki-laki melamar pihak perempuan. “Barodak” artinya mendo‟akan dan memberikan restu kepada calon mempelai agar diberikan kemudahan dan kelancaran dalam melangsungkan pernikahan. “Tokal Adat”

artinya rapat keluaga ang dilaksanakan oleh keluarga mempelai untuk membahas perkawinan mempelai. “Bakelewang” artinya gotong-royong dalam kegiatan masak-memasak misalnya ada acara-acara seperti perkawinan, khitan anak, dan kelahiran anak. Dalam rangka melestarikan adat istiadat Sumbawa atau “Adat Samawa” oleh masyarakat Kelurahan Kuang dibentuklah suatu lembaga adat yang disahkan dengan surat keputusan lurah yang terdiri dari 16 orang pengurus. Orientasi Nilai Budaya

Pelaksanaan nilai-nilai budaya di lingkungan Kelurahan Kuang masih sangat berorientasi terhadap budaya gotong-royong. Sebagai contoh gotong- royong masyarakat yang masih melekat adalah dalam hal perkawinan, jika kita bandingkan orientasi nilai budaya yang berlangsung di Jawa, bisa dikatakan mungkin sudah jarang ditemukan di Jawa. Budaya “ Basiru” artinya saling membalas dalam menolong. Misalnya dalam perkawinan, baik dari keluarga mampu maupun tidak mampu masyarakat sekitar dan keluarga dekat ikut membantu baik secara fisik maupun secara finansial. Di dalam adat jawa biasanya yang dikategorikan keluarga dekat adalah keluarga yang masih satu kandung atau saudara kandung, akan tetapi di Kelurahan Kuang dan sekitarnya yang dikatakan keluarga dekat mungkin saja sampai dengan keturunan generasi ke tiga dan keempat. Menjadi menarik ketika pada saat yang dibantu usianya sudah tua, kelak keturunannya harus bisa membalas kebaikan yang telah diterima orang tuanya dahulu apabila orang tuanya belum sempat membalaskebaikan tersebut. Pola Bersikap, Bertindak, dan Sarana

Tokoh masyarakat, tokoh agama, kepala desa, dan tokoh bisnis memiliki pengaruh besar dalam bersikap dan bertindak dalam masyarakat. Tokoh-tokoh tersebut dapat berperan sebagai motivator, pembimbing dan menjadi mediator dalam seluruh aspek kegiatan kemasyarakatan di Kelurahan Kuang. Ini terlihat, jika dalam kegiatan yang diselenggarakan masyarakat melihat bahwa tokoh-tokoh tersebut dan kepala desa ikut serta maka masyarakat akan tertarik pula berperan serta. Pola bersikap dan bertindak masyarakat Kelurahan Kuang dipengaruhi oleh norma sosial budaya dan kesetiaan anggota masyarakat terhadap norma tersebut. Warga masyarakat memberikan pertolongan ke warga yang lainnya, karena tingginya rasa solidaritas sosial yang ada dalam masyarakat

Pola-Pola Adaptasi Ekologi Basis Ekologi dan Perubahannya

Berdasarkan luas penggunaan lahan di Kelurahan Kuang, sebagian besar adalah lahan persawahan dengan menggunakan sistem irigasi teknis. Adanya sistem irigasi teknis ini cukup membantu para petani dalam melakukan kegiatan pertaniannya. Letak topografi Kelurahan Kuang yang cenderung rendah, menjadi tantangan bagi para petani ketika musim hujan tiba. Bencana banjir dapat menjadi kendala utama petani dalam melakukan kegiatan pertaniannya. Beberapa upaya telah ditempuh oleh pemerintah dalam menanggulangi bencana banjir tersebut.Akan tetapi, sampai sekarang bencana banjir masih mengahantui masyarakat Kelurahan Kuang. Pembangunan sistem drainase yang ada di sekitar Kelurahan Kuang belum mampu menampung debit air yang turun ketika curah hujan tinggi. Sistem drainase yang ada masih perlu diperbaiki, jika masyarakat Kelurahan Kuang menginginkan terbebas dari bencana banjir setiap musim hujan tiba.

Matapencaharian Utama

Mata pencaharian dan kehidupan ekonomi Kelurahan Kuang sebagian besar bergantung pada sektor perdagangan dan pertanian. Potensi lahan pertanian yang luas menjadi faktor pendukung bagi para petani dalam melakukan kegiatan pertaniannya. Letak geografis Kelurahan Kuang yang strategis yang dilintasi jalan ibukota kecamatan dan kabupaten menjadi keunggulan pada kegiatan perdagangan.Kepala keluarga sebagai penanggungjawab dalam keluarga menjadi pertimbangan dalam menentukan matapencahaharian utama, meskipun matapencaharian atau lapangan kerja anggota keluarga juga sangat bervariasi. Data lapangan pekerjaan yang dimiliki oleh kepala keluarga di Kelurahan Kuang dapat dilihat di Tabel 7.

Tabel 7 Jumlah Kepala Keluarga Menurut Lapangan Pekerjaan Utama

No Lapangan Pekerjaan Jumlah

1 Pertanian 353

2 Perikanan 0

3 Pertambangan 12

4 Industri Pengolahan 22

5 Perdagangan dan Rumah Makan 380

6 Pengangkutan dan Komunikasi 18

7 Jasa Perorangan 382

8 Jasa pemerintahan 210

9 Lainnya (Listrik, Bank, dll) 35

10 Tidak Bekerja 139

Sumber : BPS Sumbawa Barat Tahun 2012

Lapangan pekerjaan yang dimiliki oleh kepala keluarga mungkin belum cukup untuk mewakili kondisi matapencaharian masyarakat Kelurahan Kuang. Penduduk Kuang yang bekerja sebagai tenaga kerja di luar negeri sebanyak 77 orang. Di sektor pemerintahan yang bekerja sebaga PNS sebanyak 313 orang, sebagai TNI/POLRI sebanyak 15 orang.

33

Strategi Penghidupan

Permasalahan strategi penghidupan yang dihadapi oleh masyarakat Kelurahan Kuang tidak terlalu berat ditanggung oleh masyarakat Kelurahan Kuang. Kemandirian hidup telah menjadi bagian dari masyarakat Kelurahan Kuang. Sebagian besar masyarakatnya telah memiliki matapencaharian yang baik untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik. Lokasi Kelurahan Kuang yang dekat dengan ibukota kecamatan dan kabupaten menjadi salah satu keuntungan yang dimiliki oleh masyarakat Kelurahan Kuang. Kemudahan untuk mendapatkan fasilitas-fasilitas umum dan aksessibilitas terhadap sarana dan sumber daya membuat masyarakat Kelurahan Kuang sangat mudah dalam menghadapi keberlangsungan hidupnya. Akan tetapi, strategi penghidupan merupakan alternatif pilihan atas beberapa permaslahan yang mereka hadapi terkait dengan sumber penghidupan yang mereka peroleh.

Strategi penghidupan yang diterapkan oleh rumah tangga di Kelurahan Kuang diantaranya:

1. Letaknya yang sangat strategis dekat dengan ibukota kecamatan dan kabupaten

dimanfaatkan oleh beberapa ibu rumah tangga yang tidak memiliki pekerjaan tetap untuk menawarkan jasa secara informal, misalnya : jasa penitipan anak, jasa laundry dan setrika sehingga dapat menambah penghasilan keluarga. Selain itu, bagi rumah tangga yang ekonominya tinggi banyak yang membuat persewaan kamar (kost) untuk menambah penghasilan bulanan.

2. Beberapa rumah tangga yang masih memiliki tanah pekarangan luas, biasanya

mereka menanam sayuran atau buah-buahan untuk dipergunakan sehari-hari apabila suatu ketika mereka sedang mengalami masalah finansial mereka dapat memetik langsung dari kebun sendiri.

3. Pada saat musim tanam sudah usai, para petani laki-laki sambil menunggu hasil

panennya biasanya banyak yang menawarkan jasa transportasi (ojek) untuk menambah penghasilan keluarga.

4. Hubungan sosial kemasyarkatan yang baik membawa dampak pada hubungan

keakraban dan kekeluargaan antarsesama anggota masyarakat, biasanya rumah tangga (masyarakat) yang mampu dengan sendirinya akan berbagi dengan tetangga di sekitar rumahnya, misalnya : dengan membagi masakan kepada tetangga yang kurang mampu.

Masalah-masalah Sosial Deskripsi Masalah Sosial

Masalah dapat diartikan sebagai perbedaan harapan dengan kenyataan. Suatu masalah disebut sebagai masalah sosial jika masalah tersebut dirasakan oleh banyak orang dan menuntut pemecahan melalui aksi sosial secara kolektif. Data BPS Sumbawa Barat tiga tahun terakhir 2009-2011 masalah sosial yang berupa tindak kejahatan hanya ada dua kasus pada tahun 2009 yaitu satu kasus masalah pencurian dan satu kasus masalah narkoba. Tahun 2010 dan 2011 tidak ada masalah sosial dalam bentuk kejahatan. Kondisi lingkungan masyarakat Kelurahan Kuang yang cukup kondusif, dapat meminimalisir timbulnya masalah sosial yang berupa tindak kejahatan. Masalah sosial lainnya adalah masalah pengangguran. Jumlah penduduk usia 18 sampai dengan 56 tahun yang bekerja tidak tentu pada tahun 2011 sebanyak 631 orang. Penduduk yang belum memiliki pekerjaan tetap dikatakan sebagai bagian dari pengangguran atau lebih dikenal sebagai pengangguran sementara. Tersedianya lapangan pekerjaan yang tidak sesuai dengan minat masyarakat Kelurahan Kuang

sehingga mereka memilih untuk menjadi pengangguran dari pada harus bekerja sesuai

dengan minat mereka. Selain etos kerja yang rendah, perasaan “gengsi” masyarakat

masih tinggi. Mereka tidak mau bekerja yang menuntut fisik terlalu berat, apalagi kalangan muda biasanya mereka merasa malu jika mereka harus bekerja sebagai buruh kasar. Oleh karena itu, masalah pengangguran selalu menjadi masalah sosial yang tidak akan pernah ada habisnya.

Dampak Masalah Sosial

Dampak yang ditimbulkan adanya masalah sosial di lingkungan masyarakat Kelurahan Kuang adalah jika semakin banyak pengangguran yang ada di masyarakat Kelurahan Kuang dapat merusak semangat dan etos kerja yang ada di masyarakat Keluarahan Kuang. Pengaruh keberadaan pengangguran baik secara langsung ataupun tidak langsung di dalam pergaulan sehari-hari akan mempengaruhi perilaku masyarakat yang lain, jika jumlah pengangguran sudah mulai tidak bisa dikendalikan. Dalam jangka panjang pengangguran yang

Dokumen terkait