• Tidak ada hasil yang ditemukan

Progam Dinas Sosial Kota Salatiga Terhadap Anak Terlantar Dalam Rehabilitasi Sosial

B. HASIL PENELITIAN

7. Progam Dinas Sosial Kota Salatiga Terhadap Anak Terlantar Dalam Rehabilitasi Sosial

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Noer Amien selaku Kasi Rehabilitasi Sosial, Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang, dalam melakukan program rehabilitasi sosial kepada anak terlantar, Dinas Sosial Kota Salatiga biasanya akan berkoordinasi terlebih dahulu dengan pihak lainnya, seperti Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), Dinas Kesehatan dan Satpol PP.54 DP3A dalam hal ini berperan untuk membantu Dinas Sosial dalam memberikan pengarahan bagi anak-anak terlantar yang masih memiliki keinginan untuk bersekolah. Dinas Kesehatan dalam hal ini berfungsi untuk melakukan pemeriksaan kesehatan anak yang akan direhabilitasi atau sedang berproses untuk rehabilitasi sosial (sesuai dengan Pasal 22 Peraturan Walikota Salatiga No. 28 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyelenggaraan Rehabilitasi Sosial Bagi Anak Terlantar Di Luar Panti). Dimana hasil dari pemeriksaan kesehatan akan diberikan langsung kepada Dinas Sosial Kota Salatiga. Selanjutnya pihak Satpol PP berfungsi untuk mengantisipasi situasi jika

54 Wawancara dengan Bapak Noer Amien di Kantor Dinas Sosial, Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kota Salatiga, 3 November 2019.

terdapat seorang anak yang berperilaku membahayakan dirinya sendiri maupun pihak lain. Dinas Sosial Kota Salatiga juga membentuk program TRC (Tim Reaksi Cepat) dimana tujuan dari dibetuknya TRC adalah mempermudah dan mempercepat pelayanan sosial, jadi seluruh lintas sektoral harus dikaitkan.

Penanganan terhadap anak terlantar ditangani langsung oleh Dinas Sosial Kota Salatiga bagian Seksi Rehabilitasi Sosial dan Korban Perdagangan Orang. Dalam penanganan anak terlantar tersebut dibentuk berbagai program sebagaimana menekan jumlah anak terlantar yang berada di wilayah Kota Salatiga. Progam yang dilakukan Dinas Sosial Kota Salatiga yang bertujuan untuk menekan dan meminimalisir semakin banyaknya anak terlantar diantaranya melakukan razia disekitar wilayah Kota Salatiga yang dilakukan selama 10 kali dalam satu tahun sesuai dengan anggaran APBD. Program tersebut dilakukan bersama-sama dengan Satpol PP supaya dalam pelaksanaannya tetap dalam situasi kondusif.

Selain itu, Dinas Sosial Kota Salatiga memiliki target tiap tahunnya untuk memberikan pelatihan dalam berbagai bentuk kepada anak terlantar. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Suprianta selaku Pegawai Dinas Sosial Kota Salatiga bidang Rehabilitasi Sosial, seksi Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang mengatakan bahwa target pelatihan bagi anak terlantar sebanyak 30 orang di tiap tahunnya dan menyesuaikan anggaran yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi.55 Pelaksanaan pelatihan tersebut dilaksanakan selama 1

55 Wawancara dengan Bapak Suprianta di Kantor Dinas Sosial, Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kota Salatiga, 27 Maret 2019.

tahun 2 kali, dimana wujud pelatihannya sangat beragam seperti tata boga, tata rias, potong rambut, dan lain sebagainya.

Disamping itu Dinas Sosial Kota Salatiga juga memiliki target dalam rangka melaksanakan program rehabiltasi sosial dalam bentuk sosialisasi. Kegiatan sosialiasi tersebut dilakukan disuatu tempat yang sudah dianggarkan dan direncanakan oleh pihak Dinas Sosial Kota Salatiga dengan tujuan kegiatan tersebut dapat terselenggara dengan baik dan mendapatkan antusiasme yang tinggi dari para peserta.

Berikut beberapa cara yang dilakukan Dinas Sosial Kota Salatiga dalam melaksanakan peran rehabilitasi sosial kepada anak terlantar:

a. Sosialisasi Dengan Anak Terlantar

Sosialiasi kerap dilakukan oleh Dinas Sosial Kota Salatiga dalam melakukan rehabilitasi sosial. Sosialisasi biasanya dilakukan secara langsung dan secara terencana. Yang dimaksud dilakukan secara langsung biasanya dilakukan ketika Dinas Sosial Kota Salatiga sedang melakukan razia terhadap anak-anak terlantar yang terdapat dijalanan dan secara fisik tidak terurus, berkumpul bersama teman-temannya yang berpakaian seperti tidak layak, ataupun anak yang terlihat sendiri dan tidak punya arah dan tujuan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Noer Amien selaku Kasi Rehabilitasi Sosial, Tuna Sosial dan Perdagangan Orang mengatakan bahwa anak yang biasa ditemukan di wilayah Kota Salatiga khususnya didaerah Jalan Baru, Sidorejo Lor, Kota Salatiga biasanya adalah kumpulan

anak-anak yang penampilannya tidak layak.56 Selanjutnya pihak Dinas Sosial disaat itu juga langsung memberikan sosialisasi di tempat secara singkat kepada anak-anak tersebut agar kembali kerumahnya masing-masing dan menjalankan kehidupannya selayak mungkin. Lalu yang dimaksud dengan secara terencana yaitu, Dinas Sosial Kota Salatiga sudah menyusun topik dan rencana baik waktu maupun tempat pertemuan dengan anak terlantar untuk melakukan sosialisasi dengan mereka.

b. Memberikan Keterampilan Dalam Beragam Wujud

Dinas Sosial Kota Salatiga bekerja sama dengan panti-panti rehabilitasi di tingkat provinsi yang bertujuan untuk memberikan pelatihan-pelatihan khususnya bagi anak terlantar. Keterampilan yang diberikan Dinas Sosial Kota Salatiga bentuknya sangat beragam, diantaranya yang pertama yaitu keterampilan dalam bentuk pelatihan “potong rambut” yang pada tahun 2019 ini sudah diselenggarakan pada 25 September 2019 di Hotel Le Beringin, Salatiga. Acara tersebut digelar untuk anak terlantar dan dihadiri sekitar 35 orang. Berdasarkan wawancara dengan Bapak Noer Amien selaku Kasi Rehabilitasi Sosial, Tuna Sosial dan Perdagangan Orang, tujuan dilasanakannya kegiatan ini adalah memberikan bekal keterampilan dan modal berupa seperangkat alat cukur rambut bagi para anak

56 Wawancara dengan Bapak Noer Amien di Kantor Dinas Sosial, Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kota Salatiga, 3 November 2019.

terlantar supaya dapat membuka peluang untuk mendirikan usaha mandiri.57 Selain itu, keterampilan yang diberikan lainnya diantaranya membekali anak-anak terlantar ddengan keterampilan tata boga, salon kecantikan, menjahit, otomotif dan lain sebagainya.

c. Memberikan Fasilitas Dalam Bentuk Panti Rehabilitasi atau Panti Sosial

Anak merupakan seseorang yang perlu dijamin kemanannya sebaik mungkin, termasuk dalam hal ini sebuah tempat tinggal untuk tempat berlindungnya. Begitupula Dinas Sosial Kota Salatiga dalam menjalankan fungsinya untuk melakukan rehabilitasi sosial pada anak terlantar. Dapat diketahui, saat Dinas Sosial Kota Salatiga melakukan razia anak terlantar di wilayah Kota Salatiga, tidak jarang pihak Dinas Sosial Kota Salatiga mendapati seorang anak yang tidur dipinggir jalan, atau terlihat sendirian dengan keadaan tidak layak dan tentunya tidak memiliki tempat tinggal. Sebagaimana anak tersebut harus mendapatkan haknya yaitu sebuah perlindungan, Dinas Sosial Kota Salatiga segera mengurusnya dan memberikan tempat tinggal anak tersebut di Panti Rehabilitasi yang telah menyediakan fasilitas selayaknya bagi seorang anak. Dimana Dinas Sosial Kota Salatiga bekerja sama dengan beberapa Panti Rehabilitasi di Kota Salatiga

57 Wawancara dengan Bapak Noer Amien di Kantor Dinas Sosial, Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kota Salatiga, 3 November 2019.

supaya anak-anak terlantar tersebut mendapatkan fasilitas yang layak dan juga keterampilan.

d. Memberikan Fasilitas Dalam Bentuk Pendidikan Baik Formal Maupun Informal

Selanjutnya, Dinas Sosial Kota Salatiga menyediakan pendidikan baik formal maupun informal. Pendidikan formal yang dimaksud adalah wajib belajar 12 tahun sesuai dengan kebijakan dari Pemerintah. Biaya wajib belajar tersebut ditanggung seluruhnya oleh negara. Anak terlantar yang tinggal di Panti Sosial, biasanya akan diberikan pendidikan wajib belajar 12 tahun. Seperti halnya berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Suprianta selaku Pegawai Dinas Sosial Kota Salatiga bidang Rehabilitasi Sosial, seksi Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang mengatakan bahwa Panti Sosial Woro Wiloso di Salatiga telah menerima program wajib belajar bagi anak-anak terlantar. Namun dalam hal ini, tidak semua anak terlantar yang sudah dibina dan direhabilitasi di Panti Rehabilitasi ataupun Panti Sosial memiliki keinginan untuk mendapatkan wajib belajar 12 tahun. Maka dari itu Dinas Sosial Kota Salatiga juga mengupayakan adanya pendidikan informal yaitu dengan cara pelatihan keterampilan sesuai dengan pelatihan yang disediakan oleh Dinas Sosial Kota Salatiga. Pelatihan keterampilan tersebut dilaksanakan selama 6 bulan bagi anak-anak terlantar.

C. ANALISIS

1. Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Dinas Sosial Kota Salatiga Dalam