Biro Humas bisa menjalankan program dengan media massa sendiri yang terpisah dari Ditjen Gakkum atau Ditjen KSDAE. Program media massa Biro Humas fokus pada membangun hubungan yang lebih baik dengan media massa dan awak media massa agar komunikasi lembaga KLHK dengan media massa lebih membawa kebaikan. Pada Tabel 9 tersusun Program Media Massa Biro Humas secara umum.
Setiap stakeholder target ada kemungkinan berbeda piranti komunikasi atau aktivitas komunikasi yang akan digunakan untuk menjangkau mereka, mempengaruhi mereka agar membantu mencapai
tujuan/target program ini. Pilihan piranti komunikasi/aktivitas komunikasi juga tergantung dari media diet stakeholder target. Piranti komunikasi juga membantu menentukan saluran informasi (information channel) yang akan digunakan.
Berikut ini daftar piranti komunikasi yang umum digunakan dalam kampanye: Tabel 8. Piranti Komunikasi dengan Media Massa
Piranti komunikasi Functions (Fungsi) Constrains (Keterbatasan) Wawancara -Menunjukkan organisasi/aktor memiliki
otoritas
-Memberi kesempatan kemunculan aktor untuk kampanye
-Memberikan sisi human interest -Kesempatan tersebar luar
-Butuh persiapan di awal -Sulit mendapatkan kesempatan -butuh kemampuan public speaking
Iklan -Menyampaikan pesan khusus
-Waktu bisa dikendalikan, durasi, posisi di mana iklan ditempatkan
-Mahal
-Butuh kemampuan teknis membuat iklan -Hanya menyampaikan pesan sederhana dan singkat
Public Service Announcement (Iklan Layanan Masyarakat)
-Iklan gratis untuk aktivitas, event, dan materinya
-Menyoroti satu isu -Mencari relawan -Eksposur murah
-Kecil kendali pada waktu, tempat, durasi -Bersaing ketat untuk ruang dan jamsiar -Butuh keahlian teknis untuk mencapai standar media atau penyiaran (airable) -Terbatas, hanya menyampaikan pesan sederhana dan pendek
Siaran Pers dan Social Media Release, Video Release
-Menyampaikan berita, peristiwa, event, hasil riset, dan lain-lain
-Mengingatkan publik ada event atau kegiatan bermanfaat
-Menjangkau media dan sekaligus publik -Bisa dicari di mesin pencari
-Hyperlinks
-Bersaing perhatian dengan organisasi atau kegiatan lainnya
-Berita harus menawarkan minat luas dan tidak basi
-Ada kemungkinan jurnalis tidak memahami nilai berita dari isu yang disampaikan -Disiarkan ulang, dibagikan
Press Kits, Tips Sheets,
and Fact Sheets -Memberikan informasi latar belakang mengenai isu itu -Menjadi bahan pendukung untuk reporter di konferensi pers
-Augment (memperluas) materi lainnya dengan menyediakan uraian spesifik mengenai proyek atau aktivitas -Merangkum data terkait program atau event
-Harus up-to-date
-Kadang bermanfaat jika sendiri -Audiens harus mempunyai minat lebih dahulu untuk mau menafaatkan fact-sheet -Bisa berkesan berlebihan informasi
Press Conference atau
Konferensi Pers -Dengan cepat untuk menjadi berita -Menyediakan informasi untuk banyak media massa jika sudah ada minat sudah terbangun
-Menyatukan minat jika yang hadir di konferensi pers itu selebriti atau ahli lokal atau seseorang dengan pribadi bernilai berita
-Mengumumkan berita yang signifikan (misalnya, kebiijakan baru konservasi atau inisiatif baru konservasi)
-Dibutuhkan persiapan sebelumnya -Logistik agak rumit
-Berisiko kurang minat dari jurnalis dan hasilnya tidak memuaskan, sedikit yang hadir atau bahkan tidak ada yang hadir
-Butuh kemampuan bicara di depan publik
Letter to Editor atau
Surat Pembaca -Menjelaskan posisi -Menyuarakan ketidaksetujuan dengan editorial media atau kebijakan komunitas -Untuk ucapan terima kasih pada angota komunitas
-Membawa perhatian pada kasus spesifik
-Informasi bisa dilihat sebagai sesuatu yang bias atau juga tidak terlalu serius isinya
Insert media -Menjelaskan isu dengan lebih rinci dan persis seperti yang diinginkan
-(Kecil) kendali atas waktu, durasi dan penempatan agar pesan bisa terlihat atau terdengar
-Alternatif pilihan selain iklan
-Bisa berbiaya mahal atau gratis
-Butuh keterampilan menulis untuk media -Informasi bisa dilihat bias atau remeh-temeh -Harus bernilai berita
Pelatihan jurnalisme -Menjelaskan panjang-lebar isu ke jurnalis -Mendorong jurnalis untuk menulis lebih banyak mengenai isu itu
-Membantu meningkatkan keterampilan jurnalistik dan tips kepada jurnalis -Membangun hubungan jangka panjang dengan jurnalis dan medianya
-Mahal
-Butuh persiapan awal dan sulit dalam pelaksanaannya
-Ada risiko minat rendah
Media road-show (Kunjungan ke media-media)
-Bertemu dengan para editor -Membangun hubungan jangka panjang dengan media
-Mendapatkan informasi mengenai kerja-kerja editorial langsung dari mereka -Menjelaskan isu dan organisasi
-Upaya lebih untuk mengaturnya -Butuh persiapan awal
-Waktu sangat tergantung dari media yang dikunjungi
Radio or TV Live
Talk-show -Menjelaskan isu kepada publik dalam format interaktif -Mendapatkan upan-balik seketika dari publik
-Butuh persiapan
-Harus kompromi untuk topik bahasan dan waktu
Media tour/fieldtrip -Bermanfaat untuk liputan lebih mendalam dan banyak sudut pandang -Berpeluang menjadi liputan besar
-Biaya besar
-Ada kesan terlalu lama -Butuh penguasaan lokasi
-Bisa lepas kendali, jurnalis tidak mengikuti program tapi meliput suka-suka mereka Media/Journalism Award -Membantu memotivasi jurnalis atau
media
-Bagian dari perhatian (recognition) pada media yang profesional
-Menjadi contoh produk media atau media yang baik
-Berisiko dilihat sebagai pemberian penghargaan palsu atau ada motivasi lain di balik pemberian penghargaan itu
-Kalau terlalu sering, menjadi tidak ada nilainya
-Kebanyakan awak media tidak terlalu peduli akan penghargaan
-Berisiko dilihat sebagai bentuk suap kepada media tapi secara halus
Fellowship (biaya) liputan untuk jurnalis
-Memberikan kesempaan untuk media membuat liputan ke tempat yang jauh, meliput isu-isu yang jarang menjadi perhatian media,
-Bermanfaat untuk membantu media membuat liputan mendalam atau investigasi
-Bermanfaat untuk memotivasi media meliput isu-isu yang tidak terlalu menarik untuk media tetapi penting untuk publik
-Berisiko dilihat sebagai bentuk suap kepada media
-Berisiko dilihat sebagai bentuk penghargaan palsu atau ada motivasi lain di balik
pemberian fellowship
Tanggal-tanggal penting antara April 2018 Maret 2019
Saat berkomunikasi dengan media massa, perlu mempertimbangkan cantolan atau hook agar media massa tertarik pada informasi yang Ditjen KSDE ingin sampaikan. Cantolan yang bisa dipakai oleh Ditjen KSDAE adalah tanggal-tanggal penting terutama bertema lingkungan hidup. Misalnya, informasi yang akan
disampaikan ke media akan semakin terdengar keras dan relevan jika dikaitkan dengan Earth Day atau Hari Bumi, tanggal 22 April, hari khusus untuk mengingatkan pada Bumi, meskipun Hari Bumi diperingati oleh organisasi nonpemerintah.
Atau memanfaatkan tanggal peringatan World Environmental Day atau Hari Lingkungan Hidup Dunia. UNDP menetapkan Hari Lingkungan Hidup Dunia pada tanggal 5 Juni. Hari Lingkungan Hidup Dunia diperingati dan dirayakan oleh pemerintah-pemerintah anggota UNDP-PBB.
Berikut ini tanggal-tanggal penting yang perlu dipertimbangkan untuk dikaitkan dengan Kampanye Ditjen KSDAE:
• Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetland Day) 2 Februari • Hari Hutan International (International Day of Forests) 21 Maret • Hari Air Sedunia (World Day for Water) 22 Maret
• Hari Bumi (Earth Day) 22 April
• Hari Burung Migrasi Internasional (International Migratory Bird Day) 3 Mei
• Hari Keragaman Hayati Dunia (World Biodiversity Day atau International Day for Biological Diversity) 22 Mei
• Hari Kesaktian Pancasila 1 Juni
• Hari Lingkungan Hidup Dunia (World Environment Day) 5 Juni
• Hari Memerangi Penggurunan dan Kekeringan Dunia (World Day to Combat Desertification and Drought) 17 Juni
• Hari Populasi Dunia (World Population Day) 11 Juli
• 9
Agustus
• Hari Konservasi Alam Nasional 10 Agustus • Hari Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus • Hari Tani Nasional 24 September
• Hari Habitat Dunia (World Habitat Day) 1 Oktober 2018 • Hari Pangan Sedunia (World Food Day) 16 Oktober
• Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober • Hari Tata Ruang Nasional 8 November
• Hari Menanam Pohon Indonesia 28 November Tabel 9. Program Umum Media Massa Biro Humas
No Tujuan Komunikasi Aktivitas Komunikasi Target Audiens Periode Waktu 1 Biro Humas, Ditjen Gakkum,
Ditjen KSDAE menjadi acuan media untuk pokok bahasan terkait dengan konservasi secara umum. Secara khusus Ditjen Gakkum menjadi acuan media atau sumber media untuk informasi kasus kejahatan
lingkungan/kehutanan dan penegakan hukum dan Ditjen KSDAE menjadi acuan media atau sumber media untuk informasi konservasi
Membuat tulisan pendek profil Ditjen Gakkum dan Ditjen KSDAE terutama wewenang, fungsi, dan tugas Ditjen Gakkum/Ditjen KSDAE, untuk konsumsi media dan mengirim ke target media
Media yang ada di Tabel 2 - Tabel 7
-Membuat tulisan ringkas yang menjelaskan isu-isu yang ditangani Ditjen Gakkum dan Ditjen KSDAE -Membuat factsheets (data rangkuman kerja Ditjen Gakkum/Ditjen KSDAE atau data dari lapangan) untuk isu-isu di atas;
Dan kemudian semua materi itu dikirim ke target media
-Menyelenggarakan lokakarya atau pelatihan atau media briefing untuk media dengan topik kejahatan lingkungan dan kehutanan beserta persoalannya yang menjadi Program Ditjen Gakkum dan Ditjen KSDAE untuk media nasional dan media di daerah
Membuat position paper, factsheets (data hasil riset atau data dari lapangan), analisis setiap muncul isu yang menjadi core competency Ditjen Gakkum/Ditjen KSDAE dan mengirim ke target media Menjadwalkan dan berkunjung ke newsroom (bertemu redaksi) media-media yang menjadi target paling tidak sekali untuk setiap media nasional maupun di daerah 2 Setiap hari Biro Humas,
Ditjen Gakkum, Ditjen KSDAE dikutip di tiga media massa sebagai nara sumber
Membuat dan mengirim ke media siaran pers dengan topik-topik berbeda setiap hari satu siaran pers
Media yang ada di Tabel 2 - Tabel 7
Membuat factsheets (data hasil riset atau data dari lapangan), analisis sebagai pelengkap siaran pers dan kemudian mengirim ke target media
Mengajak jurnalis ikut operasi penegakan hukum atau kegiatan Ditjen Gakkum atau Balai Gakkum lainnya dan juga kegiatan Ditjen KSDAE
Membuat video release dan kemudian mengirim ke stasiun televisi 3 Membangun hubungan saling
percaya paling tidak dengan jurnalis yang khusus meliput lingkungan dan sains dari media massa nasional dan daerah, apakah media cetak, media elektronik, dan media online
Berkunjung ke news room dan bertemu dengan redaksi beberapa media nasional
10 media nasional: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Menawarkan jurnalis 10
media nasional mengikuti operasi Balai Gakkum (media fieldtrip) dan field trip ke kawasan konservasi di bawah Ditjen KSDAE 1. Membuat pelatihan hukum dan penegakan hukum lingkungan dan kehutanan untuk jurnalis yang biasa meliput di KLHK 2. Membuat pelatihan jurnalistik untuk persoalan-persoalan konservasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan No P.18/Menlhk-II/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan saat Kementerian Lingkungan Hidup digabung dengan Kementerian Kehutanan nama Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam menjadi Direktoral Jenderal Konservasi Alam dan Ekosistem disingkat KSDAE.
Secara umum, berdasarkan Bab V Pasal 267, Ditjen KSDAE mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan konservasi sumber daya alam dan ekosistemnya.
Ada delapan fungsi yang diembang Ditjen KSDAE yaitu:
1. Perumusan kebijakan di bidang penyelenggaraan pengelolaan taman nasional dan taman wisata alam, pembinaan pengelolaan taman hutan raya, pengelolaan cagar alam, suaka margasatwa serta taman buru, konservasi keanekaragaman hayati spesies dan genetik baik insitu maupun eksitu, pemanfaatan jasa lingkungan dan kolaborasi pengelolaan kawasan, dan pengelolaan ekosistem esensial;
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan pengelolaan taman nasional dan taman wisata alam, pembinaan pengelolaan taman hutan raya, pengelolaan cagar alam, suaka margasatwa serta taman buru, konservasi keanekaragamanan hayati spesies dan genetik baik insitu maupun eksitu, pemanfaatan jasa lingkungan dan kolaborasi pengelolaan kawasan, dan pengelolaan ekosistem esensial;
3. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyelenggaraan pengelolaan taman nasional dan taman wisata alam, pembinaan pengelolaan taman hutan raya, pengelolaan cagar alam, suaka margasatwa serta taman buru, konservasi keanekaragamanan hayati spesies dan genetik baik insitu maupun eksitu, pemanfaatan jasa lingkungan dan kolaborasi pengelolaan kawasan, dan pengelolaan ekosistem esensial;
4. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan pengelolaan taman nasional dan taman wisata alam, pembinaan pengelolaan taman hutan raya, pengelolaan cagar alam, suaka margasatwa serta taman buru, konservasi keanekaragamanan hayati spesies dan genetik baik insitu maupun eksitu, pemanfaatan jasa lingkungan dan kolaborasi pengelolaan kawasan, dan pengelolaan ekosistem esensial; 5. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan penyelenggaraan pengelolaan taman nasional dan taman wisata alam, pembinaan pengelolaan taman hutan raya, pengelolaan cagar alam, suaka margasatwa serta taman buru, konservasi keanekaragamanan hayati spesies dan genetik baik insitu maupun eksitu, pemanfaatan jasa lingkungan dan kolaborasi pengelolaan kawasan, dan pengelolaan ekosistem esensial;
6. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan pengelolaan taman nasional dan taman wisata alam, pembinaan pengelolaan taman hutan raya, pengelolaan cagar alam, suaka margasatwa serta taman buru, konservasi keanekaragamanan hayati spesies dan genetik baik insitu maupun eksitu, pemanfaatan jasa lingkungan dan kolaborasi pengelolaan kawasan, dan pengelolaan ekosistem esensial;
7. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem; dan 8. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Ditjen KSDAE terdiri dari enam eselon II yaitu Sekretariat Direktoral Jenderal; Direktorat Pemolaan dan Informasi Konservasi Alam; Direktorat Kawasan Konservasi; Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati; Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan Hutan Konservasi; dan Direktorat Bina Pengelolaan Ekosistem Esensial.
Di bawah Ditjen KSDAE ada 74 Unit Pelaksana Teknis (UPT) untuk pelaksanaan kegiatan di lapangan. UPT ini terbagi dalam dua bagian dari Balai Besar yang setingkat dengan eselon II dan Balai yang setingkat eselon III.
--Balai Besar KSDA ada 8 UPT
--Balai Besar Taman Nasional ada 8 UPT --Balai KSDA ada 18 UPT dan
--Balai Taman Nasional ada 40 UPT.
Berdasarkan tugas dan tanggung jawab, Ditjen KSDAE tidak mengemban tugas mengomunikasikan pemberitaan, publikasi, hubungan masyarakat, penyajian dan pelayanan info
Kehutanan No P.18/Menlhk-II/2015 (Bab II Pasal 7g). Tugas spesifik ini dijalankan oleh Biro Hubungan Masyarakat.
Secara formal Ditjen KSDAE tidak berhubungan langsung dengan media massa atau jurnalis. Sekjen melalui Biro Hubungan Masyarakat (Humas) bertugas melaksanakan penyiapan, koordinasi, dan pengelolaan pemberitaan, publikasi, hubungan antar-lembaga, dan informasi publik bidang lingkungan hidup dan kehutanan (Pasal 104) untuk Ditjen KSDAE.
Pasal 105 menetapkan Biro Humas bertugas menyusun kebijakan teknis, rencana dan program di bidang pemberitaan, melaksanakan tugas bidang pemberitaan, dan memberikan bimbingan teknis dan evaluasi bidang pemberitaan.
Jadi prosedur standar, ketika jurnalis ingin mewawancara Dirjen KSDAE atau staf Ditjen KSDAE maka jurnalis harus mengajukan permohonan kepada Biro Humas. Sebaliknya, Biro Humas akan
menghubungkan Dirjen KSDAE atau staf Ditjen KSDAE ketika mereka ingin menyampaikan informasi ke media. Semua siaran pers termasuk siaran pers berisi informasi dari Ditjen KSDAE harus disiarkan melalui Biro Humas.