BAB II LANDASAN TEORI
2.1.6. Konsep Dasar Desain
2.1.6.3. Program Pengolahan Grafis
Oleh karena desain grafis dibagi menjadi beberapa kategori maka sarana untuk mengolah pun berbeda-beda, bergantung pada kebutuhan dan tujuan pembuatan karya. Menurut Munir (2015 : 250-251)[13] diperlukan beberapa aplikasi, diantaranya :
1. Aplikasi pengolah tata letak (layout)
Program ini sering digunakan untuk keperluan pembuatan brosur pamflet, booklet, poster dan lain yang sejenis. Program ini mampu mengatur penempatan teks dan gambar yang diambil dari program lain (seperti Adobe Photoshop).
2. Aplikasi pengolah vektor/ garis
Program yang termasuk dalam kelompok ini dapat digunakan untuk membuat gambar dalam bentuk vektor/ garis sehingaa sering disebut sebagai Illustrator Program. Seluruh objek yang dihasilkan berupa kombinasi beberapa garis, baik berupa garis lurus maupun lengkung.
3. Aplikasi pengolah pixel/ gambar
Program yang termasuk dalam kelompok ini dapat dimanfaatkan untuk mengolah gambar/ manipulasi foto (photo retouching). Semua objek yang diolah dalam program-program tersebut dianggap sebagai kombinasi beberapa titik/ pixel yang memiliki kerapatan dan warna
tertentu, misalnya, foto. Gambar dalam foto terbentuk dari beberapa kumpulan pixel yang memiliki kerapatan dan warna tertentu.
Meskipun begitu, program yang termasuk dalam kelompok ini dapat juga mengolah teks dan garis, akan tetapi dianggap sebagi kumpulan pixel. Objek yang diimpor dari program pengolah vektor/ garis, setelah diolah dengan program pengolah pixel/ titik secara otomatis akan dikonversikan menjadi bentuk pixel/ titik.
4. Aplikasi pengolah film/ video
Program yang termasuk dalam kelompok ini dapat dimanfaatkan untuk mengolah film dalam berbagai macam format. Pemberian judul teks (seperti karaoke, teks terjemahan dan lain-lain) juga dapat diolah menggunakan program ini. umumnya, pemberian efek khusus (special effect) seperti suara ledakan, desingan peluru, ombak dan lain-lain juga dapat dibuat menggunakan aplikasi ini.
5. Aplikasi pengolah multimedia
Program yang termasuk dalam kelompok ini biasanya digunakan untuk membuat sebuah karya dalam bentuk multimedia berisi promosi, profil perusahaan, maupun yang sejenisnya dan dikemas dalam bentuk CD maupun DVD. Multimedia tersebut dapat berisi film/ movie, animasi, teks, gambar dan suara yang dirancang sedemikian rupa sehingga pesan yang disampaikan lebih interaktif dan menarik.
2.1.6.4. Fungsi-fungsi Desain
Dalam Sunarya, dkk (2016 : 60)[15] beberapa fungsi-fungsi desain antara lain :
1. Fungsi informasi : Desain selalu menyampaikan informasi dan pengirim pesan secara visual.
2. Fungsi identifikasi : Desain selalu menyiratkan atau menyuratkan identitas pengirim pesannya lewat karakter visual.
3. Fungsi persuasi : Desain mampu mengekspresikan isi dari pesan dan menghadirkan resonansi atau getaran emosi lewat bahasa visual (seperti emosi dalam bahasa musikal) sehingga dapat menimbulkan persuasi.
2.1.7. Dasar-Dasar Tipografi 2.1.7.1. Pengertian Tipografi
“Menurut definisinya Lestari (2017 : 762)[16], “Tipografi merupakan ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang huruf cetak. Dalam desain grafis, tipografi didefinisikan sebagai suatu proses seni untuk menyusun bahan publikasi menggunakan huruf cetak”.
Ismayana (2016 : 124)[17] menjelaskan Tipografi dalam desain grafis didefinisikan sebagai suatu proses seni untuk menyusun bahan publikasi menggunakan huruf cetak. Lazlo Moholy berpendapat bahwa tipografi adalah alat komunikasi. Oleh karena itu, tipografi harus bisa berkomunikasi dalam bentuk yang paling kuat, jelas, dan terbaca.
Tipografi dapat disimpulkan adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang huruf cetak yang digunakan untuk komunikasi dalam bentuk yang paling kuat, jelas, dan terbaca.
2.1.7.2. Elemen-elemen dan Ciri-ciri Teks
Kutipan yang diambil dari Munir (2015 : 217)[13] Elemen-elemen teks bisa menjadi besar ataupun kecil bergantung pada tujuan suatu aplikasi dan sikap pengguna. Aplikasi-aplikasi multimedia bergantung pada penggunaan teks dalam banyak aspek, seperti judul halaman, penyampaian informasi, label untuk gambar, petunjuk untuk menjalankan operasi pada suatu aplikasi Teknologi teks berdasarkan pada huruf, nomor dan huruf-huruf istimewa seperti titik, koma dan tanda dollar. Elemen-elemen teks dikategorikan sebagai berikut :
1. Abjad atau huruf yang terdiri dari karakter alphabet A-Z termasuk huruf kecil dan huruf besar bergantung pada bahasa yang digunakan.
2. Nomor terdiri dari 0-9.
3. Huruf-huruf khusus, seperti tanda bacaan (. , ; : ’ ”), tanda-tanda/ sign ($ + - =) dan karakter/ huruf tidak tercetak (carriage return, line feed).
4. Teks bisa diuraikan berdasarkan ciri-ciri berikut ini :
a. Ascender – merupakan huruf-huruf yang mempunyai upstroke seperti huruf ‘h’. ‘b’ dan ‘d’.
b. Desecender – merupakan huruf-huruf yang mempunyai downstroke yang terletak dibawah garis dasar seperti huruf ‘p’.
‘q’ dan ‘y’.
c. Leading – merupakan ruang antara font yang berada diatas font yang berada dibawah ruang diantara baris (line spacing).
d. Tracking – merupakan diantara huruf.
e. Kerning – merupakan ruang diantara dua huruf yang biasanya kelihatan seperti berdempetan.
f. Serif – merupakan bendera/ flag atau dekorasi pada ujung suatu huruf yang mempunyai stroke.
2.1.7.3. Unsur-unsur Penulisan Naskah (Copy Writing)
Dalam kutipan Saputra, dkk (2016 : 179)[18] setiap perancangan desain, terdapat unsur-unsur komunikasi grafis, yakni teks (tulisan), Ilustrasi (gambar, foto) dan warna. Berikut adalah penjabaran dari bagian-bagian teks (tulisan) :
Gambar 2.1. Keterangan Penulisan Naskah
1. Judul (Head Line)
Media rancangan Spanduk disampaikan bentuk Head Line : Lebih cenderung ke Nama Produk.
2. Sub Judul (Sub Headline)
Selanjutnya Sub Headline disampaikan mengenai ajakan ataupun anjuran yang berkenaan dengan manfaat dari produk.
3. Logo
Logo adalah identitas produk dan identitas perusahaan yang menunjukkan cerminan dari produk yang akan dipasarkan oleh perusahaan.
4. Slogan
Slogan adalah kalimat pendek yang menarik dan mudah diingat untuk memberitahukan atau menyampaikan sesuatu.
Sedangkan dalam kutipan Triyono, dkk (2017 : 103)[12] salah satunya adalah teks (tulisan) yang mempunyai kharakter khusus diperlukan dalam perancangan agar penyampaian misi media mudah dimengerti dan tepat sasaran, teks akan menyesuaikan bentuk-bentuk media yang telah direncanakan terdiri dari beberapa bagian yaitu judul (headline), subjudul, naskah (body copy), logo (logotype).
Berikut adalah penjelasan dari masing-masing bagian dari teks (tulisan).
1. Judul (headline)
Bagian terpenting dari teks yang menarik perhatian dan merupakan hal yang pertama kali dibaca. Judul akan mengarahkan pembaca untuk lebih jauh mengetahui tentang isi dari sebuah pesan atau informasi yang ada di dalamnya.
2. Subjudul
Lanjutan keterangan dari judul yang akan menjelaskan makna atau arti dari judul, pada umumnya subjudul akan lebih panjang dari judul.
Subjudul dapat juga disebut sebagai kalimat peralihan yang mengarahkan pembaca dari judul ke kalimat pembuka naskah (body copy).
3. Naskah (body copy)
Kalimat yang menerangkan lebih rinci tentang isi pesan yang ingin disampaikan, berfungsi untuk mengarahkan pembaca dalam mengambil sikap berpikir dan bertindak lanjut. Secara kreatif bentuk naskah atau body copy dapat dikombinasikan dengan gambar dalam berbagai bentuk.
4. Logo
Tanda pengenal atau identitas yang tetap dari perusahaan, institusi, atau sebuah lembaga. Biasanya dibuat secara singkat, sederhana dan komunikatif dengan menggunakan huruf dan gambar agar lebih mudah diingat.
2.1.7.4. Bentuk Teks
Teks dapat disajikan dengan berbagai bentuk font maupun ukuran.
Pembahasan Munir (2015 : 220-221)[13] teks dalam multimedia meliputi : 1. Typeface
Typeface merupakan kumpulan abjad/ alphabet, nomor, huruf atau karakter grafik (graphic character) yang biasanya terdiri dari berbagai bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Arial, Times New Roman dan Helvetica merupakan beberpa contoh typeface yang utama. Font, ukuran yang khusus typeface, contohnya “
14 point Times New Roman
”.2. Font
Font merupakan satu koleksi huruf yang mempunyai gaya sama yang dimiliki oleh kumpulan typeface. Contoh jenis font adalah Bold dan Italic. Selain itu Underline dan lain-lain merupakan font-font tambahan yang sering digunakan. Pemilihan font yang sesuai sangat penting dalam menentukan kemampuan membaca suaut uraian tertulis atau disajikan multimedia. Pemilihan font yang tepat sangat memberi makna dalam menentukan kejelasan suatu penyajian sama halnya dengan cara tercetak maupun dalam sebuah penyajian melalui multimedia. Font yang sesuai dari sudut ukuran dan bentuk akan
memberi makna yang berbeda pada pendekatan, desain dan makna suatu penyajian. Ukuran font bisa ditentukan dengan :
a. Mengukur dari bagian atas huruf besar pada bagian bawah decender yang diperoleh pada huruf ‘p’ atau ‘y’.
b. Menggunakan point yaitu point tunggal seperti 1/72 (0,138 inch).
3. Kategori atau Jenis Font
Secara umum font dikategorikan menjadi 3 yang utama yaitu Serif, Sans Serif dan Dekoratif.
a. Serif : font Serif menggunakan tip-tip dekoratif atau bendera/
flags pada penghujung suatu huruf. Dengan kata lain serif merujuk pada garis atau lengkungan yang terdapat pada penghujung. Font serif biasanya digunakan pada media-media cetak karena dapat membantu pembaca dengan membaca banyak teks yang dipaparkan dalam jangka waktu yang lama. Contohnya Times New Roman, New Century, Schoolbook, Courier, Bookman dan Platino.
b. Sans Serif kata sans bermakna “tanpa” (without) dalam bahasa Perancis maka font sans serif bermakna font yang tidak mempunyai : serif atau tanpa serif. Font Sans Serif tidak mempunyai ciri-ciri yang dimiliki oleh font serif. Namun begitu, kebanyakan komputer menggunakan font ini karena menghasilkan penyajian yang lebih kontras dan tajam. Contoh yang dikategorikan sebagai font sans serif adala Arial, Helvetica, Avant Garde dan Optima.
c. Dekoratif merupakan font yang mempunyai unsur-unsur sastra lama dan agak berbunga-bunga seperti tulisan zaman dahulu, Contohnya Monotype Corsiva.
2.1.8. Konsep Dasar Layout 2.1.8.1. Definisi Layout
Triyono, dkk (2017 : 101)[12] mengutip bahwa “Layout arti katanya secara bahasa adalah Tata Letak. Menurut salah satu teorinya, layout adalah usaha untuk menyusun, menata atau memadukan unsur-unsur komunikasi grafis (teks, gambar, tabel dan lain-lain) menjadi komunikasi visual yang komunikatif, estetik dan menarik”.
Akbar (2016 : 87)[19] berpendapat bahwa “Layout adalah pengaturan yang dilakukan pada buku, majalah atau bentuk publikasi lainnya, sehingga teks dan ilustrasi sesuai dengan bentuk yang diharapkan”.
Berdasarkan definisi diatas layout adalah tata letak yang digunakan untuk menyusun, menata atau memadukan unsur-unsur komunikasi grafis (teks, gambar, tabel dan lain-lain) yang dilakukan pada buku, majalah atau bentuk publikasi lainnya sehingga terlihat estetik dan menarik.
2.1.8.2. Jenis - Jenis Layout
Kutipan yang diambil Triyono, dkk (2017 : 101)[12] jenis jenis layout diantaranya adalah :
1. Layout Kasar adalah Penerapan elemen-elemen desain media yang nantinya akan dipergunakan dalam perancangan media katalog yang disertai acuan standarisasi pada desain yang akan dibuat, umumnya dibuat dengan tampilan hitam putih, dibuat dengan coretan atau sketsa dengan menggunakan pensil gambar. Layout Kasar diperlukan
sebagai panduan pada saat diproses desain dengan menggunakan aplikasi komputer.
2. Layout Komprehensif adalah Proses desain yang sudah memasuki tahap komputerisasi dan pewarnaan, namun tahap ini belum selesai seluruhnya, karena masih harus mengalami proses revisi.
3. Final Artwork adalah hasil akhir dari layout komprehensif yang telah diperbaiki. Dimana tahap ini merupakan hasil akhir atau finishing yang kemudian dapat digunakan untuk acuan saat proses produksi.
2.1.9. Dasar-Dasar Warna 2.1.9.1. Definisi Warna
Said, dkk (2017 : 11)[20] menjelaskan bahwa “Warna merupakan elemen penting yang dapat mempengaruhi sebuah desain”.
Arifin (2017 : 26)[21] menjelaskan Warna adalah sebuah sensasi yang dihasilkan ketika suatu energi cahaya mengenai suatu benda, dimana cahaya tersebut akan di refleksikan atau ditransmisikan secara langsung oleh benda yang terkena cahaya tadi dan cahaya yang di refleksikan atau di transmisikan tersebut yang akan dilihat oleh mata pengamat.
Warna dapat disimpulkan sebuah elemen yang dihasilkan ketika suatu energi cahaya mengenai suatu benda, dimana cahaya tersebut akan di refleksikan atau ditarnsmisikan secra langsung oleh benda yang terkena cahaya tadi yang beperan penting yang mempengaruhi sebuah desain.
2.1.9.2. Psikologis Warna
Secara psikologi yang diambil dari kutipan Indradi (2017 : 5)[22]
setiap warna memberikan pengaruh terhadap rasa, perilaku, dan kondisi fisik manusia. Berikut ini akan dipaparkan secara singkat tentang psikologis warna yang diwakili dengan karakter dan skema warna.
Karakter warna terdiri dari warna hangat dan warna dingin. Sementara
skema warna dibagi menjadi 3, yaitu skema analog, skema monokromatik, dan skema komplementer.
1. Karakter Warna a. Warna hangat
Simbol : ruang, semangat, aktif, meriah, spontan dan extrovert.
Kesan : hangat, dinamis, ceria, dan mendekatkan jarak.
b. Warna dingin
Simbol : kalem, tenang, pasif, santai, lembut, penuh pertimbangan dan introvert.
Kesan : tenang, stabil, diam, sejuk dan menjauhkan jarak.
2. Skema Warna a. Skema analog
1) Perpaduan antara warna yang bersebelahan atau berdekatan.
2) Kesan yang dimunculkan cenderung hangat, ceria dan harmonis.
b. Warna monokromatik
1) Perpaduan antara warna yang memiliki satu hue, tetapi dengan identitas dan value warna yang berbeda.
2) Kesan yang dimunculkan cenderung simpel dan konservatif.
c. Warna komplementer
1) Perpaduan warna yang saling berseberangan.
2) Kesan yang dimunculkan adalah berani dan dinamis.
Menurut Bimantara, dkk (2015 : 2)[23] respon psikologi warna menurut psikologinya masing-masing sebagai berikut :
Tabel 2.1. Respon Psikologi Warna
Warna Respon Psikologi
Merah
Kekuatan, bertenaga, kehangatan, nafsu, cinta, agresif, berbahaya, semangat.
Biru
Kepercayaan, konservatif, keamanan, teknologi, kebersihan, perintah.
Hijau
Alami, kesehatan, pandangan yang enak, kecemburuan, pembaruan.
Kuning
Optimis, harapan, filosofi, ketidakjujuran/
kecurangan, pengecut, pengkhianatan.
Ungu
Spiritual, misteri, keagungan, perubahan bentuk, galak, arogan.
Oranye
Energi, keseimbangan, kehangatan.
Coklat
Bumi, dapat dipercaya, nyaman, bertahan.
Abu-abu
Intelek, futuristic, modis, kesenderuan, merusak.
Putih
Kemurnian/ suci, bersih, kecermatan, innocent (tanpa dosa), steril, kematian.
Hitam
Kekuatan, seksualitas, kemewahan, kematian, misteri, ketakutan, ketidak bahagiaan, keanggunan.
2.1.9.3. Jenis Warna
Menurut Indradi (2017 : 4)[22] berdasarkan lingkaran warna, warna dapat menjadi tiga yaitu :
1. Warna primer
Warna primer adalah warna dasar dari lingkaran warna. Dengan kata lain, warna primer merupakan “asal” bagi warna-warna lainnya.
Merah kuning dan biru merupakan warna primer. Oleh karena warna primer merupakan warna dasar maka tidak dapat dihasilkan dari
kombinasi warna-warna lain. Akan tetapi, warna primer dapat menghasilkan warna lain.
Gambar 2.2. Warna Primer
2. Warna sekunder
Warna-warna primer (merah, kuning dan biru) dapat diturunkan menjadi warna sekunder. Dengan kata lain warna sekunder adalah campuran dari warna primer. Warna oranye dihasilkan dari campuran warna kuning dan merah, sedangkan warna ungu adalah hasil campuran warna merah dan biru.
Gambar 2.3. Warna Sekunder
3. Warna tersier
Warna tersier merupakan warna yang unik dan beda. Ada garis semu dari percampuran warna sekunder yang menghasilkan warna-warna tersier. Merah jingga, kuning jingga, kuning hijau, biru hijau, biru ungu dan merah ungu merupakan warna tersier, yaitu warna-warna yang dihasilkan dari campuran warna primer dan warna sekunder dengan perbandingan yang sama.
Gambar 2.4. Warna Tersier
2.2. Teori Khusus
2.2.1. Teori Desain Komunikasi Visual 2.2.1.1. Pengertian Desain Komunikasi Visual
Dalam kutipan Akbar (2016 : 85)[19] Desain Komunikasi Visual adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan konsep-konsep komunikasi serta ungkapan kreatif melalui berbagai macam media untuk menyampaikan sebuah pesan secara visual dengan menggunakan elemen-elemen grafis dan bahasa yang dapat diterima oleh sipenerima pesan tersebut.
Triyono (2017 : 100)[12] menjelaskan bahwa Desain Komunikasi Visual adalah solusi komunikasi yang menjembatani antara pemberi informasi dengan publik, baik secara perorangan, kelompok, lembaga maupun masyarakat secara luas yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi visual. Keindahan desain komunikasi visual mengandung unsur – unsur estetika yang terdiri dari : garis, bentuk, warna, cahaya, ruang, tekstur, keseimbangan, keserasian, proporsi, skala, irama, disamping fungsi tehnik dan pesan yang terkandung.
Melihat pengertian Desain Komunikasi Visual diatas dapat diatrik kesimpulan bahwa Desain Komunikasi Visual adalah sebuah desain yang menghubungkan antara pemberi informasi dengan publik, baik secara individual (perorangan), kelompok, lembaga maupun masyarakat luas dengan konsep-konsep komunikasi serta ungkapan kreatif yang dibentuk dalam media komunikasi visual.
2.2.1.2. Proses Desain Komunikasi Visual
Menurut Herman, dkk (2015:131)[24] Proses desain komunikasi visual meliputi tahap berikut :
1. Inspirasi
a. Inspirasi adalah alat yang menggembangkan desain.
b. Desainer perlu mencari inspirasi.
c. Desainer bisa mendapat inspirasi dan harus secara aktif mencari dari berbagai sumber.
2. Identifikasi
Meliputi proses seorang desainer dalam identifikasi idenya dan membicarakan dalam beberapa tahap yang terjadi, termasuk meninjau hambatan dan mendapat solusi, juga meliputi tanggung jawab desainer terhadap komunitas dan masyarakat keseluruhan apabila dihadapi dengan pilihan-pilihan yang dapat mempengaruhi keamanan, kesehatan dan kesejahteraan manusia.
3. Konseptualisasi
Setelah mengenal masalah desain, memeriksa metode konseptualisasi ide untuk mendapatkan solusi, memeriksa konsep sifat desain dan bagaimana menggunakan ituisi dan metafor untuk membantu menciptakan presentasi yang berhubungan, hal ini memaksa untuk mengembangkan sebuah struktur pikiran yang memakai image-image elementer untuk menerangkan yang tidak diketahui dan yang tidak terlihat, menentukan untuk kebutuhan untuk mempresentasikan konsep pada sasaran yang berbeda dalam suaru cara yang jelas dan teratur.
4. Definisi
Menerangkan hirarki kebutuhan dalam desain dan mengidentifikasi jenis-jenis keputusan yang terlibat memenuhi kebutuhan tersebut.
5. Eksplorasi
Menjelajahi metoda dasar untuk memperbaiki konsep sehingga lebih jelas, bahwa pilihan metode dan media mempengaruhi perkembangan ide dan dapat memakai pilihan yang selaras dengan kepentingan, bagaimana sebuah konsep dapat berguna setelah teruji.
6. Komunikasi
Komunikasi menyoroti bahwa tanggung jawab seorang desainer adalah mampu mengkomunikasikan kepada siapa, bagaimana dan mengapa.
a. Komunikasi adalah faktor kunci untuk keberhasilan proyek desain keseluruhan.
b. Khalayak yang berbeda memerlukan teknik komunikasi yang berbeda.
7. Produksi
Merupakan tahap akhir ini yang berperan penting dalam kerja sama antar desainer dan tim produksi serta melihat manfaat umpan balik.
2.2.1.3. Elemen-elemen Dalam Desain Komunikasi Visual
Desain Komunikasi Visual ini bukanlah satu-satunya cara untuk membuat/menghasilkan sebah media pembelajaran, namun bila pendekatan tersebut diterapkan perlu dipahami (bahkan dikuasai secara terampil) menurut Said, dkk (2017 : 10-12)[20] bahwa terdapat elemen-elemen dalam merancang sebuah karya Desain Komunikasi Visual, yaitu antara lain :
1. Tata Letak Perwajahan (Layout)
Layout adalah merupakan pengaturan yang dilakukan pada buku, majalah, atau bentuk publikasi lainnya, sehingga teks dan ilustrasi sesuai dengan bentuk yang diharapkan. Layout juga meliputi semua bentuk penempatan dan pengaturan untuk catatan tepi, pemberian gambar, penempatan garis tepi, penempatan ukuran dan bentuk ilustrasi, atau dapat dikatan pembuatan layout merupakan kegiatan
merangkaikan unsur tertentu menjadi susunan yang baik, sehingga mencapai tujuan.
2. Tipografi
Beberapa tipe huruf mengesankan nuansa-nuansa tertentu, seperti kesan berat, ringan, kuat, lembut, jelita, dan sifat-sifat atau nuansa yang lain. Seni memilih huruf, dari ratusan jumlah rancangan atau desain jenis huruf yang tersedia, menggabungkannya dengan jenis huruf yang berbeda, menggabungkan sejumlah kata yang sesuai dengan ruang yang tersedia, dan menandai naskah untuk proses typesetting, menggunakan ketebalan dan ukuran huruf yang berbeda.
Tipografi yang baik mengarah pada keterbacaan dan kemenarikan, dan desain huruf tertentu dapat menciptakan gaya (style) dan karakter atau menjadi karakteristik subjek yang diperesentasikan.
3. Ilustrasi
Ilustrasi dapat mengungkapkan sesuatu secara lebih cepat dan lebih efektif daripada teks. Ilustrasi dalam karya desain komunikasi visual dibagi menjadi dua, yaitu ilustrasi yang dihasilkan dengan tangan atau gambar dan ilustrasi yang dihasilkan oleh kamera atau fotografi.
Ilustrasi memiliki kemampuan untuk membantu mengkomunikasikan pesan dengan tepat dan cepat serta mempertegas sebagai terjemahan dari sebuah judul, sehingga bisa membentuk suatu suasana penuh emosi, dari gagasan seakan-akan nyata. Ilustrasi sebagai gambaran pesan yang tak terbaca dan bisa mengurai cerita berupa gambar dan tulisan dalam bentuk grafis informasi yang memikat. Dengan ilustrasi,
maka pesan menjadi lebih berkesan, karena pembaca akan lebih mudah mengingat gambar daripada kata-kata.
4. Simbolisme
Simbol sangat efektif digunakan sebagai sarana informasi untuk menjembatani perbedaan bahasa yang digunakan karena sifatnya yang universal dibanding kata-kata atau bahasa. Bentuk yang lebihh kompleks dari simbol adalah logo. Logo merupakan identifikasi dari sebuah perusahaan karena logo harus mampu mencerminkan citra, tujuan, jenis, serta objektivitasnya agar berbeda dari yang lainnya.
Dalam keseharian, dapat dilihat banyak iklan memiliki elemen-elemen grafis yang tidak hanya terdapat ilustrasi, tetapi juga terdapat muatan grafis yang penting seperti logo perusahaan atau logo merek, simbol perusahaan, atau ilustrasi produk.
5. Warna
Warna merupakan elemen penting yang dapat mempengaruhi sebuah desain. Pemilihan warna dan pengolahan atau penggabungan satu dengan lainnya akan dapat memberikan suatu kesan atau image yang khas dan memiliki karakter yang unik, karena setiap warna memiliki sifat yang berbeda-beda. Warna merupakan salah satu unsur rupa/
visual yang menghasilkan daya tarik visual, dan kenyataannya warna lebih berdaya tarik pada emosi daripada akal.
6. Animasi
Penggunaan unsur-unsur gerak atau disebut animasi khususnya dalam multimedia akan menimbulkan kesan tersendiri bagi yang melihatnya, sehingga dapat mendukung tampilan secara lebih dinamis.
Berdasarkan teknis pembuatannya, animasi dibagi menjadi dua, yaitu : Animasi 2D, yang berkesan datar (flat), baik itu karakter maupun warnanya; dan Animasi 3D, adalah karakter yang dibuat yang dapat dilihat dari berbagai sudut pandang dan adanya kesan mendalam atau berdimensi ruang.
2.2.2. Konsep Dasar Media Komunikasi Visual 2.2.2.1. Definisi Media Komunikasi Visual
Maimunah, dkk (2017 : 37)[25] menyimpulkan bahwa “Media Komunikasi Visual adalah sarana untuk penyampaian pesan atau informasi kepada publik yang dirangkai dengan penggunaan media penggambaran yang hanya dapat terbaca oleh indera penglihatan”.
Maulani, dkk (2017 : 62)[26] menyampaikan bahwa “Media komunikasi visual merupakan suatu bentuk komunikasi dengan menggunakan desain grafis yang didalamnya terdapat unsur tipografi, fotografi dan ilustrasi”.
Dilihat dari referensi definisi diatas bahwa definisi Media Komunikasi Visual adalah suatu bentuk komunikasi dengan menggunakan desain grafis yang terdapat unsur tipografi, fotografi dan ilustrasi yang
Dilihat dari referensi definisi diatas bahwa definisi Media Komunikasi Visual adalah suatu bentuk komunikasi dengan menggunakan desain grafis yang terdapat unsur tipografi, fotografi dan ilustrasi yang