• Tidak ada hasil yang ditemukan

Inspeksi Penerbangan pada fasilitas navigasi penerbangan menentukan cakupan fasilitas dan kualitas sinyal. Petugas kalibrasi penerbangan harus memverifikasi akurasi dari pengenal kode Morse dan memeriksa semua gangguan selama inspeksi.

207.3.1 Checklist

Tipe Checklist Ref. Paragrap. C P

Identifikasi (Identification) 207.3201 X X

Suara (Voice) 207.3202 X X

Cakupan (Coverage) 207.3203 X

X 207.3204b

Standart instrument 207.3204a X X

Pendekatan prosedur (Approach Procedure) 207.3204b X X

Stasiun Passage (Station Passage) 207.3205 X X

Standby Transmitter 207.3207 X

Standby Power 207.3208 X

207.3.2 Prosedur Detail

207.3.2.1 Identifikasi. Petugas kalibrasi penerbangan harus mengawasi

identifikasi selama evaluasi untuk kejelasan dan gangguan di seluruh kapasitas layanan yang dimaksud.

207.3.2.2 Suara (Voice). Ketika dipasang, fitur suara memungkinkan

Nondirectional Beacon untuk mengirimkan pesan seperti laporan cuaca dan

pengamatan. Untuk inspeksi commissioning, inspeksi penerbangan harus menjamin fasilitas mempunyai toleransi sesuai dengan Paragraf 207.5b dan harus memperhatikan jarak maksimum suara itu jelas dan dikenali sebagai dasar untuk inspeksi ke depan.

207.3.2.3 Cakupan (Coverage). Cakupan harus dievaluasi pada saat terbang

orbit dengan radius sama dengan penggunaan wilayah yang diharapkan per ayat

207.5c (1). Commissioning akan dilaksanakan pada tingkat daya yang ditentukan

oleh pemelihara fasilitas. Ketinggian Orbit harus 1,500 kaki di atas ketinggian elevasi fasilitas, atau ketinggian minimum yaitu 1,000 kaki (2.000 kaki di daerah pegunungan) di atas dataran tinggi atau rintangan, mana yang lebih tinggi seperti

yang ditentukan saat mempelajari peta. Mengevaluasi penghalang atau bahaya

yang berdampak pada prosedur dimaksud dan memberitahu kepada spesialis pembuat prosedur. Mengevaluasi sinyal osilasi yang sangat tinggi, lemah atau kacau, ident, dan gangguan di seluruh orbit. Cakupan (Coverage) pada jarak lebih besar daripada radius orbit akan disertifikasi untuk rute tertentu atau transisi. Petugas kalibrasi penerbangan harus terbang pada rute atau transisi dimaksud di ketinggian minimum dan jarak maksimum seperti yang digambarkan dalam dokumen prosedur penerbangan. Untuk kinerja yang memuaskan, fasilitas harus memenuhi toleransi dalam bagian 207,5. jika fasilitas tidak mendukung prosedur, petugas kalibrasi penerbangan harus menentukan ketinggian minimum dan jarak maksimum yang memenuhi semua toleransi dalam bagian 207,5 dan meneruskan informasi ini ke Spesialis Pembuat Prosedur.

207.3.2.4 Prosedur Standar Pendekatan Instrumen (Standard Instrument

Approach Procedure /SIAP). Petugas kalibrasi penerbangan harus mengikuti

prosedur untuk inspeksi SIAP's yang terkandung di dalam bagian 214. Ketinggian

terbang harus pada minimum yang diusulkan atau dipublikasikankan untuk segmen yang dievaluasi, kecuali bahwa pada segmen terakhir harus diterbangi sampai 100 ft di bawah MDA terendah yang dipublikasikan. Petugas kalibrasi penerbangan harus memeriksa untuk memastikan pemenuhuan terhadap toleransi seperti yang diatur pada paragraf 207.5.

a. Inspeksi Commissioning SIAP. Petugas kalibrasi penerbangan harus

mengevaluasi semua segmen prosedur yang diusulkan.

b. Untuk Inspeksi berkala, mengevaluasi segmen pendekatan akhir (final

approach) SIAP IAW Bagian 214.

207.3.2.5 Station Passage, Mengevaluasi daerah yang ditegaskan oleh fasilitas

untuk idetifikasi yang benar saat dilakukan Station Passage. Jarum pembalikan perlu terjadi ketika pesawat melintas tepat di atas atau sangat dekat pada stasiun. Jika terjadi indikasi station passage salah selama evaluasi, fasilitas ini harus diterbitkan NOTAM bahwa tidak melayani dan melakukan investigasi pnyebabnya. Saat jarum berputar sementara (mencari) di atas stasiun tidak boleh ditafsirkan sebagai bagian palsu (False passage).

207.3.2.6 Expanded Service Volume (ESV) pada fasilitas yang

di-commissioning akan ditetapkan pada normal power.

207.3.2.7 Peralatan Cadangan (Standby Equipment). Pada fasilitas dimana dual

pemancar dipasang, petugas kalibrasi penerbangan harus memeriksa masing-masing untuk inspeksi commissioning. Petugas kalibrasi penerbangan juga harus memastikan bahwa stasiun pengendali memiliki kemampuan untuk memilih pemancar.

207.4 ANALISA.

a. Sarana utama evaluasi. Kestabilan indikasi bearing dan kode identifikasi

fasilitas adalah sarana utama pengevaluasian Nondirectional Beacon.

b. Indikasi salah Arah. Indikasi kesalahan bearing dapat disebabkan berbagai

penyebab, termasuk fenomena cuaca, terrain, dan analisa gangguan radio perlu mencakup identifikasi penyebab anomali ketika memungkinkan.

c. Penerapan Toleransi. Toleransi dalam bagian ini didasarkan pada rata-rata

kondisi atmosfer. Petugas kalibrasi penerbangan diharapkan untuk

menggunakan keputusan yang baik dalam membedakan antara kinerja fasilitas dan fenomena atmosfer yang tidak biasa. Pada dasarnya untuk menentukan kinerja fasilitas yang baik, inspeksi penerbangan commissioning perlu dilakukan dalam kondisi cuaca cerah yang tidak akan menurunkan atau meningkatkan kinerja fasilitas.

207.5 TOLERANSI.

Nondirectional Beacon yang memenuhi toleransi di seluruh daerah penggunaan yang

dimaksud diklasifikasikan sebagai TAK TERBATAS. Fasilitas yang tidak mendukung rute atau transisi di luar cakupan seperti yang tercantum dalam bagian 207.5c (1) tidak akan dibatasi, namun penggunaan fasilitas untuk tujuan itu akan ditolak.

a. Identifikasi Kode Morse. Semua fasilitas harus memiliki identitas kode Morse

yang benar, jelas, dan dapat diidentifikasi di seluruh daerah penggunaan dimaksud, termasuk rute atau transisi yang diperluas melampaui kapasitas layanan normal (normal service volume). Jika identitas morse ini ditambah dengan identifikasi suara, suara harus mengikuti toleransi yang sama seperti identitas Morse terkait.

b. Transmisi Suara. Informasi yang disiarkan harus jelas dan dapat dikenali untuk

minimum dua-pertiga dari jarak Nondirectional Beacon yang digunakan.

c. Jarak yang dapat digunakan.

(1) Jarak minimum yang digunakan harus :

(a) Kompas Locator 15 nm

(b) Fasilitas MH 25 nm

(c) Fasilitas H 50 nm

(d) Fasilitas HH 75 nm

(2) Deviasi bearing maksimum:

20 0 (± 10 0 )

d. NDB Approach. Penunjukan penyimpangan bearing di dalam segmen pendekatan

akhir (fi nal approach) harus tidak melebihi: 10 0 (± 5 0 ).

e. Toleransi Deviasi Bearing. Durasi pendek, aktivitas jarum di luar toleransi

(termasuk pengulangannya) dapat diijinkan apabila salah satu dari:

(1) Durasi tidak melebihi empat detik pada saat approach (terbang pada kecepatan darat 130 knot), atau

(2) Durasi tidak melebihi sedetik saat digunakan pada enroute;

tapi hanya jika di luar toleransi ini tidak dapat diartikan sebagai station passage, aktivitas itu umumnya tidak satu sisi ketika berulang.

f. Station Passage. Indikasi station passage harus terjadi ketika melintas di atas

fasilitas di darat.

g. Peralatan Cadangan (Standby Equipment). Apabila terpasang, peralatan