• Tidak ada hasil yang ditemukan

Halaman Lampiran 1 Konversi angkutan truk berdasarkan data lembaga uji konstruksi BPPT 1986

C. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan adalah

1. Pemilihan kemasan dilakukan dengan menghitung volume dari keranjang plastik. Kemudian hasil perhitungan volume tersebut dijadikan dasar volume yang akan digunakan untuk merancang kotak karton dan keranjang bambu. Untuk merancang kemasan kotak karton dilakukan dengan metode trial and error. Sedangkan untuk keranjang bambu digunakan rancangan asli dari kebun karena kapasitas yang diperlukan tidak berbeda jauh dari kapasitas aslinya yaitu 10 Kg.

2. Persiapan bahan atau sampel yaitu pemilihan dan pembersihan pada buah salak yang akan digunakan untuk penelitian. Buah salak terlebih dahulu disortir, dipilih yang kondisinya tidak menunjukkan kerusakan secara fisik dan diseragamkan ukurannya, kemudian salak dibersihkan dari kotoran yang mungkin masih melekat.

3. Buah salak yang telah dibersihkan dan disortasi kemudian ditimbang dan dimasukkan ke dalam perlakuan kemasan yaitu kemasan keranjang plastik (41 cm x 31 cm x 13 cm), kemasan kotak karton (30 x 20 x 25) cm dan kemasan keranjang bambu (diameter 27 cm dan tinggi 30 cm). Masing0masing perlakuan kemasan mempunyai berat yang sama yaitu 8 Kg.

4. Kemasan0kemasan tersebut kemudian diatur pada meja getar simulator. Simulasi transportasi dilakukan dengan meja getar berfrekuensi 3.14 Hz dan amplitudo 4.83 cm selama 2 (dua) jam. Penggetaran dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu untuk ulangan ke01 dan ulangan ke02.

5. Setelah penggetaran, dilakukan pengamatan kerusakan mekanis untuk mengetahui jumlah dan presentase kerusakan yang dialami oleh buah salak akibat goncangan selama transportasi. 6. Buah salak kemudian diambil secara acak untuk ditimbang bobot awalnya. Setelah itu, 3 jenis

perlakuan kemasan tersebut disimpan pada suhu dingin 10 oC dan suhu ruang. Buah salak tersebut disimpan bersama dengan kemasannya.

12 7. Buah salak yang disimpan digunakan sebagai sampel untuk pengamatan kekerasan, susut bobot, kadar air, total padatan terlarut, dan uji organoleptik. Selain itu, dilakukan pengamatan terhadap presentase kerusakan buah secara fisiologis yang terjadi selama penyimpanan. 8. Pengamatan pada suhu ruang dilakukan sampai hari ke010 sedangkan pengamatan untuk suhu

dingin dilakukan sampai hari ke020. Pengamatan pada suhu ruang dan suhu dingin dilakukan setiap 2 atau 3 hari sekali.

Gambar diagram alir dari metode penelitian dapat dilihat pada Gambar 4 berikut ini.

Gambar 4. Diagram alir metode penelitian S1 (Suhu ruang)

(26 OC – 30 OC)

Pengamatan:

Susut bobot, Kerusakan fisiologis, Kekerasan, Total Padatan Terlarut, Kadar air, Uji Organoleptik

Salak pondoh K2 (Kemasan kotak Karton) berkapasitas 8 Kg K3 (Kemasan keranjang bambu) berkapasitas 8 Kg K1 (Kemasan keranjang plastik) berkapasitas 8 Kg S2 (Suhu dingin) (10 OC)

Simulasi transportasi dengan amplitudo 4.83 cm dan frekuensi 3.14 Hz selama 2 jam dengan tidak ada penumpukan

Pengamatan kerusakan mekanis

Pengukuran bobot awal

Penyimpanan

Analisis:

Pengaruh perlakuan dengan analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan

13

D. Pengamatan

1. Persentase kerusakan mekanis

Kerusakan buah yang dikategorikan atas karakteristik memar, kulit pecah atau tergores. Pengamatan kerusakan ini dilakukan secara visual per satuan buah salak dan selanjutnya dihitung persentase buah yang rusak dari keseluruhan buah salak yang ada dalam satu kemasan. Jumlah kerusakan dalam satu kemasan dapat dihitung dengan Persamaan (1). Perhitungan persentase kerusakan mekanis ini dilakukan sebanyak 2 kali ulangan.

% = 100%………...…(1)

2. Persentase kerusakan fisiologis

Kerusakan buah yang dikategorikan atas karakteristik buah yang sudah busuk dan berair. Pengamatan kerusakan ini dilakukan secara visual per satuan buah salak dan selanjutnya dihitung persentase buah yang rusak dari keseluruhan buah salak yang ada dalam satu kemasan. Jumlah kerusakan dalam satu kemasan dapat dihitung dengan Persamaan (2). Perhitungan persentase kerusakan fisiologis ini dilakukan sebanyak 2 kali ulangan.

% " #$#% = & ' 100%……….(2)

3. Kekerasan

Uji kekerasan diukur berdasarkan tingkat ketahanan buah terhadap jarum penusuk dari rheometer tipe CR0300DX. Alat dikondisikan pada kedalaman 10 mm dengan beban maksimum 10 kg. Uji kekerasan dilakukan pada 3 (tiga) titik yang berbeda, yang terdapat pada bagian pangkal buah salak, kemudian hasilnya dirata0ratakan. Letak ketiga titik disajikan pada Gambar 5. Jarum penusuk ditandai dengan tanda panah warna merah. Pengukuran kekerasan ini dilakukan sebanyak 2 kali ulangan.

Gambar 5. Letak tiga titik jarum penusuk pada pengujian kekerasan buah salak 4. Susut bobot

Pengukuran susut bobot dilakukan dengan menggunakan timbangan mettler PM04800. Pengukuran dilakukan sebelum disimpan dan setiap kali akhir pengamatan yaitu setiap 2 atau 3 hari sekali. Persamaan yang digunakan untuk mengukur susut bobot adalah Persamaan (3). Pengukuran susut bobot ini dilakukan sebanyak 2 kali ulangan.

% ( ) *#+#) =, -,, 100%...(3)

Dimana:

Wo = Bobot salak pondoh sebelum disimpan (gram) Wt = Bobot salak pondoh setiap akhir pengamatan (gram) 5. Total Padatan Terlarut

Penentuan Total Padatan Terlarut buah salak dilakukan dengan menggunakan Refraktometer tipe digital Atago tipe PR0201. Sebelumnya, satu bagian buah salak dibagi menjadi 3 bagian,

14 bagian pangkal, tengah dan bawah. Masing0masing bagian tersebut selanjutnya dihancurkan, kemudian diukur nilai Total Padatan Terlarutnya menggunakan Refraktometer (oBrix). Masing0 masing nilai dari bagian tersebut kemudian dirata0ratakan. Pengukuran Total Padatan Terlarut ini dilakukan sebanyak 2 kali ulangan.

6. Kadar air, metode oven

Daging buah salak sebanyak 5 gram yang telah dipotong0potong ditimbang dalam cawan alumunium yang telah diketahui beratnya. Kemudian dikeringkan dengan oven pada suhu 105 oC – 110 oC sampai diperoleh berat tetap, yaitu selama 6 jam. Cawan diangkat, didinginkan dalam desikator dan ditimbang berat akhirnya. Kadar air dapat dihitung dengan Persamaan (4). Perhitungan kadar air ini dilakukan sebanyak 2 kali ulangan.

Kadar air (% b/b) = ( -/) x 100 % ………..(4) Dimana:

a = Berat sampel salak pondoh sebelum dikeringkan (gram) b = Berat sampel salak pondoh setelah dikeringkan (gram) 7. Uji Organoleptik

Uji organoleptik yang digunakan pada penilaian buah salak adalah uji mutu hedonik terhadap kenampakan kulit, kenampakan daging, tekstur buah, rasa, aroma dan penerimaan umum. Skala hedonik yang digunakan adalah 1 (sangat tidak suka), 2 (tidak suka), 3 (agak tidak suka), 4 (netral), 5 (agak suka), 6 (suka) dan 7 (sangat suka). Panelis terdiri dari 10 orang yang terdiri atas mahasiswa dari berbagai fakultas, Uji organoleptik ini dilakukan sebanyak 2 kali ulangan.

Dokumen terkait