• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.3 Prosedur Pengembangan

laki dan 10 siswa perempuan. Siswa kelas IV di SDK Klepu memiliki kemampuan yang beragam.

Kondisi ruangan Kelas IV baik untuk melakukan pembelajaran. Meja dan kursi dalam keadaan baik. Satu meja dan kursi panjang digunakan untuk tiga siswa. Ada sebuah papan tulis kapur di depan kelas. Ventilasi ruangan cukup untuk masuknya cahaya yang dapat menerangi kegiatan belajar. Lampu sebagai alat bantu penerangan. Buku-buku yang digunakan untuk pembelajaran lengkap dan diletakkan di pinggir ruangan. Alat kebersihan berupa sapu dan sekop tersedia. Papan data kelas tertempel pada dinding kelas. Ada sedikit alat peraga yang diletakkan di dalam kelas.

3.2.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Kanisius Klepu yang beralamat di Klepu, Sendangmulyo, Minggir, Sleman, Yogyakarta. SDK Klepu berdiri pada tanggal 1 April 1927. Sekolah ini memiliki nilai akreditasi A. Jumlah guru yang mengajar sebanyak 11 orang dan memiliki 3 karyawan.

Alasan pemilihan SD tersebut yaitu siswa-siswa di SDK Klepu memiliki prestasi yang baik walaupun lokasi sekolah berada di desa. Prestasi sekolah yang dicapai pada tahun 2013 diantaranya juara 3 UN tahun ajaran 2012/2013 se-UPT Kecamatan Minggir, juara 3 IPA Olimpiade Sains se-Kecamatan Minggir, juara 3 Matematika Olimpiade Sains se-Kecamatan Minggir, dan lain-lain. Selain itu, siswa yang bersekolah di SD Kanisius Klepu berasal dari latar belakang keluarga yang beragam yaitu menengah ke bawah sampai menengah ke atas.

3.2.4 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 9 bulan, yaitu pada bulan September 2013 sampai bulan Mei 2014.

3.3 Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan produk yang digunakan dalam penelitian

34 Bagan 3.1 Prosedur Pengembangan Produk Menurut Sugiyono

Berdasarkan bagan 3.1, penelitian berangkat dari adanya potensi atau masalah yang terjadi di lapangan. Setelah potensi atau masalah dapat ditunjukkan secara faktual dan krusial, selanjutnya perlu dilakukan pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang cukup untuk melakukan penelitian pengembangan. Informasi atau data-data tersebut digunakan untuk perencanaan produk atau alat peraga tertentu yang akan dikembangkan. Produk yang akan dihasilkan perlu didesain terlebih dahulu. Desain produk dalam bidang pendidikan bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pendidikan, yaitu lulusan yang jumlahnya banyak, berkualitas, dan relevan dengan kebutuhan (Sugiyono, 2010: 412). Selanjutnya adalah melakukan validasi desain yang merupakan proses kegiatan untuk menilai produk atau alat peraga yang dihasilkan. Perbaikan desain perlu dilakukan untuk memperbaiki kekurangan dari produk yang didesain. Tahap selanjutnya adalah uji coba produk. Dalam bidang pendidikan, desain produk seperti metode mengajar baru dapat langsung diuji cobakan setelah dilakukan validasi dan revisi desain. Setelah diujicobakan, tahap berikutnya adalah revisi produk kemudian dilakukan uji coba pemakaian pada kelas yang lebih besar. Apabila ditemukan kelemahan dan kekurangan terhadap produk yang dihasilkan, dilakukan revisi produk lagi kemudian produk tersebut dapat diproduksi secara masal.

Borg dan Gall (1983: 775) mengemukakan langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian R and D adalah sebagai berikut: (1) Penelitian dan pengumpulan informasi awal. Pada tahap ini, dilakukan pencarian informasi melalui literatur, observasi kelas, dan persiapan laporan. (2) Persiapan, meliputi

Potensi dan Masalah Pengumpulan Data Validasi Desain Desain Produk

Revisi Produk Produksi Massal

Revisi Desain Uji Coba Produk Revisi Produk Ujicoba Pemakaian

35 mendeskripsikan keterampilan, menentukan tujuan pembelajaran, dan uji coba terbatas. (3) Pembuatan rancangan produk yang meliputi persiapan manual alat peraga, handbooks, dan alat evaluasi. (4) Uji coba awal. Uji coba terbatas dilakukan pada satu sampai tiga sekolah, menggunakan enam sampai dua belas siswa. Peneliti melakukan pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan kuesioner dan menganalisis data hasil uji coba terbatas. (5) Revisi produk awal. Revisi produk dilakukan berdasarkan hasil yang diperoleh dari uji coba terbatas. (6) Uji coba produk di lapangan. Uji coba ini dilakukan pada lima sampai lima belas sekolah dengan melibatkan tiga puluh sampai seratus siswa. Data kuantitatif diperoleh melalui pretest dan posttest. Hasil data yang diperoleh dievaluasi dengan mengkaji ketercapaian tujuan pembelajaran dan dibandingkan dengan data pada kelompok kontrol. (7) Revisi produk secara operasional berdasarkan hasil yang diperoleh dari uji coba di lapangan. Pada tahap ini dilakukan penyempurnaan produk berdasarkan uji coba lapangan. (8) Uji pelaksanaan lapangan yang melibatkan sepuluh sampai tiga puluh sekolah yang melibatkan empat puluh sampai dua ratus siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan kuesioner dan dianalisis. (9) Revisi produk akhir berdasarkan hasil dari uji coba secara operasional. (10) Diseminasi dan implementasi produk yaitu melaporkan produk yang dihasilkan pada seminar dan jurnal.

Penelitian mengenai pengembangan alat peraga matematika berbasis Montessori ini, mengadopsi langkah-langkah penelitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012) serta Borg dan Gall (1983) tersebut. Peneliti membatasi penelitian pengembangan ini sampai pada uji coba terbatas. Uji coba terbatas dilakukan untuk mengetahui apakah alat peraga yang dihasilkan dapat membantu siswa memahami materi yang diajarkan serta mengetahui kualitas alat peraga yang dihasilkan. Adapun tahap-tahap yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan oleh bagan 3.2 halaman 36.

36 Bagan 3.2 Prosedur Pengembangan Alat Peraga Papan Bilangan Bulat

37 Tahap pertama, peneliti mengkaji standar kompetensi untuk menentukan kompetensi dasar dan dilanjutkan dengan memilih materi pembelajaran yang akan dikembangkan. Peneliti memilih Standar Kompetensi 5. Operasi Bilangan Bulat dengan Kompetensi Dasar pada 5.2 Penjumlahan Bilangan Bulat dan 5.3 Pengurangan Bilangan Bulat.

Tahap kedua, peneliti melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan sebagai acuan dalam pembuatan produk alat peraga. Pertama-tama, peneliti melakukan analisis karakteristik alat peraga Montessori dan karakteristik siswa yang akan dijadikan subjek penelitian. Selanjutnya, peneliti membuat instrumen analisis kebutuhan. Instrumen analisis kebutuhan diuji keterbacaannya oleh ahli pembelajaran Matematika, ahli bahasa, guru, dan siswa.Analisis kebutuhan dilakukan pada siswa kelas IV yang berjumlah 25 siswa dan semua guru kelas di SD Kanisius Klepu. Analisis kebutuhan ini dilakukan dengan tujuan agar peneliti mengetahui karakteristik dan kebutuhan siswa dalam mempelajari materi pembelajaran matematika untuk keterampilan berhitung pada bilangan bulat. Setelah peneliti melakukan analisis kebutuhan, peneliti mengembangkan program pembelajaran meliputi alat peraga, pengembangan perangkat album dan evaluasi pembelajaran. Langkah ini memberikan pertimbangan pada peneliti dalam menentukan langkah selanjutnya.

Tahap ketiga, peneliti memproduksi alat peraga Montessori untuk keterampilan berhitung matematika. Langkah ini dimulai dengan membuat desain alat peraga dan dilanjutkan dengan mengumpulkan bahan untuk pembuatan produk pengembangan penelitian. Bahan-bahan yang telah terkumpul kemudian akan diproses dan dikembangkan sesuai dengan desain yang telah peneliti rencanakan. Produksi alat peraga Montessori dilengkapi dengan album pembelajaran yang memuat langkah-langkah penggunaan alat peraga Papan Bilangan Bulat bilangan bulat dan kartu soal sebagai pengendali kesalahan.

Tahap keempat adalah pembuatan instrumen penelitian. Instrumen yang dibuat adalah instrumen tes untuk siswa dan kuesioner validasi produk yang ditujukan untuk ahli, guru, dan siswa. Instrumen tes divalidasi oleh ahli pembelajaran matematika dan guru kelas IV. Instrumen kuesioner validasi produk

Dokumen terkait