BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Pengembangan
1. Prosedur Pengembangan Prototipe Modul Sempoa sebagai Panduan
Berdasarkan langkah-langkah pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model ADDIE yang terdiri dari Analyze, Design, Develop, Implementation, dan Evaluation. Proses pengembangan Prototipe Modul Sempoa sebagai Panduan Operasi Hitung Pengurangan dengan Tekun bagi Siswa Kelas II SD sebagai berikut.
a. Analyze
Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan dengan melakukan observasi di tiga kelas II SD Daerah Istimewa Yogyakarta dan wawancara dengan tiga guru kelas II SD Daerah Istimewa Yogyakarta.
1) Wawancara dengan Guru Kelas II
Peneliti melakukan wawancara dengan tiga guru kelas II SD yaitu guru 1 dari SD N Kentungan, guru 2 dari SD K Notoyudan, dan guru 3 SD K Klepu untuk mengetahui permasalahan dalam pembelajaran matematika, peran siswa dalam pembelajaran, sikap siswa dalam pembelajaran, dan media pembelajaran yang digunakan oleh guru. Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.1 Hasil Wawancara terhadap Guru
No. Topik Pertanyaan No.Item Hasil Wawancara
1. Model pembelajaran yang digunakan guru
1 Guru 1: klasikal, sering kali bertanya jawab
Guru 2: klasikal Guru 3: klasikal
2. Peran siswa 2 Guru 1: sebagai audience dan
presenter
Guru 2: sebagai audience dan presenter
Guru 3: sebagai audience dan presenter
3. Permaslaahan dalam
pembelajaran matematika
3 Guru 1: siswa masih kesulitan dalam operasi pengurangan bersusun teknik meminjam
Guru 2: siswa masih kesulitan dalam operasi hitung pengurangan bersusun teknik meminjam
Guru 3: siswa kesulitan pada operasi
pengurangan dengan teknik
meminjam
4 Guru 1: masalah ini sering terjadi Guru 2: masih sering terjadi Guru 3: masih terjadi namun dengan jumlah siswa yang berbeda
4. Peran guru dalam mengatasi masalah
5 Guru 1: membantu menjelaskan
Guru 2: menjelaskan kembali Guru 3: menjelaskan kembali 5. Media yang digunakan 6 Guru 1: kertas lipat yang berbeda
warna
Guru 2: benda yang ada di lingkungan sekitar
Guru 3: kecrekan
7 Guru 1: perbedaan warna untuk mengetahui kedudukan angka Guru 2: benda tersebut mudak di dapat
Guru 3: kecrek yang digunakan untuk menghitung, menggantikan benda konkret
6. Sikap 8 Guru 1: dari 28 siswa, ada beberapa
yang mengerjakan secara mandiri Guru 2: dari 25 siswa, ada 6 yang sering meminta jawaban kepada temannya
Guru 3: dari 29 siswa, kurang lebih ada 8 siswa yang jarang bekerja tidak secara mandiri
9 Guru 1: dari 28 siswa, ada yang mau memperbaiki. Namun ada juga yang tidak.
Guru 2: dari 25 siswa, ada 6 siswa yang tidak mau membenarkan jawabannya
Guru 3: dari 29 siswa, kurang lebih
8 siswa yang jarang mau
memperbaiki jawaban
10 Guru 1: maksimal 10 soal dengan batasan waktu 30 menit
Guru 2: 10 soal dengan waktu pengerjaan 30 menit
Guru 3: 10 soal dengan waktu 30 menit
11 Guru 1: 2/3 dari 28 siswa belum bisa menyelesaikan seluruh soal dengan waktu tersebut
Guru 2: 2/4 dari 25 siswa belum bisa menyelesaikan seluruh soal dengan waktu yang diberikan
Guru 3: 2/3 dari 29 siswa belum bisa menyelesaikan seluruh soal dengan waktu yang diberikan
12 Guru 1: memberi tambahan waktu Guru 2: memberi tambahan waktu Guru 3: memberi tambahan waktu 13 Guru 1: ada yang kecewa dan ada
juga yang tidak
Guru 2: ada yang kecewa dan ada yang tidak
Guru 3: ada yang kecewa, ada yang tidak
14 Guru 1: mengerjakan secara
berurutan
Guru 2: mengerjakan secara berurutan
Guru 3: mengerjakan secara berurutan
15 Guru 1: ada yang tidak
memperhatikan penjelasan guru
Guru 2: ada yang tidak
memperhatikan saat guru
menjelaskan materi di depan
Guru 3: ada yang tidak
memperhatikan penjelasan guru 16 Guru 1: mengingatkan atau menegur
Guru 2: mengingatkan atau menegur
Guru 3: menegur kemudian
dihampiri jika masih ramai
17 Guru 1: mengulang penjelasan atau menjelaskan kembali
Guru 2: mengulangi penjelasan Guru 3: mengulangi penjelasan 18 Guru 1: klasikal dan mandiri
Guru 3: klasikal dan mandiri 19 Guru 1: tidak menggunakan vasilitas
lain
Guru 2: tidak menggunakan vasilitas lain
Guru 3: tidak menggunakan vasilitas lain
20 Guru 1: belum menemukan hal seperti itu.
Guru 2: belum menemukan hal seperti itu.
Guru 3: belum menemukan hal seperti itu.
21 Guru 1: mungkun jika di rumah, mencari sumber lain dari internet Guru 2: mungkin jika di rumah, mencari sumber lain dari internet Guru 3: mungkin jika di rumah, mencari sumber lain dari internet Untuk lebih detailnya, dapat dilihat pada lampiran 2.
2) Observasi terhadap Pembelajaran Matematika di Kelas II
Observarsi terhadap pembelajaran matematika di kelas II SD dan alat peraga yang digunakan oleh guru dan siswa. Observasi dilakukan oleh peneliti pada siswa kelas II SD di tiga sekolah yaitu guru 1 dari SD N Kentungan, guru 2 dari SD K Notoyudan, dan guru 3 dari SD K Klepu.
Hasil observasi dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.2 Hasil Observasi
No. Objek yang diamati No. Item Hasil Observasi
1. Alat peraga yang digunakan
saat pembelajaran
matematika
1 Guru 1: tidak menggunakan alat peraga yang konkret dan guru hanya menggunakan buku guru dan buku siswa sebagai acuan belajar.
Guru 2: menggunakan alat peraga yang konkret dan guru hanya
menggunakan buku guru dan buku siswa sebagai acuan belajar Guru 3: menggunakan kecrekan saat kegiatan pembelajaran dan menggunakan buku guru dan buku siswa sebagai acuan belajar. 2. Kesulitan siswa ketika
menerima pembelajaran dan hasil pembelajarannya
2 Guru 1: siswa kesulitan pada operasi hitung pengurangan
bersusun dengan teknik
meminjam.
Guru 2: siswa kesulitan pada operasi hitung pengurangan
bersusun dengan teknik
meminjam.
Guru 3: siswa kesulitan pada operasi hitung pengurangan
bersusun dengan teknik
meminjam. 3. Peran siswa saat kegiatan
pembelajaran berlangsung
3 Guru 1: siswa aktif dalam kegiatan belajar.
Guru 2: siswa sangat aktif dalam kegiatan belajar
Guru 3: siswa sangat aktif dalam kegiatan belajar
4. Sikap siswa ketika
mengerjakan tugas
matematika
4 Guru 1: ada yang tidak
menyelesaikan semua soal, mencontek saat mengerjakan tugas, dan berjalan-jalan saat diberi tugas.
Guru 2: ada yang tidak
menyelesaikan semua soal, mencontek saat mengerjakan tugas, dan berjalan-jalan saat diberi tugas.
Guru 3: ada yang tidak
menyelesaikan semua soal, mencontek saat mengerjakan tugas, dan berjalan-jalan saat diberi tugas.
Untuk lebih detailnya dapat dilihat pada lampiran 1.
3) Kuesioner Analisis Kebutuhan
Peneliti memberikan kuesioner kepada tiga guru kelas II di SD N Kentungan, SD K Klepu, dan SD K Notoyudan. Kuesioner berisi tentang
deskripsi kebutuhan siswa kelas II SD. Dalam kuesioner tersebut, ketiga guru memilih media sempoa yang cocok untuk pembelajaran matematika operasi hitung pengurangan dan media tersebut membutuhkan prototipe modul agar siswa dapat belajar secara mandiri. Dari ketiga guru juga menyebutkan bahwa belum pernah menggunakan media sempoa saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Hasil kuesioner analisis kebutuhan dapat dilihat pada lampiran 3.
b. Design
Langkah selanjutnya adalah melakukan desain untuk pembuatan prototipe modul. Dari hasil analisis kebutuhan yang dilakukan kepada guru, guru membutuhkan sebuah media pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran operasi hitung pengurangan menggunakan sempoa. Berikut ini yang dilakukan peneliti dalam membuat prototipe modul sempoa.
1) Sampul Modul
Sampul modul sempoa sebagai panduan operasi hitung pengurangan dengan tekun bagi siswa kelas II SD dibuat menggunakan aplikasi Photoshop. Sampul modul dicetak menggunakan kertas Ivory 230 gram. Sampul dari modul tersebut diberi judul “Prototipe Modul Sempoa Materi Operasi Hitung Pengurangan Untuk Mengembangkan Ketekunan” yang diletakkan di bagian kiri atas. Penulisan judul menggunakan jenis huruf Arial dengan ukuran huruf sebesar 32 pt. Bagian kanan bawah terdapat tulisan “Disusun Oleh Pompi Novitasari NIM 161134005” sebagai keterangan orang yang menyusun modul. Keterangan tersebut
menggunakan jenis huruf Comic dengan ukuran huruf 16 pt. Bagian tengah ada angka “999 – 179 = ?” dan “5 – 2 = 3” menggunakan jenis huruf Frankie dengan ukuran huruf 40 pt.
Sampul memiliki gambar berupa foto anak yang sedang memperagakan sempoa, kemudian diedit menggunakan aplikasi Photoshop. Background yang digunakan adalah di dalam kelas. Foto tersebut diambil dalam Google.
2) Isi Modul
Isi prototipe modul sempoa materi operasi hitung pengurangan kelas II SD dibuat menggunakan aplikasi CorelDraw. Penulisan ini buku menggunakan jenis huruf Comic, Hobo Std, Clarendon Blk BT, Footlight MT Light, Times New Roman, Hairline, Forte, dengan ukuran huruf berkisar antara 14 - 30 pt. Isi modul dicetak menggunakan kertas HVS 80 gram. Modul ini berisi kata pengantar, petunjuk penggunaan modul, sejarah sempoa, pengenalan nilai manik, latihan kemahiran, sahabat kecil, sahabat besar, dan latihan-latihan menghitung menggunakan sempoa.
3) Kata Pengantar
Kata pengantar berisi ucapan syukur atas keberhasilan dalam membuat prototipe modul sempoa materi operasi hitung pengurangan kelas II SD. Selain itu kata pengantar juga berisi tentang apa saja yang ada pada prototipe modul.
4) Bagian Sempoa yang Terkait dengan Materi
Bagian ini memuat hal yang dipelajari siswa ketika menggunakan sempoa. Isinya mengenai sempoa yang berkaitan dengan materi sempoa sesuai dengan materi yang dicantumkan dalam setiap subbab. Bagian ini bertujuan untuk mejelaskan secara garis besar materi yang dipelajari oleh siswa melalui sempoa.
c. Development
1) Isi Prototipe Modul a) Kata Pengantar
Kata pengantar berisi tentang rasa syukur dari peneliti yang sudah menyusun prototipe modul sempoa dan apa saja isi yang ada di dalam prototipe modul sempoa. Kata pengantar dibuat dengan menggunakan bahasa dan kalimat yang mudah dipahami oleh siswa. Kata pengantar ini diharapkan menjadi awal kalimat dari prototipe modul sempoa yang membuat pembaca tertarik untuk menggunakan prototipe modul sempoa.
b) Petunjuk Penggunaan Modul
Dalam prototipe modul ini, peneliti mengenalkan petunjuk penggunaan prototipe modul.
Gambar 4.1 Petunjuk Penggunaan Modul c) Sejarah Sempoa
Materi awal yang peneliti kenalkan dalam prototipe modul sempoa ini adalah sejarah sempoa agar siswa dapat mengerti dan mengetahui mengenai sejarah sempoa.
Gambar 4.2 Sejarah Sempoa d) Bagian Sempoa dan Fungsinya
Dalam prototipe modul sempoa, terdapat bagian sempoa dan fungsinya. Hal ini bertujuan agar siswa mengerti bagian-bagian sempoa dan masing-masing fungsinya.
Gambar 4.3 Bagian Sempoa dan Fungsinya e) Aturan menggunakan Sempoa
Dalam prototipe modul sempoa, terdapat aturan menggunakan sempoa. Hal ini bertujuan agar siswa mengerti dalam menggunakan sempoa juga ada peraturan yang harus dipatuhi dan diperhatikan.
Gambar 4.4 Aturan menggunakan Sempoa f) Pengenalan nilai manik
Kemudian materi selanjutnya adalah pengenalan nilai manik 1 – 900 pada sempoa. dalam materi ini peneliti menjelaskan bagaimana cara menggunakan sempoa dengan nilai manik 1 – 900. Cara menaikkan dan menurunkan manik sempoa dengan nilai 1 – 900.
Gambar 4.5 Pengenalan Nilai Manik 1-5 g) Latihan Kemahiran
Setelah siswa mengenal nilai manik pada sempoa, siswa diajak untuk berlatih kemahiran dalam menggunakan sempoa.
Gambar 4.6 Latihan Kemahiran
h) Latihan soal membaca gambar nilai manik dan menjodohkan nilai manik
Setelah siswa mengenal bagaimana cara menggunakan sempoa, peneliti memberikan latihan soal yang harus dikerjakan oleh siswa yaitu membaca dan menjodohkan nilai manik sempoa sesuai dengan gambar.
Gambar 4.7 Latihan Soal Membaca Gambar Nilai Manik
Gambar 4.8 Latihan Soal Menjodohkan Nilai Manik i) Sahabat Kecil
Pengenalan penggunaan sahabat kecil pada sempoa sangat penting dan harus dikenalkan pada siswa agar dapat mengerjakan soal pengurangan yang harus menggunakan sahabat kecil.
j) Sahabat Besar
Selain sahabat kecil, siswa juga dikenalkan penggunaan sahabat besar pada sempoa. Hal ini bertujuan agar siswa dapat mengerjakan soal pengurangan yang harus menggunakan sahabat besar.
Gambar 4.10 Sahabat Besar k) Latihan-latihan Soal
Setelah siswa mengenal dan mengetahui cara menggunakan sempoa dalam operasi hitung pengurangan, peneliti memberikan beberapa latihan soal yang harus dikerjakan oleh siswa secara mandiri untuk mengetes kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal dengan menggunakan sempoa.
Di dalam prototipe modul terdapat gambar-gambar yang menarik untuk meningkatkan antusias siswa dalam belajar prototipe modul sempoa. Beberapa langkah penggunaan prototipe modul dikembangkan dan dimodifikasikan oleh peneliti karena disesuaikan dengan materi yang terdapat dalam setiap pembelajarannya. Petunjuk penggunaan prototipe modul juga dikembangkan dengan adanya KD yang sesuai dengan materi yang digunakan oleh peneliti. Selain itu, dilengkapi dengan adanya kata atau kalimat motivasi agar siswa dapat mengembangkan sikap tekunnya saat menggunakan modul. Dalam beberapa latihan juga terdapat reward berupa kolom bintang. Hal tersebut dilakukan agar siswa merasa tertantang dalam mengerjakan soal latihan dan mengumpulkan bintang dalam jumlah yang banyak.
2) Instrumen Observasi Sikap Tekun Siswa
Peneliti mengembangkan prototipe modul yang disertai dengan instrumen observasi sikap tekun siswa. Instrumen ini bertujuan untuk mengetahui tingkat tekunnya siswa saat belajar menggunakan prototipe modul sempoa. Instrumen disusun berdasarkan indikator-indikator yang dimiliki oleh sikap tekun yang sudah di bahas pada Bab II. Cara mengisi instrumen ini cukup mencentang (√) pada kolom Ya atau Tidak sesuai dengan sikap siswa saat belajar menggunakan prototipe modul sempoa. Peneliti telah membuat produk awal berupa prototipe modul sempoa sebagai panduan operasi hitung pengurangan dengan tekun bagi siswa kelas II SD. Peneliti juga menyusun instrumen validasi yang dapat dilihat pada Bab III. Setelah peneliti
mencetak prototipe modul sempoa tersebut, peneliti menyerahkan prototipe modul kepada seorang ahli sempoa dan seorang ahli matematika. Prototipe modul divalidasi oleh guru kelas sekaligus ahli sempoa dan dosen ahli matematika, kemudian validasi tersebut menghasilkan data yang berguna untuk mengetahui kualitas dari prototipe modul yang akan diujicobakan. Produk yang telah divalidasi kemudian direvisi sebagai evaluasi sumatif.
d. Implementation
Hal-hal yang dilakukan dalam tahap Implementation ini adalah melakukan uji coba kepada siswa. Setelah peneliti melakukan revisi berdasarkan hasil validasi dengan ahli matematika dan ahli sempoa, peneliti mengujicobakan prototipe modul sempoa kepada siswa kelas II SD.
Uji coba dilakukan pada dua anak yang ada di lingkungan sekitar rumah peneliti dengan asal sekolah yang sama. Uji coba dilakukan tiga hari karena waktu yang terbatas dan peneliti harus melakukan uji coba sesuai dengan materi pada setiap sub-bab. Dalam satu hari, peneliti menggunakan waktu selama kurang lebih dua jam (120 menit). Pada hari ketiga uji produk, siswa diberikan pertanyaan pendalaman guna untuk mengetahui pemahaman siswa.
e. Evaluation
Setelah mengembangkan prototipe modul, peneliti melakukan pra-validasi yaitu mengkonsultasikan modul sempoa kepada dosen pembimbing 1 dan dosen pembimbing 2. Langkah pra-validasi bertujuan untuk mengetahui kelayakan prototipe modul sebelum dilakukan validasi oleh para ahli. Dalam langkah pra-validasi peneliti merevisi modul sempoa sesuai dengan saran-saran dari dosen
pembimbing. Setelah selesai revisi modul, peneliti melakukan validasi ahli kepada beberapa ahli yaitu guru kelas sekaligus ahli sempoa dan dosen ahli matematika.
Pada bagian ini, peneliti menjabarkan kajian produk akhir berdasarkan kuesioner validasi kepada para ahli dan hasil uji coba produk kepada siswa terkait kelayakan produk dan kualitas produk. Peneliti menghasilkan produk akhir berupa prototipe modul sempoa sebagai panduan operasi hitung pengurangan dengan tekun bagi siswa kelas II SD.
Produk akhir telah mengalami revisi, sehingga produk akhir masuk dalam kategori baik. Produk dalam penelitian ini telah direvisi berdasarkan hasil validasi dari dosen ahli matematika dan guru kelas sekaligus ahli sempoa. Hasil revisi menunjukkan adanya beberapa komentar dan saran, di antaranya 1) Sampul yang digunakan harus foto siswa asli, kesalahan pada panjang pensil yang ada pada sampul dan warna yang kurang cerah serta kurang menarik, 2) Petunjuk penggunaan media masih banyak hal yang perlu dikoreksi, 3) Pada soal menggambar manik, harus disertai gambar tiang sempoa, 4) Pada soal sahabat besar, tidak sesuai dengan materi, 5) Kurang tepatnya petunjuk dalam latihan soal, 6) Pada aspek kebahasaan, perlu diperbaiki agar siswa mampu memahami dengan jelas,7) Menambahkan kalimat perintah dan kalimat motivasi yang sesuai dengan sikap tekun, 8) Kalimat perintah dan kalimat motivasi disesuaikan dengan latihan soal, 9) Mengurangi jumlah kolom bintang pada tiap soal latihan, 10) Petunjuk penggunaan modul yang belum tepat. Penjabaran hasil validasi dapat dilihat dalam penjelasan berikut.
1) Validasi Ahli
Penilaian produk pengembangan ini dilakukan oleh ahli matematika dan ahli sempoa yang sekaligus guru kelas. Tujuan dari validasi ini adalah melihat kelayakan produk sebelum diujicobakan di lapangan. Indikator yang dinilai dari produk adalah desai, isi modul, dan kalimat tekun yang ada di dalam modul.
Tabel 4.3 Hasil Penilaian Validasi Produk Prototipe Modul Aspek Format
No. Penilai Skor Per Item Total Rerata Kriteria
1 2
1. Ahli Matematika 4 3 7 3,5 Sangat
Baik
2. Ahli Sempoa 3 3 6 3 Baik
Rerata 3,25
Penilaian produk prototipe modul oleh ahli matematika adalah salah satu dosen matematika di PGSD USD yang dilakukan pada tanggal 3 Maret 2020. Total skor yang diperoleh yaitu 7 sehingga reratanya 3,5. Dari rerata tersebut termasuk ke dalam rentang ≤ 3,25 dan dikategorikan sangat baik sehingga dapat digunakan untuk uji coba lapangan terbatas. Sedangkan penilaian produk prototipe modul oleh ahli sempoa adalah satu ahli sempoa yang mengajar di salah satu SD di Yogyakarta. Validasi dilakukan pada tanggal 21 Februari 2020. Total skor yang diperoleh yaitu 6 sehingga reratanya 3. Dari rerata tersebut termasuk ke dalam rentang 2,5 – 3,25 dan dikategori baik sehingga produk layak digunakan dengan revisi .
Tabel 4.4 Hasil Penilaian Validasi Produk Prototipe Modul Aspek Tampilan
No. Penilai Skor Per Item Total Rerata Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1. Ahli Matematika 4 3 3 2 2 3 2 3 3 2 27 2,7 Baik 2. Ahli Sempoa 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 27 2,7 Baik Rerata 2,7
Penilaian produk prototipe modul oleh ahli matematika pada aspek tampilan dengan skor total 27 sehingga reratanya 2,7. Skor termasuk ke dalam rentang 2,5 – 3,25 dan dikategori baik sehingga produk layak digunakan dengan revisi. Sedangkan penilaian produk prototipe modul oleh ahli sempoa dengan skor total 27 sehingga reratanya 2,7. Skor termasuk ke dalam rentang 2,5 – 3,25 dan dikategori baik sehingga produk layak digunakan dengan revisi . Validator juga memberikan komentar secara tertulis yaitu panjang pensil yang tidak sesuai dengan aturan, warna yang kurang cerah dan kurang menarik untuk kelas II SD.
Tabel 4.5 Hasil Penilaian Validasi Produk Prototipe Modul Aspek Isi Materi
No. Penilai Skor Per Item Total Rerata Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1. A hl i M a te m a ti ka 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 34 3,09 Baik 2. A hl i S e m po a 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 30 2,72 Baik Rerata 2,91
Penilaian produk prototipe modul oleh ahli matematika pada aspek isi materi dengan skor total 34 sehingga reratanya 3,09. Skor termasuk ke dalam rentang 2,5
– 3,25 dan dikategori baik sehingga produk layak digunakan dengan revisi. Sedangkan penilaian produk prototipe modul oleh ahli sempoa dengan skor total 30 sehingga reratanya 2,72. Skor termasuk ke dalam rentang 2,5 – 3,25 dan dikategori baik sehingga produk layak digunakan dengan revisi . Validator juga memberikan komentar secara tertulis yaitu petunjuk yang kurang jelas, kurang jelasnya titik penentu pada gambar sempoa, pengenalan yang belum tepat dan tidak jelas, dan komentar secara lisan yaitu aturan menggunakan sempoa yang harus diperbaiki agar siswa lebih memahami, pada setiap aturan diberi gambar yang konkret.
Tabel 4.6 Hasil Penilaian Validasi Produk Prototipe Modul Aspek Isi Soal No. P e ni la
i Skor Per Item
T ot a l Re ra ta K ri te ri a 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1. A hl i M a te m a ti ka 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36 3 Baik 2. A hl i S e m po a 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 30 2,5 Baik Rerata 2,75
Penilaian produk prototipe modul oleh ahli matematika pada aspek isi soal dengan skor total 36 sehingga reratanya 3. Skor termasuk ke dalam rentang 2,5 – 3,25 dan dikategori baik sehingga produk layak digunakan dengan revisi. Sedangkan penilaian produk prototipe modul oleh ahli sempoa dengan skor total 30 sehingga reratanya 2,5. Skor termasuk ke dalam rentang 2,5 – 3,25 dan dikategori baik sehingga produk layak digunakan dengan revisi. Validator juga memberikan
komentar secara tertulis yaitu soal disertai gambar tiang, petunjuk harus diperjelas lagi dan soal yang tidak sesuai dengan materi pada sahabat besar.
Tabel 4.7 Hasil Penilaian Validasi Produk Prototipe Modul Aspek Kebahasaan
No. Penilai Skor Per Item Total Rerata Kriteria
1 2 3 4 5 1. Ahli Matematika 3 4 3 3 2 15 3 Baik 2. Ahli Sempoa 2 2 2 2 2 10 2 Kurang Baik Rerata 2,5
Penilaian produk prototipe modul oleh ahli matematika pada aspek kebahasaan dengan skor total 15 sehingga reratanya 3. Skor termasuk ke dalam rentang 2,5 – 3,25 dan dikategori baik sehingga produk layak digunakan dengan revisi. Sedangkan penilaian produk prototipe modul oleh ahli sempoa dengan skor total 10 sehingga reratanya 2. Skor termasuk ke dalam rentang 1,75 – 2,5 dan dikategori kurang baik sehingga produk layak digunakan dengan revisi yang banyak . Validator juga memberikan komentar secara tertulis yaitu kalimat masih sulit dipahami dan bermakna ganda.
Tabel 4.8 Hasil Penilaian Validasi Produk Prototipe Modul Aspek Sikap
No. Penilai Skor Per Item Total Rerata Kriteria
1 2 3 4 5 1. Ahli Matematika 3 3 3 3 3 15 3 Baik 2. Ahli Sempoa 2 1 3 1 2 9 1,8 Kurang Baik Rerata 2,4
Penilaian produk prototipe modul oleh ahli matematika pada aspek sikap dengan skor total 15 sehingga reratanya 3. Skor termasuk ke dalam rentang 2,5 – 3,25 dan dikategori baik sehingga produk layak digunakan dengan revisi.
Sedangkan penilaian produk prototipe modul oleh ahli sempoa dengan skor total 9 sehingga reratanya 1,8. Skor termasuk ke dalam rentang 1,75 – 2,5 dan dikategori kurang baik sehingga produk layak digunakan dengan revisi yang banyak. Validator juga memberikan komentar secara tertulis yaitu petunjuk yang sulit dipahami.
Peneliti juga melampirkan Instrumen observasi sikap tekun siswa saat menggunakan prototipe modul sempoa. Intrumen sebelumnya juga divalidasi oleh dosen ahli matematika dan guru kelas sekaligus ahli sempoa. Instrumen ini sebagai pendamping prototipe modul. Berikut ini hasil validasi dari para ahli.
Tabel 4.9 Hasil Validasi Instrumen Observasi Sikap Tekun Siswa saat