• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

C. Saran

Saran untuk penelitian selanjutnya yang terkait dengan prototipe modul sempoa sebagai panduan operasi hitung pengurangan dengan tekun bagi siswa kelas II SD yaitu:

1. Peneliti lain sebaiknya melakukan uji coba tidak hanya kepada dua siswa dan waktu yang lebih dari tiga hari.

2. Peneliti lain sebaiknya mengembangkan sikap pada setiap pembelajaran, tidak hanya matematika saja.

122

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. (2003). Pendidikan bagi anak berkesulitan belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Abin, Syamsuddin. (2005). Psikologi kependidikan perangkat sistem pengajaran modul. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Agestia, N. (2017). Implementasi nilai-nilai pendidikan karakter dalam pembelajaran tematik integrative pada siswa kelas rendah SD N Karangtengah 3 Sragen. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah

Surakarta. Diunduh dari

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.u ms.ac.id/57243/5/BAB%2520l.pdf&ved=2ahUKEwiN45Tlqtr

Ahmad, Susanto. (2013). Teori belajar dan pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Alex, Sobur. (2001). Analisis teks media. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arifin, Zainal. (2009). Evaluasi pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arima, N & Indrawati, D. (2018). Pengembangan media pembelajaran

multiplication stickbox pada materi operasi hitung perkalian kelas III Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Ariningsih, I & Amalia, R. (2020). Membangun karakter siswa melalui pembelajaran matematika yang berintegrasi keislaman. Journal on Teacher Education, I(2), 1-8.

Azzet, Akhmad Muhaimimin. (2016). Urgensi pendidikan karakter di Indonesia. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Budiningsih, Annatanti & M.Syamsul Wardani. (2007). Mahir berhitung dengan metode sempoa. bandung: Sinergi Pustaka Indonesia.

Dipta, Candra. (2019). Pengembangan modul sempoa materi operasi hitung campurang penjumlahan dan pengurangan untuk siswa kelas I SD. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Firdaus, Moh Ihsan. (2019). Analisis nilai ketekunan belajar yang terkandung dalan Al-Qur’an Surat Al Muzzammil ayat 1-8. Skripsi. Magelang: Universitas Muhammadiyah Magelang.

Gunarsa. (1986). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Jakarta: Gunung Mulia.

Harmoni, Tim. (2009). Cepat dan mudah berhitung sempoa. Jakarta: Harmoni Tim. Herawati, Heni. (2013). “Pengembangan bahan ajar modul kemampuan kognitif untuk orang tua taman kanak-kanak usia 4-5 tahun di Bandar Lampung”.Tesis. Lampung: Pascasarjana FKIP Universitas Lampung. Hosnan. (2016). Psikologi perkembangan peserta didik. Bogor: Ghalia Indonesia. Ismarti. (2016). Meningkatkan penguasaan bilangan dengan mental aritmatika

sempoa. Jurnal. Batam: Universitas Riau Kepulauan. Diunduh dari https://www.journal.unrika.ac.id/index.php/jurnaldms/article/viewFile/172/1 69

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2014). Jakarta: Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional Indonesia.

Lestari, Ika. (2013). Pengembangan bahan ajar berbasis kompetensi. Padang: Akademia Permata.

Lickona, Thomas. (2012). Mendidik untuk membentuk karakter. Jakarta: Bumi Aksara.

Moleong, Lexy J. (1991). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muhadjir, Noeng. (1996). Metodologi penelitian kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasisn.

Mulyatiningsih, E. (2011). Metode penelitian terapan bidang pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Musfiqon & Nurdyansyah. (2015). Pendekatan pembelajaran saintifik. Sidoarjo: Nizamia Learning Center.

Nasution, Andi Hakim. (1982). Landasan matematika. Bogor: Bharata.

Nasution, S. (2013). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Ningrum, Fitria. (2015). Pengembangan media pembelajaran matematika materi sifat-sifat kesebangunan dan simetri menggunakan pendekatan saintifik di kelas V SD. Skripsi. Purwokerto: Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Diunduh dari http://repository.ump.ac.id/156/

Nurmalasari, Irma. (2013). Pengaruh penggunaan media sempoa terhadap kreativitas siswa dan hasil belajar matematika siswa kelas II SD N II Karangrejo Tulungagung Tahun Ajaran 2012/2013. Skpsi. Tulungagung:

STAIN. Diunduh dari

http://repo.iain-tulungagung.ac.id/2227/3/5.%20BAB%20II.pdf.

Pitadjeng. (2015). Pembelajaran matematika yang menyenangkan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Prastowo, Andi. (2014). Pengembangan bahan ajar tematik: tinjauan teoretis dan praktik. Jakarta: KENCANA.

Pribadi, Benny A. (2014). Desain dan pengembangan program pelatihan berbasis kompetensi: implementasi model ADDIE. Jakarta: Prenada Media Group. Pribadi, Benny A. (2017). Media & teknologi dalam pembelajaran. Jakarta:

KENCANA.

Priyani, Retno. (2006). Warna-warni kecerdasan anak dan pendampingannya. Yogyakarta: Kanisius.

Rasyidah, Umy, dkk. (2011). Pengembangan karakter tanggung jawab, kejujuran, tekun/gigih dan peningkatan hasil belajar kognitif fisika matematika II melalui perkuliahan terpadu. Prosiding Seminar Nasional Penelitian Pendidikan dan Penerapan MIPA. Malang: Universitas Negeri Malang.

Diunduh dari

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/AHMAD_SA MSUDIN/Publikasi/31PFis_Umy.pdf.

Ratnawati, Nany. (2003). Sempoa untuk junior kiat praktis mengenal sempoa pada anak. Jakarta: Puspa Swara.

Resnani. (2017). Hubungan antara kebutuhan untuk sukses dan ketekunan belajar mahasiswa Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi (PPG) FKIP UNIB angkatan 2012. Jurnal PGSD: Junal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 10 (1) 34-41.

R, Soedjadi. (2000). Kiat pendidikan matematika di Indonesia. Jakarta: Depsikbud. Runtuhaku, J.Tombokan & Selpius Kandou. (2014). Pembelajaran matematika

Sadiman dkk. (2009). Media pendidikan: pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali.

Samani, Muchlas & Hariyanto. (2011). Pendidikan karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Samani, Muchlas & Hariyanto. (2012). Konsep dan model pendidikan karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sanaky, Hujair. (2013). Media pembelajaran. Yogyakarta: Kaukaba.

Sanjaya, Wina. (2009). Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Saputra, Eka Nofrans dkk. (2017). Berani berkarakter positif. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sedyawati, Edi dkk. (1999). Pedoman penanaman budi pekerti luhur. Jakarta: Balai Pustaka.

Siswanto. (2002). Mental aritmatika sempoa. Jakarta:Elex Media Komputindo. Sugiyono. (2010). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D . Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. (2017). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D . Bandung: Alfabeta.

Sukayati & Sri Wulandari. (2009). Pembelajaran tematik di SD. Yogyakarta: PPPPTK Matematika.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2012). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sulistyono, Wahyu. (2016). Efektivitas media sempoa terhadap kemamuan operasi hitung pengurangan pada siswa tunarungu kelas III SDLB di SLB B Wiyata Dharma 1 Tempel Sleman Togyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Sunardi. (2016). Strategi penguatan pengembangan 4C’s dalam pembelajaran matematika. Jurnal ISBN 978-602-1150-19-1. Diunduh dari https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://pasca.um.

ac.id/wp-content/uploads/2016/09/ProsidingPendidikanMatematikaPascaUM2016.pd f&ved=2ahUKEwi3yuXzi_vpAhVCXSsKHY0NAZE4ChAWMAl6BAgCE AE&usg=AOvVaw35J1FPjy4_Lkha8ziucqTd

Suprawoto, N.A. (2009). Mengembangkan bahan ajar dengan menyusun modul.

Jurnal. Diunduh dari

http://www.scribd.com/doc/16554502/Mengembangkan-Bahan-Ajar-dengan-Menyusun-Modul.

Suryani, Nunuk dkk. (2018). Media pembelajaran inovatif dan pengembangannya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sutrisno, Hadi. (1989). Metodologi research jilid I & II. Yogyakarta: Andi Offset. Suyati & M. Khafid. (2004). Pelajaran matematika penekanan pada berhitung

untuk Sekolah Dasar Kelas 3. Jakarta: Erlangga.

Syamsu, Yusuf. (2004). Psikologi perkembangan anak & remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Tegeh, I Made dkk. (2014). Model penelitian pengembangan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Tung, Yao. (2017). Desain instruksional. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Vembriarto, St. (1981). Pengantar pengajaran modul. Yogyakarta: Yayasan Pendidikan “Paramita”.

Widayat, Wahyu. (2018). “Implementasi pengembangan kecakapan abad 21 melalui fitur kelas maya portal rumah belajar Banten”. Jurnal. Diunduh dari http://pena.belajar.kemdikbud.go.id/2018/09/implementasi-pengembangan-kecakapan-abad-21-melalui-fitur-kelas-maya-portal-rumah-belajar/.

Widowati, N. (2015). Upaya meningkatkan ketekunan belajar melalui pendidikan budi pekerti pada siswa kelas vii-e UPTD SMP N 1 Panggul. Jurnal Pendidikan Profesional, 4 (2), 154 – 167. Diunduh dari http://jurnalpendidikanprofesional.com/index.php/JPP/article/view/66. Widoyoko, E.P. (2014). Penilaian hasil pembelajaran di sekolah. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Yusuf, Muri (2015). Asesmen dan evaluasi pendidikan. Jakarta: Prenadamedia Group.

Lampiran 1

Hasil Observasi Analisi Kebutuhan 1. SD Negeri Kentungan

No. Indikator Objek yang Diamati Catatan

1. Penggunaan alat peraga

Alat peraga yang digunakan saat pembelajaran

matematika

a. Alat peraga yang digunakan adalah gambar-gambar yang ada di buku. Di kelas terdapat LCD, namun guru tidak menggunakan fasilitas tersebut.

b. Guru tidak menggunakan alat peraga yang konkret saat pembelajaran matematika berlangsung. c. Guru hanya menggunakan

buku guru dan buku siswa. Guru belum menggunakan buku yang lain, seperti buku panduan alat peraga. 2. Kesulitan

siswa

Siswa ketika menerima

Kesulitan yang dialami oleh siswa adalah ketika belajar pengurangan

pembelajaran dan hasil pembelajarannya

bersusun. Beberapa siswa masih terlihat bingung dengan pengurangan teknik meminjam.

3. Keterlibatan siswa

Peran serta siswa saat kegiatan pembelajaran berlangsung

Siswa sangat aktif dalam pembelajaran serta mengikuti pembelajaran dengan baik, namun juga ada beberapa dari mereka aktif dalam mengganggu temannya baik sebangku maupun yang tidak sebangku.

4. Sikap siswa Sikap siswa ketika mengerjakan tugas matematika

a. Ada beberapa siswa tidak menyelesaikan semua soal yang diberikan oleh guru. b. Ada juga yang mencontek

saat mengerjakan tugas, hal itu siswa tidak mandiri. c. Siswa berjalan-jalan saat

2. SD Kanisius Notoyudan

No. Indikator Objek yang Diamati Catatan

1. Penggunaan alat peraga

Alat peraga yang digunakan saat pembelajaran

matematika

a. Alat peraga yang digunakan adalah gambar-gambar yang ada di buku. b. Guru menggunakan alat

peraga yang konkret yang ada di lingkungan sekitar saat pembelajaran matematika berlangsung. c. Guru hanya menggunakan

buku guru dan buku siswa. Guru belum menggunakan buku yang lain, seperti buku panduan alat peraga. 2. Kesulitan

siswa

Siswa ketika menerima

pembelajaran dan hasil pembelajarannya

Kesulitan yang dialami oleh siswa adalah ketika materi operasi hitung pengurangan bersusun. Beberapa siswa masih terlihat bingung dengan

pengurangan teknik meminjam.

3. Keterlibatan siswa

Peran serta siswa saat kegiatan pembelajaran berlangsung

Siswa sangat aktif dalam pembelajaran serta mengikuti pembelajaran dengan baik, namun juga ada beberapa dari mereka aktif dalam mengganggu temannya baik sebangku maupun yang tidak sebangku.

4. Sikap siswa Sikap siswa ketika mengerjakan tugas matematika

a. Ada beberapa siswa tidak menyelesaikan semua soal yang diberikan oleh guru. b. Ada juga yang mencontek

saat mengerjakan tugas, hal itu siswa tidak mandiri. c. Siswa berjalan-jalan saat

3. SD Kanisius Klepu

No. Indikator Objek yang Diamati Catatan

1. Penggunaan alat peraga

Alat peraga yang digunakan saat pembelajaran

matematika

a. Alat peraga yang digunakan adalah gambar-gambar yang ada di buku. b. Guru juga menggunakan alat peraga yaitu kecrekan saat pembelajaran matematika berlangsung. c. Guru hanya menggunakan

buku guru dan buku siswa. Guru belum menggunakan buku yang lain, seperti buku panduan alat peraga. 2. Kesulitan

siswa

Siswa ketika menerima

pembelajaran dan hasil pembelajarannya

Kesulitan yang dialami oleh siswa adalah ketika belajar pengurangan bersusun. Beberapa siswa masih terlihat bingung dengan pengurangan teknik meminjam.

3. Keterlibatan siswa

Peran serta siswa saat kegiatan pembelajaran berlangsung

Siswa sangat aktif dalam pembelajaran serta mengikuti pembelajaran dengan baik, namun juga ada beberapa dari mereka aktif dalam mengganggu temannya baik sebangku maupun yang tidak sebangku.

4. Sikap siswa Sikap siswa ketika mengerjakan tugas matematika

a. Ada beberapa siswa tidak menyelesaikan semua soal yang diberikan oleh guru. b. Ada juga yang mencontek

saat mengerjakan tugas, hal itu siswa tidak mandiri. c. Siswa berjalan-jalan saat

Lampiran 2

Hasil Wawancara Guru Kelas II SD 1. SD Negeri Kentungan

No. Pertanyaan Jawaban

1. Model pembelajaran apa yang digunakan guru saat mengajarkan materi matematika?

Model pembelajaran yang digunakan saat mengajarkan materi matematika yaitu klasikal. Sering kali bertanya jawab.

2. Bagaimana peran siswa saat pembelajaran matematika?

Siswa terkadang sebagai audience dan kadang juga sebagai presenter.

3. Apakah untuk kelas II siswa mempunyai masalah pada materi pengurangan? Jelaskan secara terperinci.

Permasalahan yang dihadapi oleh siswa saat materi pengurangan yaitu bagian pengurangan bersusun. Siswa masih bingung ketika melakukan pengurangan dengan cara meminjam. Contoh:

901 829

Ketika 1 dikurangi 9, maka 1 harus meminjam depannya. Siswa sering kali lupa akan sisa angka yang telah dipinjam.

4 Apakah masalah ini selalu muncul saat guru mengajar materi tersebut setiap tahunnya?

Ya, masalah seperti ini sering terjadi kepada siswa saat saya sedang mengajar materi tersebut.

5. Apa peran guru untuk mengatasi masalah tersebut?

Peran saya dalam mengatasi masalah tersebut adalah membantu siswa menjelaskan kembali, jika siswa mengalami kesulitan seperti itu. Dengan memberinya latihan soal yang mirip, bisa membuat siswa akan sedikit demi sedikit memahami pengurangan bersusun dengan teknik meminjam.

6. Media pembelajaran apa saja yang pernah dipakai guru untuk mengatasi masalah tersebut?

Media yang pernah saya gunakan adalah kertas lipat yang warna-warni. Namun, saya jarang sekali menggunakan media tersebut.

7. Mengapa menggunakan media tersebut? Jelaskan secara terperinci.

Jadi, saya menyiapkan kertas lipat dengan warna yang berbeda. Kemudian, setiap kedudukan angka berbeda warna. Dengan begitu, siswa akan sedikit mudah untuk memahami.

8. Apakah siswa mengerjakan tugas secara mandiri?

Ya, beberapa dari 28 siswa mengerjakan tugasnya secara mandiri. Namun, ada juga yang meminta jawaban ke temannya.

9. Apakah siswa mau memperbaiki jawaban yang salah?

Ya, siswa mau untuk memperbaiki jawabannya. Namun dari 28 siswa, ada juga yang tidak mau membenarkan ketika tidak saya peintah.

10. Berapa banyak guru memberikan soal kepada siswa? Apakah guru

Saya biasanya memberikan maksimal 10 soal dan setiap tugas, saya selalu

memberikan waktu maksimal dalam mengerjakan soal? Berapa?

memberikan batasan waktu. Biasanya 10 soal itu waktunya 30 menit.

11. Apakah siswa mengerjakan semua soal yang diberikan oleh guru? Jika tidak, ada berapa siswa yang tidak menyelesaikan semua soal?

Tidak semua siswa mengerjakan seluruh soal yang saya berikan. Biasanya, 2/3 dari 28 siswa belum bisa menyelesaikan seluruh soal dengan waktu yang telah saya berikan.

12. Bagaimana cara guru mengatasi siswa yang tidak menyelesaikan semua soal yang diberikan?

Biasanya saya memberikan tambahan waktu kepada siswa yang belum selesai mengerjakan dan harus selesai di sekolah. Tidak dikerjakan di rumah, kecuali itu pekerjaan rumah.

13. Bagaimana sikap siswa ketika soal-soalnya belum terjawab semua?

Ada siswa yang kecewa karena belum terjawab atau belum selesai, namun ada juga yang cuek atau masa bodoh.

14. Apakah siswa mengerjakan soal secara berurutan?

Ya, siswa mengerjakan soal secara berurutan. Karena itu, siswa sering tidak dapat selesai dengan waktu 30 menit. Padahal, saya sudah bilang kalau yang sulit dilompati, kerjakan yang menurut siswa mudah.

15. Apakah siswa memperhatikan guru ketika menjelaskan materi?

Ya. Namun, ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan ketika saya menjelaskan materi. Biasanya, ada 1 siswa yang mengajak berbicara kemudian 1 deret meja kemudian saling mengobrol.

16. Jika siswa tidak memperhatikan, apa yang guru lakukan terhadap siswa tersebut?

Biasanya saya mengingatkan atau menegur ketika siswa itu mengobrol dengan temannya. Kalau misal bermain dengan benda yang dipegang dan tidak dibutuhkan saat pembelajaran, maka saya ambil benda tersebut.

17. Bagaimana jika ada siswa yang belum jelas ketika guru menjelaskan materi?

Saya mengulangi penjelasan pada materi tersebut.

18. Apakah diberi penjelasan secara mandiri, atau diulang bersama-sama?

Kalau yang tidak jelas banyak dan masalahnya sama, maka saya menjelaskan kembali secara klasikal. Namun, jika berbeda biasanya saya menjelaskan secara mandiri.

19. Apakah siswa menggunakan vasilitas lain untuk mencari pengetahuan lain tentang materi pengurangan? Jika iya, apa saja?

Kalau di sekolah, siswa tidak menggunakan vasilitas lain seperti internet. Namun jika di rumah, siswa biasanya bertanya kepada orang tua kemudian orang tua mencarikannya diinternet jika di buku tidak ada.

20. Bagaimana sikap guru jika

siswa menemukan

penyelesaian yang belum diajarkan oleh guru?

Belum pernah mengalami hal seperti itu.

21. Apakah siswa mencari sumber lain untuk menyelesaikan kesulitannya dalam materi pengurangan?

Kalau di rumah, siswa bisa bertanya kepada orang tua. Jika orang tua tidak mengetahui, biasanya orang tua

mencarikan di internet. Namun jika di sekolah, hanya menggunakan buku saja.

2. SD Kanisius Notoyudan

No. Pertanyaan Jawaban

1. Model pembelajaran apa yang digunakan guru saat mengajarkan materi matematika?

Model pembelajaran yang saya gunakan untuk mengajarkan matematika yaitu klasikal.

2. Bagaimana peran siswa saat pembelajaran matematika?

Siswa sebagai audience dan juga presenter.

3. Apakah untuk kelas II siswa mempunyai masalah pada materi pengurangan? Jelaskan secara terperinci.

Permasalahan yang siswa alami adalah materi pengurangan bersusun dengan teknik pinjam. Mereka terkadang lupa kalau angka depannya sudah dipinjam. Jadi, kalau mereka lupa maka hasilnya akan salah.

4 Apakah masalah ini selalu muncul saat guru mengajar materi tersebut setiap tahunnya?

Untuk masalah pengurangan dengan teknik meminjam, masih selalu muncul walaupun beda angkatan.

5. Apa peran guru untuk mengatasi masalah tersebut?

Peran saya dalam mengatasi masalah tersebut adalah membantu siswa menjelaskan kembali, jika siswa mengalami kesulitan seperti itu. Dengan memberinya latihan soal yang mirip, bisa membuat siswa akan sedikit demi sedikit

memahami pengurangan dengan teknik meminjam.

6. Media pembelajaran apa saja yang pernah dipakai guru untuk mengatasi masalah tersebut?

Media yang pernah saya pakai adalah benda yang ada lingkungan sekitar.

7. Mengapa menggunakan media tersebut? Jelaskan secara terperinci.

Saya memilih benda tersebut karena mudah di dapat oleh saya dan siswa. Dan juga tidak harus membeli.

8. Apakah siswa mengerjakan tugas secara mandiri?

Ya, beberapa dari 25 siswa mengerjakan tugasnya secara mandiri. Namun, ada 6 siswa yang sering meminta jawaban ke temannya atau mencontek pekerjaan temannya.

9. Apakah siswa mau memperbaiki jawaban yang salah?

Ya, siswa mau untuk memperbaiki jawabannya. Namun dari 25 siswa, ada 6 siswa yang tidak mau membenarkan ketika tidak saya perintah.

10. Berapa banyak guru memberikan soal kepada siswa? Apakah guru memberikan waktu maksimal dalam mengerjakan soal? Berapa?

Saya biasanya memberikan 10 soal. Kemudian setiap tugas yang saya berikan, saya selalu memberikan batasan waktu. Biasanya 10 soal itu waktunya 30 menit.

11. Apakah siswa mengerjakan semua soal yang diberikan oleh guru? Jika tidak, ada

Tidak semua siswa mengerjakan seluruh soal yang saya berikan. Biasanya, 2/4 dari 25 siswa belum bisa menyelesaikan

berapa siswa yang tidak menyelesaikan semua soal?

seluruh soal dengan waktu yang telah saya berikan.

12. Bagaimana cara guru mengatasi siswa yang tidak menyelesaikan semua soal yang diberikan?

Biasanya saya memberikan tambahan waktu kepada siswa yang belum selesai mengerjakan dan harus selesai di sekolah.

13. Bagaimana sikap siswa ketika soal-soalnya belum terjawab semua?

Ada yang kecewa karena belum selesai, namun juga ada yang masa bodoh atau biasa saja.

14. Apakah siswa mengerjakan soal secara berurutan?

Ya, siswa mengerjakan soal secara berurutan. Karena itu, siswa sering tidak dapat selesai dengan waktu 30 menit. Padahal, saya sudah bilang kalau yang sulit dilompati, kerjakan yang menurut siswa mudah.

15. Apakah siswa memperhatikan guru ketika menjelaskan materi?

Ya. Namun, ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan ketika saya menjelaskan materi. Biasanya, ada 1 siswa yang mengajak berbicara kemudian 1 deret meja kemudian saling mengobrol. 16. Jika siswa tidak

memperhatikan, apa yang guru lakukan terhadap siswa tersebut?

Biasanya saya mengingatkan atau menegur ketika siswa itu mengobrol dengan temannya. Kalau misal bermain dengan benda yang dipegang dan tidak dibutuhkan saat pembelajaran, maka saya ambil benda tersebut.

17. Bagaimana jika ada siswa yang belum jelas ketika guru menjelaskan materi?

Saya mengulangi penjelasan pada materi tersebut.

18. Apakah diberi penjelasan secara mandiri, atau diulang bersama-sama?

Kalau yang siswa yang tidak mengerti itu banyak dan materi yang sama, maka saya menjelaskan secara klasikal atau bersama-sama. Namun, jika berbeda biasanya saya menjelaskan secara mandiri.

19. Apakah siswa menggunakan vasilitas lain untuk mencari pengetahuan lain tentang materi pengurangan? Jika iya, apa saja?

Tidak menggunakan vasilitas lain selain buku yang ada di sekolah.

20. Bagaimana sikap guru jika

siswa menemukan

penyelesaian yang belum diajarkan oleh guru?

Belum pernah mengalami hal seperti itu.

21. Apakah siswa mencari sumber lain untuk menyelesaikan kesulitannya dalam materi pengurangan?

Mungkin kalau di rumah, siswa mencari sumber lain seperti internet. Namun jika di sekolah, siswa hanya menggunakan buku saja karena di sekolah, siswa tidak diijinkan membawa Hp.

3. SD Kanisius Klepu

No. Pertanyaan Jawaban

1. Model pembelajaran apa yang digunakan guru saat mengajarkan materi matematika?

Model pembelajaran yang saya gunakan saat mengajar materi matematika adalah klasikal.

2. Bagaimana peran siswa saat pembelajaran matematika?

Siswa sebagai audience dan juga presenter.

3. Apakah untuk kelas II siswa mempunyai masalah pada materi pengurangan? Jelaskan secara terperinci.

Ya, siswa kelas II mempunyai masalah pada materi pengurangan. Masalahnya adalah siswa kesulitan pada pengurangan dengan teknik meminjam. Biasanya, mereka lupa akan angka yang sudah dipinjam.

4 Apakah masalah ini selalu muncul saat guru mengajar materi tersebut setiap tahunnya?

Ya, namun banyaknya siswa tidak selalu sama.

5. Apa peran guru untuk mengatasi masalah tersebut?

Peran saya dalam mengatasi masalah tersebut adalah membantu siswa menjelaskan kembali, jika siswa mengalami kesulitan seperti itu. Dengan memberinya latihan soal yang mirip, bisa membuat siswa akan sedikit demi sedikit memahami pengurangan dengan teknik meminjam.

6. Media pembelajaran apa saja yang pernah dipakai guru untuk mengatasi masalah tersebut?

Saya pernah menggunakan kecrekan

Dokumen terkait