BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
2. Sempoa
pengurangan, perkalian, dan pembagian
3. Modul adalah bahan ajar cetak yang digunakan dalam pembelajaran.
4. Operasi hitung pengurangan adalah proses mengambil sebagian atau seluruhnya yang menghasilkan sisa.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
Bagian ini membahas media pembelajaran modul, sempoa, hakikat matematika, kekhasan Kurikulum 2013, karakter, teori bruner, dan karakter peserta didik sekolah dasar.
1. Media Pembelajaran a. Pengertian Media
Media adalah segala bentuk dan saluran penyampai pesan/informasi dari sumber pesan ke penerima yang dapat merangsang pikiran, membangkitkan semangat, perhatian, dan kemauan siswa sehingga siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap yang sesuai dengan tujuan informasi yang disampaikan (Suryani dkk, 2018). Media berdasarkan asal katanya dari bahasa Latin, medium, yang artinya perantara. Oleh karena itu didefinisikan sebagai perantara antara pengirim informasi yang berfungsi sebagai sumber atau resources dan penerima informasi atau receiver (Pribadi, 2017: 15).
Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audivisual serta peralatannya (Sadiman dkk, 2009: 7). Jadi, media adalah suatu bentuk informasi yang berbentuk tercetak/visual maupun audivisual yang dapat merangsang pikiran, membangkitkan semangat, perhatian, dan kemauan si penerima informasi.
Media pembelajaran adalah segala bentuk dan sarana penyampaian informasi yang dibuat atau dipergunakan sesuai dengan teori pembelajaran, dapat digunakan
untuk tujuan pembelajaran dalam menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali (Suryani dkk, 2018: 5).
1) Macam-macam Media Pembelajaran
Menurut Smaldino (dalam Ningrum, 2015), macam-macam media pembelajaran ada enam yaitu:
a) Teks adalah suatu media yang menggunakan karakter-karakter alphanumeric (angka dan abjad) yang ditampilkan dalam berbagai format seperti buku, papan tulis, layar komputer, dll.
b) Audio adalah suatu media yang dapat didengar, seperti suara orang, musik, suara mekanik, dll.
c) Visual adalah suatu media yang digunakan untuk mempromosikan pembelajaran seperti diagram di layar komputer, gambar di papan tulis, foto, gambar dalam buku, kartun, dll.
d) Media bergerak adalah suatu media yang menunjukkan sesuatu yang bergerak seperti video, animasi kartun, dll.
e) Media yang dapat dimanipulasi adalah suatu media yang berbentuk tiga dimensi dan dapat disentuh atau dipegang oleh siswa seperti alat peraga, dll. f) Orang adalah perantara penyampai suatu pesan contohnya guru, siswa atau
pakar pada suatu bidang tertentu, dll.
2) Manfaat Media Pembelajaran
a) Manfaat bagi guru
Manfaat media pembelajaran bagi guru yaitu (1) membantu menarik perhatian dan memotivasi siswa untuk belajar, (2) memiliki pedoman, arah, dan urutan pengajaran yang sistematis, (3) membantu kecermatan dan ketelitian dalam penyajian materi pelajaran, (4) membantu menyajikan materi lebih konkret, terutama materi pelajaran yang abstrak, seperti matematika, fisika, dan lain-lain, (6) memiliki variasi metode dan media yang digunakan agar pembelajaran tidak membosankan, (7) menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan tanpa tekanan, dan (8) membangkitkan rasa percaya diri dan mudah disampaikan.
b) Manfaat bagi siswa
Manfaat media pembelajaran bagi siswa yaitu (1) merangsang rasa ingin tahu untuk belajar, (2) memotivasi siswa untuk belajar baik di kelas maupun mandiri, (3) memudahkan siswa memahami materi pelajaran yang disajikan secara sistematis melalui media, (4) memberikan suasana yang menyenangkan dan tidak membosankan sehingga lebih fokus pada pembelajaran, dan (5) memberikan siswa kesadaran memilih media pembelajaran terbaik untuk belajar melalui variasi media yang disampaikan. Dari pengertian di atas, media terbagi menjadi teks, audio, visual, media bergerak, media manipulasi, dan manusia. Dalam penelitian ini, peneliti mengembangkan sebuah media pembelajaran yang berupa teks yaitu prototipe modul guna untuk memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar dan peneliti menggunakan sempoa sebagai media manipulasi yang dapat disentuh oleh siswa.
b. Pengertian Modul
Modul adalah bahan ajar cetak yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh para peserta didik. Pembaca dapat melakukan kegiatan belajar tanpa adanya kehadiran pengajar secara langsung (Syamsuddin, 2005: 168). Pendapat lain juga mengemukakan bahwa modul adalah salah satu bentuk bahan ajar yang berupa bahan cetakan (Suprawoto, 2009). Sedangkan menurut Herawati (2013: 80), modul adalah bahan ajar cetak yang berdiri sendiri, terdiri dari rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa dalam mencapai tujuan belajar. Kegunaannya dapat membantu siswa lebih tertarik dalam belajar yang secara otomatis dapat meningkatkan hasil belajar.
Dari ketiga ahli tersebut, modul adalah salah satu bentuk bahan ajar cetak yang dirancang untuk membantu siswa mencapai tujuan belajar. Biasanya, di dalam modul terdapat petunjuk untuk belajar mandiri. Dalam hal ini, siswa dapat melakukan kegiatan belajar mandiri tanpa adanya kehadiran pengajar secara langsung.
c. Unsur Modul
Secara teknis, modul tersusun dalam empat unsur (Prastowo, 2014: 214), yaitu:
1) Judul Modul, berisi nama modul dari suatu mata kuliah tertentu.
2) Petunjuk Umum, memuat penjelasan tentang langkah-langkah yang akan ditempuh dalam pembelajaran, sebagai berikut: pertama, kompetensi dasar; kedua, pokok bahasan; ketiga, indikator pencapaian; keempat, referensi (diisi petunjuk dosen tentang buku-buku referensi yang digunakan); kelima, strategi
pembelajaran; keenam, menjelaskan pendekatan, metode, langkah yang digunakan dalam proses pembelajaran; ketujuh, lembar kegiatan pembelajaran; kedelapan, petunjuk bagi mahasiswa untuk memahami langkah-langkah dan materi perkuliahan; dan kesembilan, evaluasi.
3) Materi Modul, berisi penjelasan secara perinci tentang materi yang dikuliahkan pada setiap pertemuan.
4) Evaluasi Semester, terdiri dari tengah dan akhir semester dengan tujuan untuk mengukur kompetensi mahasiswa sesuai materi kuliah yang diberikan. Petunjuk umum untuk sebuah modul pembelajaran memuat hal-hal sebagai berikut, (1) kompetensi dasar, (2) pokok-pokok materi pembelajaran, (3) indikator pencapaian, (4) referensi atau buku-buku yang digunakan, (5) strategi atau skenario pembelajaran, (6) lembar kegiatan belajar, dan (7) evaluasi (Sanaky, 2013: 191).
Pendapat lain menyebutkan bahwa unsur-unsur modul yaitu, (a) Rumusan tujuan pengajaran yang eksplisit dan spesifik. Masing-masing rumusan tujuan itu melukiskan tingkah laku mana yang diharapkan dari siswa setelah mereka menyelesaikan tugasnya dalam mempelajari suatu modul, (b) petujuk untuk guru. Petujuk untuk guru ini memuat penjelasan tentang bagaimana pengajaran itu dapat diselenggarakan secara efisien. Petunjuk guru juga memuat penjelasan tentang macam-macam kegiatan yang harus dilakukan oleh kelas, waktu yang disediakan untuk menyelesaikan modul yang bersangkutan, alat-alat pelajaran dan sumber yang harus dipergunakan, prosedur evalusi, dan jenis alat evaluasi yang di pergunakan, (c) lembaran kegiatan siswa. Lembar ini memuat materi pelajaran yang harus dikuasi oleh siswa. Materi dalam lembaran kegiatan siswa itu disusun secara
khusus sedemikian rupa sehingga dengan mempelajari materi tersebut tujuan-tujuan yanng telah dirumuskan dalam modul itu dapat tercapai. Materi pelajaran itu disusun langkah demi langkah secara teratur dan sistematik sehingga siswa dapat mengikutinya dengan mudah dan tepat, (d) Lembar kerja bagi siswa. Materi pelajaran dalam lembaran kegiatan itu disusun sedemikian rupa sehingga terlibat secara aktif dalam proses belajar. Dalam lembaran kegiatan itu tercantum pertanyaan-pertanyaan dan masalah-masalah yang harus dijawab dan dipecahkan oleh siswa. Lembaran kerja yang menyertai lembaran kegiatan siswa itu dipergunakan untuk menjawab pertanyaan dan memecahkan masalah tersebut, (e) kunci lembaran kerja. Materi pada modul itu tidak saja disusun agar siswa senantiasa aktif memecahkan masalah-masalah, melainkan juga dibuat agar siswa dapat mengevaluasi hasil belajarnya sendiri, (f) Lembar evaluasi tiap modul disertai dengan lembar evaluasi yang berupa test dengan rating scale. Evaluasi guru terhadap tercapainya atau tidak tujuan yang dirumuskan pada modul untuk siswa, ditentukan oleh hasil tes akhir yang terdapat pada lembaran evaluasi (Vembriarto, 1981: 37).
Jadi, unsur-unsur modul yaitu terdapat (a) Judul Modul, berisi nama modul, (b) kompetensi dasar, (c) petunjuk penggunaan modul, (d) pokok bahasan/ materi pembelajaran, (e) lembar kegiatan belajar, dan (f) lembar evalusi.
d. Karakteristik Modul
Modul yang dikembangkan harus memiliki karakteristik yang diperlukan agar mampu menghasilkan modul yang mampu meningkatkan motivasi penggunanya. Berikut merupakan ciri-ciri modul yang berpedoman dari Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2003 (Lestari, 2013: 2 – 3): 1) Self Instructional, siswa mampu belajar secara mandiri.
2) Self Contained, seluruh materi pembelajaran yang dipelajari terdapat di dalam satu modul secara utuh.
3) Stand alone (berdiri sendiri), modul yang dikembangkan tidak bergantung pada media lain atau tidak harus digunakan bersama dengan media pembelajaran lain.
4) Adaptive, dikatakan adaptif jika modul dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dapat digunakan sampai kurun waktu tertentu.
5) User Friendly, penggunaan bahasa yang sederhana.
Menurut Herawati (2013), karakteristik modul sebagai berikut: 1) Didahului oleh pernyataan sasaran belajar.
2) Pengetahuan disusun sedemikian rupa, sehingga dapat mengaktifkan partisipasi siswa.
3) Memuat sistem penilaian berdasarkan penguasaan.
4) Memuat semua unsur bahan pelajaran dan semua tugas pelajaran. 5) Mengarah pada suatu tujuan belajar tuntas.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, karakteristik modul yaitu self instruction (siswa dapat belajar secara mandiri), self contained (seluruh materi termuat dalam modul), self alone (modul tidak tergantung dengan buku yang lain), adaptive (modul fleksibel/luwes digunakan), user friendly (penggunaan bahasa
sederhana), mengaktifkan partisipasi siswa, dan mengarah pada suatu tujuan belajar.
Berdasarkan BAB 1, peneliti mengembangkan sebuah prototipe modul sempoa. Guru menyebutkan bahwa mereka belum pernah menggunakan sempoa dalam belajar mengajarnya.
2. Sempoa
a. Pengertian dan Sejarah Sempoa
Menurut Budiningsih & Wardani (2007), sempoa adalah alat hitung sederhana yang terbuat dari kayu atau plastik. Sempoa dapat digunakan untuk menghitung penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dengan cara menggeser atau memindahkan manik-manik pada tiang sempoa. Menurut Harmoni (2009), sempoa atau abacus yang berasal dari kata Yunani kuno “abax” berarti “debu”. Dari cerita sempoa atau abacus, pertama kali dimiliki oleh suku Babilonia dalam bentuk sebilah papan yang ditaburi pasir. Kemudian di atas papan menorehkan berbagai bentuk huruf ataupun simbol. Oleh karena itu, sempoa dulu disebut dengan abacus yang berarti “menghapus debu”.
Menurut Edu (2003: 1) sempoa dapat dikenali sebagai alat hitung yang terdiri dari manik-manik yang terbagi menjadi bagian atas dan manik bagian bawah. Sempoa ada yang menyebutnya soroban dan abacus. Bentuk dari sempoa berupa kotak segi empat yang dibagi menjadi dua bagian, atas dan bawah dengan manik-manik yang bernilai lima pada bagian atas, dan manik-manik-manik-manik bernilai satu pada bagian bawah. Setiap deret sempoa dalam satuan tiang memiliki nilai satuan dan
semakin ke kiri adalah puluhan, ratusan, ribuan, dan seterusnya. Sempoa dapat untuk memudahkan perhitungan tambah, kali, bagi, dan kurang.
Dapat disimpulkan bahwa sempoa adalah alat hitung matematika. Perhitungan sempoa menggunakan manik-manik. Alat sempoa terbuat dari kayu ataupun plastik. Cara menggunakannya cukup digerakkan manik-manik yang ada pada batang sempoa.
b. Manfaat Berhitung dengan Sempoa
Manfaat berhitung dengan sempoa (Nurmalasari, 2013: 45) :
1) Mengoptimalkan fungsi otak, karena pada saat anak sedang bermain sempoa maka anak akan berkonsentrasi dalam berhitung. Kemudian secara tidak langsung otak kiri akan bekerja dan juga imajinasi anak serta logika untuk mengitung hasil operasi matematika yang ditunjukkan dalam bentuk manik-manik sehingga otak kanan pun juga akan bekerja.
2) Melatih daya imajinasi dan kreativitas, logika, sistematika berpikir, dan daya konsentrasi.
3) Meningkatkan kecepatan, ketepatan dan ketelitian dalam berpikir.
4) Menjadi lebih sensitif terhadap aransemen spatial akibat pengaruh dari membayangkan sempoa dalam otak kita. Biasanya anak akan mudah membayangkan sesuatu yang bersifat abstrak
c. Bentuk dan Bagian Sempoa
Keterangan:
1. Bingkai pada sisi luar yang memegang batang peluncur.
2. Pembatas yang membagi setiap batang menjadi dua bagian, yaitu atas dan bawah dimana tempat manik-manik akan dibaca berupa angka.
3. Batang peluncur tempat bergesernya manik-manik.
4. Manik-manik mewakili bilangan, dimana setiap batang berisi 5 buah manik-manik. Bagian atas terdapat satu manik yang bernilai 5 dan bagian bawah terdapat empat yang bernilai 1.
Ketika sedang menggunakan sempoa, semua manik-manik harus berada di posisi nol yaitu semua manik-manik berada di tepi bingkai atas untuk manik- manik atas dan berada di tepi bingkai bawah untuk manik-manik bawah. Cara membaca manik-manik dimulai dari kanan ke kiri, yaitu satuan, puluhan, ratusan, ribuan, dan seterusnya.
Gambar 2.2 Manik sempoa bernilai ratusan d. Pergerakan bji/Manik Sempoa
Yang pertama harus diingat adalah cara menggerakkan sempoa saat sedang berhitung (Siswanto, 2002: 6):
1) Ibu jari untuk menaikkan manik-manik bawah (manik bawah menuju ke bar). 2) Jari telunjuk untuk menurunkan manik atas dan manik bawah (manik atas
menuju ke bar dan manik bawah menjauhi bar).
3) Untuk menaikkan atas, adakalanya kita menggunakan ibu jari untuk menurunkan manik bawah saat melakukan bersama jari telunjuk ketika menambah dan mengurangkan bilangan 6, 7, 8, dan 9.
e. Kelebihan Sempoa
Kelebihan sempoa yaitu dapat diajarkan sejak dini mungkin pada anak ketika anak sudah mengenal angka (Priyani, 2006). Menurut Sobur (2001), kelebihan sempoa yaitu bersifat konkret dan penggunaannya praktis, mempunyai variasi dan teknis, dapat disiapkan oleh guru sendiri, dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, harganya murah dan dapat didapatkan, dan mampu memberikan pemahaman akan konsep suatu penjumlahan dan pengurangan. Selain itu, mempelajari sempoa dalam belajar matematika akan meningkatkan kemampuan aritmatika dan memiliki tujuan jangka panjang dan pendek. Tujuan tersebut adalah (Edu, 2003: 1-2) yaitu:
1) Tujuan jangka pendek agar siswa dapat memahami perhitungan +, -, x, : dengan menggunakan sempoa, serta membayangkannya, sehingga dapat menghitung secara cepat dan tepat.
2) Tujuan jangka panjang yaitu: dapat merangsang perkembangan otak sebelah kanan; dapat memahami atau menganalisis soal +, -, x, : ; dapat meningkatkan imajinasi; dapat meningkatkan daya ingat; dapat meningkatkan konsentrasi; dan dapat meningkatkan kreatifitas.
f. Operasi Hitung Pengurangan Sederhana menggunakan Sempoa
Pengurangan sederhana merupakan pengurangan langsung dengan menggerakkan biji-biji sempoa atau manik-manik sempoa tanpa menggunakan rumus bantu (Ismarti, 2016: 6).
2 – 1 = …..
Dua manik satuan dikurang satu manik satuan menghasilkan sisa satu manik satuan.
3 – 1 = …..
Tiga manik satuan dikurang satu manik satuan menghasilkan sisa dua manik satuan.
6 – 1 = …..
Enam manik satuan dikurang satu manik satuan menghasilkan sisa satu manik atas atau bernilai lima.
7 – 2 = …..
Tujuh manik satuan dikurang dua manik satuan menghasilkan sisa satu manik atas atau bernilai lima.
g. Pengurangan dengan Sahabat Kecil
Sahabat kecil adalah dua bilangan yang jumlahnya 5 (Ismarti, 2016: 7). Berikut adalah rumus sahabat kecil.
Tabel 2.1 Sahabat Kecil
+1 +5-4 -1 -5+4
+2 +5-3 -2 -5+3
+3 +5-2 -3 -5+2
+4 +5-1 -4 -5+1
Contoh :
6 – 3 dilakukan dengan menyatukan biji sempoa bernilai 6 ke titik penentu nilai, selanjutnya menaikkan biji sempoa bernilai 5 dan 2 sehingga diperoleh hasil 3.
Menurut Ratnawati (2003: 29), sahabat kecil dapat diingat dengan lirik lagu sebagai berikut (menggunakan lagu satu-satu):
Satu-satu, empat sahabatnya Dua-dua, tiga sahabatnya Tiga-tiga, dua sahabatnya Empat dengan satu, itu sahabatnya
h. Pengurangan dengan Sahabat Besar
Sahabat besar adalah dua bilangan yang jumlahnya 10 (Ismarti, 2016: 7).. Berikut adalah rumus sahabat besar.
Tabel 2.2 Sahabat Besar
+1 -9+10 -1 +9-10 +2 -8+10 -2 +8-10 +3 -7+10 -3 +7-10 +4 -6+10 -4 +6-10 +5 -5+10 -5 +5-10 +6 -4+10 -6 +4-10 +7 -3+10 -7 +3-10 +8 -2+10 -8 +2-10 +9 -1+10 -9 +1-10 Contoh:
11 – 4 dilakukan dengan menaikkan biji sempoa bernilai 10 dan 1 selanjutnya menyatukan biji sempoa bernilai 6 pada tiang satuan dan menurunkan biji sempoa bernilai 10 pada tiang puluhan sehingga diperoleh hasil 7.
Menurut Ratnawati (2003: 39), sahabat besar dapat diingat dengan lirik lagu sebagai berikut (menggunakan lagu balonku ada lima):
Satu temannya Sembilan Dua temannya delapan
Tiga temannya tujuh Empat temannya enam
Lima temannya lima Enam temannya empat
Delapan temannya dua Sembilan temannya satu
i. Keterampilan dalam Belajar Sempoa
Untuk menyiapkan tuntutan masa depan siswa untuk hidup dan berkarir di era masyarakat ekonomi global, maka harus dilakukan perubahan yang mendasar dalam pembelajaran matematika, tanpa mengesampingkan pembelajaran pada mata pelajaran yang lain. Era abad digital atau sering disebut dengan abad 21 yang ditandai dengan informasi tersedia dimana saja dan dapat diakses kapan saja. Keterampilan belajar diperlukan siswa agar sukses dalam bekerja dan berkarir di era masyarakat ekonomi global adalah Critical Thinking and Problem Solving, Communication, Collaboration, and Creativity and Innovation (Sunardi, 2016).
Dalam pembelajaran matematika, terutama belajar operasi hitung pengurangan menggunakan sempoa dapat dilihat keterampilan Critical Thinking and Problem Solving. Berpikir kritis merupakan kemampuan seseorang untuk menganalisis, menginterpretasikan, mengevaluasi dan mensistesakan informasi. Menurut Triling dan Fadel, 2009 (dalam Sunardi, 2016) menyatakan bahwa keterampilan berpikir kritis mengacu pada kemampuan individu untuk 1) menalar secara efektif, 2) mengajukan pertanyaan dan memecahkan masalah secara tajam, 3) menganalisis dan mengevaluasi alternative pandangan, 4) melakukan refleksi proses dan keputusan. Dalam belajar sempoa, berpikir kritis perlu dimiliki oleh siswa. Dalam hal ini, dicontohkan dalam permasalahan berikut ini.
Coba amati gambar di bawah ini. Carilah pasangan gambar manik dengan angka yang sesuai dengan gambar maniknya.
Selain itu, dalam belajar menggunakan sempoa saat menghitung angka-angka seperti contohnya.
Siswa harus berpikir menghitung dengan sempoa dengan waktu yang singkat dan nilai yang bagus. Anak akan dengan sigap mengerjakan soal tersebut menggunakan sempoa dan segera menyelesaikannya kemudian mengevaluasi saat waktu yang diberikan oleh guru masih tersisa. Selain itu, manfaat sempoa menurut Nurmalasari (2013: 45) yaitu meningkatkan kecepatan, ketepatan dan ketelitian dalam berpikir.
Seperti yang dijelaskan di atas, mengenai kelebihan sempoa digunakan sebagai alat bantu hitung dalam pelajaran matematika yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
3. Hakikat Matematika