1. PANDUAN PENGISIAN FORMULIR EKOSISTEM TIKUS DAN KELELAWAR (TK.1)
Pengisian formulir ekosistem tikus dilakukan pada hari pertama pemasangan perangkap tikus di lapangan. Sedangkan pengisian formulir ekosistem kelelawar dilakukan pada hari ke-3 pengumpulan data lapangan saat pemasangan perangkap kelelawar. Data yang sudah ada pada formulir selanjutnya diinput ke dalam program entri.
Pengertian Ekosistem
Ekosistem merupakan Sistem yang terbentuk dari interaksi antara komunitas biota dengan lingkungan.
Macam-macam ekosistem: 1. Ekosistem Pantai
Adalah pertemuan antara laut dan daratan, diukur pada saat pasang tertinggi & surut terendah dimana aktifitas biotik dan abiotik di darat dan laut masih saling mempengaruhi. 2. Ekosistem Non Hutan
Adalah ekosistem yang sudah pernah ditanami secara intensif oleh manusia, bisa berupa perkebunan, pekarangan rumah, sawah, ladang, belukar dan kebun monokultur.
3. Ekosistem Hutan
Adalah hutan dan seluruh komponen biotik dan abiotik yang belum pernah ditanami secara intensif oleh manusia atau yang sedang mengalami fase pertumbuhan dari keadaan tapak gundul karena alam ataupun antropogen sampai klimaks kembali.
4. Dekat dengan Pemukiman
Lokasi survei berada di sekitar pemukiman, dengan jarak ≤ 5 km dari jenis ekosistem
pantai, non-hutan, hutan. 5. Jauh dari Pemukiman
Lokasi survei berada jauh dari pemukiman, dengan jarak › 5 km dari jenis ekosistem pantai, non-hutan, hutan.
I. PENGENALAN TEMPAT
1. Rincian Provinsi
Isi dengan kode provinsi, 2 digit angka.
2. Rincian Side
Lingkari nomor side kemudian isikan ke dalam kolom yang tersedia. Nomor “1” untuk side A, nomor “2” untuk side B, atau nomor “3” untuk side C.
3. Rincian Kabupaten/Kota
Isi dengan kode kabupaten/kota, 2 digit angka.
4. Rincian Kecamatan
Isi dengan kode kecamatan, 3 digit angka.
5. Rincian Desa/Kelurahan
Isi dengan kode Desa/Kelurahan, 3 digit angka.
6. Rincian Klasifikasi Desa/Kelurahan
Lingkari urutan klasifikasi Desa/Kelurahan kemudian isikan di kolom sebelah kanannya. Klasifikasi Perkotaan dengan kode “1” atau Pedesaan dengan kode “2”. II. KETERANGAN EKOSISTEM
1. Rincian Jenis Ekosistem
Lingkari urutan nomor klasifikasi ekosistem kemudian isikan pada kolom yang tersedia di sebelah kanannya. Hutan dekat pemukiman dengan kode “1”, Hutan jauh pemukiman dengan kode “2”, Non Hutan dekat pemukiman dengan kode “3”, Non hutan jauh pemukiman dengan kode “4”, Pantai dekat pemukiman dengan kode “5", atau Pantai jauh pemukiman dengan kode “6”.
2. Rincian Ketinggian
Isi ketinggian sesuai dengan hasil pengukuran altitude pada GPS (dpl), 4 digit angka.
3. Rincian Topografi
Lingkari urutan nomor klasifikasi topografi kemudian isikan pada kolom yang tersedia di sebelah kanannya. Klasifikasi topografi Pegunungan/dataran tinggi dengan kode “1” atau Lembah/dataran rendah dengan kode “2”.
a. Pegunungan/ datran tinggi merupakan bagian permukaan bumi yang mendatar dan
terletak pada ketinggian lebih dari 600 m di atas permukaan laut.
b. Lembah/ dataran rendah merupakan bagian permukaan bumi di daerah rendah
yang relatif rata dan biasanya berada di kaki gunung.
III. KETERANGAN PENGUMPULAN DATA
1. Rincian Nama Pengumpul Data
Isi dengan nama lengkap petugas pengumpul data.
2. Rincian Tanggal Pertama Pengumpulan Data
Isi dengan tanggal, bulan dan tahun pengumpulan data, terhitung sejak hari pertama pemasangan perangkap di satu titik.
3. Rincian Tanggal Akhir Pengumpulan Data
Isi dengan tanggal, bulan dan tahun pengumpulan data, terhitung sejak hari terakhir pemasangan perangkap di satu titik.
4. Rincian Tanda Tangan Pengumpul Data
Isi dengan tanda tangan dari petugas pengumpul data.
5. Rincian Ketua Tim
Isi dengan nama lengkap ketua tim.
6. Rincian Tanggaldiperiksa
Isi dengan tanggal, bulan dan tahun saat dilakukan pemeriksaan oleh ketua tim.
7. Rincian Tanda Tangan Ketua Tim
Isi dengan tanda tangan ketua tim.
IV. CATATAN
Digunakan untuk memberikan keterangan tambahan terkait ekosistem atau hal-hal penting di lokasi pengumpulan data.
2. PANDUAN PENGISIAN FORM KOORDINAT GPS PERANGKAP KELELAWAR
Pengisian formulir koordinat GPS perangkap dilakukan pada saat pemasangan perangkap tikus di lapangan. Data yang sudah ada pada formulir selanjutnya diinput ke dalam program entri.
I. PENGENALAN TEMPAT
Isikan dengan kode Provinsi (2 digit), kode Kabupaten/Kota (2 digit), dan kode jenis Ekosistem (1 digit) sesuai dengan lokasi penangkapan.
II. KETERANGAN PENGUMPUL DATA
1. Rincian Nama Pengumpul Data
Isi dengan nama lengkap petugas pengumpul data yang melakukan pengambilan titik koordinat.
2. Rincian Tanggal Pengumpulan Data
Isi dengan tanggal, bulan dan tahun pengambilan data titik koordinat saat pemasangan
jaring kabut, jaring harpa dan hand net.
3. Rincian Tanda Tangan Pengumpul Data
Isikan dengan tanda tangan dari petugas pengumpul data yang melakukan pengambilan titik koordinat.
4. Rincian Nama Ketua Tim
Isi dengan nama lengkap ketua tim.
5. Rincian Tanggal Pengecekan
Isi dengan tanggal, bulan dan tahun dilakukannya pengecekan isian formulir koordinat GPS.
6. Rincian Tanda Tangan Ketua Tim
Isikan dengan tanda tangan dari ketua tim.
III. KETERANGAN KOORDINAT GPS
1. Rincian Nomor Perangkap
Isikan nomor perangkap sesuai nomor yang terdapat pada perangkap. Untuk perangkap dipasang di dalam rumah diberi keterangan tambahan nomor rumah perangkap dipasang, contoh:
a. 001 = nomor yang tertulis pada pita perangkap
b. D 01 = perangkap yang dipasang di dalam rumah nomor 01
c. L 00 = kode perangkap yang dipasang di luar rumah (hutan, sawah,kebun, dan lain – lain)
d. Contoh penulisan :
• Dalam rumah = HDP 001 & 002 / D 01
• Luar rumah = HDP 051/ L 00 atau HJP 001 / L 00
2. Rincian Garis Lintang/Latitute
a. N/S: Isikan “N” untuk posisi garis lintang utara, atau “S” untuk posisi garis lintang selatan.
b. D: Degree/derajat, isikan derajat lokasi yang dimaksud sesuai dengan yang ditunjukkan pada GPS.
c. M: Minutes, isikan menit lokasi yang dimaksud sesuai dengan yang ditunjukkan pada GPS.
d. S: seconds, isikan detik lokasi yang dimaksud sesuai dengan yang ditunjukkan pada GPS.
Contohnya: 6° 10′ 12.9” Lintang Selatan (LS) atau 6° 10′ 12.9” South (S)
Membacanya: “Enam derajat, sepuluh menit, dua belas koma sembilan detik Lintang Selatan.
3. Rincian Bujur/Longitude
e. W/E: Isikan “W” untuk posisi garis bujur barat, atau “E” untuk posisi garis bujur timur.
f. D: Degree/derajat, isikan derajat lokasi yang dimaksud sesuai dengan yang ditunjukkan pada GPS.
g. M: Minutes, isikan menit lokasi yang dimaksud sesuai dengan yang ditunjukkan pada GPS.
h. S: seconds, isikan detik lokasi yang dimaksud sesuai dengan yang ditunjukkan pada GPS.
Contohnya: 106° 49′ 27.0” Bujur Timur (BT) atau 106° 49′ 27.0” West (W)
Membacanya: “Seratus enam derajat, empat puluh sembilan menit, dua puluh tujuh koma nol, Bujur Timur”
4. Rincian Elevasi
Menunjukkan tingkat elevasi/ ketinggian saat menggunakan GPS. Isikan ketinggian lokasi sesuai yang ditunjukkan pada GPS.
5. Rincian Kode sampel
Isikan dengan kode sampel yang diperoleh, misalnya 33061T001.
IV. CATATAN
Digunakan untuk memberikan keterangan tambahan terkait hal-hal penting di lokasi pengambilan titik koordinat.
3. PANDUAN PENGISIAN FORMULIR EKOSISTEM PENANGKAPAN TIKUS
Pengisian formulir lokasi penangkapan tikus dilakukan pada hari pertama pemasangan perangkap tikus di lapangan. Data yang sudah ada pada formulir selanjutnya diinput ke dalam program entri.
I. PENGENALAN TEMPAT
Isikan dengan kode Provinsi (2 digit), kode Kabupaten/ Kota (2 digit), dan kode jenis Ekosistem (1 digit) sesuai dengan lokasi penangkapan.
II. KETERANGAN LOKASI PENANGKAPAN
1. Rincian Jenis Lokasi Penangkapan
Lingkari nomor “01” untuk tipe Hutan Primer; nomor “02” untuk Hutan Sekunder; nomor “03” untuk Hutan Homogen, sebutkan jenis vegetasinya; nomor “04” untuk Hutan Mangrove; nomor “05” untuk Hutan Pantai; nomor “06” untuk Perkebunan, sebutkan jenis vegetasinya; nomor “07” untuk Kebun, sebutkan jenis vegetasinya, nomor “08” untuk Ladang, sebutkan jenis vegetasinya; nomor “09” untuk Pemukiman/rumah nomor “10” untuk Pekarangan; nomor “11” untuk sawah; nomor “12” untuk rawa rawa; nomor “13” untuk pantai; nomor “14” untuk tambak atau nomor “15” untuk lainnya disebutkan jenis. Kemudian isikan kode nomor jenis lokasi tersebut pada kolom yang tersedia. a. Hutan Primer merupakan hutan yang tumbuh berkembang pada habitat lahan
kering yang dapat berupa hutan dataran rendah, perbukitan dan pegunungan, atau hutan tropis dataran tinggi yang masih kompak dan belum mengalami intervensi manusia atau belum menampakkan bekas penerbangan.
b. Hutan Sekunder merupakan hutan yang tumbuh berkembang pada habitat lahan kering yang dapat berupa hutan dataran rendah, perbukitan dan pegunungan, atau hutan tropis dataran tinggi yang telah mengalami intervensi manusia atau telah menampakkan bekas penebangan (kenampakan alur dan bekas tebang).
c. Hutan Homogen merupakan hutan yang ditumbuhi satu jenis tanaman. Misalnya pinus, jati dll.
d. Hutan mangrove adalah sebutan untuk komunitas tumbuhan yang hidup di daerah pasang surut pantai, tidak terpengaruh oleh iklim, tanah tergenang air laut, tanah berlumpur atau liat, tidak memiliki strata tajuk, pohon-pohon dapat mencapai tinggi 30 m.
e. Hutan Pantai merupakan hutan yang terletak di tepi pantai, tumbuh pada tanah kering berpasir dan berbatu dan tidak terpengaruh oleh iklim serta berada di atas garis pasang tertinggi.
f. Perkebunan merupakan lahan yang digunakan untuk kegiatan pertanian tanpa pergantian tanaman selama 2 tahun.
g. Kebun merupakan area yang digunakan untuk kegiatan pertanian dengan jenis tanaman keras di lahan kering
h. Ladang merupakan area yang digunakan untuk kegiatan pertanian dengan jenis tanaman semusim di lahan kering.
i. Pemukiman/ rumah merupakan area/lahan yang digunakan sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung kehidupan.
j. Pekarangan merupakan area disekitar pemukiman/ rumah
k. Persawahan merupakan areal pertanian yang digenangi atau diberi air baik dengan teknologi pengairan, tadah hujan, lebak atau pasang surut yang didirikan oleh pola pematang, dengan ditanami jenis tanaman pangan berumur pendek (padi).
l. Rawa atau danau atau telaga merupakan genangan air tawar atau air payau yang luas dan permanen di daratan.
m. Pantai merupakan daerah perbatasan antara daratan dengan laut atau massa air lainnya dan bagian yang mendapat pengaruh dari air tersebut.
n. Tambak merupakan aktivitas untuk perikanan atau penggaraman yang tampak dengan pola pematang di sekitar pantai.
o. Lainnya diisikan apabila tidak ada kriteria habitat yang sesuai dengan yang telah disebutkan sebelumnya
2. Rincian Waktu Total Koleksi
Isi dengan hari ke berapa pengumpulan data, terhitung sejak hari pertama pemasangan perangkap di suatu transek
3. Rincian Waktu koleksi
Isi waktu koleksi sesuai dengan waktu di lokasi pengumpulan data dimulai jam pertama pemasangan perangkap sampai jam pengambilan PERANGKAP
4. Rincian Cuaca
Lingkari nomor “1” untuk klasifikasi cuaca Cerah; nomor “2” untuk Mendung, nomor “3” untuk Berkabut; nomor “4” untuk Hujan Gerimis; nomor “5” untuk Hujan Lebat; nomor “6” untuk Terang bulan; nomor “7” untuk Bulan Sabit; nomor “8” untuk cerah+terang bulan; nomor “9” untuk Cerah+bulan sabit; nomor “10” untuk Mendung+Berkabut; nomor “11” untuk Hujan Gerimis+Berkabut atau nomor “12” untuk Hujan Lebat+Berkabut. Kemudian isikan nomor tersebut pada kolom yang disediakan
5. Rincian Suhu udara
Isi suhu sesuai dengan hasil pengukuran suhu udara di lokasi pemasangan perangkap menggunakan thermometer (°C), dua angka dibelakang koma.
6. Rincian Kelembaban udara
Isi kelembaban sesuai hasil pengukuran kelembaban udara di lokasi pemasangan perangkap menggunakan hygrometer (%), dua angka dibelakang koma.
7. Rincian pH tanah
Isi pH tanah sesuai hasil pengukuran menggunakan pH meter.
8. Rincian Salinitas
Isi salinitas sesuai dengan hasil pengukuran salinitas menggunakan salinometer (‰), dua angka dibelakang koma.
9. Rincian Foto Habitat
Isikan kode foto habitat sesuai dengan kode saat penyimpanan foto .
10. Rincian Video Habitat
Isikan kode video habitat sesuai dengan kode saat penyimpanan video.
III. KETERANGAN PENGUMPUL DATA
1. Rincian Nama Pengumpul Data
Isi dengan nama lengkap petugas pengumpul data.
2. Rincian Tanggal Pertama Pengumpulan Data
Isi dengan tanggal, bulan dan tahun pertama pengumpulan data, terhitung sejak hari pertama pemasangan perangkap di satu titik.
3. Rincian Tanggal Akhir Pengumpulan Data
Isi dengan tanggal, bulan dan tahun terakhir pengumpulan data, terhitung sejak hari terakhir pemasangan perangkap di satu titik.
4. Rincian Tanda Tangan Pengumpul data
Isikan dengan tanda tangan dari petugas pengumpul data.
5. Rincian Ketua Tim
Isi dengan nama lengkap ketua tim.
6. Rincian TanggalPengecekan
Isi dengan tanggal, bulan dan tahun saat dilakukan pengecekan oleh ketua tim.
7. Rincian Tanda Tangan Ketua Tim
Isi dengan tanda tangan ketua tim.
IV. CATATAN
Digunakan untuk memberikan keterangan tambahan terkait hal-hal penting di lokasi penangkapan.
4. PANDUAN PENGISIAN FORMULIR KOLEKSI TIKUS
Pengisian formulir koleksi tikus dilakukan pada saat pemrosesan tikus di laboratorium lapangan. Data yang sudah ada pada formulir selanjutnya diinput ke dalam program entri.
I. PENGENALAN TEMPAT
Diisi sesuai kode wilayah Provinsi (2 digit), kode Kabupaten/Kota (2 digit), kode Ekosistem (1 digit), kode Lokasi Penangkapan (2 digit), nomor perangkap dan nomor urut spesimen
diisi sesuai urutan spesimen yang didapat diawali huruf “T” untuk jenis spesimen tikus,
selanjutnya nomor urut spesimen (3 digit angka). II. KOORDINAT PERANGKAP
Lingkari nomor “2” Bujur Timur, kemudian isikan koordinat lokasi perangkap dipasang sesuai dengan titik GPS. Lingkari nomor “1” untuk koordinat Lintang Utara atau nomor “2” untuk koordinat Lintang Selatan, kemudian isikan koordinat lokasi perangkap dipasang sesuai dengan titik GPS.
Isikan waktu dimulainya proses ekstrasi kelelawar. III. KOLEKSI
Rincian Stiker Nomor Koleksi Tikus
Tempel stiker nomor koleksi tikus pada kolom yang bertuliskan “tempel stiker di sini”.
A. Koleksi Spesimen 1
1. Koleksi spesimen serum
Lingkari angka “1” jika spesimen serum berhasil dilakukan, kemudian tuliskan pada kotak, dan lingkari angka “2” jika spesimen serum tidak berhasil didapatkan dan tuliskan angka pada kotak.
2. Koleksi spesimen ektoparasit
Lingkari angka “1” jika spesimen ektoparasit berhasil dilakukan, kemudian tuliskan pada kotak. dan lingkari angka “2” jika spesimen ektoparasit tidak berhasil didapatkan dan tuliskan angka pada kotak.
A. IDENTIFIKASI&MORFOMETRI
1. Nama Genus
Lingkari nomor “1” untuk genus Anisomys, Nomor ‘2” untuk Bandicota, Nomor “3”
untuk Berylmys, Nomor “4” untuk Bunomys, nomor “5” untuk Chiropodomys, nomor
“6” untuk Chiruromys,nomor “7” untuk Coccymys, nomor “8” untuk Conilurus, nomor
“9” untuk Crunomys, nomor “10” untuk Crussomys, nomor “11” untuk Echiotrix,
nomor “12” untuk Eropeplus, nomor “13” untuk Haeromys, nomor “14” untuk
Hydromys, nomor “15” untuk Hyomys, nomor “16” untuk Kadarsanomys, nomor “17”
untuk Komodomys, nomor “18” untuk Lenomys, Nomor ‘19” untuk Lenothrix, Nomor
“20” untuk Leopoldamys, Nomor “21” untuk Leptomys, nomor “22” untuk
Lorentzimys, nomor “23” untuk Macrusomys, nomor “24” untuk Melasmothix, nomor
“25” untuk Mallomys, nomor “26” untuk Margarethamys, nomor “27” untuk Maxomys,
nomor “28” untuk Mayermis, nomor “29” untuk Melomys, nomor “30” untuk
Microhydromys, nomor “31” untuk Mus, nomor “32” untuk Niviventer, nomor “33”
untuk Papagomys, nomor “34” untuk Parahydromys, nomor “35” untuk
Paraleptomys, Nomor “36” untuk Paruromys, Nomor “37” untuk Paulamys, Nomor
“38” untuk Pithecheir, nomor “39” untuk Pagonomelamys, nomor “40” untuk
Pogonomys, nomor “41” untuk Pseudohydromys, nomor “42” untuk Rattus, nomor
“43” untuk Rhisomys, nomor “44” untuk Stenomys, nomor “45” untuk Sundamys,
nomor “46” untuk Taeromys, nomor “47” untuk Tateomys, nomor “48” untuk Uromys,
nomor “49” untuk Waiomys, nomor “50” untuk Xenuromys, nomor “51” untuk lainnya,
sebutkan jenisnya sesuai kunci identifikasi. Kemudian tuliskan nomor yang telah dilingkari pada kolom isian.
2. Rincian Spesies
Isikan nama spesies sesuai hasil identifikasi menggunakan kunci identifikasi.
3. Rincian Umur
Isi klasifikasi umur dewasa dengan kode “1”, atau juvenil/ anak dengan kode “2” sesuai hasil identifikasi.
4. Rincian Pengukuran
a. Rincian Berat Tubuh (W)
Isi sesuai dengan hasil pengukuran berat tubuh (gram), dua angka dibelakang koma.
b. Rincian Panjang Total (TL)
Isi sesuai dengan hasil pengukuran panjang total tubuh tikus (mm) dimulai dari ujung mulut sampai ujung ekor, dua angka dibelakang koma.
c. Rincian Panjang Ekor (T)
Isi sesuai dengan hasil pengukuran panjang ekor tikus (mm) dimulai dari pangkal sampai ujung ekor, dua angka dibelakang koma.
d. Rincian Panjang Kaki Belakang (HF)
Isi sesuai dengan hasil pengukuran panjang kaki belakang (mm) dimulai dari tumit sampai ujung jari tanpa kuku, dua angka dibelakang koma.
e. Rincian Panjang Telinga (E)
Isi sesuai dengan hasil pengukuran panjang telinga (mm) dimulai dari pangkal sampai ujung telinga, dua angka dibelakang koma.
f. Rincian Panjang Tengkorak (GSI)
Isi sesuai denga hasil pengukuran panjang tengkorak (mm) dimulai dari pangkal leher sampai ujung moncong/mulut, dua angka dibelakang koma.
5. Rincian Jenis Kelamin
Lingkari nomor “1” untuk jenis kelamin jantan dan merujuk ke pernyataan no 7, atau nomor “2” untuk betina merujuk ke pernytaan no 8. Kemudian tuliskan nomor yang telah dilingkari pada kolom isian.
6. Rincian Ukuran Testis
Isi sesuai dengan hasil pengukuran testis (mm) yaitu diukur panjang dan lebarnya, dua angka dibelakang koma.
7. Rincian KondisiTestis
Lingkari nomor “1” untuk kondisi testis menonjol (sesuai hasil pengamatan kondisi testis), atau nomor “2” untuk kondisi testis tersembunyi. Kemudian tuliskan nomor yang telah dilingkari pada kolom isian.
8. Rincian Rumus Mammae
Isi sesuai dengan hasil pengamatan jumlah mammae yang terletak di dada “D” dan
perut “P”.
B. PENGAMBILANDOKUMENASI SPESIMEN 1. a. Foto Dorsal
Lingkari nomor “1” apabila foto bagian punggung tikus berhasil dikoleksi, atau nomor “2” apabila tidak berhasil dikoleksi. Kemudian tuliskan nomor yang telah dilingkari pada kolom isian.
b. Kode Foto
Diisi dengan kode foto sesuai nama file foto yang telah direname (D+kode wilayah+no urut tikus), lihat Prosedur Dokumentasi.
2. a. Foto Ventral
Lingkari nomor “1” apabila foto bagian dada tikus berhasil dikoleksi, atau nomor “2” apabila tidak berhasil dikoleksi. Kemudian tuliskan nomor yang telah dilingkari pada kolom isian.
b. Kode Foto
Diisi dengan kode foto sesuai nama file foto yang telah direname (V+kode wilayah+no urut tikus), lihat Prosedur Dokumentasi.
3. a. Foto Tail
Lingkari nomor “1” apabila foto bagian ekor tikus berhasil dikoleksi, atau nomor “2” apabila tidak berhasil dikoleksi. Kemudian tuliskan nomor yang telah dilingkari pada kolom isian.
b. Kode Foto
Diisi dengan kode foto sesuai nama file foto yang telah direname (T+kode wilayah+no urut tikus), lihat Prosedur Dokumentasi.
4. a. Foto Lateral
Lingkari nomor “1” apabila foto bagian samping tikus berhasil dikoleksi, atau nomor “2” apabila tidak berhasil dikoleksi. Kemudian tuliskan nomor yang telah dilingkari pada kolom isian.
b. Kode Foto
Diisi dengan kode foto sesuai nama file foto yang telah direname (L+kode wilayah+no urut tikus), lihat Prosedur Dokumentasi.
C. KOLEKSISPESIMEN 2
1. Rincian Punch Telinga
Lingkari nomor “1” apabila spesimen punch telinga berhasil dikoleksi, atau nomor “2” jika punch telinga tidak dikoleksi. Kemudian tuliskan nomor yang telah dilingkari pada kolom isian.
2. Rincian Paru-paru (RNA later)
Lingkari nomor “1” apabila spesimen paru-paru dalam RNA later berhasil dikoleksi, atau nomor “2” jika spesimen paru-paru dalam RNA later tidak dikoleksi. Kemudian tuliskan nomor yang telah dilingkari pada kolom isian.
3. Rincian Ginjal
Lingkari nomor “1” apabila spesimen ginjal berhasil dikoleksi, atau nomor “2” jika spesimen ginjal tidak dikoleksi. Kemudian tuliskan nomor yang telah dilingkari pada kolom isian.
4. Rincian Awetan Basah
Lingkari nomor “1” apabila spesimen dijadikan awetan basah, atau nomor “2” jika spesimen tidak dijadikan awetan basah. Kemudian tuliskan nomor yang telah dilingkari pada kolom isian.
IV. KETERANGAN PENGUMPUL DATA
1. Rincian Nama Pengumpul Data
Isi dengan nama lengkap petugas pengumpul data.
2. Rincian Tanggal Pertama Pengumpulan Data
Isi dengan tanggal, bulan dan tahun pengumpulan data, terhitung sejak hari pertama pemasangan perangkap di satu titik.
3. Rincian Tanda Tangan Pengumpul Data
Isi dengan tanda tangan dari petugas pengumpul data.
4. Rincian Nama Ketua Tim
Isi dengan nama lengkap ketua tim.
5. Rincian Tanggaldiperiksa
Isi dengan tanggal, bulan dan tahun saat dilakukan pemeriksaan oleh ketua tim.
6. Rincian Tanda Tangan Ketua Tim
Isi dengan tanda tangan ketua tim.
V. CATATAN
Diisi dengan keterangan singkat morfologi spesimen atau keterangan apabila spesimen tidak berhasil dikumpulkan atau jumlahnya kurang.
5. PANDUAN PENGISIAN FORMULIR PENGIRIMAN DAN PENERIMAAN (TK.5)
I. Pengenalan Tempat
1. Rincian Kode Provinsi
Diisi kode Provinsi lokasi penangkapan (2 digit). 2. Rincian Kode Kabupaten
Diisi Kode Kabupaten lokasi penangkapan (2 digit). 3. Rincian Kode Jenis Ekosistem
Diisi sesuai dengan kode jenis ekosistem di lokasi penangkapan (1 digit). II. Keterangan Spesimen
1. Jenis Spesimen
Dilingkari salah satu nomor sesuai dengan jenis spesimen yang akan dikirim, kemudian isikan nomor spesimen tersebut pada kolom yang tersedia. Untuk nomor jenis spesimen serum tikus yaitu “1”, “2” ektoparasit tikus, “3” RNA later tikus, “4” ginjal tikus, “5” awetan basah tikus, “6” punch telinga tikus, “7” swab kelelawar, “8” serum kelelawar, “9” ektoparasit kelelawar, “10” awetan basah kelelawar, atau “11” punch sayap kelelawar.
III. Keterangan Kode Spesimen
Pengisian dilakukan oleh petugas pengirim spesimen meliputi: 1. Rincian Nomor Spesimen
Diisi sesuai dengan nomor urut spesimen yang akan dikirim. Misalkan spesimen serum kelelawar 33261K001.
2. Rincian Suhu
Diisi berapa besaran suhu (°C) didalam kotak pengiriman pada saat akan dikirim. 3. Rincian Jumlah
Diisi berapa jumlah spesimen yang dikirim. 4. Rincian Kondisi
Diisi bagaimana kondisi spesimen yang akan dikirim (Baik/Rusak). Misal untuk spesimen serum kelelawar dalam kondisi lisis/telah diencerkan menggunakan PBS.
5. Rincian Tanggal Pengiriman Spesimen
Diisi tanggal, bulan, dan tahun kapan spesimen dikirim.
6. Rincian Tanda Tangan
Diisi tanda tangan petugas pengirim spesimen. 7. Rincian Nama Pengirim Spesimen
Diisi nama lengkap petugas pengirim spesimen.
Pengisian dilakukan oleh petugas penerima spesimen meliputi: 1. Rincian Suhu
Diisi berapa besaran suhu (°C) didalam kotak pengiriman pada saat diterima. 2. Rincian Jumlah
Diisi berapa jumlah spesimen yang diterima. 3. Rincian Kondisi
Diisi bagaimana kondisi spesimen yang diterima (Baik/Rusak). Misal untuk spesimen serum kelelawar dalam kondisi lisis/telah diencerkan menggunakan PBS.
4. Rincian Tanggal Penerimaan Spesimen
Diisi tanggal, bulan, dan tahun kapan spesimen diterima. 5. Rincian Tanda Tangan
Diisi tanda tangan petugas penerima spesimen. 6. Rincian Nama Penerima Spesimen
Diisi nama lengkap petugas penerima spesimen.
6. PANDUAN PENGISIAN FORMULIR CEK LIST KEGIATAN (TK.6)
I. Pengenalan Tempat
1. Rincian Kode Provinsi
Diisi kode Provinsi lokasi penangkapan (2 digit). 2. Rincian Kode Kabupaten
Diisi Kode Kabupaten lokasi penangkapan (2 digit).