• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Audit untuk Akun Utang dan Modal PT CLS

Dalam dokumen UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS UTANG d (Halaman 67-73)

BAB IV PEMBAHASAN

4.5 Proses Audit untuk Akun Utang dan Modal PT CLS

Perencanaan audit sangat penting dilakukan oleh seorang auditor dalam penugasan auditnya. Perencanaan audit berfungsi agar auditor mampu mendapatkan bukti yang cukup memadai sesuai dengan kondisinya, menjaga supaya biaya audit tetap terjangkau, dan mencegah kesalahpahaman dengan klien. Pada fase ini, PT CLS merupakan klien lama dari KAP ACV&R sehingga antara PT CLS dan KAP sudah mendapatkan kesepahaman bersama. Setelah mendapat surat penugasan dan pernyataan dari manajemen (PT CLS), auditor diperbolehkan untuk melakukan audit di PT CLS.

Hal pertama yang perlu dipahami seorang auditor saat melakukan audit adalah memahami bisnis dan industri klien. Dengan memiliki pemahaman yang baik terkait bisnis klien, auditor dapat menilai pengendalian internal hingga menilai risiko salah saji yang mungkin timbul dalam penyajian laporan keuangan.

PT CLS sudah menjadi klien dari KAP ACV&R selama 3 (lima) tahun berturut-turut sejak tahun 2012. Untuk itu, auditor sudah cukup mempunyai backup data-data yang memadai seperti working paper, worksheet, financial statement, lalu auditor telah memahami dengan baik industri bisnis dan cukup

meminta laporan manajemen dari PT CLS untuk menilai kinerja dan laporan-laporan penting lainnya seperti akta pendirian perusahaan, notulensi rapat, dan kode etik serta undang-undang terkait industri bisnis.

Pada fase perencanaan ini, auditor juga menilai risiko yang mungkin ditimbulkan PT CLS. Untuk itu, pada bagian ini, penulis sebagai tim auditor menggunakan penilaian atas risiko bisnis klien dengan menghitung nilai salah saji yang dapat ditolerir (materialitas) dan melakukan prosedur analitis awal yang bertujuan untuk mengidentifikasi adanya risiko salah saji.

a. Penentuan Materialitas yang dapat ditolerir

Materialitas merupakan besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dimana kesalahan tersebut dapat mengakibatkan perubahan atau pengaruh terhadap pertimbangan pihak yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut.

KAP ACV&R memiliki ketentuan tersendiri mengenai materialitas sehingga auditor pada KAP tersebut menentukan bahwa keseluruhan aset, liabilitas, pendapatan, dan beban yang dimiliki klien harus diuji terlebih dahulu.

KAP ACV&R mempunyai form tersendiri untuk penghitungan materialitas yang dimana sebelumnya berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan dan dipertimbangkan oleh signing partner. Auditor menggunakan perhitungan materialitas audit risk (high) sebagai acuan untuk menetapkan planning materiality PT CLS, karena PT CLS merupakan perusahaan kecil yang sedang dalam tahap pengembangan.

Selanjutnya seperti pada form materiality yang digunakan KAP ACV&R berdasarkan ketentuan afiliasinya yaitu CHI, perhitungan menggunakan total nilai yang terbesar antara total aset, total pendapatan, atau total beban. Dalam PT CLS, total aset yang digunakan dalam perhitungan. Dapat dilihat dengan ilustrasi berikut pada tabel 4.5 di halaman 55 mengenai pemilihan basis materialitas PT CLS.

Tabel 4.5. Pemilihan Basis Materialitas

Sumber : Data klien yang telah diolah kembali

Dapat dilihat dari tabel 4.5, basis yang digunakan untuk perhitungan materialitas adalah total aset karena memiliki saldo yang terbesar. Berikut perhitungan atas materialitas secara singkat berdasarkan audit risk (high):

Total Aset = 81.054.274.593

Perhitungan Materiality = 2,5% x 81.054.274.593 = 2.026.356.865

Angka materialitas PT CLS sebesar Rp2.026.356.865 digunakan jika terdapat saldo akun sebesar atau melebihi angka tersebut, maka akun tersebut sudah dianggap material dan harus diperhatikan dalam proses audit. Semakin rendah tingkat materialitas, semakin besar jumlah bukti audit yang dibutuhkan. Jika terdapat salah saji diatas dari angka materialitas tersebut, maka auditor harus melakukan tanya jawab dengan klien sehingga klien melakukan koreksi atas salah saji tersebut.

Perhitungan selanjutnya adalah menghitung performace materiality dengan angka materialitas sebelumnya. Performance materiality adalah nilai materialitas yang digunakan auditor sebagai acuan untuk melakukan prosedur audit secara mendalam jika saldo akun diatas nilai materialitas tersebut. Perhitungan performance materiality (PM) secara singkat adalah:

Performance Materiality (PM) = 80% x Materiality = 80% x 2.026.356.865 = 1.621.085.000

Setelah mengetahui PM, auditor akan melakukan prosedur audit lebih mendalam dengan acuan ini terhadap akun-akun yang diatas PM seperti akun utang dan modal yang nilainya di atas PM, sehingga auditor melakukan prosedur

Keterangan Saldo (Rp)

Total Aset 81.054.274.593

Total Pendapatan 2.970.000.000

Total Beban 2.198.292.779

audit secara mendalam. Seperti Performance Materiality PT CLS sebesar Rp1.621.085.000, auditor harus menganalisa akun yang saldo nya sebesar angka tersebut atau melebihi angka tersebut sehingga harus diadakan prosedur audit lebih lanjut. Sehingga klien dapat memutuskan batas minimum total pengambilan sampel yang harus diambil oleh auditor untuk melakukan test of control dan substantive test of transaction dari klien.

Di samping PM, ada juga acuan nilai untuk selisih yang harus diadjust pada nilai di atas DMT (De Minimis Threshold). Perhitungan DMT dapat dilihat sebagai berikut:

DMT = M x 33,3% x 10%

= 2.026.356.865 x 33,3% x 10% = 67.545.200

Dengan angka DMT, maka selisih yang memiliki nilai di atas DMT auditor harus melakukan adjustment atas selisih tersebut. Jadi untuk DMT PT CLS sebesar Rp67.545.200 jika terdapat misstatement yang ditemukan nilainya dibawah angka tersebut maka penyesuaian tidak wajib dilakukan oleh PT CLS. Namun apabila total misstatement dari transaksi suatu akun melebihi batas acceptable project materiality maka penyesuaian harus dilakukan oleh perusahaan walaupun misstatement dari masing masing transaksi berada dibawah DMT. Contoh dari Form Materiality yang telah dijelaskan penulis diatas dapat dilihat pada lampiran 1.

b. Melakukan Prosedur Analytical Review

Setelah menghitung nilai materialitas, langkah selanjutnya yang dilakukan oleh penulis dalam proses perencanaan audit adalah melakukan prosedur analitis awal yang bertujuan untuk mengidentifikasi bagian-bagian yang berisiko adanya salah saji yang material. Pengujian berupa prosedur analitis dilakukan dengan membandingkan rasio-rasio keuangan klien antara tahun lalu dan tahun berjalan. Dengan melakukan prosedur analitis, auditor dapat memahami dengan baik industri bisnis klien dan risiko yang kemungkinan dihadapi oleh klien, seperti

bertambah dan atau berkurang, bahkan kemungkinan kesalahan dalam penghitungan yang dilakukan oleh klien (bersifat material atau tidak).

Prosedur audit yang dilakukan penulis untuk melakukan prosedur analitis awal adalah meminta laporan keuangan tahun 2013 (audited) dan laporan keuangan tahun 2014 (unaudited). Pada prosedur analitis terkait akun utang dan modal, langkah pertama yang dilakukan penulis adalah membandingkan rasio utang dan modal tahun 2014 dengan tahun sebelumnya, 2013. Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi apakah nilai utang dan modal di tahun 2014 mengalami kenaikan atau penurunan.

Tabel 4.6. Perbandingan Jumlah Utang dan Modal PT CLS

Sumber : Kertas kerja yang telah diolah kembali

Dari hasil perhitungan rasio untuk utang dan modal diatas pada tahun 2014 utang dan modal, PT CLS mengalami kenaikan paling signifikan dari total utang jangka pendek Rp 52.606.384.950 atau sebesar 1587,38% dari tahun sebelumnya. Pada akun total utang jangka panjang mengalami penurunan pada tahun 2014 Rp 14.988.000.000 atau sebesar 31,93%. Perhitungan laba ditahan juga menunjukkan pada tahun 2014 PT CLS mengalami penambahan defisit Rp 1.652.870.970 atau sebesar 22,98% dari tahun 2013. Jumlah yang sangat signifikan ini menimbulkan asumsi awal dari penulis bahwa adanya perolehan utang jangka pendek, pelunasan utang jangka panjang, dan penambahan beban yang besar pada tahun 2014. Namun, asumsi awal yang diberikan penulis belum dapat diyakini keberadaannya karena belum dikumpulkan bukti lain yang memadai.

Penulis sementara dapat meyakini bahwa tidak ditemukan adanya salah saji dalam penyajian utang dan modal di laporan keuangan. Prosedur analitis awal mengacu pada Audit Objective terkait utang dan modal yang dimiliki oleh KAP.

2

014 2013

(Unaudited) (Audited)

1 Liabilitas Jangka Pendek 55.821.413.894 3.314.028.944 52.507.384.950 1584,40%

2 Liabilitas Jangka Panjang 31.956.587.345 46.944.587.345 (14.988.000.000) -31,93%

3 Modal Saham 300.000.000 300.000.000 - 0%

4 Retained Earning (Loss) (8.845.996.812) (7.193.125.842) (1.652.870.970) 22,98%

4.5.2 Audit Objective KAP ACV&R

Tujuan dari pemeriksaan audit atas utang dan modal pada PT CLS berdasarkan audit program dari KAP ACV&R yang berafiliasi dengan CHI dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Kelengkapan (Completeness)

Tujuan audit ini berkaitan dengan apakah semua jumlah utang, modal dan laba ditahan yang dimiliki telah dimasukkan pada laporan keuangan. Tujuan audit ini juga untuk memastikan bahwa PT CLS memiliki dokumen terkait penambahan atau pembayaran utang dan modal. Jumlah tersebut telah ditelusuri melalui footing atas saldo utang dan modal per 31 Desember 2014 di neraca dan buku besar.

2. Akurasi (Accuracy)

Tujuan audit ini berkaitan dengan Utang dan Modal PT CLS benar-benar dicatat dengan jumlah yang benar dan akurat sehingga meyakinkan auditor bahwa jumlah utang dan modal yang disajikan di laporan keuangan sesuai dengan saldo utang dan modal sesungguhnya.

3. Penilaian (Valuation)

Utang dan Modal PT CLS dinilai sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (SAK), yaitu sejumlah nilai bersihnya. Valuasi menegaskan dengan nilai apakah aset, kewajiban, dan ekuitas kepentingan telah dimasukkan dalam laporan keuangan dengan jumlah yang tepat.

4. Keberadaan (Existence)

Tujuan audit ini untuk memastikan bahwa utang dan modal yang tercantum di neraca benar-benar ada keberadaannya dan dimiliki oleh perusahaan. Memastikan bahwa total saldo utang dan modal PT CLS benar-benar berasal dari pemegang saham, PT BCF, maupun PT Bank MB yang memberikan kredit bank. Hal ini ditelusuri melalui bukti audit berupa surat konfirmasi kepada PT BCF dan surat perjanjian dengan PT Bank MB yang dimiliki PT CLS, sesuai dengan jumlah yang diakui perusahaan pada laporan keuangan.

manajemen menegaskan bahwa utang yang dimiliki oleh perusahaan sejak periode tertentu atau bahwa jumlah beban bunga yang dikapitalisasi untuk utang bank di neraca merupakan biaya hak entitas untuk properti investasi, sesuai dengan tujuan pengajuan kredit, atau penambahan kewajiban utang bank sesuai kewajiban entitas.

6. Penyajian (Presentation)

Utang dan Modal PT CLS telah disajikan secara memadai dalam laporan keuangan, termasuk dalam catatan atas laporan keuangan, sesuai dengan kebijakan akuntansi yang berlaku.

Dalam dokumen UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS UTANG d (Halaman 67-73)

Dokumen terkait