• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KERANGKA TEORI

2.3 Keputusan Pembelian

2.3.3 Proses Keputusan Pembelian

Perilaku pembelian konsumen merupakan suatu rangkaian tindakan fisik maupun mental yang dialami konsumen ketika akan melakukan pembelian produk tertentu. Proses keputusan pembelian melalui beberapa tahap yang dilakukan oleh konsumen. Tahap-tahap tersebut yang akan menghasilkan suatu keputusan untuk membeli atau tidak, dan setelah membeli apakah konsumen akan puas atau tidak.

Jika konsumen merasa puas maka konsumen akan melakukan pembelian ulang tetapi jika konsumen tidak merasa puas maka konsumen akan beralih ke merek lain. Menurut Kotler dan Amstrong (Sangadji dan Sopiah, 2013:36) menyatakan proses yang digunakan konsumen untuk mengambil keputusan membeli terdiri atas lima tahap yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 2.1

Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Sumber: Kotler dan Amstrong, (2001) 1. Pengenalan Masalah

Pengenalan masalah adalah tahap pertama dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen dapat mengenali suatu permasalahan atau kebutuhan. Konsumen merasa ada perbedaan antara kenyataan dengan keadaan yang mereka inginkan. Pada tahapan ini pemasar harus dapat mengamati pembeli agar pemasar dapat menemukan apa jenis kebutuhan dan permasalahan apa yang akan timbul, apa yang menimbulkan hal itu dan bagaimana dengan adanya permasalahan tersebut, sehingga konsumen akan termotivasi untuk memilih produk tertentu.

2. Pencarian Informasi

Konsumen yang telah tertarik pada suatu produk mungkin akan mencari lebih banyak lagi informasi. Jika dorongan dari konsumen begitu kuat dan produk yang dianggap memuaskan berada dalam jangkauan, maka konsumen kemungkinan besar akan memilihnya. Tetapi jika produk yang diinginkan dianggap tidak memuaskan, maka dapat dikatakan berada jauh dari jangkauan, meskipun konsumen mempunyai dorongan yang begitu kuat terhadap suatu produk, tetapi konsumen mungkin akan menyimpan

Problem Recognition

kebutuhannya dalam ingatan saja atau bisa dikatakan hanya melakukan pencarian informasi. Pencarian informasi (information search) adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian di mana konsumen telah tertarik untuk mencari lebih banyak lagi informasi. Dalam memperoleh informasi, konsumen dapat memperoleh dari berbagai sumber manapun, misalnya:

a. Sumber pribadi yang terdiri dari keluarga, teman, tetangga, kenalan.

b. Sumber komersial yang terdiri dari iklan, wiraniaga, dealer, kemasan, pajangan.

c. Sumber publik yang terdiri dari media massa, organisasi penilai pelanggan.

d. Sumber pengalaman yang terdiri dari menangani, memeriksa, dan menggunakan produk.

3. Evaluasi berbagai alternatif

Pada tahap ini pemasar perlu mengetahui evaluasi berbagai alternatif (alternative evaluation), yaitu suatu tahapan dalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen memanfaatkan informasi untuk mengevaluasi berbagai merek-merek alternatif pembelian yang tergantung pada individu konsumen dan situasi pembelian tertentu. Para pemasar harus mempelajari konsumen agar dapat mengetahui bagaimana konsumen dalam mengevaluasi berbagai alternatif merek. jika mereka tahu bahwa proses evaluasi sedang berjalan, pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk memengaruhi keputusan pembelian.

4. Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian merupakan tahapan dalam proses pengambilan keputusan pembelian sampai konsumen benar-benar membeli suatu produk.

Ketika konsumen benar-benar memutusan melakukan pembelian, berarti itu merupakan pembelian merek yang paling disukai. Tetapi dalam melakukan tahap keputusan pembelian terdapat dua faktor yang akan muncul diantara niat untuk membeli dan keputusan pembelian yang mungkin dapat mengubah niat seorang pembeli. Adapun yang menjadi faktor pertama adalah sikap orang lain, faktor yang kedua adalah situasi yang tidak diharapkan. Oleh sebeb itu suatu pilihan dan niat yang timbul untuk melakukan pembelian tidak akan selalu menghasilkan pilihan pembelian yang aktual.

5. Perilaku Pasca Pembelian

Tugas pemasar tidak berakhir ketika produknya sudah dibeli oleh konsumen.

Setelah konsumen membeli produk, maka konsumen bisa merasa puas atau tidak puas terhadap produk tersebut, dan konsumen akan terlibat dalam perilaku pasca pembelian (post-purchase behaviour). Perilaku pasca pembelian adalah tahapan dalam proses pengambilan keputusan pembelian, yang di mana konsumen akan mengambil langkah lebih lanjut setelah melakukan pembelian, berdasarkan rasa puas atau tidak puas yang mereka rasakan. Kaitan antara harapan konsumen dengan kenyataan yang dirasakan dari suatu produk merupakan faktor yang dapat menentukan apakah pembeli merasa puas atau tidak puas. Jika produk tersebut gagal dalam memenuhi harapan konsumen, maka konsumen akan merasa kecewa. Tetapi jika

harapan itu terpenuhi, maka konsumen akan merasa puas, dan jika harapan terlampaui, maka konsumen akan merasa sangat puas.

Konsumen melandaskan harapan mereka pada informasi-informasi yang mereka dapat dari penjual, teman, dan dari sumber lainnya. Jika penjual melebih-lebihkan kinerja produknya, maka harapan konsumen tidak akan dapat terpenuhi,, sehingga menghasilkan ketidakpuasan. Jika semakin besar kesenjangan antara harapan konsumen dengan kinerja produk, maka semakin besar pula rasa ketidakpuasan konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa penjual harus memberikan pernyataan dengan jujur mengenai kinerja produknya, sehingga pembeli dapat terpuaskan. Pemasar harus memusatkan perhatiannya pada proses pembelian dan bukan pada keputusan pembelian saja.

2.3.4 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

Menurut Kismono (2011:335) faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian terdiri atas:

a. Faktor Budaya

Budaya merupakan penentu yang paling fundamental dalam membentuk keinginan dan perilaku seseorang. Anak yang dibesarkan dalam sebuah masyarakat memperoleh nilai-nilai dasar, persepsi, preferensi, dan perilaku melalui proses sosialisasi yang melibatkan keluarga dan lembaga lainnya.

Kondisi sub-budaya juga turut berperan dalam pembentukan perilaku seperti kelompok keagamaan, suku bangsa, dan wilayah geografis. Sementara itu, kelas sosial dalam masyarakat yang memiliki kerakteristik nilai, minat, dan tingkah laku yang sama, mempunyai beberapa indikator yang ikut membentuk, misalnya pendapatan, pendidikan, dan wilayah tempat tinggal.

b. Faktor Sosial

Perilaku seorang konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok referensi, keluarga, status, dan peranan sosial dalam masyarakat.

Kelompok referensi memberi pengaruh secara langsung maupun tidak langsung bagi pembentukan sikap dan perilaku konsumen. Sedangkan keluarga merupakan sumber orientasi dimana seseorang dalam keluarga maupun masyarakat menimbulkan peranan dan status yang menyebabkan terbentuknya sikap dan perilaku tertentu.

c. Faktor Kepribadian

Setiap orang memiliki karateristik kepribadian yang berbeda-beda sehingga berpengaruh terhadap tingkah lakunya. Pekerjaan dan keadaan ekonomi seseorang erat kaitannya dengan pola konsumsi dan pilihan produk. Hal tersebut juga membentuk suatu gaya hidup yang merupakan pola hidup sehari-hari seseorang yang dinyatakan dalam kegiatan, minat, dan opini. Usia juga mempengaruhi perilaku konsumsi. Seseorang akan membeli barang yang berbeda-beda sepanjang hidupnya, misalnya produk yang dikonsumsi seorang bayi akan berbeda dengan remaja atau orang tua.

d. Faktor Psikologis

Pilihan konsumsi seseorang secara psikologis dipengaruhi oleh faktor-faktor motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan sikap. Motivasi terbentuk karena dorongan seseorang untuk mengejar kepuasan. Keputusan pembelian oleh konsumen merupakan suatu keputusan akhir dari serangkaian proses sebelumnya, mulai dari persepsi tentang situaasi (proses menafsirkan informasi untuk menciptakan gambaran), proses pembelajaran melalui

pengalaman pribadi maupun orang lain, sampai pada keyakinan dan sikap terhadap perilaku yang akan dilakukannya. Tahap-tahap itulah yang secara psikologis membentuk perilaku dan sikap seseorang dalam mengkonsumsi.

2.3.5 Indikator Proses Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Amstrong (2008) ada lima indikator yang mencirikan keputusan pembelian:

1. Pengenalan Kebutuhan, proses pembelian dimulai pembeli mengenali masalah atau kebutuhan.

2. Pencari Informasi, Konsumen yang telah tertarik mungkin akan mencari lebih banyak informasi.

3. Evaluasi Alternatif, Pemasar perlu untuk mengetahui evaluasi berbagai alternatif (alternative evaluation).

4. Keputusan Pembelian, Keputusan pembelian merupakan tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian sampai konsumen benar-benar membeli suatu produk.

5. Perilaku Pasca Pembelian, Tugas pemasar tidak berakhir saat produknya sudah dibeli oleh konsumen. Setelah membeli produk, konsumen bisa merasa puas atau tidak puas dan akan terlibat dalam perilaku pasca pembelian (post-purchase behaviour) yang tetap menarik bagi pemasar.

2.4 Penelitian Terdahulu

Salah satu faktor yang dapat mendukung penelitian ini adalah penelitian-penelitian terdahulu, yang penulis gunakan sebagai referensi dalam menyelesaikan penelitin ini, antara lain:

1. Bryan Gading Prayoga (2008) dengan judul “Pengaruh Gaya Hidup, Harga, Persepsi Kualitas dan Kesadaran Merek Terhadap Keputusan Pembelian Sepatu Merek Busston dikota Semarang”. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 94 orang responden dan memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh gaya hidup, harga, persepsi kualitas dan kesadaran merek terhadap keputusan pembelian sepatu merek Buuston di kota Semarang.

Metode yang digunakan untuk menentukan sampel adalah purposive sampling. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah gaya hidup, harga, persepsi kualitas, kesadaran merek sebagai variabel independen, dan keputusan pembelian sebagai variabel dependen. Alat analisis menggunakan analisis regresi berganda, uji hipotesis menggunakan uji T dan uji F.

Kesimpulan hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa gaya hidup, harga, persepsi kualitas, dan kesadaran merek mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian dengan nilai Fhitung sebesar 196,889 dengan nilai signifikan 0,001.

2. Agasta Eka Saputri (2018) dengan judul penelitian “Analisis Pengaruh Gaya Hidup dan Persepsi Kualitas Terhadap Keputusan Pembelian pada Butik Mayang Collection Pusat Dikota Malang”. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 75 orang responden dan memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh gaya hidup, dan persepsi kualitas terhadap keputusan pembelian pada butik mayang colletion. Metode yang digunakan untuk menentukan sampel adalah purposive sampling. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah gaya hidup dan persepsi kualitas sebagai variabel independen, dan keputusan pembelian sebagai variabel dependen. Alat analisis

menggunakan analisis linier berganda, uji hipotesis menggunakan uji simultan (F) dan uji parsial (T). Kesimpulan hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa gaya hidup, persepsi kualitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel keputusan pembelian dibuktikan dengan nilai Fhitung sebesar 28,378 dan nilai signifikan sebesar 0,000.

3. Mika Kurniawati (2020) dengan judul penelitian “Pengaruh Harga, Gaya Hidup dan Kepercayaan Merek Terhadap Keputusan Pembelian Hijab Elzatta di kota Palembang”. Jumlah responden 105 orang responden. dan memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh harga, gaya hidup, dan keperayaan merek terhadap keputusan pembelian hijab Elzatta di kota Palembang. Metode yang diunakan untuk menentukan sample adalah purposive sampling. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga, gaya hidup dan kepercayaan merek sebagai variabel independen, dan keputusan pembelian sebagai variabel dependen. Teknik analisis datanya menggunakan analisis linier berganda, uji hipotesis menggunakan uji simultan (uji-f) dan uji parsial (uji-t). Kesimpulan hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel harga, gaya hidup dan kepercayaan merek secara serentak berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian hijab elzatta di kota Palembang dengan nilai Fhitung 16,761 dengan nilai signifikan sebesar 0,000.

4. Widiansyah Putra (2018) dengan judul “Pengaruh Desain, Kualitas Produk, Harga, Merek dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Busana Muslim pada Galeri Elzatta Palembang Square Mall”. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 160 orang responden dan memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh desain, kualitas produk, harga, merek, dan promosi

terhadap keputusan pembelian busana muslim pada galeri Elzatta Palembang Square Mall. Metode yang digunakan untuk menentukan sample adalah accidental sampling. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah, desain, kualitas produk, harga, merek dan promosi sebagai variabel independen, dan keputusan pembelian sebagai variabel dependen. Alat analisis dalam penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Kesimpulan hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa desain, kualitas produk, harga, merek dan promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian busana muslim pada galeri elzatta Palembang Square Mall, dengan nilai Fhitung sebesar 849,862 dengan nilai signifikan 0,000.

5. Yenny Remita Fitrianty (2018) dengan judul penelitain “Pengaruh Harga, Produk dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian Pakaian pada Soraya Shope Plaju Palembang”. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 150 responden dan memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh harga, produk, dan kualitas pelayanan terhadap keputusan pembelian pakaian pada Soraya Shope Plaju Palembang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah insidental sampling. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga, produk, kualitas sebagai variabel independen, dan keputusan pembelian sebagai variabel dependen. Uji hipotesis menggunakan uji simultan dan uji parsial, uji asumsi klasik menggunakan uji normalitas, uji linieritas, uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas. Kesimpulan hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara harga, produk, kualitas pelayanan

terhadap keputusan pembelian dengan nilai Fhitung 52,293 dengan nilai signifikan sebesar 0,000.

2.5 Kerangka Pemikiran

Menurut Sugiyono (2017) kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Berdasarkan teori yang dikemukakan, maka dapat disusun suatu kerangka pemikiran dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

Sumber: Diolah Peneliti, 2021 X1 (Harga)

X2 (Gaya Hidup)

Y

(Keputusan Pembelian)

52 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan asosiatif. Penelitian ini memiliki tujuan,untuk dapat mengetahui hubungan ataupun pengaruh antara dua variabel atau lebih, yang datanya dinyatakan dalam bentuk angka-angka dan dianalisis dengan teknik statistik. Hubungan antar variabel yang ingin diketahui pada penelitian ini adalah pengaruh harga dan gaya hidup terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk fashion wanita di Rynboutique Medan.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di toko Rynboutique jalan Dr. Mansyur No. 37, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan, Sumatera Utara. Ditengah kondisi pandemi COVID-19 saat ini, penulis memutuskan untuk menyebarkan kuesioner penelitian ini melalui google form. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai bulan April 2021.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen wanita yang pernah berbelanja di toko Rynboutique Medan selama Januari 2020 – Maret 2021 dan jumlah populasi konsumen wanita yang pernah melakukan transaksi di toko Rynboutique Medan tidak pernah dilakukan pengukuran sehingga jumlah populasi tidak diketahui secara pasti.

3.3.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel menggunakan metode non-probability sampling, yaitu peneliti tidak memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi yang dapat dipilih menjadi sampel. Dalam penentuan sampel peneliti menggunakan teknik purposive sampling, sehingga untuk dijadikan sampel, anggota populasi harus dapat memenuhi persyaratan dalam penentuan sampel dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu.

Adapun kriteria sampel yang ditentukan peneliti dalam penelitian ini, antara lain:

1. Konsumen wanita

2. Responden yang pernah berbelanja di toko Rynboutique Medan.

3. Responden minimal berusia 15 tahun

Dalam penelitian ini peneliti akan mengambil sampel pada konsumen wanita yang pernah berbelanja di toko Rynboutique Medan dan usia minimal 15 tahun. Usia 15 tahun merupakan awal usia produktif, masa remaja awal menuju dewasa karena pada usia tersebut termasuk dalam konsumen yang mempunyai tingkat konsumsi yang cukup tinggi dalam berbelanja untuk mengekspresikan diri mereka melalui penampilan. Peneliti memastikan bahwasanya jumlah sampel tidak dapat diketahui secara pasti karena belum pernah ada pengukuran mengenai jumlah konsumen yang pernah berbelanja minimal usia 15 tahun di Rynboutique Medan sebelumnya, oleh karena itu peneliti berasumsi bahwa jumlah populasi tidak diketahui maka jumlah sampel yang akan diambil ditentukan dengan menggunakan rumus Rao Purba (Sujarweni, 2015:155), yaitu:

𝑛 = 𝑍2 4(𝑀𝑜𝑒)2 Dimana:

n = Jumlah sampel

Z = Tingkat distribusi normal pada taraf signifikan 5% = 1,96 Moe = Margin of error max atau kesalahan maksimal pengambilan

sampel yang masih dapat ditoleransi, sebesar 10% atau 0,1

Berdasarkan dari rumus tersebut, maka jumlah sampel dapat ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut:

𝑛 = 𝑍2 4(𝑀𝑜𝑒)2 𝑛 = 1,962

4 (0,1)2 𝑛 = 96,04

Berdasarkan rumus diatas maka diperoleh jumlah sampel yang dapat digunakan pada penelitian ini adalah sebanyak 96 orang, karena ada unsur pembulatan agar lebih mepermudah peneliti dalam melakukan perhitungan, maka peneliti membulatkannya menjadi 100 responden

3.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis pada penelitian ini yaitu:

1. Ha1: Terdapat pengaruh antara harga terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk fashion wanita di Rynboutique Medan.

2. Ho1: Tidak terdapat pengaruh antara harga terhadap keputusan pembeliaan konsumen pada produk fashion wanita di Rynboutique Medan.

3. Ha2: Terdapat pengaruh antara gaya hidup terhadap keputusan pembelian

konsumen pada produk fashion wanita di Rynboutique Medan.

4. Ho2: Tidak terdapat pengaruh antara gaya hidup terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk fashion wanita di Rynboutique Medan.

5. Ha3: Terdapat pengaruh antara harga dan gaya hidup terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk fashion wanita di Rynboutique Medan.

6. Ho3: Tidak terdapat pengaruh antara harga dan gaya hidup terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk fashion wanita di Rynboutique Medan.

3.5 Definisi Konsep

Definisi konsep merupakan istilah khusus yang menggambarkan secara tepat fenomena yang ingin diteliti, konsep ini digunakan untuk menggambarkan secara abstrak yang dibentuk dengan jalan membuat generalisasi terhadap sesuatu yang khas. Definisi konsep ini dilakukan agar ada batasan terhadap masalah variabel yang ingin diteliti dan menyederhanakan pemikiran sehingga tujuan dan arah peneliti jelas dan tidak menyimpang, maka penulis dapat mengemukakan konsep dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Harga (X1)

Harga adalah satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar dapat memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa.

2. Gaya Hidup (X2)

Gaya hidup secara langsung didefinisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasi oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas) apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan), dan

apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri serta dunia disekitarnya (pendapat).

3. Keputusan Pembelian (Y)

Definisi keputusan pembelian adalah suatu proses pengintegrasian yang mengkombinasi sikap pengetahuan untuk dapat mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu di antaranya.

3.6 Definisi Operasional Variabel

Penelitian ini memiliki tiga variabel yang saling berhubungan, diantaranya variabel bebas, Harga (X1), Gaya Hidup (X2), dan variabel terikat yaitu Keputusan Pembelian (Y).

Harga adalah satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar dapat memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan didefinisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasi oleh

bagaimana orang

menghabiskan waktu mereka (aktivitas) apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan),

1. Aktivitas

2. Minat (Ketertarikan) 3. Opini (Pendapat)

Likert

dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri serta dunia disekitarnya (pendapat) pengetahuan untuk dapat mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu di 4. Keputusan pembelian 5. Perilaku pasca

pembelian

Likert

Sumber: Data diolah oleh peneliti (2021) 3.7 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini adapun data yang digunakan adalah data yang bersifat kuantitatif karena dinyatakan dengan angka-angka yang menunjukkan nilai terhadap besaran atas variabel yang diwakilinya. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Pada penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data berupa kuesioner yang dibagikan melalui google form, dimana nantinya kuesioner diberikan kepada konsumen yang pernah berbelanja di toko Rynboutique Medan.

2. Data Sekunder

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh melalui informasi-informasi atau hasil penelitian yang telah dilakukan oleh unit atau lembaga

yang ada, berupa buku referensi, internet, jurnal serta tulisan-tulisan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

3.8 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan pada penelitian ini adalah skala likert.

Sekala likert dapat digunakan untuk mengetahui skor dari setiap pernyataan, berupa sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok terhadap suatu fenomena sosial. Sistem penilaian dalam skala likert dibagi kedalam 5 (lima) poin skala.

Dengan menggunakan sekala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan dari variabel menjadi dimensi, dari dimensi dijabarkan menjadi indikator, dan dari indikator dijabarkan menjadi sub-indikator yang dapat diukur.

Akhirnya sub-indikator dapat dijadikan tolak ukur untuk membuat suatu pernyataan/pertanyaan yang perlu dijawab oleh responden.

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No Keterangan Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Netral (N) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber: Sugiyono, (2012:133) 3.9 Teknik Analisis Data

3.9.1 Uji Instrumen

Uji instrumen ini dilakukan untuk menguji pernyataan-pernyataan yang ada pada kuisioner yang telah dibuat oleh penulis dalam meneliti pengaruh harga

dan gaya hidup terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk fashion wanita di Rynboutique Medan. Uji instrumen dilakukan untuk dapat melihat apakah kuisioner tersebut sudah layak digunakan sebagai instrumen dalam penelitian. Uji instrumen terdiri dari uji validitas dan uji reliabilitas.

3.9.1.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk melihat sejauh mana kecermatan dan ketetapan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Agar data yang diperoleh mempunyai tingkat akurasi dan konsistensi yang tinggi, maka instrumen penelitian yang digunakan harus dinyatakan valid dan reliabel. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya dapat diukur. Metode yang sering digunakan dalam memberikan penilaian terhadap validitas kuesioner adalah korelasi produk momen (Moment Product Correlation/pearson correlation) dengan cara membandingkan skor tiap butir pernyataan dengan skor total. Uji validitas dilakukan dengan cara membandingkan nilai rhitung dengan rtabel (didapat dari r tabel) Ghozali (2013:52)

rxy = 𝑛 ∑ 𝑋𝑌−(∑ 𝑋) (∑𝑌)

√{𝑛 ∑ 𝑦2− ∑ 𝑋)2√{𝑛 ∑ 𝑌2 –∑ 𝑌)2

Keterangan :

rxy : Koefisien Korelasi (rhitung) n : Jumlah Responden

Ʃx : Skor Variabel Dependen

Ʃx : Skor Variabel Dependen