• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN KETERBATASAN

B. Pembahasan Penelitian

2. Proses Pembuatan Perangkat Pembelajaran

Proses penelitian menggunakan Sugiyono dalam mngembangkan perangkat pembelajaran. Langkah-langkah pengembangan tersebut dimodifikasi peneliti sehingga menjadi tujuh langkah.

a. Potensi dan Masalah

Dalam menemukan potensi dan masalah yang terdapat dalam kelas VIII E peneliti menggunakan teknik observasi dan wawancara. Observasi dilakukan di kelas VIII E SMP N 1 Yogyakarta, sedangkan wawancara hanya dilakukan ke guru matematika kelas VIII E guna mendukung hasil observasi. Setelah menemukan potensi dan masalah yang ada di kelas VIII E tersebut berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilaksanakan, peneliti dapat mulai menyusun rancangan perangkat pembelajaran sesuai kebutuhan. Instrumen yang digunakan untuk

150

mendukung penelitian yaitu pedoman wawancara juga telah divalidasi oleh ahli dan berada pada kategori sangat baik sehingga instrumen tersebut dapat digunakan (lampiran 3).

Hasil dari wawancara dengan guru secara keseluruhan adalah guru memerlukan perangkat pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman siswa pada geometri dalam proses pembelajaran (lampiran 18). Hasil observasi pembelajaran di kelas menunjukkan bahwa masih cenderung guru melakukan pembelajaran secara konvensional walaupun sudah menggunakan pendekatan saintifik.

b. Pengumpulan data

Selanjutnya peneliti mencari berbagai informasi atau sumber yang sesuai dengan masalah-masalah yang ada guna untuk mengatasi masalah tersebut. Setelah melaksanakan observasi dan wawancara, peneliti kemudian mengembangkan perangkat pembelajaran yang menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) yang mengakomodasi fase Van Hiele pada materi bangun ruang sisi datar kubus. Dalam hal ini, peneliti menggunakan instrumen yang meliputi pedoman wawancara, lembar observasi pada analisis kebutuhan, lembar observasi pada saat uji coba produk, angket uji respon siswa, dan dokumentasi yang berupa foto dan video hasil penelitian dan transkipsi uji coba produk.

151 c. Desain produk

Setelah data terkumpul dan informasi atau sumber telah ditemukan untuk memecahkan masalah yang ada dalam rangka memenuhi kebutuhan guru dan siswa, peneliti kemudian menyusun perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran tersebut meliputi silabus (lampiran 4), RPP (lampiran 5), LKS (lampiran 6 dan 7), Bahan Ajar (lampiran 8), dan Penilaian (lampiran 9).

d. Validasi desain

Desain produk yang telah disusun oleh peneliti, selanjutnya divalidasi oleh ahli yaitu 1 dosen dan 1 guru matematika. Peneliti memberikan desain produk tersebut disertai dengan lembar validasi kepada para ahli. Hal yang dinilai oleh para ahli yaitu perangkat pembelajaran tersebut apakah sudah menekankan pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif yang mengakomodasi Fase Van Hiele dan juga apakah perangkat pembelajaran tersebut sudah layak untuk digunakan. Hasil validasi yang telah dilaksanakan oleh para ahli memperoleh hasil 3,93 dan menunjukkan kategori baik (halaman 105)

e. Revisi desain

Kemudian dilihat dari hasil validasi oleh para ahli peneliti menemukan adanya kekurangan-kekurangan dan komentar-komentar yang diberikan untuk perangkat pembelajaran yang telah disusun oleh peneliti. Selanjutnya peneliti memperbaiki

152

kekurangan-kekurangan dan menerapkan masukan-masukan yang diberikan oleh para ahli, supaya perangkat pembelajaran yang disusun layak untuk digunakan.

f. Uji coba produk

Setelah peneliti merevisi desain produk, selanjutnya peneliti mengujicobakan perangkat tersebut guna menyakinkan bahwa perangkat pembelajaran yang disusun telah layak digunakan untuk pembelajaran di kelas. Uji coba produk dilakukan pada 35 siswa kelas VIII E SMP N 1 Yogyakarta. Guru pengampu matematika kelas VIII E yang mengajar dengan menggunakan perangkat pembelajaran ini. Dalam pembelajaran yang dilakukan guru telah terlihat menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) yang mengakomodasi Fase Van Hiele.

1) Konteks

Kegiatan guru dalam tahap ini adalah memberikan pengertian kepada siswa mengenai pentingnya belajar matematika untuk kehidupan sehari-hari. Pembelajaran materi kubus ini, guru memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari dengan membawa beberapa contoh bungkus makanan yang berbentuk kubus, sehingga siswa mengetahui kegunaan pembelajaran kubus ini erat kaitannya dalam kehidupan sehari-hari.

153 2) Pengalaman

Kegiatan guru dalam tahap ini adalah memberikan informasi kepada siswa mengenai unsur-unsur dalam kubus dan tahap ini juga diakomodasikan dengan fase Van Hiele, yaitu sebagai berikut a) Fase Informasi; b) Fase Orientasi Terarah/ Terpadu; c) Fase Eksplisitasi; d) Fase Orientasi; e) Fase Integrasi.

3) Refleksi

Refleksi berarti menyimak kembali pengalaman yang sudah dialami seseorang sehingga mampu menangkap maknanya secara lebih mendalam. Kegiatan guru dalam tahap ini adalah mengajak siswa untuk merefleksikan diri mengenai pembelajaran yang telah diterima siswa pada hari itu. Refleksi ini dilakukan pada akhir pembelajaran. Guru biasanya melakukan refleksi dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa yang berkaitan dengan pembelajaran pada hari itu.

Semua pertanyaan sudah terjawab oleh siswa, rata-rata siswa menjawab senang dan merasa puas karena pembelajaran kubus ini menggunakan PPR. Kebanyakan siswa merasa senang dan puas karena guru dalam pembelajaran menggunakan media yang menarik dan menyediakan alat peraga yang diberikan ke siswa, sehingga siswa dapat lebih

154

mudah dalam memahami konsep-konsep matematika yang abstrak.

Kemudian, dari refleksi ini juga siswa menjawab pertanyaan dalam hal sikap batin (conscience) dan sikap belarasa (compassion)yang didapat dari pembelajaran hari itu. Kebanyakan siswa menjawab nilai yang dapat diambil setelah mengikuti pembelajaran kubus ini adalah a) siswa semakin percaya diri dalam mengemukakan pendapat karena dituntut untuk menemukan rumus luas permukaan dan volume kubus sendiri menggunakan alat peraga, maka dari situ siswa dapat mengemukakan pendapatnya masing-masing. Hal tersebut juga masuk dalam sikap belarasa (compassion)aspek saling menghargai pendapat sesama teman;b) siswa merasa dapat bekerjasama dengan baik antar teman kelompok, hal ini terbukti dari lembar pengamatan karena mereka semua mengerjakan dan memecahkan masalah dalam soal bersama-sama. Hal tersebut juga masuk dalam sikap belarasa (conscience) aspek saling membantu satu sama lain dalam kelompok maupun di luar kelompok (dapat dilihat di lampiran 22).

155 4) Aksi

Kegiatan guru dalam tahap ini adalah memberikan tugas kepada siswa untuk membuat benda yang bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari yang berbentuk dengan kubus. Pada pertemuan pertama siswa diminta untuk membuat jaring-jaring kubus sesuai dengan bentuk yang telah ditentukan pada saat pembelajaran, untuk digunakan pada pertemuan kedua dalam menemukan rumus luas permukaan kubus. Pada pertemuan kedua siswa ini siswa berkreasi sendiri dengan membuat benda yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari berbentuk kubus, yaitu tabungan, tempat tisu, dan tempat aksesoris. Melalui aksi ini siswa menyadari bahwa mempelajari kubus juga berguna dalam kehidupan sehari-hari. 5) Evaluasi

Tahap evaluasi ini dilakukan dengan tujuan untuk menilai kemajuan akademis dan sikap siswa yang dinilai berdasarkan 3C (Competence, Conscience, Compassion). Competence dilihat dari hasil belajar siswa berupa ulangan harian kubus yang telah diikuti oleh seluruh siswa kelas VIII E. Conscience dilihat dari hasil pengamatan peneliti berdasarkan 4 aspek yang diteliti, yaitu percaya diri, teliti, bekerjasama dalam kelompok dan bertanggungjawab. Compassion dilihat dari hasil pengamatan peneliti berdasarkan 2 aspek yang diteliti, yaitu

156

saling menghargai pendapat satu sama lain dan saling membantu satu sama lain baik dalam kelompok maupun di luar kelompok.

Pembelajaran tersebut juga terlihat dari lembar observasi yang dilakukan pada uji coba produk tersebut dalam lampiran 17. Pada uji coba produk ini peneliti juga melakukan dokumentasi berupa video, kemudian peneliti menranskipkan pada sebuah transkipsi pembelajaran (lampiran 15 dan lampiran 16).

g. Revisi produk

Setelah melakukan uji coba produk, peneliti masih perlu memperbaiki pada produk yang telah diujicobakan. Perangkat pembelajaran yang telah direvisi tersebut selanjutnya akan diimplementasikan oleh peneliti selanjutnya.

Dokumen terkait