• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan perangkat pembelajaran Matematika menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) yang mengakomodasikan teori Van Hiele pada topik kubus di kelas VIII E SMP Negeri 1 Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan perangkat pembelajaran Matematika menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) yang mengakomodasikan teori Van Hiele pada topik kubus di kelas VIII E SMP Negeri 1 Yogyakarta"

Copied!
356
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR) YANG MENGAKOMODASI TEORI VAN HIELE PADA TOPIK KUBUS DI KELAS VIII E SMP NEGERI 1 YOGYAKARTA. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh : A.Dwi Purnama Sary 12 1414 020. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016. i.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ii.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN. Ku persembahkan karya ini untuk: Tuhan Yesus Kristus, Bapak Ibuku tercinta, Kakakku Mbak Denny dan Mas Heru, Sahabat sejatiku Venno, Sahabat dan teman-temanku.. iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO. “Jadilah seperti mata air, bila dirimu air yang jernih, maka sekitarmu akan bersih. Tapi bila dirimu kotor, sekitarmu juga ikut kotor” (B.J Habibie). “Datanglah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, dan Aku akan menyegarkan kamu” (Mat 11:28). v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vi.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK A Dwi Purnama Sary. 2016. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) yang Mengakomodasi Teori Van Hiele Pada Topik Kubus Di Kelas VIII E SMP N 1 Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (R&D) yang mengembangkan perangkat pembelajaran menggunakan langkah-langkah prosedur Sugiyono dengan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dan mengakomodasi teori Van Hiele. Komponenkomponen utama dalam pembelajaran berpola PPR adalah konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi. Penelitian ini dilatarbelakangi untuk memenuhi kebutuhan guru berupa perangkat pembelajaran yang berfokus kepada meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran geometri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses pengembangan produk perangkat pembelajaran dan juga untuk mengetahui respon siswa dengan pembelajaran yang telah disusun menggunakan PPR yang mengakomodasi teori Van Hiele pada siswa kelas VIII SMP. Selain menggunakan 5 unsur PPR, didalam PPR juga terdapat unsur 3C (Competence. Conscience, dan Compassion). Penilaian 3C tersebut melalui lembar pengamatan. Langkah-langkah prosedur penelitian dan pengembangan dalam Sugiyono telah dimodifikasi oleh peneliti menjadi potensi dan masalah; pengumpulan data; desain produk; validasi desain; revisi desain; uji coba produk; dan revisi produk. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah silabus, RPP. LKS, bahan ajar, dan penilaian. Secara keseluruhan perangkat pembelajaran menggunakan 5 unsur dalam PPR yaitu konteks; pengalaman; refleksi; aksi; dan evaluasi. Tahap pengalaman PPR diakomodasi menggunakan 5 tahap berpikir Van Hiele yaitu informasi; orientasi terarah/ terpandu; eksplisitasi; orientasi bebas; dan integrasi. Perangkat pembelajaran yang telah disusun oleh peneliti divalidasi dan diujicobakan. Hasil validasi perangkat pembelajaran yang menggunakan PPR dan mengakomodasi teori Van Hiele menunjukkan skor 3,93 dengan kategori yang baik, sedangkan hasil observasi guru pada saat pembelajaran berlangsung menunjukkan skor 4,84 dan berada pada kategori yang sangat bagus, dan untuk hasil respon siswa menunjukkan skor 3,88 dengan kriteria yang baik. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan peneliti memiliki kualitas baik karena dari aspek competence menunjukkan siswa mencapai ketuntasan dengan persentase 67,5% meningkat dari sebelumnya. Kemudian aspek conscience, hasil penelitian menunjukkan siswa yang memperoleh skor baik sebesar 2,94 dan yang memperoleh skor cukup baik sebesar 1,06 dari 35 siswa. Untuk aspek compassion, hasil penelitian menunjukkan siswa yang memperoleh skor baik 1,55 dan siswa yang memperoleh skor cukup baik sebesar 0,45 dari 35 siswa. Nilai dari ketiga aspek tersebut dapat dikatakan berhasil karena dapat menumbuhkembangkan pribadi siswa menjadi lebih baik sesuai dengan tujuan pembelajaran PPR. Kata kunci: kubus, penelitian pengembangan, perangkat pembelajaran, Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR), teori Van Hiele.. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT A Dwi Purnama Sary. 2016. Developing Mathematics Learning Material Using Reflective Pedagogical Paradigm (RPP) which Accommodate Van Hiele’s Theory in Cube Topic in VIII E class of SMP N 1 Yogyakarta. Undergraduate Thesis. Yogyakarta: Mathematics Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Science, Sanata Dharma University. This research was a research and development of learning material using Sugiyono’s Reflective Pedagogical Paradigm and accommodating Van Hiele’s theory. The main components of learning material based on RPP were context, experience, reflection, action, and evaluation. The background of this research was to complete teacher’s need which was learning material that focus on increasing student’s understanding in learning geometry. The aim of this research was to describe the process of developing learning material and know the student’s response towards the learning material that was designed by using RPP which also accommodated Van Hiele’s theory towards eight grade students of junior high school. Besides, RPP also used 3C components which were Competence. Conscience, and Compassion. The assessment of 3C used observation paper. The procedure of this research and development by Sugiyono had been modified that becomes potential and problem; collecting data, designing product, revising design, testing product, and revising product. The learning material which was developed in this research were syllabus, lesson plan, students’ worksheet, teaching material, and assessment. All of the learning material used 5 components in RPP which were context, experience, reflection, action, and evaluation. The experience stage was accommodated by using Van Hiele’s 5 steps of thinking which were information; guided orientation, free orientation, and integration. Learning material which had been designed by the researcher was validated and tested. The result of learning material validation which used RPP and accommodated Van Hiele’s theory 3,93 which was rated good, while the result of teacher observation in the teaching learning process showed 4,84 which was rated very good, and students’ response showed 3,88 which was rated good. The learning material which was developed by the researcher had good quality. It was also seen from the competence aspect that showed 67,5% students reached the completeness. Conscience aspect also showed that students who got good as many as 2,94 and the students who got good enough score were 1,06 of 35 students. In compassion aspect, the research showed that the students who got good score were 1,55 and the students who got good enough score were 0,45 of 35 students. The score of the three aspects could be concluded to be successful because it could develop the students to be better that was in line with PPR. Keyword: cube, learning instruments, research and development, Reflective Pedagogical Paradigm (RPP), Van Hiele theory. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan kasih sayang-Nya penulis diberi kesempatan untuk dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) yang Mengakomodasi Teori Van Hiele Pada Topik Kubus di Kelas VIII E SMP Negeri 1 Yogyakarta” dari awal hingga akhir. Sungguh anugerah yang luar biasa bagi penulis dan melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini, terutama kepada: 1. Bapak Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Bapak Dr. Hongki Julie, M.Si. Ketua Program Studi Pendidikan Matematika. 3. Bapak Beni Utomo, M.Sc. Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Matematika. 4. Ibu Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah memberikan dukungan dan bimbingan dengan baik dari awal penulisan hingga selesai. 5. Bapak Feby Sanjaya, M.Sc, Ibu Veronika Fitri Rianasari, M.Sc, dan Ibu Niluh Sulistyani, M.Pd. selaku dosen ahli yang telah menjadi validator perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian. 6. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd dan Ibu Maria Suci Apriani, S.Pd, M.Sc selaku dosen penguji yang telah berkenan menguji dan memberi saran bagi skripsi ini. 7. Kedua orang tua, Yohanes Sutarjo dan Maria Magdalena Ngadiyem yang tak henti-hentinya memberikan doa, motivasi dan dukungan bagi penulis. 8. Kakakku Denny Adventy Sary dan Agustinus Heru Wibowo yang selalu memberikan dukungan dan doa bagi penulis. 9. Sahabat sejatiku, Antonius Venosenatio Pamungkas yang selalu mendukung, mendampingi dan memberikan perhatian. 10. Teman bimbingan skripsi: Asih, Galuh, Raisa, Ella, Clara, Vita, Dian, Beby.. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................................... iii PERSEMBAHAN ............................................................................................................ iv MOTTO ........................................................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................................... vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................................ vii ABSTRAK ....................................................................................................................... viii ABSTRACT....................................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ..................................................................................................... x DAFTAR ISI.................................................................................................................... xii DAFTAR TABEL............................................................................................................ xv DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xvi DAFTAR BAGAN .......................................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... xviii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1 A. Latar Belakang ............................................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 8 C. Batasan Masalah ........................................................................................... 8 D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 9 E. Tujuan Penelitian.......................................................................................... 9 F. Batasan Istilah .............................................................................................. 10 G. Manfaat Penelitian........................................................................................ 11 H. Spesifikasi Produk ........................................................................................ 13 BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................................... 20 A. Kajian Pustaka .............................................................................................. 20 1. Hakekat Matematika .............................................................................. 20 2. Pembelajaran Matematika ...................................................................... 21 3. Hasil Belajar Matematika ....................................................................... 23 4. Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) ..................................................... 30 5. Teori Van Hiele ...................................................................................... 37. xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 6. Tinjauan Materi: Bangun Ruang Sisi Datar (Kubus) ............................. 44 7. Perangkat Pembelajaran ......................................................................... 52 B. Penelitian yang Relevan ............................................................................... 56 C. Kerangka Berpikir ........................................................................................ 59 BAB III METODE PENELITIAN .................................................................................. 62 A. Jenis Penelitian ............................................................................................. 62 B. Setting Penelitian .......................................................................................... 63 C. Desain dan Prosedur Pengembangan............................................................ 64 D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 70 1. Observasi ............................................................................................... 70 2. Wawancara............................................................................................. 70 3. Penyebaran Kuesioner ........................................................................... 71 4. Dokumentasi .......................................................................................... 71 5. Tes Hasil Belajar .................................................................................... 72 E. Instrumen Penelitian ..................................................................................... 72 1. Jenis data ................................................................................................ 72 2. Perangkat Pembelajaran ......................................................................... 72 3. Instrumen Pengumpulan Data ................................................................ 81 a. Lembar Observasi ........................................................................... 81 b. Pedoman Wawancara ...................................................................... 87 c. Kuesioner ........................................................................................ 88 d. Soal Tes ........................................................................................... 90 e. Alat Perekam Suara dan Gambar .................................................... 92 F. Validitas Instrumen ...................................................................................... 92 G. Teknik Analisis Data .................................................................................... 93 1. Analisis Data Kualitatif ......................................................................... 93 2. Analisis Data Kuantitatif ....................................................................... 93 BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN .................................................................................................................. 101 A. Hasil Penelitian 1. Langkah-langkah yang dilakukan (modifikasi menurut Sugiyono) dalam Penelitian..................................................................................... 101. xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2. Hasil Analisis Data ................................................................................ 133 B. Pembahasan Penelitian ................................................................................. 141 1. Perangkat Pembelajaran yang dikembangkan........................................ 141 2. Proses Pembuatan Perangkat Pembelajaran........................................... 145 3. Kualitas Perangkat Pembelajaran .......................................................... 152 4. Respon Siswa ......................................................................................... 160 5. Refleksi Uji Coba Produk ...................................................................... 161 C. Keterbatasan Penelitian ................................................................................ 163 BAB V PENUTUP .......................................................................................................... 164 A. Kesimpulan................................................................................................... 164 B. Saran ............................................................................................................. 167 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 168 LAMPIRAN..................................................................................................................... 170. xiv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Kisi-kisi Penilaian Silabus ............................................................................... 73 Tabel 3.2 Kisi-kisi Penilaian RPP .................................................................................... 74 Tabel 3.3 Kisi-kisi Penilaian LKS ................................................................................... 77 Tabel 3.4 Kisi-kisi Penilaian Bahan Ajar......................................................................... 79 Tabel 3.5 Kisi-kisi Penilaian Tes Hasil Belajar ............................................................... 79 Tabel 3.6 Kisi-kisi Penilaian Penilaian Sikap Conscience dan Compassion ................... 80 Tabel 3.7 Lembar Observasi ............................................................................................ 82 Tabel 3.8 Pedoman Wawancara ....................................................................................... 88 Tabel 3.9 Kisi-kisi Kuesioner Respon Siswa ................................................................... 89 Tabel 3.10 Kisi-kisi Soal Tes Hasil Belajar ..................................................................... 90 Tabel 3.11 Kriteria Penilaian Produk Pengembangan (a) ................................................ 94 Tabel 3.12 Kriteria Penilaian Produk Pengembangan (b) ................................................ 96 Tabel 3.13 Kriteria Skala Penilaian Observasi Guru ....................................................... 97 Tabel 3.14 Kriteria Skor Skala Respon Siswa ................................................................. 98 Tabel 3.15 Kategori Hasil Belajar Siswa ......................................................................... 99 Tabel 4.1 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ........................................................... 106 Tabel 4.2 Hasil Revisi Desain Perangkat Pembelajaran .................................................. 107 Tabel 4.3 Hasil Revisi Desain Setelah Uji Coba Produk ................................................. 132 Tabel 4.4 Hasil Tes Belajar Siswa ................................................................................... 135 Tabel 4.5 Hasil Penilaian Sikap Belarasa (Compassion) ................................................. 136 Tabel 4.6 Hasil Penilaian Sikap Batin (Conscience) ....................................................... 138 Tabel 4.7 Hasil Penilaian Observasi Pembelajaran Guru ................................................ 139 Tabel 4.8 Hasil Penilaian Kuesioner Respon Siswa ........................................................ 140. xv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Format Silabus yang Menggunakan PPR dan Mengakomodasi. Teori Van Hiele ......................................................................................... 14 Gambar 1.2 Format RPP yang mengacu Silabus ........................................................ 16 Gambar 1.3 Format LKS disesuaikan dengan Tahapan RPP ........................................... 17 Gambar 1.4 Format yang Menggunakan PPR dan Mengakomodasi. Teori Van Hiele .................................................................................. 18 Gambar 1.5 Format Penilaian 3C (Competence, Conscience, Compassion) ................... 19 Gambar 2.1 Kubus ABCD.EFGH .................................................................................... 45 Gambar 2.2 Diagonal Sisi AF .......................................................................................... 47 Gambar 2.3 Diagonal Ruang BH ..................................................................................... 47 Gambar 2.4 Bidang Diagonal ACGE .............................................................................. 48 Gambar 2.5 Sifat-sifat Kubus .......................................................................................... 49 Gambar 2.6 Jaring-Jaring Kubus ..................................................................................... 50 Gambar 2.7 Kubus Satuan ............................................................................................... 51 Gambar 4.1 Contoh Kubus dalam Kehidupan Sehari-hari............................................... 112 Gambar 4.2 Alat Peraga Menemukan Volume Kubus ..................................................... 114 Gambar 4.3 Kerangka Kubus ........................................................................................... 117 Gambar 4.4 Contoh Bungkus Makanan ........................................................................... 121 Gambar 4.5 Siswa Mengiris Bungkus Makanan menjadi Jaring-jaring .......................... 122 Gambar 4.6 Siswa Melakukan Percobaan Untuk Menemukan Rumus Volume Kubus .. 124 Gambar 4.7 Hasil Aksi Nyata Siswa................................................................................ 131 Gambar 4.8 Siswa Mengikuti Ulangan Harian Kubus ..................................................... 132. xvi.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR BAGAN. Bagan 2.1 Penelitian yang Relevan.................................................................................. 59 Bagan 2.2 Kerangka Berpikir........................................................................................... 61 Bagan 3.1 Langkah-langkah Penggunaan Metode Research and Development (R&D) ...................................................................................... 64 Bagan 3.2 Prosedur R&D yang Telah Dimodifikasi........................................................ 68. xvii.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran Oleh Dosen ................................... 171 Lampiran 2. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran Oleh Guru ..................................... 199 Lampiran 3. Hasil Validasi Instrumen Pembelajaran ...................................................... 227 Lampiran 4. Silabus ......................................................................................................... 238 Lampiran 5. RPP .............................................................................................................. 245 Lampiran 6. LKS 1 .......................................................................................................... 261 Lampiran 7. LKS 2 .......................................................................................................... 268 Lampiran 8. Penilaian Tes Hasil Belajar ......................................................................... 276 Lampiran 9. Penilaian Conscience dan Compassion ....................................................... 280 Lampiran 10. Bahan Ajar ................................................................................................. 283 Lampiran 11. Penilaian Tes Hasil Belajar ....................................................................... 289 Lampiran 12. Hasil Penilaian Consciemce dan Compassion ........................................... 291 Lampiran 13. Lembar Observasi Guru ............................................................................ 295 Lampiran 14. Pedoman Wawancara yang digunakan ...................................................... 298 Lampiran 15. Transkipsi Uji Coba Produk I .................................................................... 303 Lampiran 16. Transkipsi Uji Coba Produk II .................................................................. 311 Lampiran 17. Hasil Observasi Uji Coba Produk.............................................................. 317 Lampiran 18. Transkipsi Wawancara Setelah Uji Coba Produk...................................... 321 Lampiran 19. Foto Penelitian ........................................................................................... 324 Lampiran 20. Jawaban Tes Hasil Belajar Siswa .............................................................. 326 Lampiran 21. Hasil Remedial .......................................................................................... 328 Lampiran 22. Hasil Refleksi Siswa .................................................................................. 329 Lampiran 23. Hasil Jawaban Kuesioner Respon Siswa ................................................... 330 Lampiran 24. Jawaban LKS ............................................................................................ 331 Lampiran 25. Surat Sudah Melakukan Penelitian ............................................................ 337 Lampiran 26. Hasil Presentase Refleksi Siswa ................................................................ 338. xviii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB PENDAHULUAN Dalam bab ini dijelaskan latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan istilah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan spesifikasi produk. A. Latar Belakang Manusia mempunyai kelebihan dibandingkan makhluk ciptaanNya yang lain, diantaranya adalah bahwa manusia dikaruniai akal. Kelebihan akal ini mendorong manusia untuk berpikir, mampu memahami baik dan buruk, benar dan salah sehingga manusia mempunyai derajat yang tinggi. Selain itu manusia juga mampu mengembangkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki untuk dapat melakukan perbuatan yang selaras dengan lingkungan serta mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam hal ini manusia membutuhkan suatu wadah yang akan mengembangkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki tersebut yaitu sebuah lembaga pendidikan. Pendidikan formal maupun nonformal adalah sarana penting untuk mengembangkan kerangka berpikir bagi manusia sehingga memperoleh kesuksesan. Hal ini disebabkan karena pendidikan berpengaruh dan berperan langsung terhadap perkembangan seluruh aspek kehidupan manusia. Pendidikan yang sekedar berorientasi pada materi akan menghasilkan peserta didik yang hanya melihat pada hasil akhir saja yang. 1.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. berupa angka, sementara dari segi pemahaman dan pengetahuan yang diperoleh masih dangkal. Salah satu mata pelajaran yang ada dalam dunia pendidikan adalah matematika yang membahas mengenai logika, bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa banyak menganggap matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang ditakuti. Matematika menjadi momok tersendiri bagi siswa karena banyak rumus menghitungnya. Saat ini siswa cenderung hanya menghafal materi apa yang diberikan oleh gurunya sehingga kurang memahami apa yang menjadi inti sari dari materi yang diberikan. Pada kenyataannya matematika selalu berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, namun banyak siswa kurang menyadari hal tersebut.. Banyak siswa yang. beranggapan matematika kurang berguna bagi kehidupan nyata. Hal itu menyebabkan siswa menjadi semakin sulit untuk memahami materi yang diberikan selanjutnya karena pada konsep awalnya sudah kesulitan, sehingga berakibat menurunnya hasil belajar siswa pada pelajaran matematika. Menurunnya hasil belajar siswa bukan semata-mata kesalahan siswa tetapi juga dapat karena kurang tepatnya dan/atau juga siswa mengalami kebosanan dengan model pembelajaran yang diberikan sehingga materi yang diberikan menjadi sulit dimengerti. Oleh karena itu, sebagai seorang guru dituntut untuk berpikir kreatif sehingga dapat. 2.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. membuat sebuah proses pembelajaran yang menyenangkan, menarik minat siswa untuk belajar dan juga membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Geometri adalah salah satu cabang matematika yang mempelajari tentang titik, garis, bidang dan benda-benda ruang beserta sifat-sifatnya, dan ukuran-ukurannya. Geometri juga digunakan oleh setiap orang dalam kehidupan sehari-hari. Ilmuwan, arsitek, artis, insiyur, dan pengembang perumahan adalah sebagaian kecil contoh profesi yang menggunakan geometri secara reguler. Dalam kehidupan sehari-hari, geometri digunakan untuk mendesain rumah, taman, atau dekorasi (Van de Walle, 1990:269) Geometri sebenarnya sudah diajarkan sejak siswa duduk di bangku Sekolah Dasar hal ini bertujuan karena geometri dapat digunakan dalam kegiatan sehari-hari, dalam berbagai profesi, dan juga dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan. Selain itu geometri juga dapat melatih kemampuan siswa untuk bernalar secara logis (logical reasoning) dan memberikan pemahaman pada siswa tentang adanya keterkaitan anatara matematika dengan alam sekitar. Tujuan pembelajaran geometri adalah untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis, mengembangkan intuisi keruangan, menanamkan pengetahuan untuk menunjang materi yang lain dan dapat membaca serta menginterpretasikan argumen-argumen matematik (Budiarto, 2000: 439) Cara untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran geometri supaya dapat meningkatkan tahap berpikir siswa salah satunya dengan. 3.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. teori Van Hiele. Pembelajaran menggunakan teori Van Hiele terdapat 5 tahap belajar anak dalam geometri, yaitu tahap 0 (visualisasi), tahap 1 (analisi), tahap 2 (deduksi informal), tahap 3 (deduksi), dan tahap 4 (rigor). Tahap perkembangan berpikir siswa itu yang menjadikan acuan bagi guru untuk dapat melanjutkan pembelajaran ketahap selanjutnya sesuai dengan tahap perkembangan berpikir siswa dalam belajar geometri menurut teori Van Hiele. Pembelajaran. dikatakan. berhasil. dan. berkualitas. apabila. seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran (Mulyasa, 2003:32). Berdasarkan hasil pengamatan peneliti saat mengikuti Program Pelatihan Lapangan (PPL) di SMP N 1 Yogyakarta proses pembelajaran pada saat ini umumnya siswa hanya mendengarkan apa yang dijelaskan oleh guru di depan kelas dan kemudian menyalinnya ke dalam buku tulis. Padahal pada saat proses pembelajaran siswa juga dituntut aktif agar terjalin interaksi dua arah antara guru dan siswa. Pengalaman peneliti selama menjalani PPL, terdapat perbedaan antara siswa yang aktif dalam proses. pembelajaran. dibandingkan. dengan. siswa. yang. kurang. memperhatikan penjelasan dari guru. Pada saat pembelajaran berlangsung, beberapa siswa terlihat aktif dengan penjelasan dari guru, dengan ikut menjawab maupun mengajukan pertanyaan. Adapun siswa yang hanya malas-malasan dan bercerita dengan temannya atau sibuk sendiri pada saat pembelajaran berlangsung.. 4.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Metode yang digunakan pada saat mengajar sangatlah penting dan berpengaruh pada kepribadian siswa. Metode dalam proses pembelajaran jika kurang tepat akan membuat siswa merasa cepat bosan dan/atau menjadi pribadi yang egois saat pembelajaran berlangsung. Menurut penelitian yang dilakukan Adheyanto (2012) yang meneliti sikap belajar siswa, minat belajar siswa dan prestasi belajar mata pelajaran IPS menggunakan PPR, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata sikap belajar siswa kondisi awal: siklus I : siklus II mengalami peningkatan secara signifikan, demikian juga pada nilai rata-rata minat belajar siswa, dan pada nilai rata-rata prestasi belajar siswa. Metode dalam proses pembelajaran juga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Terdapat banyak alat atau model pembelajaran yang mampu memberikan jawaban dalam pemenuhan pembelajaran yang menanamkan sebuah nilai kehidupan dan membuat siswa menjadi aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Sejalan dengan itu, penelitian yang dilakukan Lolopayung (2011) mengenai hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika berbasis PPR. Hasil penelitian Lolopayung menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dalam aspek nilai kemanusiaan yang ditumbuhkan melalui pembelajaran berbasis PPR telah nampak dalam diri siswa sejak pertemuan pertama mulai dari awal pembelajaran ketika siswa mendemontrasikan pembagian kelompok, diskusi kelompok dan presentasi hasil diskusi telah terjadi kerja sama yang baik diantara siswa sebagai suatu nilai kemanusiaan yang diperjuangkan.. 5.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Berdasarkan artikel di atas, peneliti tertarik untuk menggunakan metode Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam membuat siswa menjadi lebih aktif dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. PPR merupakan polapikir dalam menumbuhkembangkan pribadi siswa menjadi pribadi kemanusiaan. Siswa diajak untuk memahami tahap pembelajaran dengan PPR yang saling berurutan, yaitu konteks → pengalaman → refleksi → aksi →evaluasi. Melalui dinamika polapikir tersebut membuat siswa diharapkan mengalami sendiri (bukan hanya mendapat informasi karena diberitahu). Melalui refleksi diharapkan siswa yakin sendiri (bukan karenaa patuh pada tradisi atau peraturan). Melalui aksi, siswa berbuat dari kemauannya sendiri (bukan karena ikut-ikutan atau takut sanksi). Pada sekolah menengah pertama kelas VIII terdapat materi yang membahas materi geometri yaitu bangun ruang sisi datar. Hasil wawancara awal dan observasi yang telah peneliti lakukan di SMP Negeri 1 Yogyakarta sebagai tempat untuk melakukan penelitian, terdapat beberapa permasalahan dalam proses pembelajaran yang dialami guru yaitu mengenai pelaksanaan pembelajaran geometri,guru kurang menggunakan media yang menarik dan ketersediaan alat peraga yang terbatas mengakibatkan penggunaan alat peraga kurang maksimal.Kurangnya media yang menarik dan ketersediaan alat peraga yang terbatas membuat hasil belajar siswa kurang maksimal. Hal itu dilihat dari hasil nilai ulangan yang ketuntasannya hanya mencapai 54% atau 60% saja. Permasalahan ini terkait dengan kesulitan guru dalam menyampaikan materi geometri agar. 6.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. mudah diterima siswa serta kurangnya pemahaman siswa pada materi geometri. Salah satu materi bangun ruang sisi datar yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah kubus. Kubus merupakan salah satu materi pembelajaran matematika yang cukup abstrak sehingga siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi tersebut, walaupun materi ini memiliki keterkaitan dengan lingkungan sekitar siswa. Bermula dari hasil observasi dan wawancara mengenai kebutuhan siswa. dan. guru,. penulis. tergerak. untuk. meningkatkan. kualitas. pembelajaran khususnya pada materi geometri dengan mengembangkan perangkat pembelajaran matematika. Perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan adalah Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Materi Ajar, Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Penilaian. Peneliti akan mengembangkan. perangkat. pembelajaran. dengan. menggunakan. Paradigma Pedagogi Reflektif yang mengakomodasi teori Van Hiele. Dalam kesempatan ini penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengembangan perangkat pembelajaran matematika pada pokok bahasan. bangun. ruang. sisi. datar. khususnya. kubus. dengan. menggunakanParadigma Pedagogi Reflektif (PPR). Oleh karena itu, peneliti mengajukan judul penelitian yang berjudul “PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PARADIGMA. PEDAGOGI. REFLEKTIF. (PPR). YANG. MENGAKOMODASI TEORI VAN HIELE PADA TOPIK KUBUS DI KELAS VIII E SMP NEGERI 1 YOGYAKARTA”.. 7.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah-masalah yang dihadapi oleh guru dalam pembelajaran matematika, peneliti mengidentifikasi masalah yang muncul yaitu : 1. Guru berperan sebagai subjek dalam pelaksanaan pembelajaran 2. Guru merasa kesulitan membuat siswa tertarik dalam pembelajaran kubus. 3. Siswa masih sulit memahami materi kubus sehingga berpengaruh terhadap hasil belajarnya. 4. Selama proses pembelajaran keaktifan siswa belum maksimal 5. Kepribadian siswa kurang ditumbuhkembangkan dalam hal keaktifan siswa, siswa kurang percaya diri dengan dirinya sendiri, ketelitian pada saat mengerjakan tugas maupun ulangan, saling membantu dan saling menghargai satu sama lain. C. Batasan Masalah Telah diungkapkan di atas, bahwa geometri merupakan materi yang dianggap sulit oleh para siswa, khususnya bagi siswa menengah pertama. Berikut paparan batasan masalah yang diteliti di SMP Negeri 1 Yogyakarta, antara lain: 1.. Materi yang diajarkan pada kelas VIII disemester genap ini adalah bangun ruang sisi datar yang meliputi kubus, balok, prisma dan limas. Dalam penelitian ini, peneliti hanya meneliti subbab kubus.. 8.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2. Peneliti mengembangkan perangkat pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dari guru dan siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Yogyakarta. 3. Perangkat. pembelajaran. menggunakan. Paradigma. yang. akan. Pedagogi. dikembangkan. Reflektif. (PPR). dengan yang. mengakomodasi teori Van Hiele pada subbab kubus. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti mencoba merumuskan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengembangan perangkat pembelajaran menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) yang mengakomodasi teori Van Hiele pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Yogyakarta? 2. Bagaimana kualitas dari perangkat pembelajaran materi kubus dalam pengembangannya menggunakan Paradigma. Pedagogi Reflektif. (PPR) yang mengakomodasi teori Van Hiele pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Yogyakarta? 3. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran materi kubus dengan menggunakan. Paradigma. Pedagogi. Reflektif. (PPR). yang. mengakomodasi teori Van Hiele pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Yogyakarta? E. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah di atas maka didapat tujuan penelitian ini adalah:. 9.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1. Menghasilkan perangkat pembelajaran kubus dengan menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) yang mengakomodasi teori Van Hiele pada siswa kelas VIII SMP N 1 Yogyakarta. 2. Mengetahui kualitas dari perangkat pembelajaran materi kubus dalam pengembangannya menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) yang mengakomodasi teori Van Hiele berdasarkan kriteria penilaian pengembangan produk yang dibagi menjadi empat kategori yaitu sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik. 3. Mengetahui respon siswa dalam pembelajaran materi kubus dengan menggunakan. Paradigma. Pedagogi. Reflektif. (PPR). yang. mengakomodasi teori Van Hiele pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Yogyakarta. F. Batasan Istilah Berdasarkan latar belakang diatas, untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami hasil penelitian ini, maka diperlukan batasan istilah sebagai berikut. 1. Hasil belajar adalah suatu perubahan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dapat dilihat dan diukur. 2. Teori Van Hiele adalah teori yang mengenai tingkat kualitas berpikir siswa dalam mempelajari geometri, dimana siswa dapat naik ke tingkat yang lebih tinggi dengan melewati tingkat yang lebih rendah terlebih dahulu. Dalam geometri, menurut van Hiele terdapat lima tingkat berpikir siswa yang utama yaitu: tahap 1 (visualisasi), tahap 2. 10.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. (analisis), tahap 3 (abtraksi), tahap 4 (deduksi formal) dan tahap 5 (rigor atau keakuratan) 3. Fase pembelajaran Van Hiele adalah fase dalam pembelajaran geometri untuk meningkatkan suatu tahap berpikir rendah ke tahap berpikir yang lebih tinggi melibatkan 5 fase, yaitu: informasi (information), orientasi terpadu (directed orientation), penjelasan (explication), orientasi bebas (free orientation), dan integrasi (integration). 4. Paradigma. Pedagogi. Reflektif. merupakan. polapikir. dalam. menumbuhkembangkan pribadi siswa menjadi pribadi kemanusiaan. Terdapat 5 tahapan dalam paradigma pedagogi reflektif (PPR) adalah konteks, pengalaman, refleksi, aksi dan evaluasi. 5. Bangun ruang sisi datar adalah suatu bangun ruang dimana sisi yang membatasi bangun tersebut berupa bangun datar. Bangun ruang sisi datar yang dipelajari siswa kelas VIII SMP meliputi kubus, balok, prisma, dan limas. Namun, peneliti hanya meneliti bangun ruang sisi datar pada subbab kubus. 6. Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi oleh enam daerah persegi. 7. Perangkat pembelajaran adalah perangkat untuk mencapai suatu tujuan yang digunakan untuk proses pembelajaran meliputi silabus, RPP, penilaian, bahan ajar, LKS, dan soal ulangan.. 11.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. G. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat meliputi: 1. Pihak sekolah Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan mengenai cara mengembangkan pendidikan karakter berupa Paradigma Pedagogi Reflektif yang bermanfaat untuk proses pembelajaran. 2. Guru matematika Dengan adanya penelitian ini, diharapkan guru dapat menambah pengalaman. dari. keterlibatan. pengembangan. dan. pengujian. pembelajaran matematika berupa Paradigma Pedagogi Reflektif yang diharapkan mampu memperluas wawasan dan pengetahuan guru mengenai metode pembelajaran yang tepat dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika. 3. Siswa Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah matematika dalam materi materi bangun ruang sisi datar sub bab kubus dengan menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif. Selain itu, sebagai pengalaman baru bagi siswa dalam belajar matematika sehingga mampu meningkatkan ketertarikan terhadap matematika. 4. Peneliti. 12.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Dengan adanya penelitian ini, peneliti mendapatkan pengalaman baru secara langsung tentang tahap pengembangan teori Van Hiele dan Paradigma Pedagogi Reflektif.Selain itu peneliti juga menambah wawasan dalam mencari dan mengembangkan teori Van Hiele ataupun Paradigma Pedagogi Reflektif untuk materi lainnya. 5. Pembaca Dengan adanya penelitian ini, dapat menjadi bahan informasi bagi yang ingin meneliti lebih lanjut untuk dapat mengembangkan penelitiannya. H. Spesifikasi Produk Penelitian. ini. menghasilkan. produk. yang. berupa. perangkat. pembelajaran meliputi silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), bahan ajar, dan penilaian. Di bawah ini terdapat penjelasan mengenai spesifikasi produk yang dikembangkan oleh peneliti. 1. Silabus Dalam. mengembangkan. silabus. disusun. dengan. mengakomodasi teori Van Hiele menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). Silabus adalah sebuah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi. 13.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. dasar ke dalam materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Adapun prinsipprinsip dalam pengembangan silabus yaitu ilmiah, relevan, sistematis, konsisten,. memadai,. aktual. dan. kontekstual,. fleksibel,. dan. menyeluruh. Silabus pengembangan ini terdapat perbedaan di dalamnya, yaitu dalam kegiatan pembelajaran yang mengakomodasi fase pembelajaran Van Hiele dengan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). Berikut adalah format silabus yang peneliti susun.. Gambar 1.1 Format Silabus yang menggunakan PPR dan mengakomodasi Teori Van Hiele. 14.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. Komponen-komponen yang terdapat dalam pengembangan RPP terdiri dari: identitas, kompetensi dasar dan indikator, tujuan, materi pembelajaran, pendekatan dan metode pembalajaran, media, alat dan sumber belajar, kegiatan belajar, dan penilaian. RPP pengembangan berbeda dengan RPP pada umumnya, perbedaannya terdapat pada langkah-langkah pembelajaran. Langkahlangkah pembelajaran pada RPP ini menggunakan fase pembelajaran Van Hiele dikaitkan dengan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) yang memenuhi konsep Competence-Conscience-Compassion (3C). Pengembangan RPP dalam penelitian ini menggunakan format RPP dalam kurikulum 2006 namun pembelajaran yang dilaksanakan menggunakan. format. kurikulum. 2013.. Pada. langkah-langkah. pembelajarannya peneliti menggunakan fase pembelajaran Van Hiele yang meliputi (a) fase informasi, (b) fase orientasi terpadu, (c) fase eksplisitasi, (d) fase orientasi bebas, (e) fase integrasi. Berikut format RPP menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif yang peneliti susun.. 15.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah : Mata Pelajaran : Kelas/Semester : Alokasi Waktu : Standar Kompetensi : A. Standar Kompetensi B. Kompetensi Dasar C. Indikator 1. Competence 2. Conscience 3. Compassion D. Tujuan Pembelajaran 1. Competence 2. Conscience 3. Compassion E. Model dan Metode Pembelajaran F. Alokasi Waktu G. Materi H. Alat I. Media Pembelajaran J. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Konteks 2. Pengalaman a. Fase Informasi b. Fase Orientasi Terarah/ Terpadu c. Fase Eksplisiti d. Fase Orientasi Bebas e. Fase Integrasi 3. Refleksi 4. Aksi 5. Evaluasi K. Sumber Pembelajaran L. Daftar Pustaka Yogyakarta, ............... Guru kelas. Peneliti. (.................). (.................). Kepala Sekolah (.................). Gambar 1.2 Format RPP yang mengacu Silabus. 16.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3. LKS LKS yang dikembangkan mencakup pemodelan dengan menggunakan fase pembelajaran Van Hiele dengan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) sebagai panduan kegiatan-kegiatan siswa dalam pembelajaran matematika. Berikut adalah komponen yang ada dalam LKS: identitas, indikator hasil belajar, petunjuk LKS dan kegiatan siswa. LKS ini mendukung pelaksanaan fase pembelajaran Van Hiele disertai dengan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). Berikut format LKS yang peneliti susun. LEMBAR KEGIATAN SISWA Satuan Pendidikan : Hari/Tanggal : Kelas/Semester : Alokasi Waktu : Kompetensi Inti : A. Indikator Hasil Belajar B. Petunjuk C. Kegiatan belajar Konteks ...... Pengalaman Kegiatan 1 Alat dan bahan : Petunjuk : Kegiatan 2 Alat dan bahan : Petunjuk : Refleksi ...... Aksi ....... Gambar 1.3 Format LKS yang disesuaikan dengan Tahapan RPP. 17.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4. Bahan Ajar Bahan ajar yang ingin dikembangkan dalam penelitian ini disusun berdasarkan indikator dan tujuan yang ingin dicapai, konsep-konsep, fakta dan prosedur. Untuk mempermudah dalam memberikan materi, bahan ajar yang akan dikembangkan juga disertai dengan gambargambar dan alat peraga yang mendukung materi terkait. Bahan ajar yang digunakan berdasarkan tahap berpikir geometri Van Hiele pada siswa. Di bawah ini terdapat format bahan ajar yang dibuat oleh BAHAN AJAR Kelas/Semester Pembelajaran Kompetensi Dasar Indikator Tujuan. : : : : : Materi Pembelajaran. 1. Konteks ...... 2. Pengalaman ...... 3. Refleksi ...... 4. Aksi ...... 5. Evaluasi ....... peneliti. Gambar 1.4 Format Bahan Ajar yang Menggunakan PPR dan mengakomodasi teroi Van Hiele. 18.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 5. Penilaian Penilaian juga salah satu perangkat yang akan dikembangkan dalam penelitian ini. Pengembangannya mengacu pada indikator dan tujuan pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui proses dan hasil belajar yang terdiri dari competence, conscience, dan compassion.. a. competence No Kriteria 1. 2. No.. Nama Siswa. b. conscience No Kriteria 1. 2. No. Skor 4. Skor 3. Skor 2. Soal. Skor 4. Nama Siswa. Skor 3. Skor 1. Nilai. Skor 2. Kriteria. Skor 1. Total Skor. 1. 2.. c. compassion No Kriteria 1. 2. No. Skor 4. Nama Siswa. Skor 3. Kriteria. Skor 2. Skor 1. Total Skor. 1. 2. Gambar 1.5 Format Penilaian 3C (Competence, Conscience, Compassion). 19.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini membahas mengenai kajian pustaka memuat teori-teori yang mendasari penelitian ini, kerangka berpikir dalam penelitian ini yang terkait dengan kajian pustaka, dan penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. A. Kajian Pustaka 1. Hakekat Matematika Banyak orang menganggap matematika sebagai aritmatika atau berhitung, padahal antara keduanya terdapat perbedaan. Menurut Jhonson dan Myklebust (dalam Mulyono, 2010: 252), matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan, sedangkan fungsi teoritisnya untuk memudahkan berpikir. Berdasarkan pendapat tersebut matematika merupakan ilmu yang menggunakan bahasa simbolis dalam setiap pemecahan masalah sesuai dengan tingkatan berpikir siswa. Sejalan dengan pendapat di atas, Kline (dalam Widodo, 2002: 2) mengemukakan matematika adalah bahasa simbolis yang ciri utamanya adalah bukan hanya bagaimana cara berpikir deduktif, tetapi juga merupakan cara bernalar induktif. Hal ini menunjukkan cara berpikir matematika disesuaikan dengan pola berpikir peserta didik,. 20.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. agar konsep matematika yang abstrak dapat dipahami secara wajar oleh peserta didik.. 21.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Djono (dalam Widodo, 2002: 2) menyebutkan ada tiga pengertian elementer matematika, yaitu: a. Matematika sebagai ilmu pengetahuan tentang bilangan dan ruang. b. Matematika sebagai studi ilmu pengetahuan tentang klasifikasi dan kontruksi sebagai struktur yang dapat diimajinasikan. c. Matematika sebagai kegiatan yang dilakukan oleh matematis. Menurut pengertian di atas matematika merupakan ilmu yang mendasari konsep bilangan dan struktur keruangan, serta segala aktifitas yang terkandung di dalamnya. Matematika tersusun melalui struktur dan pola yang abstrak, namun juga dapat dikonkritkan sesuai dengan. kebutuhan. pembelajaran.. Seseorang. dapat. dikatakan. matematis apabila dapat mengembangkan pola dan struktur dalam matematika. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas menunjukkan bahwa pandangan tentang hakekat matematika lebih ditekankan pada metodenya daripada pokok persoalan matematika itu sendiri. Jadi hakekat matematika adalah pemikiran deduktif yang sesuai dengan pola pikir manusia (sistematis dan rasional) dengan tujuan mempermudah kehidupan manusia. 2. Pembelajaran Matematika Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang berbeda dalam pembelajaran tetapi dua konsep tersebut tidak dapat dipisahkan satu. 22.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. sama lain karena mempunyai kaitan yang erat. Belajar menunjuk apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek yang menerima pelajaran (sasaran didik), sedangkan mengajar merujuk pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar (Nana Sudjana 2008: 28). Dua. konsep. tersebut. menjadi. terpadu. dalam. satu. kegiatan. pembelajaran, manakala terjadi interaksi antara guru dan peserta didik, atau peserta didik dan peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung. Interaksi guru dan peserta didik memegang peranan penting. dalam. proses. pembelajaran. untuk. mencapai. tujuan. pembelajaran yang efektif. Pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan peserta didik dalam belajar. Bagaimana belajar memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan, dan sikap (Dimyati dan Mujiono 2001: 157). Pembelajaran merupakan komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik,. sedangkan. belajar. dilakukan. oleh. peserta. didik.. Pembelajaran di dalamnya mengandung makna belajar dan mengajar, atau merupakan kegiatan belajar mengajar (Susanto, 2013: 185). Berdasarkan kedua pendapat di atas pembelajaran merupakan proses belajar dan mengajar antara guru dan siswa yang terjalin komunikasi satu sama lain. Matematika berkenaan dengan ide-ide, struktur-stuktur, dan hubungan-hubungan yang diatur menurut yang logis dan berkenaan. 23.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. dengan konsep-konsep abstrak (Herman Hudoyo, 1980: 11). Hal ini berarti pembelajaran matematika membutuhkan proses bernalar yang tinggi dalam mengaitkan simbol-simbol dan mengaplikasikannya ke dalam konsep matematika yang ada dalam situasi nyata. Pembelajaran matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir siswa yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan. mengkontruksi. pengetahuan. baru. sebagai. upaya. meningkatkan penguasaan terhadap materi Matematika (Susanto, 2013: 186). Berdasarkan pendapat di atas, tergambar bahwa kegiatan pembelajaran matematika dilakukan dengan sengaja, atas bimbingan guru untuk membahas suatu permasalahan. Guru harus mampu menumbuhkan minat dan aktivitas siwa dalam pembelajaran matematika. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru yaitu dengan menggunakan metode dan pendekatan belajar yang tepat, agar tercipta suatu kegiatan mental yang tinggi meliputi proses aktif dari dalam diri siswa yang dilakukan untuk memperoleh pengetahuan baru dalam menyelesaikan masalah matematika. 3. Hasil Belajar Matematika a. Pengertian Belajar Belajar merupakan hal terpenting yang harus dilakukan manusia untuk menghadapi perubahan lingkungan yang senantiasa. 24.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. berubah setiap waktu, oleh karena itu hendaknya seseorang mempersiapkan dirinya untuk menghadapi kehidupan yang dinamis dan penuh persaingan dengan belajar, di mana di dalamnya termasuk belajar memahami diri sendiri, memahami perubahan, dan perkembangan globalisasi. Sehingga dengan belajar seseorang siap menghadapi perkembangan zaman yang begitu pesat. Sejalan dengan hal tersebut, menurut Slameto (2013: 2) pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.. Menurut Ngalim Purwanto (2006: 85) mengemukakan bahwa: Belajar adalah tingkah laku yang mengalami perubahan yang relatif mantap melalui latihan atau pengalaman karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti: perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah atau berpikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap.. Berdasarkan definisi yang dikemukakan beberapa tokoh di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang merupakan sebagai akibat dari pengalaman atau latihan. Perubahan tersebut meliputi perubahan pengetetahuan, pemahaman, nilai dan sikap yang dilakukan. 25.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. seseorang melalui latihan dan pengalaman dalam interaksiknya dengan lingkungan yang selanjutnya dinamakan hasil belajar.. b. Pengertian Hasil Belajar Hasil. belajar. merupakan. bagian. terpenting. dalam. pembelajaran. Nana Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar peserta didik pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Semua perubahan dibidang-bidang. itu. merupakan. suatu. hasil. belajar. dan. mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya (W.S Winkel 2004: 56-57). Sehingga berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh peserta didik setelah melakukan kegiatan belajar baik berupa afektif, kognitif dan psikomotorik. Hasil belajar berasal dari gabungan kata hasil dan belajar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (1993: 343), hasil adalah sesuatu yang diperoleh atau didapat. Sedangkan belajar sendiri diartikan sebagai usaha untuk memperoleh kepandaian atau ilmu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh dalam usahanya mendapatkan ilmu atau kepandaian. Berdasar artian itu, maka hasil belajar merupakan. 26.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. kemampuan yang diperoleh individu setelah proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya. Sejalan dengan itu, menurut Bloom (Suprijono 2012: 5), hasil belajar atau tingkat kemampuan yang dapat dikuasai oleh siswa mencakup tiga aspek yaitu 1) Kemampuan Kognitif (Cognitive domaian) adalah kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek intelektual atau secara logis yang biasa diukur dengan pikiran atau nalar. Kawasan ini terdiri dari: a) Pengetahuan (Knowledge), mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan. b) Pemahaman (Comprehension), mengacu pada kemampuan memahami makna materi. c) Penerapan (Application), mengacu pada kemampuan menggunakan atau menerapkan materi yang sudah dipelajari pada situasi yang baru dan menyangkut penggunaan aturan dan prinsip. d) Analisis. (Analysis),. mengacu. pada. kemampuan. menguraikan materi ke dalam komponen-komponen atau faktor penyebabnya, dan mampu memahami hubungan diantara bagian yang satu dengan yang lainnya sehingga struktur dan aturannya dapat lebih dimengerti.. 27.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. e) Sintetis. (Synthesis),. mengacu. pada. kemampuan. memadukan konsep atau komponen-komponen sehingga membentuk suatu pola struktur atau bentuk baru. f) Evaluasi. (Evaluation),. mengacu. pada. kemampuan. memberikan pertimbangan terhadap nilai-nilai materi untuk tujuan tertentu. 2) Kemampuan Afektif (The affective domain) adalah kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek emosional, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral. Kawasan ini terdiri dari: a) Kemampuan. Menerima. (Receiving),. mengacu. pada. kesukarelaan dan kemampuan memperhatikan respon terhadap stimulasi yang tepat. b) Sambutan (Responding), merupakan sikap siswa dalam memberikan respon aktif terhadap stimulus yang datang dari luar, mencakup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan partisipasi dalam suatu kegiatan. c) Penghargaan (Valving), mengacu pada penilaian atau pentingnya kita mengaitkan diri pada objek pada kejadian tertentu dengan reaksi-reaksi seperti menerima, menolak, atau tidak memperhitungkan.. 28.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. d) Pengorganisasian. (Organization),. mengacu. pada. penyatuan nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan. e) Karakteristik nilai (Characterization by value), mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan sedemikian. rupa,. sehingga. menjadi. milik. pribadi. (internalisasi) dan menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupannya. 3) Kemampuan Psikomotorik (The psikomotor domain) adalah kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan yang. melibatkan. fungsi. sistem. syaraf. dan. otot. (neuronmuscular system) dan fungsi psikis. Kawasan ini terdiri dari: a) Persepsi (Perseption), mencakup kemampuan untuk mengadakan. diskriminasi. yang. tepat. antara. dua. perangsang atau lebih, berdasarkan perbedaan antara ciriciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan. b) Kesiapan. (Ready),. mencakup. kemampuan. untuk. menempatkan dirinya dalam keadaan akan memulai suatu gerakan atau rangkaian gerakan. c) Gerakan Terbimbing (Guidance response), mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerakgerik, sesuai dengan contoh yang diberikan.. 29.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. d) Gerakan yang Terbiasa (Mechanical response), mencakup kemampuan untuk melakukan sesuatu rangkaian gerakgerik dengan lancar, karena sudah dilatih secukupnya, tanpa memperhatikan lagi contoh yang diberikan. e) Gerakan Kompleks (Complexs response), mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu keterampilan, yang terdiri atas beberapa komponen dengan lancar, tepat, dan efisien. f) Penyesuaian kemampuan. Pola untuk. Gerak. (Adjusment),. mengadakan. mencakup. perubahan. dan. penyesuaian pola gerak-gerik dengan kondisi setempat. g) Kreatifitas (Creativity), mencakup kemampuan untuk melahirkan aneka pola gerak-gerik yang baru atas dasar diri sendiri. Dari ketiga kemampuan ini dijadikan dasar sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa yang kemudian dijadikan. sebagai. dasar. dalam. menempuh. pembelajaran. selanjutnya. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku, tingkah laku, sifat, maupun sikap yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar. Hasil belajar bertujuan untuk melihat kemajuan siswa dalam hal penguasaan materi yang dipelajari.. 30.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya dan hasil tersebut dapat digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila peserta didik sudah memahami materi dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi. c. Pengertian Hasil Belajar Matematika Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika merupakan sebuah proses akhir belajar siswa setelah memahami dan menguasai sebuah pengetahuan atau ilmu matematika. Oleh karena itu, di dalam proses pembelajaran matematika seorang guru harus menciptakan suasana lingkungan yang memungkinkan bagi siswa untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran yang baik. Sehingga pengetahuan atau ilmu dapat dipahami oleh peserta didik. Karena hasil belajar matematika adalah untuk membekali siswa pada pembelajaran matematika dalam kompetensi tertentu. Dengan kata lain, hasil belajar matematika adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa melalui suatu tes yang dilakukan untuk mengukur kemampuan dan pemahaman serta penguasaan materi yang dicapai siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar matematika dalam jangka waktu tertentu.. 31.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4. Paradigma Pedagogi Reflektif Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) merupakan salah satu cara yang dipilih oleh Yayasan Kanisius sebagai lembaga pendidikan kristiani. untuk. ikut. mewarnai. dinamika. pendidikan. untuk. mengembangkan pribadi peserta didik di lingkungan Yayasan Kanisius dengan. berdasar. pada. nilai-nilai. kristiani.. PPR. yang. diimplementasikan pada Yayasan Kanisius mengacu pada visi dan misi Yayasan Kanisius serta mendasarkan pada nilai-nilai yang ingin dikembangkan didalamnya meliputi kasih, disiplin, cerdas, berani, dan kejujuran. PPR diterapkan di setiap sekolah mulai dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas yang berada dibawah Yayasan Kanisius pada tahun pelajaran 2010/2011. PPR yang pada mulanya digagas oleh Serikat Jesuit merupakan pola pikir dalam menumbuh kembangkan pribadi peserta didik menjadi pribadi kristiani atau pribadi yang memiliki nilai kemanusiaan (pedagogi reflektif). Pola pikirnya: dalam membentuk pribadi, peserta didik diberi pengalaman akan suatu nilai kemanusiaan, kemudian peserta didik difasilitasi dengan pertanyaan agar merefleksikan pengalaman tersebut dan berikutnya difasilitasi dengan pertanyaan aksi agar peserta didik membuat niat dan berbuat sesuai dengan nilai tersebut (Subagya 2010:39). Pembelajaran. berpola. PPR. adalah. pembelajaran. yang. mengintegrasikan pembelajaran bidang studi dengan pengembangan. 32.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. nilai-nilai kemanusiaan. Pembelajaran bidang studi disesuaikan dengan konteks siswa, sedangkan pengemabangan nilai-nilai kemanusiaan ditumbuhkembangkan melalui dinamika pengalaman, refleksi, dan aksi. Pembelajaran menggunakan PPR ini dikawal dengan evaluasi sebagai titik tolak untuk melanjutkan proses pembelajaran berikutnya. (Subagya 2010: 51). Melalui dinamika pola pikir tersebut peserta didik diharapkan mengalami sendiri (bukan hanya mendapat informasi karena diberitahu). Melalui refleksi diharapkan peserta didik yakin sendiri (bukan karena patuh pada peraturan). Melalui aksi, peserta didik berbuat dari kemauannya sendiri bukan (karena ikut-ikutan atau karena takut sanksi). Pembentukan kepribadian ini diharapkan mampu membuat peserta didik memiliki komitmen untuk memperjuangkan kehidupan bersama yang lebih adil, bersaudara, bermartabat, melestarikan lingkungan hidup dan lebih menjamin kesejahteraan umum. Pengembangan pelaksanaan PPR terletak pada dasar dan tujuannya. Landasannya adalah materi pembelajaran dan tujuan berfokus pada kemanusiaan atau kekristianian yang lebih luas dari pada sekedar persaudaraan. Berikut 5 unsur dalam PPR.. a) Konteks. 33.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Konteks merupakan proses dalam siklus PPR dalam kegiatan guru yang didukung dari keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Pada tahap ini siswa diajak untuk mencermati konteks-konteks yang terjadi dalam kehidupan dan ada pada diri siswa. Guru berperan sebagai penggali konteks kehidupan yang ada dalam diri siswa dan kemudian akan diamati sejauh mana pencapaian siswa akan perkembangan pribadi yang utuh pada materi yang akan dipelajarinya atau diajarkan (Subagya, 2010:43). Oleh karena itu, konteks dalam PPR dimulai dari pengalaman hidup peserta didik, memulai proses pembelajaran dengan pengalaman nyata menunjukkan adanya perhatian dan kepeduliaan terhadap peserta didik. b) Pengalaman Pengalaman merupakan proses dalam siklus PPR dimana siswa memahami materi yang diberikan secara mendalam dengan melibatkan seluruh kemampuan competence, conscience dan compassion.. Pengalaman. dalam. pembelajaran. sendiri. dibedakan atas pengalaman langsung dan pengalaman tidak langsung, sebagai berikut. . Pengalaman langsung Merupakan pengalaman yang benar-benar dialami oleh peserta didik. Proses pembelajaran langsung salah satunya dapat melalui diskusi kelompok. Keadaan tersebut dapat. 34.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. membuat peserta didik merasakan secara langsung materi yang diajarkan. . Pengalaman tak langsung Pengalaman tidak langsung dalam proses pembelajaran berarti proses yang menuntut peserta didik untuk berimajinasi untuk bisa mengerti dan menyelami materi pembelajaran. Pengalaman tidak langsung berupa kegiatan melihat, membaca atau mendengarkan. Proses pembelajaran menggunakan PPR, guru berperan. sebagai fasilitator untuk memberikan pengalaman pada peserta didik. Pengalaman yang diberikan melibatkan seluruh pikiran, hati, perasaan dan pribadi peserta didik. Pengalaman memungkinkan peserta didik dapat menemukan hal-hal baru yang sesuai maupun yang bertentangan dengan pengetahuan awal mereka. Sebagya (2010:51). menyatakan dengan. pengalaman peserta didik dapat terdorong untuk mencari pemahaman. lebih. lanjut. dengan. menganalisis,. membandingkan, dan mengevaluasi sehingga membentuk peseta didik yang berpengetahuan secara utuh. c) Refleksi Refleksi merupakan proses menyimak kembali dengan penuh perhatian bahan belajar, pengalaman, ide, usul atau reaksi spontan agar mendapat makna secara mendalam (Subagya. 35.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2010:54). Melalui refleksi, peserta didik dapat melewati tahap pemahaman, sehingga dapat mengamalkan nilai yang diperoleh dalam kehidupan nyata. Subagya (2010:57) menyatakan bahwa refleksi untuk peserta didik dituntun dengan pertanyaanpertanyaan dari guru, sehingga guru harus mampu merumuskan pertanyaan refleksi yang dapat menggugah batin peserta didik. Dengan berefleksi siswa diharapkan mampu memaknai proses pembelajaran, menangkap nilai-nilai positif yang ada dalam pembelajaran yang telah dilakukan dan mengalami perubahan pribadi yang lebih baik. d) Aksi Aksi dalam PPR merupakan komitmen pada kebaikan yang akan diwujudkan berdasar hasil refleksi yang telah dilakukan siswa.. Menurut. Subagya. (2010:61). aksi. merupakan. pertumbuhan batin yang mencakup dua tahap, yaitu pilihanpilihan batin (hasil dari refleksi pengalaman) dan kemudian diwujudkan dalam aksi nyata, sebagai berikut. . Pilihan batin Pilihan ini didasari oleh keyakinan bahwa keputusan yang diambil benar dan dapat membawa pada pribadi yang lebih baik. Aksi dalam pilihan batin berupa kemauan dalam diri sendiri, perasaan, dan niat-niat yang telah ada dalam pikiran.. 36.

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. . Pilihan perwujudan aksi nyata Setelah niat-niat dirumuskan dan dioah dalam pikiran, peserta didik akan terdorong untuk berbuat secara konsisten sesuai dengan prioritas yang telah dibuatnya. Jika menemukan makna yang positif, maka perbuatan yang. dilakukan. akan. menjadi. kebiasaan. yang. menguntungkan bagi diri peserta didik. e) Evaluasi Evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk meninjau kemajuan yang telah dicapai dalam proses pembelajaran dalam bentuk penilaian. Subagya (2010:63) menyatakan bahwa evaluasi akan menjadi efektif dan dapat menilai seberapa jauh perkembangan peserta didik jika dilakukan secara berkala. Oleh karena itu, evaluasi dilakukan pada setiap akhir proses pembelajaran. Penilaian yang dilakukan bukan hanya pada penilaian soal melalui test (competence), namun juga penilaian terhadap compassion (sikap kepedulian siswa satu sama lain) dan. conscience (sikap yang ada dalam diri siswa seperti. ketelitiannya, kerja sama, jujur dan lain-lain). Selain memberikan refleksi untuk melihat kembali hal-hal yang sudah dilakukan selama pembelajaran berlangsung, ciri khas PPR adalah bertujuan untuk meningkatkan tiga aspek competence,. 37.

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. compassion, dan conscience. Competence merupakan kemampuan kompetensi secara utuh yang disebut juga dengan kemampuan kognitif (Subgaya 2010:23). Kemampuan kognitif dalam hal ini adalah kemampuan peserta didik untuk memecahkan soal sehingga mampu mendapatkan nilai yang tinggi. Conscience merupakan kemampuan afektif yang secara khusus mengasah kepekaan dan ketajaman hati nurani (Subagya 2010: 23). Ketajaman hati nurani dapat berupa kesadaran diri untuk bertindak sesuai dengan aturan yang berlaku, misal berbuat disiplin, teliti, atau jujur. Compassion merupakan aspek psikomotorik yang berupa tindakan konkret maupun batin disertai bela rasa bagi sesama (Subagya 2010:24). Tindakan yang berupa bela rasa bagi sesama memuat rasa kepedulian, yang membuat peserta didik menyadari bahwa hubungan dengan sesama merupakan sesuatu hal yang penting. Oleh karena itu, aspek ini dapat diwujudkan dalam proses kerjasama antar peserta didik. Berdasarkan paparan di atas, Paradigma Pedagogi Reflektif merupakan polapikir dalam menumbuhkembangkan pribadi peserta didik menjadi pribadi yang lebih baik. Terdapat 5 tahapan dalam paradigma pedagogi reflektif (PPR) adalah konteks, pengalaman, refleksi, aksi dan evaluasi. 5. Teori Van Hiele Van Hiele adalah seorang pengajar matematika Belanda yang telah mengadakan penelitian di lapangan, melalui observasi dan tanya. 38.

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. jawab. Teori Van Hiele adalah suatu teori tentang tingkat pemahaman siswa dalam mempelajari geometri, dimana siswa tidak dapat naik ke tingkat yang lebih tinggi tanpa melewati tingkat yang lebih rendah. Teori Van Hiele ini dikembangkan secara lebih luas oleh pasangan suami-istri Pierre Van Hiele dan Dina Van Hiele-Geldof sekitar tahun 1954. Menurut Van Hiele, terdapat tiga unsur utama dalam pengajaran geometri yaitu: waktu, materi pengajaran, dan metode pengajaran yang diterapkan (Erman Suherman, 51). Apabila ketiga unsur itu dikelola dengan baik, maka peningkatan kemampuan berpikir anak akan lebih tinggi. Berdasarkan ketiga unsur di atas yang pertama adalah unsur waktu, dalam proses pengajaran geometri akan berjalan dengan baik da teat jika sesuai dengan waktunya. Unsur yang kedua adalah materi pengajaran, siswa akan mudah memahami materi pelajaran jika materi yang disampaikan secara bertahap dan berurutan. Metode pembelajaran yang tepat akan membuat siswa lebih mudah dalam memahami dan menerima pelajaran yang diberikan. Jika dari ketiga unsur di atas bisa terpenuhi maka proses pembelajaran matematika pada materi geometri khususnya lingkaran akan berjalan dengan baik. Penelitian yang dilakukan Van Hiele melahirkan beberapa kesimpulan mengenai tahap-tahap perkembangan kognitif anak dalam memahami geometri. Van Hiele (Walle 2008: 151-154) menjabarkan 5. 39.

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. tahapan, dari tahap 0 sampai tahap 4 yang tingkatannya sesuai dengan tahapan berpikir peserta didik secara berurutan, dalam teori Van Hiele yaitu visualisasi, analisis, deduksi informal, deduksi, dan akurasi yaitu sebagai berikut: 1. Tahap 0 Pengenalan (visualisasi) Pada tahap ini peserta didik mulai mengenali gambar-gambar geometri melalui pengamatan saja. Peserta didik memandang bangun geometri sebagai suatu keseluruhan. Peserta didik mampu mengenal nama-nama bangun namun belum dapat mnegetahui sifat dan masing-masing bangun maupun ciri-ciri dari setiap bangun (Walle 2008, 151-152). Contoh kegiatan peserta didik pada tahap ini diperlihatkan sebuah kubus maka peserta didik tersebut belum mengetahui sifat-sifat atau keteraturan yang dimiliki kubus. Peserta didik belum menyadari bahwa kubus memiliki sisi-sisi yang merupakan persegi, sisi-sisinya 6 buah, rusuknya ada 12 buah dan lain-lain. 2. Tahap 1 Analisis Pada tahap ini peserta didik sudah mampu mengenali sifat-sifat dari setiap bangun geometri, tetapi peserta didik belum mampu melihat hubungan antara bangun yang satu dengan yang lain. (Walle 2008, 152-153). Contohnya pada sebuah balok banyak sisinya ada 6 sedangkan banyak rusuknya ada 12 namun, ketika ditanya apakah balok itu kubus peserta didik belum dapat. 40.

(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. menjawab karena belum mengetahui hubungan antara bangunbangun geometri. 3. Tahap 2 Pengurutan (Deduksi Informal) Pada tahap ini kemampuan peserta didik terhadap pemahaman geometri sudah lebih meningkat lagi (Walle 2008, 153-154). Peserta didik sudah mampu melaksanakan penarikan kesimpulan, yang dikenal dengan berpikir deduktif, peserta didik juga sudah mampu mengurutkan. Namun kemampuan ini belum berkembang secara penuh. Tahap pengurutan ini ada juga yang menyebut tahap abstraksi. Contoh kegiatan peserta didik pada tahap ini peserta didik sudah memahami pengurutan bangun-bangun geometri, misalnya kubus adalah balok, kubus dan balok adalah prisma, kubus, balok, prisma adalah limas. 4. Tahap 3 Deduksi Pada tahap ini cara berpikir deduktif siswa sudah mulai berkembang, tetapi belum maksimal. Peserta didik sudah mampu mengambil kesimpulan secara deduktif, yaitu menarik kesimpulan dari hal yang bersifat umum menuju hal yang bersifat khusus (Walle 2008, 153-154). Peserta didik telah mengerti betapa pentingnya. peranan. unsur-unsur. yang. tidak. didefinisikan,. disamping unsur-unsur yang didefiniskan. Contoh kegiatan peserta didik pada tahap ini sudah mengetahui aksioma atau teorema. 41.

Gambar

Gambar 1.1 Format Silabus yang menggunakan PPR dan  mengakomodasi Teori Van Hiele
Gambar 1.2 Format RPP yang mengacu Silabus  RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Gambar 1.3 Format LKS yang disesuaikan dengan Tahapan RPP LEMBAR KEGIATAN SISWA
Gambar 1.4 Format Bahan Ajar yang Menggunakan PPR dan mengakomodasi  teroi Van Hiele
+7

Referensi

Dokumen terkait

pesan bahwa hasil wawancara final sudah tersimpan ke dalam sistem Sesuai dengan harapan pada kolom Output yang diharapkan (Gambar 4.96) 2 Membatalkan hasil wawancara

[r]

RANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN SEKOLAH TERPADU (SIMPEKAT) DENGAN MENGGUNAKAN METODE UNIFIED. MODELING LANGUAGE

PENGARUI PACLOBUIRAZOL IIRSADA} PII{IENTUXAX UMBI MIIao xtNr.ANc UDAIA @bwa bltutua

ada bagian ini Penulis tidak lupa pula mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak di bawah ini yang telah mendukung Penulis dalam seluruh proses studi di Fakultas Hukum

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder berupa data susenas tahun 2012, yuat datz pengeluaran rumah tangga untuk kesehatan, pengeluaran

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran harga serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan tersebut diatas,

JENIS BELANJA JENIS PENGADAAN SUMBER DANA METODE PEMILIHAN PENYEDIA PELAKSANAAN PEMILIHAN PENYEDIA PELAKSANAAN PEKERJAAN.. Sekretariat Daerah Pematangan