• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II SISTEM PEMBINAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

C. Pembinaan dan Pengangkatan Jabatan Struktural Pada Kantor

2. Proses Pengangkatan Jabatan Struktural Pada Kantor

Secara sederhana dapat dikatakan, bahwa pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan struktural merupakan upaya yang diusahakan untuk meningkatkan profesionalisme pegawai, kesejahteraan, dan peningkatan karier pegawai negeri sipil sesuai dengan bidang dan kemampuannya, untuk mewujudkan hal tersebut maka dalam merekrut calon pejabat dapat berpedoman pada ketentuan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Untuk menerapkan sistem merit secara konsisten dalam pelaksanaan pengangkatan jabatan struktural ini harus didasarkan pada standar jabatan dan kompetensi. Pembinaan Sumberdaya Aparatur adalah guna membentuk sosok Pegawai Negeri Sipil yang bersih dan berwibawa, serta dapat memberikan pelayanan prima terhadap masyarakat. Maka dalam pembinaan tersebut harus diperlakukan

sama terhadap seluruh Pegawai Negeri Sipil, yaitu memperhatikan mekanisme yang ada, misalnya sistem Daftar Urut Kepangkatan. Daftar Urut Kepangkatan dalam pembinaan Pegawai Negeri disusun untuk menentukan senioritas, promosi dan penempatan pegawai.

Pengangkatan dalam jabatan struktural merupakan bagian dari manajemen karier Pegawai Negeri Sipil sebagai kebijakan pemerintah yang bersifat menyeluruh. Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, bahwa pembinaan Pegawai Negeri Sipil diarahkan untuk mewujudkan (1) unsur aparatur negara yang profesional, jujur, adil, bermoral tinggi, berwawasan global dan nasionalis, (2) netral dari pengaruh partai politik atau golongan tertentu, (3) tidak diskriminatif baik dalam recruitmen, penempatan, maupun dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, (4) mampu berperan sebagai unsur perekat negara kesatuan Republik Indonesia.

Sedangkan peraturan pemerintah yang mengatur tentang pengangkatan dalam jabatan struktural adalah Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 jo Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002. Peraturan ini mengatur tentang pengangkatan dalam jabatan struktural untuk seluruh Pegawai Negeri Sipil secara nasional, tidak membedakan Pegawai Negeri Sipil Pusat maupun Pegawai Negeri Sipil Daerah, sehingga kepastian karier Pegawai Negeri Sipil terjamin secara nasional, terhindar dari KKN dan perlakuan diskriminatif, sehingga dapat

menghasilkan pejabat yang potensial, profesional dan berkualitas sesuai dengan tuntutan masyarakat. Norma, standar dan prosedur pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil dalam dan dari jabatan struktural sebagai kebijakan pemerintah merupakan pola acuan dalam pelaksanaan pembinaan karier Pegawai Negeri Sipil yang berlaku nasional, baik Pegawai Negeri Pegawai Negeri Sipil Daerah.

Berdasarkan hasil penelitian, Kantor Wilayah Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera Utara dalam proses pengangkatan jabatan strukturalnya dilakukan dengan berpedoman pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku sekarang ini. Dalam proses pengangkatan jabatan struktural tersebut, Kantor Wilayah Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera Utara menetapkan 2 (dua) buah syarat, yaitu174 :

a. Persyaratan Umum yang harus dipenuhi oleh calon pejabat struktural sebagaimana tertuang dalam Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 jo Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 adalah:

1. Berstatus Pegawai Negeri Sipil

2. Serendah-rendahnya memiliki pangkat 1 tingkat dibawah jenjang pangkat yang ditentukan

3. Memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan yang ditentukan

174

Hasil wawancara dengan Bapak Rahmat Tarigan (Kepala Bagian Umum Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM Sumatera Utara), pada tanggal 21 Juli 2009.

4. Semua unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 tahun terakhir

5. Memiliki kompetensi jabatan yang diperlukan 6. Sehat jasmani dan rohani.

b. Persyaratan khusus yang harus dipenuhi oleh calon pejabat struktural 1. Senioritas dalam kepangkatan

2. Usia

3. Pendidikan dan pelatihan (Diklat) jabatan 4. Pengalaman

Kedua syarat di atas adalah syarat yang harus dipenuhi oleh seorang Pegawai Negeri Sipil pada Kantor Wilayah Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera Utara untuk dapat diangkat menjadi pejabat struktural. Berikut ini penulis akan menguraikan pelaksanaan syarat-syarat di atas dan bagaimana pelaksanaannya di Kantor Wilayah Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera Utara.

1. Berstatus Pegawai Negeri Sipil

Dalam pengangkatan jabatan struktural di Kantor Wilayah Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera Utara harus berstatus Pegawai Negeri Sipil. Anggota TNI dan Polri tidak boleh memasuki jabatan karir Pegawai Negeri Sipil, hal ini sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang ada.

2. Kepangkatan

Bahwa syarat kepangkatan adalah merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh calon pejabat struktural pada Kantor Wilayah Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera Utara, namun menurut penulis untuk hal-hal tertentu (apabila mendesak) syarat itu dapat ditolerir dengan melihat kompetensi dan kapabilitas calon pejabat struktural tersebut. Tujuannya agar pegawai termotivasi untuk meningkatkan kinerja, alasan lainnya sepanjang Pegawai Negeri Sipil tersebut memiliki kemampuan/profesional dan kompetensi sesuai dengan bidangnya.

3. Pendidikan

Kualifikasi dan tingkat pendidikan pada dasarnya akan mendukung pelaksanaan tugas dalam jabatan Pegawai Negeri Sipil secara profesional, khususnya dalam upaya penerapan pelaksanaan tugas dalam jabatannya. Dalam syarat pendidikan ini Kantor Wilayah Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera Utara juga menerapkan standar yang bagus, hal ini dikarenakan latar belakang pendidikan sangat menunjang dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, disamping itu, karena tingkat pendidikan dapat meningkatkan kemampuan dan wawasan seseorang sehingga dapat mempermudah pejabat yang besangkutan dalam melaksanakan tugasnya.

4. Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3)

Kantor Wilayah Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera Utara menjadikan DP-3 ini sebagai salah satu dasar pertimbangan untuk diangkat ke

dalam jabatan yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan DP-3 sebagai satu-satunya alat ukur prestasi pegawai, karena belum adanya alat ukur lain yang dapat digunakan sebagai dasar penilaian prestasi pegawai, dan alasan lainnya adalah dalam pelaksanaannya harus sesuai dengan ketentuan.

5. Sehat Jasmani dan Rohani

Sehat jasmani dan rohani menjadi salah satu syarat utama dalam pengangkatan pejabat struktural di Kantor Wilayah Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera Utara, sebab seorang pejabat harus mampu menjalankan tugas secara profesional, efektif dan efisien karena itu secara fisik dibutuhkan seorang pejabat yang tidak dalam keadaan sakit-sakitan sehingga mampu menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya.

6. Senioritas

Kantor Wilayah Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera Utara juga memperhatikan faktor senioritas ini karena seorang Pegawai Negeri Sipil yang senior dalam pangkat, masa kerja, pelatihan jabatan, pendidikan, dan usia harus menjadi salah satu pertimbangan pengangkatan dalam jabatan struktural.

7. Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan

Dalam rangka menciptakan kompetensi kepemimpinan aparatur dan meningkatkan mutu, pengetahuan, keahlian, kemampuan dan keterampilan pegawai sesuai dengan kebutuhan organisasi, maka kepada Pegawai Negeri Sipil yang akan diangkat dalam jabatan struktural harus mengikuti Diklatpim sesuai jenjang jabatan strukturalnya.

8. Daftar Urut Kepangkatan (DUK)

Daftar Urut Kepangkatan (DUK) adalah suatu daftar yang memuat nama Pegawai Negeri Sipil dari suatu satuan organisasi negara yang disusun menurut tingkatan kepangkatan, adapun ukuran yang digunakan untuk menetapkan nomor urut dalam DUK secara berturut-turut adalah: pangkat, jabatan, masa kerja, latihan jabatan, pendidikan, dan usia. DUK digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan obyektif dalam melaksanakan pembinaan karier Pegawai Negeri Sipil di Kantor Wilayah Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera Utara, hal ini sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1979.

Dalam proses pengangkatan jabatan struktural di Kantor Wilayah Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera Utara tidak terlepas dari Kantor Pusat Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia khususnya pada Biro Kepegawaian. Hal ini terjadi karena Kantor Wilayah Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera Utara adalah instansi vertikal di daerah sehingga untuk pengangkatan jabatan struktural ini Kantor Wilayah Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera Utara hanya memberikan usulan dimana keputusan akhirnya nanti diputuskan oleh Kantor Pusat Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia khususnya pada Biro Kepegawaian berupa Surat Keputusan (SK). Lama proses ini tidak ada kepastian waktunya, hal ini tergantung dari kebijakan Kantor Pusat Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia.175

175

Hasil wawancara dengan Bapak Yusriadi (Kepala Sub Bagian Kepegawaian Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM Sumatera Utara), pada tanggal 17 Juli 2009.