• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.4 Proses Produksi Program Sexophone

4.5.1 Proses Produksi Secara Umum

Proses produksi Sexophone dibagi menjadi dua yaitu liputan dan tapping. Proses tersebut diawali dengan beberapa persiapan dan kegiatan. Menurut Zettl (2009), tahap produksi adalah tahapan ketika berada di studio untuk latihan atau sesi perekaman gambar, atau memuat kamera video kedalam mobil barang (van) untuk pengambilan gambar di lapangan. Beberapa hal didalam tahap produksi adalah : Peralatan kamera, audio, pencahayaan (lighting), rekaman video, properti, talent (artis), make up dan kostum, persiapan dan pengarahan director. Sejalan dengan pendapat Zettl, proses produksi Sexophone juga mencakup hal-hal tersebut.

Selain itu juga, proses produksi sejalan dengan pendapat dari George R. Terry tentang fungsi manajemen ketiga yaitu Actuating. Actuating adalah kegiatan aksi atau tindakan, menggerakan anggota-anggota organisasi untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas masing-masing. Dalam hal ini, proses produksi program Sexophone adalah berkaitan dengan kegiatan aksi dari perencanaan dan persiapan sebelumnya yaitu mengambil gambar (perekaman gambar dan suara). Pada tahap perencanaan sebelumnya, tim mempersiapkan dan merencanakan untuk kegiatan inti produksi yaitu shooting (Actuating) baik liputan maupun tapping Host.

Berdasarkan penjelasan dari dua informan NU dan RR, maka proses produksi Sexophone secara umum adalah seperti berikut.

1. Liputan :

Untuk liputan, yang pertama dilakukan adalah konfirmasi ke semua pihak yang terlibat dalam liputan yaitu tim liputan, fixer, narasumber (untuk liputan

membuat janji dengan fixer. Fixer yang akan mengantarkan tim sampai ke lokasi dan bisa juga sampai memperkenalkan narasumbernya.

“…Produksinya kita ngatur kan dari awal kita shooting konfirmasi ke semua pihak…kita nanya ke siapa gitu pak kalo disana biasanya tempat yang nongkrong yang asik dimana pak ya? Banyak cewe-cewe geulisnya cantiknya ga? Disitulah kita menggali informasi sampe ke yang deal dan segala macem sampe pembayaran narasumber…” (NU)

Perekaman gambar sudah dilakukan tim sejak tim dalam perjalanan di mobil menuju lokasi, mencari target, ketika tim bertanya-tanya dengan orang sekitar, ketika tim sudah berada di lokasi, berbincang-bincang dengan narasumber, show narasumber atau transaksi, hingga sampai akhir membayar narasumber. Artinya, gambar yang direkam adalah dari awal tim berangkat hingga pulang.

“…Proses perekaman gambar itu uda dimulai sejak awal sampe di lokasi, perjalanan menuju lokasi atau mencari target, pas chit chat atau transaksi dengan target, pas uda show atau mainnya dengan cewe-cewe. Kan kita itu menguak sebuah fenomena penelusuran gitu, jadi dari awal sampe akhir, dari awal di mobil kita kadang-kadang uda ngerekam, lagi saat nyari kita uda ngerekam, pokoknya pengungkapan fenomena investigasi ya harus total dari awal masuk ke tempat itu ga bisa langsung putus ini akhirnya kayak gimana, harus berakhir terus sampe tujuan akhir mereka itu apa uang misalkan, ya sampe kita serahin uangnya selesai.” (NU)

Perekaman gambar yang dilakukan tim menggunakan 3 jenis kamera, yaitu kamera tersembunyi yang disembunyikan di jam tangan, di topi, di baju, atau di pulpen. Kamera ini dipakai oleh reporter ketika penelusuran. Yang kedua adalah kamera handycam yang dipegang salah satu tim di dalam mobil. Yang ketiga adalah

kamera Go Pro yang berada di supir dalam mobil. Semua transaksi direkam dari awal hingga akhir, karena merupakan penelusuran untuk mengungkap sebuah fenomena yang tersembunyi.

“…Kalo liputan biasanya pake kamera salah satunya kamera jam tangan yang aku pake, temen didalem mobil pake handycam, di mobil sendiri pake kamera Go Pro di supir…” (NU)

2. Tapping :

Untuk tapping host, prosesnya diawali dari konfirmasi dengan menelepon seluruh kru untuk pemberitahuan jam berkumpul di kantor dan jam berangkat. Harus memastikan semua kru yang terlibat hadir pada waktu yang ditentukan. Tim juga harus mempersiapkan segala peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan. Sebelum berangkat ke lokasi, tim harus memeriksa kembali segala peralatan dan perlengkapan tersebut agar tidak ada yang terlupakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Zettl tentang salah satu persiapan produksi yaitu memeriksa peralatan dan perlengkapan (equipment check). Menurut Zettl, tim harus sangat berhati-hati dan teliti ketika memuat perlengkapan dengan menggunakan checklist (daftar cek) perlengkapan. Sebelum memasukan semua peralatan ke dalam kendaraan, periksa dan tes setiap item atau alat untuk memastikan alat tersebut bekerja dengan seharusnya. Tim Sexophone menggunakan formulir good request sebagai checklist atau panduan daftar peralatan dan perlengkapan yang harus dibawa dan digunakan untuk shooting.

Setelah sudah berkumpul dan siap, maka seluruh kru akan berangkat dengan membawa alat-alat dan properti yang dibutuhkan menggunakan mobil kantor taksi. Sesampainya di lokasi, vendor-vendor alat seperti kamera, lampu, listrik, genset sudah dihubungi sebelumnya diinformasikan lokasi dan jam untuk tapping. Vendor-vendor tersebut biasanya akan langsung datang ke lokasi. Ketika sampai di lokasi, kru harus memeriksa kembali kelengkapan kru dan alat. Setelah itu melakukan

naskah. Setelah itu proses shooting pun bisa langsung dimulai. Sebelumnya, host akan diberi pengarahan sedikit untuk gaya, pandangan ke kamera, berjalan, duduk, sambil minum, dan lain-lain. Ditengah-tengah shooting setiap selesai pengambilan satu gambar, biasanya ada evaluasi dengan melakukan retake-retake atau pengambilan gambar ulang.

“…mulainya dari pagi-pagi harus kru call dulu yah, telponin satu-satu, audionya kumpul jam berapa misalnya berangkat jam 7 pagi. Kita harus udah pastiin semua kru itu udah ada jam 7 pagi misalnya gitukan, atau dimana gitu. Terus nanti kita dari sini baru naik mobil ke lokasi. Oke kalo misalnya dilokasi kita itu harus…nunggu…jadi semua vendor kamera, lampu, listrik, genset dan segala macamnya harus udah dihubungi. Oke dihubungi biasanya mereka langsung ke lokasi untuk alat-alatnya. Pas dilokasi nanti kita harus liat... Liat lagi udah komplit belum. Udah ada krunya, udah ada alatnya. Udah ada kru dan alat baru kita coba untuk tapping, kameranya dimana, lampunya dimana, terus si Chantal host nya itu ada dimana. Kalo udah setting lampu, setting kamera, setting audio, mungkin ditambah properti-properti penunjang,... Baru kita siap untuk proses shooting…Proses shooting nya sih tinggal jalan aja itu udah gampang sih sebenernya, tinggal nanti si Chantal bacain lead nya terus… Break, ada retake-retake seperti itu mungkin kesalahan teknis atau mungkin kesalahan si Chantalnya bisa ada take 1, take 2 dan take seterusnya sampai 5 segment. Selesai, abis itu bongkaran pulang deh.” (RR)

Untuk tapping wawancara dengan Zoya, prosesnya berkaitan erat dengan liputan. Karena wawancara oleh Zoya dilakukan selama proses liputan. Misalnya liputan 6 hari di Bandung, dari 6 hari tersebut ada satu hari untuk wawancara. Tim liputan akan menentukan lokasi wawancara yang sifatnya lebih personal, tim akan

mengatur ruangan atau spot untuk tapping, mengatur kamera dan lampu. Setelah itu proses tapping dilakukan.

Dokumen terkait