BAB III GAMBARAN PERAN GANDA PEREMPUAN
3.2 Peran pada Ranah Domestik
3.2.1 Proses Regenerasi
Proses regenerasi yang dimaksudkan dalam IRP adalah proses Irewa mengandung, melahirkan dan merawat anak-anaknya. Setelah menjadi istri Malom banyak perubahan yang dialami Irewa. Hari terus berlanjut, Irewa hamil anak pertamanya. Akan tetapi, Irewa mengalami keguguran karena banyak menanggung pekerjaan berat yang harus ditangani oleh Irewa.
85)Mama Fos yang baru datang mengantarkan betatas, kaget. Ia memeriksa keadaan Irewa. Ia tahu, Irewa keguguran (Dorothea, 2015:63)
Selang beberapa minggu Irewa mengalami keguguran anak pertamanya, ia kembali mengandung anak kedua. Salah satu hal yang diwajibkan bagi perempuan Hobone adalah melahirkan sendiri. Akan tetapi Irewa masih dibantu oleh mama bidan karena ia belum pandai melahirkan sendiri dan ia masih dalam tahap belajar menjadi tipe perempuan Hobone dari mama-mama di Kampung Hobone. Proses melahirkan
ini tidak boleh dilakukan di kampung, sebab berdasarkan kepercayaan masyarakat Megafu percaya bahwa darah dan kotoran persalinan bisa menjadi penyakit yang mengerikan bagi laki-laki dan anak-anak. Selain itu, darah tersebut dipercaya dapat menghilangkan keampuhan dan berkat dari alat-alat perang yang tersimpan di rumah adat keramat. Sudah waktunya Irewa melahirkan, ia merasakan sakit perut layaknya seorang ibu yang akan melahirkan. Sakit perut yang dirasakannya dianggap seperti sakit perut biasa pada umumnya. Irewa tidak menyadari bahwa ia akan melahirkan.
86)Irewa sudah hamil anaknya yang kedua. Melalui lagu-lagu yang dinyanyikan mama-mama Hobone, Irewa mendapatkan banyak nasihat. Ada seorang mama-mama yang tinggal di dusun lain yaitu dusun Onef mengatakan, bekerja saat hamil membuat seseorang dapat melahirkan dengan mudah… (Dorothea, 2015:65)
87)Proses persalinan berlangsung sekitar dua jam. Setelah itu mama bidan membimbing Irewa kembali ke rumah humia. Bayi Irewa dalam dekapan tangannya. Malom diberitahu, anaknya sudah lahir. Perempuan. Mama bidan lalu pergi ke sungai. Tali pusar dibuang sambil mengucapkan mantra (Dorothea, 2015: 69).
Setiap hari Irewa harus belajar mengenal lingkungan Hobone. Irewa banyak belajar dari mama-mama Kampung Hobone. Tak lama melahirkan, Irewa mengandung anak yang ketiga. Biasanya, perempuan Hobone tidak menghitung berapa kali mereka mengandung. Tapi tidak untuk Irewa, ia menghitung kapan ia hamil, keguguran, dan melahirkan. Inilah salah satu sifat cerdas Irewa dan membedakannya dengan perempuan Hobone lainnya.
88)Ketika Kiwana masih berumur satu tahun, Irewa sudah hamil lagi. Sembilan bulan kemudian melahirkan. Kali ini Irewa sudah tahu segala sesuatu urusan melahirkan. Ia lakukan persalinan itu sendirian.
Di rumah. Di dekat tungku. Di situ ada abu panas. Irewa akan membutuhkannya nanti. Irewa menyiapkan selembar daun pisang yang lebar. Kini Irewa sudah bisa membedakan perut sakit. Sakit biasa atau sakit akan melahirkan. Ketika perutnya sudah merasakan akan melahirkan, ia jongkok di atas daun pisang itu. Kakinya gemetaran. Perempuan hamil merasakan segala macam rasa sakit saat melahirkan bayi. Kesakitan yang dulu dirasakan, kini mengatur napas. Menekan lagi beberapa kali pada waktu yang tepat. Akhirnya bayi keluar. Perempuan lagi (Dorothea, 2015:70-71).
Kini Irewa harus merawat dua anak perempuan. Kehadiran dua anak perempuan tidak menutup keinginan utama Malom untuk mempunyai anak yang banyak. Ditambah lagi, Irewa belum memberikan Malom anak laki-laki. Irewa kemudian hamil, sayangnya Irewa keguguran. Irewa kemudian hamil lagi dan melahirkan anak laki-laki yang diberi nama Ansel.
89)Irewa memanfaatkan kesempatan itu untuk duduk di tanah dan
menyusui Ansel… (Dorothea, 2015:83)
Setiap perempuan diberikan anugerah yang berbeda dari laki-laki yang lain yaitu untuk mengandung dan melahirkan. Rahim perempuan akan lebih baik dan sehat jika hamil dengan jarak waktu yang lebih lama. Namun, Irewa mengalami nasib yang berbeda. Irewa harus hamil dan keguguran serta melahirkan dengan jarak yang sangat singkat. Jarak hamil yang singkat inilah yang menyebabkan Irewa harus mengalami keguguran serta melahirkan bayi yang cacat. Selang waktu yang singkat Irewa melahirkan, ia harus memenuhi keinginan Malom lagi.
90)Begitulah hari-hari Irewa. Seperti sudah ditetapkan bahwa ia harus terus-menerus bekerja. Juga harus terus-menerus beranak. Setelah anak yang kedua itu, Irewa hamil lagi. Tapi karena karena pekerjaan berat dan makan kurang, kembali Irewa keguguran. Tak lama, Malom mengajak bersetubuh lagi seorang laki-laki. Lalu Irewa hamil lagi. Anak yang lahir dan hidup kali ini seorang laki-laki. Diberi nama
Ansel . Jadi dalam waktu yang singkat Irewa sudah punya tiga orang anak. Perempuan, perempuan, laki-laki. Irewa tahu perkara anak, tak ada selesai. Ia harus terus-menerus mau menerima ajakan Malom bersetubuh. Malom ingin anak laki-laki sebanyak-banyaknya (Dorothea, 2015:73)
91)Akibat tanah banyak yang longsor, tanaman betatas yang dikerjakan Irewa juga hilang. Irewa hanya berharap dari ladang yang lain yang
tidak longsor….
Anaknya yang pertama, Kiwana, untung saja sudah bersuami dan hidup terpisah. Tapi anak Irewa sudah bertambah seorang lagi, Nella. Waktu itu, Ansel anaknya yang ketiga, masih menyusu sampai umur 4 tahun. Setelah Ansel lepas dari menyusui itu, Irewa hamil lagi dan
setahun kemudian lahir anaknya yang paling kecil itu. Jadi 3 anak…
(Dorothea, 2015:137)
Begitulah takdir yang harus dijalani oleh Irewa. Hamil, mengandung, dan melahirkan dan juga pernah mengalami keguguran. Di tengah Irewa menjalani peran sebagai seorang istri yang harus melayani suaminya kapan pun, Irewa harus mengurus anak-anaknya mulai dari memberi makan, menyusui anak-anaknya. Ini merupakan tugas Irewa sebagai seorang istri dan tugas sebagai seorang ibu harus dijalankannya.