• Tidak ada hasil yang ditemukan

KELAPA SAWIT DI PROVINSI RIAU T ANTAN R W IRADARYA

PROSPEK BIOMASA KELAPA SAWIT SEBAGAI PAKAN

DINASPERKEBUNANPROVINSIRIAU(2008,dalamNURdan SIDABUTAR, 2008) menguraikan biomasa sebuah Tandan Buah Kelapa Sawit (TBS) terdiri dari minyak kelapa sawit (CPO), inti kelapa sawit (POK), tempurung inti (Kernel Sheet), serat/sabut buah kelapa sawit perasan, tandan kosong, dan lumpur sawit (Sludge). Klaster industri hulu dari minyak kelapa sawit (CPO) menghasilkanCarotene,Tocophenol,Olein,Stearin, danSoap Stock. Klaster industri hulu dari inti kelapa sawit (POK) menghasilkan minyak inti sawit (Palm Kernel Oil – PKO) dan bungkil inti sawit (BIS). Selanjutnya pada klaster industri antara dan hilir dihasilkan beragam senyawa-senyawa organik dan anorganik.

DIWYANTO et al. (2003) mengemukakan komponen biomasa tanaman kelapa sawit yang potensial sebagai pakan ternak, yaitu daun tanpa lidi, pelepah, tandan kosong, serat perasan, lumpur sawit, dan bungkil kelapa sawit (Tabel 2). SITOMPUL 2003 menaksir bahwa produksi daun pakan = 0,5 kg/pelepah; berat pelepah = 7 kg per pelepah. Selanjutnya DIWYANTO

et al. (2003) merekomendasikan bahwa limbah sawit yang tidak layak pakan danfaecessapi diolah jadi kompos organik untuk pupuk.

Tabel 2.Biomasa tanaman dan olahan kelapa sawit untuk setiap hektar

Biomasa Segar (kg) Bahan kering

(%)

Bahan Kering (kg) Pokok Tanaman (9 × 9 m) 130 (bisa sampai 143 pokok)

Pelepah 9.292 26,07 1.640

Lumpur sawit, solid 4.704 24,07 1.132

Tandan kosong 3.680 92,10 3.386

Serat perasan 2.880 93,11 2.681

Daun tanpa lidi 1.430 46,18 658

Bungkil kelapa sawit 560 91,83 514

Total Biomasa 10.011

Sumber:DIWYANTOet al. (2003) Keterangan:

1. Sebuah pohon sawit menghasilkan 22 pelepah/tahun

2. Bobot 1 pelepah 2,2 kg (hanya 1/3 bagian dimanfaatkan sebagai pakan) 3. Bobot daun per pelepah = 0,5 kg

4. Tandan kosong = 23% TBS

5. Produksi minyak sawit 4 ton per ha per tahun (Liwang, 2003)

6. 1000 kg TBS menghasilkan 250 kg minyak sawit, 294 kg lumpur sawit, 180 kg serat perasan dan 35 kg bungkil kelapa sawit

DEVENDRA (1997) dalam SUHARTO (2003) melaporkan bahwa dari sebuah TBS atauFresh Fruit Bunchesdidapat 55–58%Bunch Trash,Palm Press Fiber12%,Palm Oil19–20% (yang terdiri dariPalm Oil17–18% danPalm Oil Sludgesekitar 2%),Palm Nut Shell8%, danPalm Kernel4– 5% (terdiri dariPalm Kernel Oil45– 46%,Palm Kernel Cake45– 46%, dan lainnya sekitar 10%). ELIZABETHdan GINTING(2003) dan WIJONOet al. (2003) melaporkan komposisi biomasa kelapa sawit sebagai hasil utama dan hasil ikutan pengolahan kelapa sawit adalah: 1). Produk utama yaitu Crude Palm Oil(CPO) - minyak buah kelapa sawit, dan Palm Kernel Oil (PKO) - minyak inti biji sawit; 2). Produk hasil ikutan pengolahan yaitu Palm Pressing Fibre (PPF) - serat/sabut hasil perasan buah sawit, Palm Sludge (PS), Palm Oil Sludge (POS) - lumpur sawit dan Palm Kernel Cake/Meal (PKC) - Bungkil Kelapa Sawit (BKS); dan 3). Produk perkebunan yaituOil Palm Frond (OPF) - pelepah daun sawit, danEmpty Fruits Bunch (EFB) - Tandan Kosong (Tankos)/Tandan yang dikastrasi/Tandan tidak berbiji).

LIWANG(2003) melaporkan bahwa dari 1000 kg TBS dihasilkan 250 kg minyak sawit, 294 kg lumpur sawit, 35 kg bungkil kelapa sawit, dan 180 kg

melaporkan bahwa kebun kelapa sawit per ha/tahun menghasilkan 1.223 kg Lumpur, 509 kg BKS, 2.678 kg serat perasan, dan 3.386 kg TKS.

Nilai nutrisi biomasa kelapa sawit dilaporkan oleh beberapa peneliti (Tabel 3 hingga Tabel 8).

Tabel 3.Komposisi zat nutrisi bungkil kelapa sawit

Uraian Komposisi (%) BK 89 PK 19 PK tercerna 74 Serat 13 P 0,70 Ca 0,03 ME (MJ/kg) 12,20 Sumber: SUHARTO(2003)

Tabel 4. Komposisi nutrisi beberapa hasil samping industri kelapa sawit (% Bahan Kering)

Komponen Pelepah sawit Lumpur sawit Bungkil Inti Sawit

A B A B A B Bahan Kering 86,20 26,07 91,10 24,08 91,80 91,83 Protein Kasar 5,80 3,07 11,10 14,58 15,30 16,30 Serat Kasar 48,60 50,94 17,00 35,88 15,00 36,68 Ekstrak Eter 5,80 1,07 12,00 14,78 8,90 6,49 Ekstrak Bebas N 36,50 39,82 50,40 16,36 55,80 28,19 Abu 3,30 5,10 9,00 18,40 5,00 4,14 Kalsium 0,32 0,96 0,70 1,08 0,20 0,56 Fospor 0,27 0,08 0,50 0,25 0,52 0,84 TDN 29,80 29,80 45,00 45,00 65,40 65,40 Energi kasar 4,02 (MJ/kg) 4841 (Kal/kg) 6,52 (MJ/kg) 4082 (Kal/kg) 9,80 (MJ/kg) 5178 (Kal/kg) Sumber: A = IDRISet al. (1998)dalamELIZABETHdan GINTING(2003); B = ELIZABETHdan

SUHARTO (2003) melaporkan bahwa serat sawit kurangpalatablebagi ternak sapi, lumpur sawit (kadar PK=13%) sebagai substitusi dedak (s/d 30% ransum), dan komposisi nutrisi bungkil kelapa sawit seperti tertera pada Tabel 3. Pemberian BIS sebagai suplemen tunggal pada sapi menghasilkan pertambahan bobot badan sebesar 0,75 kg/ekor/hari (JELAN

et al., 1991).

Tabel 5.Komposisi kimiawi biomasa sawit (% BK)

Hasil Samping BK Abu PK SK L BETN Ca P GE (kal/g) Daun 46,18 13,40 14,12 21,52 4,37 46,59 0,84 0,17 4461 Pelepah 26,07 5,10 3,07 50,94 1,07 39,82 0,96 0,08 4841 Lumpur 24,08 14,40 14,58 35,88 14,78 16,36 1,08 0,25 4082 BKS 91,83 4,14 16,33 36,68 6,49 28,19 0,56 0,84 5178 Serat 93,11 5,90 6,20 48,10 3,22 - - - 4684 TKS 92,10 7,89 3,70 47,93 4,70 - - - - Sumber:MATHIUSet al. (2003)

ELIZABETH dan GINTING (2003) mengemukakan bahwa tingkat palatabilitas lumpur sawit lebih tinggi dari pelepah kelapa sawit. Tingkat palatabilitas pelepah sawit lebih tinggi dari bungkil inti sawit. Ransum dengan 60% pelepah, 18% lumpur sawit, 18% BIS, 4% dedak, 0,4% urea Tabel 6.Komposisi kimiawi produk sampingan perkebunan kelapa sawit

Komponen BIS Lumpur Pelepah Daun Serat Batang BK% 88–93 84–92 85–90 85–87 86–92 88–92 PK% 16–18 12–15 4,0–5,0 13–15 4,0–5,8 1,6–3,2 SK% 13–17 12–17 38–40 - 42–48 36–39 LK% 2,0–3,5 12–14 2,0–3,0 3,0–3,4 3,0–5,8 0,6–1,0 BETN% 52–58 40–46 - - 29–40 51–54 Abu% 3,0–4,4 19–23 3,2–3,6 3,8–4,2 6,0–9,0 2,8–3,2 GE(Mkal/kg) 4,1–4,3 3,8–4,1 - 5,0–5,5 4,0–4,6 4,3–4,6 ME(Mkal/kg) 2,8–3,0 2,9–3,1 2,5–2,7 - 1,8–2,2 2,0–2,5 Sumber: HANDAYANIet al. (1987); SHIBATAdan OSMAN(1988); ALIMONdan BEJO(1995);

Tabel 7.Komposisi kimiawi serat beberapa hasil samping kelapa sawit

Komponen Daun Pelepah Serat Batang Sawit

Selulosa (%) 16,6 31,7 18,3 34,0

Hemiselulosa (%) 27,6 33,9 44,9 35,8

Lignin (%) 27,6 17,4 21,3 12,6

Silika (%) 3,8 0,6 Tt 1,4

Total 75,6 83,6 84,5 83,8

Sumber: SHIBATAdan OSMAN(1988); TOMIMURA(1992); ALIMONdan BEJO(1995)

Tabel 8. Kecernaan BK, PK, Serat Diterjen netral (SDN), dan serat diterjen asam (SDA) hasil samping kelapa sawit

Hasil samping BK (%) PK (%) SDN (%) SDA (%)

BIS 70 80 53 52 Lumpur 70 76 51 Tt Pelepah 60 78 52 53 Daun 62 80 56 52 Serat 40 65 52 Tt Batang 23-35 80 60 55

Sumber: MIYASHIGEet al. (1987); PURBAet al. (1997); dan HANAFI(1999); Tt = tidak tercatat.

(dari ransum) dan 0,1% garam (dari ransum) menunjukkan tingkat konsumsi ransum sapi Bali dalam 6 minggu sebesar 361,9 kg, PBB per 6 minggu seberat 26 kg, ADG sekitar 0,58 kg, dan konversi pakan sekitar 13,92.

Pelepah kelapa sawit dapat digunakan sebagai maintenance feed pada ternak sapi (ELIZABETH dan GINTING, 2003). SURYAHADI (1997) melaporkan bahwa daun kelapa sawit dipanen 1 – 2 pelepah/panen/pohon. UMIYASIH dan ANGGRAENY (2003) melaporkan bahwa tingkat produksi pelepah mencapai 40 – 50 pelepah/pohon/tahun. Pelepah kelapa sawit ini mengandung protein kasar sebesar 1,9%; lemak 0,5% dan lignin sebesar 17,4%. ISHIDA dan HASAN (1993) melaporkan bahwa pemberian silase pelepah pada sapi sebanyak 50% ransum menghasilkan pertambahan bobot hidup harian sekitar 0,62–0,75 kg dengan nilai konversi ransum sekitar 9,0 – 10,00. Hasil penelitian BATUBARA (2002) menunjukkan bahwa pemberian daun kelapa sawit yang disertai dengan pakan penguat yang berkualitas dapat menghasilkan pertambahan berat hidup sapi yang cukup

ekonomis dengan nilai B/C sebesar 1,5. Pemberian sapi dengan ransum 30% batang sawit dan 70% konsentrat diperoleh pertambahan bobot badan sebesar 0,66 –0,72 kg (pemberian jerami = 0,71 kg) dengan FCR sebesar 8,84 (jerami = 10,73) (OSHIOet al., 1988).

Pada sapi, solid dapat mengganti sepenuhnya dedak padi pada konsentrat dan memberi pengaruh yang positif terhadap konsumsi ransum, kadar lemak susu dan efisiensi penggunaan energi dan protein (WIDYATIet al., 1992). GOHL (1981) mengemukakan bahwa solid dapat digunakan sampai 50% dari jumlah konsentrat untuk sapi.