• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSPEK USAHA Divisi Makanan

Dalam dokumen Pilar Sejahtera Food Tbk 2014 (Halaman 131-135)

Pada tahun 2012 McKinsey Global Institute merilis hasil survey yang menyebutkan bahwa pada tahun 2030 Indonesia akan menjadi negara terkuat nomor 7 di dunia dengan jumlah penduduk kelas menengah sebanyak 135 juta dan 86% Produk Domestik Bruto Indonesia akan disumbangkan oleh 71% penduduk Indonesia.

Gabungan Perusahaan Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) dan Kementerian Perindustrian Republik Indonesia juga menyebutkan bahwa Industri Manufaktur makanan dan minuman merupakan sektor industri yang memiliki peluang cukup besar. Bahkan, hasil riset GAPMMI menyebutkan bahwa tingkat penjualan domestik industri olahan makanan dan minuman tumbuh rata-rata 6% pertahun. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk

Indonesia yang sangat besar mencapai 250 juta jiwa, pertumbuhan penjualan domestik yang disebutkan GAPMMI menunjukkan bahwa potensi pasar yang belum teroptimalkan masih sangat besar.

Tingginya potensi ini diiringi dengan perubahan pola konsumsi masyarakat yang cenderung berubah karena berbagai faktor diantaranya peningkatan pendapatan, tingkat pendidikan yang semakin baik, serta perubahan gaya hidup. Tuntutan kehidupan modern yang

mengarah pada gaya hidup praktis serta eisien telah mengubah kecenderungan pola makan dan konsumsi, khususnya pada masyarakat perkotaan, ke arah makanan siap konsumsi.

Dari berbagai variabel inilah, Perseroan menangkap peluang usaha yang sangat besar dimana hal tersebut akan meningkatkan penjualan produk-produk

Laporan Tahunan Annual Report2014 130

TINJAUAN KEUANGAN

Financial Review

will boost sales of the Company’s food products. To continually drive sales while anticipating more demands, the Company has formulated a number of strategies. TPS Food is ready to launch new variants especially for Consumer Food products. TPS Food has also deined expansion strategy by increasing production capacity for snacks Taro, Noodle Snacks, and Dried Noodles.

Rice Division

Demographic data released by Statistics Indonesia shows that with population growth at 1.49%, by end of 2015 Indonesian population is estimated to reach 256.27 million people. For the population, rice remains as the staple food. Based on the data, the potential of rice business is still signiicant, even increasing.

Observing the potential, the Company has set target to boost production. By 2020, the Company envisions to meet rice consumption needs of Indonesian with market share at 5% or equivalent to around 2 million tons of rice.

To support the achievement of this target, the Company has formulated several itting strategies. Currently, the Company is constructing three new rice production facilities in South Sulawesi, with estimated completion by the end of 2016, which are 2 rice mills with a total capacity of 240,000 tons in Sidrap, and one rice mill of 90,000 tons capacity in Bone. In addition, the Company is also expanding storage capacity at IBU, JSR, and SAKTI by developing new warehouses with total storage capacity of 45,000 tons, expected to conclude at the end of 2015.

To ensure availability of raw materials, the Company builds partnership with farmers. In collaboration with PIS Agro (Partnership for Indonesia Sustainable Agriculture), the Company mentors the selected farmers to conduct rice cultivation in accordance with the best agricultural practices, in order to achieve sustainable agriculture system and increase yields. As consumers are becoming more and more aware of the beneits of healthy food, rice products with added value are increasingly in demand. Demands for organic makanan Perseroan. Guna terus meningkatkan

penjualan sekaligus mengantisipasi pertumbuhan permintaan yang semakin besar, Perseroan telah merumuskan berbagai strategi. TPS Food siap meluncurkan varian-varian baru terutama produk Makanan Konsumsi. TPS Food juga telah merumuskan strategi ekspansi dengan menambah jumlah kapasitas produksi untuk produk snack Taro, Mie Snack, dan Mie Kering.

Divisi Beras

Mengacu pada data demograi Badan Pusat Statistik, dengan tingkat pertumbuhan penduduk mencapai 1,49%, maka pada akhir tahun 2015 jumlah penduduk Indonesia diperkirakan mencapai 256,27 juta jiwa. Dari keseluruhan jumlah tersebut, beras masih menjadi bahan pangan utama. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa potensi bisnis beras masih sangat besar bahkan terus mengalami peningkatan.

Mencermati besarnya potensi tersebut, Perseroan telah menetapkan target peningkatan produksi. Pada tahun 2020, Perseroan menargetkan mampu memenuhi kebutuhan konsumsi beras di Indonesia dengan market share sebesar 5%, ekuivalen dengan sekitar 2 juta ton beras.

Guna mendukung pencapaian target tersebut, Perseroan telah merumuskan berbagai strategi yang tepat. Saat ini, Perseroan sedang dalam tahap pembangunan 3 pabrik beras di Sulawesi Selatan yang diestimasikan selesai pada akhir tahun 2016, yaitu 2 pabrik beras berkapasitas total 240.000 ton di Sidrap, dan 1 pabrik beras berkapasitas 90.000 ton di Bone. Perseroan juga akan menambah kapasitas penyimpanan di IBU, JSR dan SAKTI dengan membangun gudang baru berkapasitas total sekitar 45.000 ton, ditargetkan selesai pada akhir tahun 2015. Guna menjamin ketersediaan bahan baku, Perseroan menjalin kemitraan dengan petani. Bekerjasama dengan PIS Agro (Partnership for Indonesia’s Sustainable Agriculture), Perseroan membina para petani terpilih untuk berbudidaya padi sesuai praktik-praktik pertanian terbaik, demi mencapai sistem pertanian yang

berkesinambungan dan menaikkan yield.

Seiring dengan kesadaran masyarakat akan konsumsi makanan sehat, produk-produk beras yang memiliki nilai tambah juga semakin diminati masyarakat. Permintaan beras organik dan beras bervitamin terus

Laporan Tahunan Annual Report2014 131

TINJAUAN KEUANGAN

Financial Review

rice and vitamin-fortiied products are also rising. This encourages the Company to continue to innovate in order to fulill demands of the premium market.

Palm Oil Division

Although there are various sources of vegetable- based oil other than oil palm, according to Prof. Dr. Ir. Bungaran Saragih, MEc, RSPO Advisor and author of “Suara Agribisnis”, the use of oil palm as source of oil is the largest compared to other commodities

In terms of utilization, as fossil fuel depletes, vegetable- based oil serves as not only for consumption, but also as source of fuel/biodiesel. This fact alone certainly ampliies the potential of palm oil.

In the domestic front, although production is still limited to frying oil, palm oil demand increases from year to year with average growth level at 7.6% per annum. This illustrates the signiicant potential of oil palm agribusiness sector.

To be able to capture the sector’s entire potential, the Company carries out plantation intensiication and extensiication eforts. Intensiication eforts are done by improving quality of plants both productive and unproductive in order to achieve optimum productivity level. Through these programs, the Company seeks to improve oil palm maintenance where as at 31 December 2014 there are +20k Ha of planted area.

Meanwhile, in terms of extensiication eforts, the Company consistently and continually will increase the extent of planted areas in various plantations of subsidiaries owned by the Company. Within the next two years, the Company will carry out new planting over +14k Ha to develop planted area that is targeted to reach +31k Ha by 2016. The Company also executes supporting infrastructure development projects that will gradually take place in the next 3 years.

meningkat. Hal ini mendorong Perseroan untuk senantiasa melakukan inovasi guna menciptakan produk yang sesuai dengan permintaan pasar premium.

Divisi Kelapa Sawit

Kendati tidak semua minyak nabati diproduksi dari Kelapa Sawit, menurut Prof. Dr. Ir. Bungaran Saragih, MEc, Advisor RSPO, dalam bukunya berjudul “Suara Agribisnis” penggunaan kelapa sawit sebagai bahan baku minyak nabati merupakan yang terbesar diantara komoditas lainnya.

Dari sisi penggunaan, seiring dengan semakin menipisnya cadangan minyak bumi, penggunaan minyak nabati tidak hanya untuk konsumsi melainkan juga sebagai bahan bakar/biodiesel. Hal ini tentunya semakin meningkatkan potensi Kelapa Sawit. Di dalam negeri sendiri, meskipun masih sebatas minyak goreng, permintaan minyak kelapa sawit meningkat dari tahun ke tahun dengan rata-rata tingkat pertumbuhan sebesar 7,6% per tahun. Hal ini memberikan gambaran bahwa bidang usaha agribisnis kelapa sawit memiliki potensi yang sangat besar. Untuk meraih semua potensi usaha tersebut, Perseroan melakukan langkah intensiikasi dan ekstensiikasi pengelolaan kebun. Upaya intensiikasi dilakukan dengan meningkatkan kualitas tanaman baik yang sudah menghasilkan maupun yang belum menghasilkan sehingga mampu mencapai tingkat produktivitas yang optimal. Dalam program ini, Perseroan berupaya meningkatkan perawatan tanaman sawit dimana per 31 Desember 2014 jumlah lahan tertanam mencapai seluas +20k Ha.

Sementara, pada upaya ekstensiikasi, secara konsisten dan berkesinambungan Perseroan terus meningkatkan luas areal tertanam di berbagai kebun anak

perusahaan yang dimiliki Perseroan. Dalam 2 tahun kedepan, Perseroan mengimplementasikan program penanaman kelapa sawit (new planting) sebanyak +14k Ha untuk mengembangkan luas lahan tertanam menjadi +31k Ha di 2016. Perseroan juga menjalankan program pembangunan infrastruktur pendukung yang dilaksanakan secara bertahap dalam 3 tahun kedepan.

Laporan Tahunan Annual Report2014 132

TINJAUAN KEUANGAN

Financial Review

The following are plantations owned by the Company:

1. PT GOLDEN PLANTATION TBK (GP)

The Company acquired shares ownership of GP in March 2014, aiming to position GP as the sub-holding company of companies joined under the Company’s Palm Oil Division in substitute of PT Bumiraya

Investindo (BRI). Following the Company’s acquisition, GP acquired BRI from the Company.

BRI was established in 1993 in Jakarta and acquired by the Company in 2008. BRI focused on oil palm plantation business. Oil palm plantations owned by BRI are located in Tanjung Seloka and Kebun Lontar, Pulau Laut Barat and Pulau Laut Selatan subdistricts, Kota Baru District of South Kalimantan. In 2010, the Company through BRI acquired 5 (ive) oil palm plantation companies: PT Mitra Jaya Agro Palm located in Central Kalimantan, PT Airlangga Sawit Jaya and PT Charindo Palma Oetama in West Kalimantan, PT Muara Bungo Plantation in South Sumatera, and PT Tugu Palma Sumatera in Riau. In 2012, the Company through PT Muara Bungo Plantation acquired PT Tandan Abadi Mandiri located in Sarolangun District, Jambi Province.

In December 2014, GP acquired PT Persada Alam Hijau, a company established in 2006 and owned oil palm plantation in Muara Tebo District, Jambi Province

2. PT Bumiraya Investindo (BRI)

BRI located in Kotabaru, South Kalimantan, and controls concession of 16,962 hectares with planted area of 7,896 hectares. Around 67% of the planted area was Productive Plants. Palm Oil Reinery of BRI has 30 tons of production capacity (FFB) per hour and has been in operations since end of April 2013. In 2014, BRI produced Crude Palm Oil amounting to 12,925 tons as well as Nucleus and its Derivatives amounting to 2,460 tons.

3. PT Mitra Jaya Agro Palm (MJAP)

MJAP is located in East Barito, Central Kalimantan. It manages 4,822 hectares concession with 4,556 planted area; 32% of the planted area are Productive Plants. In 2014, MJAP produced Fresh Fruit Bunch amounting to 12,050 tons.

Berikut adalah perkebunan yang dimiliki Perseroan:

1. PT GOLDEN PLANTATION TBK (GP)

Perseroan mengakuisisi kepemilikan saham GP pada Maret 2014, yang bertujuan untuk menjadikan GP sebagai perusahaan sub-holding dari perusahaan- perusahaan yang tergabung dalam Divisi Kelapa Sawit Perseroan menggantikan PT Bumiraya Investindo (BRI). Setelah diakuisisi oleh Perseroan, GP mengakuisisi BRI dari Perseroan.

BRI didirikan sejak tahun 1993 di Jakarta dan diakuisisi oleh Perseroan pada tahun 2008. BRI bergerak di bidang usaha perkebunan kelapa sawit. Kebun kelapa sawit yangdimiliki oleh BRI terletak di Tanjung Seloka dan Kebun Lontar, Kecamatan Pulau Laut Barat dan Pulau Laut Selatan, Kabupaten Kota Baru, Kalimantan Selatan. Pada tahun 2010, Perseroan melalui BRI mengakuisisi 5 (lima) perusahaan yang bergerak di bidang kelapa sawit; PT Mitra Jaya Agro Palm yang berlokasi di Kalimantan Tengah, PT Airlangga Sawit Jaya dan PT Charindo Palma Oetama yang berlokasi di Kalimantan Barat, PT Muara Bungo Plantation berlokasi di Sumatera Selatan, dan PT Tugu Palma Sumatera yang berlokasi di Riau. Pada tahun 2012 Perseroan melalui PT Muara Bungo Plantation mengakuisisi PT Tandan Abadi Mandiri yang berlokasi di Kabupaten Sarolangun Propinsi Jambi.

 Pada Desember 2014, GP mengakuisisi PT Persada Alam Hijau, yang didirikan pada tahun 2006 dan mempunyai lokasi perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Muara Tebo, Propinsi Jambi. 2. PT Bumiraya Investindo (BRI)

BRI berlokasi di Kotabaru, Kalimantan Selatan dengan lahan konsesi seluas 16.962 hektar dengan lahan tertanam seluas 7.896 hektar dan 67% dari lahan tertanam tersebut merupakan Tanaman Menghasilkan. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di BRI dengan kapasitas produksi 30 ton (TBS) per jam telah beroperasi sejak akhir April 2013. Pada tahun 2014 BRI memproduksi Minyak Sawit Mentah sebanyak 12.925 ton serta Inti sawit dan Turunannya sebanyak 2.460 ton.

3. PT Mitra Jaya Agro Palm (MJAP)

MJAP berlokasi di Barito Timur, Kalimantan Tengah dan memiliki lahan konsesi seluas 4.822 hektar dengan lahan tertanam seluas 4.556 hektar dan 32% dari lahan tertanam tersebut merupakan Tanaman Menghasilkan. Pada tahun 2014 MJAP memproduksi Tandan Buah Segar sebanyak 12.050 ton.

Laporan Tahunan Annual Report2014 133

TINJAUAN KEUANGAN

Financial Review

4. PT Tugu Palma Sumatera (TP Sum)

TP Sum is located in Indragiri Hulu, Riau and has concessions area of 2,086 hectares with 230 hectares of planted area.

5. PT Muarabungo Plantation (MBP)

MBP is located in Musi Banyuasin, South Sumatera. It has concessions area of 4,183 hectares and planted area of 1,253 hectares.

6. PT Airlangga Sawit Jaya (ASJ)

ASJ is located in Landak, West Kalimantan with concession area of 4,037 hectares and planted area of 1,250 hectares. 25% of the planted areas are constituted as by Productive Plants.

7. PT charindo Palma Oetama (cPO)

CPO is located in Landak, West Kalimantan with concessions area of 3,261 hectares and planted area of 2,067 hectares. 45% of the planted areas are constituted as by Productive Plants.

8. PT Tandan Abadi Mandiri (TAM)

TAM is located in Sarolangun Regency, Jambi Province, and has obtained concession license for 13,700 hectares of land and planted area of 750 hectares.

9. PT Persada Alam Hijau (PAH)

PAH is located in Jambi Province. It has concessions area of 1,788 hectares. All PAH areas are productive lands with 93% constituted as Productive Plants. In 2014, PAH produced Fresh Fruit Bunch of 103 tons.

Dalam dokumen Pilar Sejahtera Food Tbk 2014 (Halaman 131-135)