• Tidak ada hasil yang ditemukan

RISK MANAGEMENT IMPLEMENTATION

Dalam dokumen Pilar Sejahtera Food Tbk 2014 (Halaman 94-100)

Guna menjaga kesinambungan usaha, Perseroan fokus dalam menerapkan sistem manajemen risiko yang komprehensif. Perseroan merumuskan berbagai kebijakan, sistem dan prosedur, serta strategi pengelolaan risiko. Rumusan ini didasarkan pada prosedur baku yang ditetapkan regulator serta praktik- praktik terbaik pengelolaan risiko di industri yang sejenis dengan Perseroan. Berbagai rumusan tersebut secara rutin dikaji dan disempurnakan dengan tujuan agar Perseroan mampu mengelola segala risiko yang dihadapi dengan baik dan berupaya meminimalisir risiko dalam perjalanan usaha Perseroan.

Berdasarkan hasil evaluasi yang secara rutin dilakukan, Perseroan telah melakukan Pengelolaan Risiko dengan baik. Pertumbuhan bisnis yang berlangsung secara berkesinambungan menjadi salah satu parameter keberhasilan Perseroan dalam mengelola segala risiko yang dihadapi.

PRAKTIK MANAJEMEN RISIKO

Beberapa risiko-risiko usaha Perseroan yang teridentiikasi antara lain:

Risiko Terhadap Ketergantungan Penyediaan dan Fluktuasi Harga Bahan Baku

Manajemen ini dijalankan dengan menerapkan kebijakan tingkat persediaan dan pemesanan bahan baku yang disesuaikan dengan kebutuhan produksi serta demand level masing-masing produk serta dengan menjaga hubungan baik dengan supplier. Perseroan menggunakan tepung terigu dalam jumlah besar dalam produksi. Harga baku yang sebagian besar hasil impor berluktuasi sesuai dengan harga pasar Internasional. Kandungan bahan baku selain bahan baku utama yang harga perolehan juga ditentukan dari harga pasar dunia adalah minyak goreng kelapa sawit yang merupakan turunan produk dari minyak sawit mentah. Sedangkan untuk industri beras, risiko penyediaan bahan baku

To maintain business sustainability, the Company is focused on implementing comprehensive risk management system. The Company formulates policies, systems and procedures, and risk management strategy based on formal procedure established by regulators and risk management best practices in similar industries. The policy documents are regularly reviewed and reined so that the Company is able to manage and minimize its risks throughout the Company’s endeavors.

Based on regular evaluation, the Company has been performing robust risk management. Continuous business growth is one of the parameters of the Company’s successful risk management.

RISK MANAGEMENT IMPLEMENTATION

The Company has identiied the following business risks, among others:

Risk Of Raw Material Supply Dependency And Price

To manage this risk, the Company applies raw material stock limit and order policy based on production needs and demand level of each product. The Company also nurtures close relationship with suppliers. In its production process, the Company uses large quantity of wheat lour, which are mostly imported and prices luctuate following prices in the international market.

Other than main materials, material which price is determined by global market is palm oil-based frying oil, a derivative of crude palm oil. Meanwhile, for rice, the risk of wet and dry grain supplies depends on national harvest, which is inluenced by long dry

Perseroan senantiasa mengevaluasi rumusan dan pelaksanaan manajemen

risiko agar mampu mengelola segala risiko yang dihadapi dengan efektif.

Berdasarkan hasil evaluasi yang rutin dilakukan, Perseroan telah melakukan

Pengelolaan Risiko dengan baik.

Laporan Tahunan Annual Report2014 93

MANAJEMEN RISIKO

Risk Management

berupa gabah basah dan gabah kering terletak pada keberhasilan panen nasional seperti musim kemarau yang panjang dan serangan hama yang dapat menyebabkan turunnya tingkat hasil panen sampai gagalnya panen.

Harga komoditi seperti gandum dan kelapa sawit, luktuatif pada beberapa tahun terakhir dan mungkin akan terus luktuatif selama beberapa tahun kedepan karena kondisi yang tidak dapat dikendalikan Perseroan, termasuk perkembangan ekonomi, luktuasi mata uang, ketersediaan bahan baku, cuaca, permintaan konsumen, pajak, perubahan kebijakan pemerintah dan kondisi-kondisi lainnya.

Manajemen Risiko Persaingan Usaha

Perseroan mengatasi risiko persaingan usaha dengan selalu meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan dan menjaga kualitas serta ketersediaan pasokan produk di pasar. Perseroan selalu memantau perkembangan bisnis industri makanan olahan, karena termasuk salah satu industri yang cukup pesat perkembangannya dewasa ini.

Indonesia merupakan pasar yang potensial bagi produsen makanan olahan untuk memasarkan produknya. Hal ini mengingat jumlah penduduk Indonesia yang padat dan membaiknya tingkat pendapatan per kapita masyarakat sejalan dengan laju pertumbuhan perekonomian Indonesia beberapa tahun belakangan ini. Melihat kondisi tersebut, industri ini memiliki prospek yang cerah sehingga akan mengundang investor baru masuk ke industri ini. Masuknya pesaing-pesaing baru, baik perusahaan baru maupun perusahaan-perusahaan sejenis yang telah ada sebelumnya menambah ketatnya persaingan di industri makanan olahan.

Sementara untuk industri beras, karena kebijakan Pemerintah yang berlaku masih melindungi petani di Indonesia, maka masuknya pesaing-pesaing baru masih berkisar persaingan dalam negeri. Saat ini industri beras impor hanya dimiliki oleh BULOG dan perusahaan-perusahaan yang telah memiliki lisensi yang pengawasannya di bawah Kementerian Pertanian. Risiko persaingan usaha menjual Tandan Buah Segar (TBS) untuk perkebunan entitas anak Perseroan yang belum memiliki pabrik minyak kelapa sawit mentah adalah kepastian menjual ke pabrik minyak kelapa sawit yang terdekat jaraknya dari lokasi perkebunan kelapa sawit milik Perseroan.

season and pest outbreak that may impair harvest volume, even lead to harvest failure.

Prices of commodities, such as wheat and palm oil, have been luctuating over the last several years. It is likely that prices remain volatile for the next several years due to uncontrollable factors, such as economic development, currency exchange luctuation, raw material availability, weather, consumers’ demands, taxes, changes of government’s policies, and other factors.

Managing Risk of Business competition

The Company strives to manage risk of business competition by always enhancing the quality of services provided to customers and maintaining quality as well as availability of products in the market. The Company also consistently monitors the development of processed food business, as it is one of the fastest-growing industries today.

Indonesia is a potential market for producers of processed food. This is contributed by Indonesia’s large population and growing per capita income that follows Indonesia’s economic growth in past years. With respect to these elements, the industry has a promising future and is attractive for new investors.

New players, both entirely new companies and similar and existing companies, contribute to the increasingly rigorous competition in the processed food industry.

Meanwhile, the competition in the rice industry is mainly dominated by domestic players, as the Government’s policies serve to protect Indonesian farmers. Rice import is strictly regulated by the government through the Agriculture Ministry and only Indonesian Logistics Agency (BULOG) as well as several other licensed companies are allowed to perform importation. Business competition risk associated with the sales of Fresh Fruit Bunches (FFB) for the Company’s subsidiaries that do not have their own crude palm oil reineries take form of certainly of sales to CPO reineries located near to the Company’s oil palm plantations.

Laporan Tahunan Annual Report2014 94

Manajemen Risiko Kebiasaan Dan Selera Makan Menghadapi risiko kebiasaan dan selera makan, Perseroan meningkatkan kegiatan riset Perseroan atas preferensi konsumen produk Perseroan sehingga hasil riset tersebut dapat memberikan masukan kepada kegiatan operasional Perseroan. Bagaimanapun juga, sebagai produsen makanan di sektor industri makanan olahan, Perseroan menghadapi risiko berubahnya kebiasaan dan selera makan konsumen yang dapat menyebabkan menurunnya pangsa pasar Perseroan. Dengan berubahnya trend atau kebiasaan selera makan yang dapat disebabkan oleh perubahan demograi serta karakterisik konsumen dan beragam perayaan hari raya serta liburan, maka penurunan tingkat konsumsi oleh konsumen tersebut mungkin terjadi dan berdampak pada menurunnya pangsa pasar Perseroan.

Manajemen Risiko Produk Tercemar

Untuk risiko produk tercemar, Perseroan berkomitmen untuk menjamin produk pangan yang dihasilkan aman dan bermutu konsisten dengan quality control yang ketat. Untuk itu diterapkan sistem keamanan pangan dan sistem manajemen mutu yang secara terus menerus dijaga dan ditingkatkan dengan mengacu pada Cara Produksi Makanan yang Baik (CPMB) atau Good Manufacturing Practices (GMP).

Manajemen Risiko Kehilangan Sertiikasi Halal Untuk menjamin Kehalalan Produk, semua produk pangan yang dihasilkan oleh Perseroan telah disertiikasi dan memperoleh Sertikat Halal dari LPOM MUI. Dengan memperhatikan demograi pasar Perseroan, pembaharuan sertiikasi halal secara berkelanjutan penting bagi keberhasilan usaha Perseroan.

Apabila Perseroan tidak dapat memperbaharui atau mempertahankan sertiikat halalnya, atau apabila para konsumen kehilangan kepercayaan terhadap pemenuhan persyaratan halal pada produk Perseroan, hal tersebut dapat berdampak negative dan material terhadap kegiatan usaha Perseroan.

Perseroan senantiasa memperhatikan faktor higienis dan persyaratan yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang untuk mempertahankan sertiikat halal.

Manajemen Risiko Produk Kadaluarsa

Industri makanan olahan umumnya menghadapi risiko produk kadaluarsa karena makanan tidak dapat bertahan terlalu lama, sehingga dapat terjadi peningkatan harga pokok penjualan yang pada akhirnya

MANAJEMEN RISIKO

Risk Management

Managing Risks of Habit and Food Preference

To manage risks of consumption habit and preference, the Company intensiies research activities focusing on consumers’ preference over Company’s products. Results of research provide insight and input to the Company’s operational activities. As producer in the processed food sector, the Company indeed needs to address changes of consumers’ eating habit and preference, which may render negative impact on the Company’s market share. Changes of consumption trends or preference might result from changes in demography, consumers’ characteristics, or even special religious events – all of which may contribute to decreasing consumption level of consumers and may lead to contracted market share of the Company.

Managing Risk of Product contamination

To avoid risk of product contamination, the Company is committed to ensure that all of its food products are safe and carry consistent quality as result of rigorous quality control. To that end, food security system and quality management system that are continually maintained and enhanced are in place and have referred to Good Manufacturing Practices (GMP).

Managing Risk of Failing Halal certiication

To ensure the halal quality of its products, all food products manufactured by the Company are certiied and have obtained halal certiication from LPOM MUI. Taking into account the Company’s market

demography, consistent renewal of halal certiication is important for the success of Company’s business. The failure of the Company to renew or maintain halal certiication, or impaired consumers’ trust towards the Company’s ability to meet halal certiication requirements will bring negative and material impacts on the Company’s business activities.

To maintain its halal certiication, the Company continuously ensures that hygiene and other requirements set by authorized agency are always satisied.

Managing Risk of Expired Products

Processed food industry in general faces risk of expired products, as there are limitations to the length of food quality. This would increase cost of goods sold, which may eventually impair the Company’s

Laporan Tahunan Annual Report2014 95 dapat mengakibatkan penurunan laba Perseroan.

Secara rata-rata umur produk makanan olahan yang dimiliki Perseroan adalah 1 tahun, sedangkan untuk beras yang siap dikonsumsi adalah 3-4 bulan, untuk gabah kering adalah 8-12 bulan, untuk TBS adalah 24-48 jam. Manajemen risiko produk kadaluarsa dijalankan dengan proses pengawasan kualitas produk dan Perseroan selalu memastikan produk-produk Perseroan aman bagi konsumen.

Manajemen Risiko Kebakaran

Dalam menghadapi risiko kebakaran, Perseroan menerapkan sistem penanggulangan kebakaran berupa, penyediaan sarana jalan untuk menyelamatkan diri, pengendalian asap, panas dan gas serta Standard Operating Procedure (SOP) untuk seluruh karyawan jika terjadi suatu kebakaran. Untuk menanggulangi kerugian akibat kebakaran, Perseroan juga telah terlindungi dengan asuransi yang dimiliki Perseroan. Manajemen Risiko Pemogokan Tenaga Kerja Seperti halnya perusahaan-perusahaan lain, masalah buruh merupakan salah satu faktor yang cukup sensitif terhadap perkembangan kebijakan pemerintah, misalnya masalah upah minimum. Risiko yang mungkin terjadi akibat pemogokan tenaga kerja adalah dari menurunnya efektiitas produksi sampai dengan terhentinya kegiatan produksi Perseroan yang pada akhirnya dapat merugikan Perseroan. Karena itulah, Perseroan senantiasa membina hubungan baik dan harmonis dengan para pekerja dan selalu memperhatikan kesejahteraan karyawannya dengan menentukan tingkat kompensasi yang mengikuti upah minimum regional yang berlaku setiap tahunnya dan mendirikan koperasi yang diperuntukkan bagi karyawan. Manajemen Risiko Kebijakan Pemerintah

Kebijakan Pemerintah yang paling berdampak di bisnis Perseroan adalah kebijakan Pemerintah dalam hal menjaga luktuasi harga padi melalui BULOG. Sedangkan untuk bisnis makanan olahan, risiko yang dihadapi Perseroan mengenai perubahan kebijakan pemerintah seperti penyesuaian harga beberapa kebutuhan pokok masyarakat dapat memberikan dampak yang cukup signiikan terhadap kegiatan usaha Perseroan baik secara positif maupun negatif.

Manajemen Risiko Kondisi Perekonomian Pada umumnya setiap perusahaan di Indonesia senantiasa dihubungkan dengan kondisi ekonomi di Indonesia, demikian juga dengan kinerja

Perseroan. Adapun faktor-faktor ekonomi yang dapat mempengaruhi kinerja Perseroan adalah sebagai berikut:

MANAJEMEN RISIKO

Risk Management

proits. On average, the Company’s processed food products can be stored for up to one year; 3-4 months for consumable rice, 8-12 months for dry grains, and 24-48 hours for FFB. Risk management of expired products is implemented by monitoring the Company’s product quality and to ensure that all products are always safe for consumption.

Managing Risk of Fire

To address risk of ire, the Company has installed ire mitigation system that includes emergency route for evacuation; smoke, heat, and gas control; and Standard Operating Procedure (SOP) that guides employees in an event of ire. To cover for possible losses arising from ire, the Company has also been insured.

Managing Risk of Labor Strike

As other companies, labor is fairly sensitive to changes of government’s policies, e.g. minimum wage stipulation. Possible efects of labor strike include dampened production efectiveness to a complete disruption of the Company’s production activities, which may result in inancial losses. Therefore, the Company seeks to nurture close and strong relationship with all of its personnel, takes great concern to ensure decent employee welfare by determining beneits that are aligned with regional minimum wage policies, and establishes employee cooperatives.

Managing Risk of Government Policy

Government’s policies that most signiicantly afect the Company’s business are policies to address the luctuation of rice price applied by BULOG.

Meanwhile, for processed food business, the risk faced by the Company arises from changes of Government’s regulations on price adjustments of basic needs, which may impact the Company positively and negatively.

Managing Risk of Economic conditions

All businesses in Indonesia are always associated and impacted by the country’s economic conditions, including the Company and its performance. Economic factors that may afect the Company’s business achievements are:

Laporan Tahunan Annual Report2014 96

1. Kenaikan tingkat suku bunga dan inlasi

2. Kelemahan dalam perekonomian nasional, regional dan lokal

3. Perubahan perpajakan

Jika kondisi-kondisi tersebut terjadi, maka akan berdampak pada kondisi pasar dan pada akhirnya berdampak juga terhadap kegiatan usaha, prospek, proitabilitas, kondisi keuangan dan hasil operasional Perseroan. Karena itulah, Perseroan cermat melihat perkembangan kondisi perekenomian negara dan secara hati-hati mengaplikasikannya dalam kegiatan bisnis Perseroan.

Deinisi dan Potensi Risiko Keuangan yang Dihadapi Perseroan

Dalam menjalankan aktivitas operasi, investasi dan pendanaan, Perseroan menghadapi risiko keuangan yaitu risiko kredit, risiko likuiditas, risiko nilai tukar dan risiko suku bunga. Perseroan mendeinisikan berbagai risiko yang dihadapi sebagai berikut :

• Risiko Kredit

Risiko yang muncul karena adanya kemungkinan pelanggan gagal bayar atas semua atau sebagian utang kepada Perseroan (Piutang Perseroan), dan atau memenuhi pembayaran utang kepada Perseroan tidak tepat waktu sehingga dapat menyebabkan kerugian Perseroan.

• Risiko likuiditas

Perseroan menetapkan risiko kolektibilitas dari piutang usaha sehingga Perseroan dapat mengalami kesulitan dalam memenuhi liabilitas yang terkait dengan liabilitas keuangan.

• Risiko nilai tukar mata uang

Merupakan risiko yang timbul ktarena luktuasi nilai tukar mata uang asing yang akan berdampak pada instrumen keuangan Perseroan terutama kas dan setara kas, investasi, dan pinjaman.

• Risiko suku bunga

Merupakan risiko perubahan dan atau luktuasi suku bunga atas instrumen keuangan. Perseroan tidak memiliki risiko suku bunga karena tidak memiliki pinjaman dengan suku bunga mengambang. Manajemen Perseroan telah menetapkan kebijakan untuk mengelola berbagai risiko diatas adalah sebagai berikut:

• Pemberian jaminan kredit dari pelanggan untuk meminimalkan risiko piutang yang tidak tertagih; • Meminimalkan tingkat suku bunga dan beban

keuangan

a. Increase of interest rate and inlation

b. National, regional, and local economic slowdown c. Changes in taxation policies

These risks, if materialize, will impact market condition and eventually afect business activities, prospects, proitability, inancial, and operations of the Company. Therefore, the Company closely follows the progress of Indonesia’s economic situation and carefully applies its assessment to Company’s business activities.

Deinition and Potential Financial Risks of the company

In conducting its operational, investing, and inancing activities, the Company is exposed to inancial risks of credit, liquidity, foreign currency, and interest rate risks. The Company deines these risks as follow:

• Credit Risk

Risk arising from the possibility of default over some or whole part of receivables, and/or inability to meet obligations to Company in timely manner from which the Company incurs losses.

• Liquidity Risk

The Company deines liquidity risk from the collectability of trade receivables therefore the Company may encounter diiculty to meet obligations relating to inancial liabilities.

• Foreign Currency Risk

Risk arises from the luctuation of foreign currencies that may impact the Company’s inancial instruments especially cash and cash equivalents, investments, and loans.

• Interest Rate Risk

Risk arising from changes and/or luctuation of interest rate on inancial instruments. The Company is not exposed to interest rate risk as it does not have a loan with loating interest rate. The Company’s management has the following policies to manage those risks:

• Receive collateral from customers to minimize risk of uncollectible receivables;

• Minimize interest rate and inancial charges

MANAJEMEN RISIKO

Laporan Tahunan Annual Report2014 97 • Membuat perencanaan keuangan yang berimbang,

sehingga dapat memenuhi liabilitas keuangan. • Kegiatan manajemen risiko keuangan dilakukan dan

dikelola di pusat Risiko Kredit

Perseroan mengendalikan risiko kredit dengan menetapkan kebijakan jaminan pembayaran berupa bank garansi dan aset tetap. Setiap pelanggan baru harus melalui persetujuan Direksi. Direksi mempertimbangkan reputasi dan rekam jejak pelanggan baru sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam memberikan persetujuan atau melakukan penolakan.

Risiko Likuiditas

Pada saat ini Perseroan berharap dapat membayar semua liabilitas pada saat jatuh tempo. Untuk memenuhi komitmen kas, Perseroan mengupayakan agar kegiatan operasi dapat menghasilkan kas masuk yang cukup.

Perseroan mengelola risiko likuiditas dengan

melakukan pengawasan proyeksi dari arus kas aktual secara terus menerus serta pengawasan tanggal jatuh tempo dari liabilitas keuangan.

Risiko Suku Bunga

Perseroan berpotensi terdampak risiko suku bunga terutama menyangkut liabilitas keuangan. Perseroan memiliki pinjaman yang bersifat jangka panjang kepada bank yang menggunakan tingkat bunga pasar. Pada saat ini, Perseroan menerapkan kebijakan atau pengaturan tertentu untuk mengelola risiko tingkat bunga dengan:

• Selektif dengan penawaran suku bunga pinjaman, sehingga memperoleh pinjaman dengan suku bunga yang menguntungkan tanpa menambah eksposur suku bunga pinjaman yang berisiko • Mengendalikan beban bunga dengan membuat

kombinasi utang dan pinjaman jangka panjang dengan suku bunga tetap dan mengambang. Risiko Nilai Tukar

Risiko nilai tukar mata uang adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas masa mendatang dari suatu instrumen keuangan akan berluktuasi akibat perubahan nilai tukar mata uang asing. Instrumen keuangan Perseroan yang mempunyai potensi atas risiko nilai tukar mata uang terutama terdiri dari kas dan setara kas, piutang usaha, utang usaha dan utang bank.

• Perform balanced inancial plan to meet all inancial liabilities

• Centralize all inancial risk management activities at the head oice

credit Risk

The Company controls credit risk by setting a guaranteed payment policy such as bank guarantee and ixed assets. All new customers must obtain approval from the Board of Directors. The Board of

Dalam dokumen Pilar Sejahtera Food Tbk 2014 (Halaman 94-100)