• Tidak ada hasil yang ditemukan

RAKYAT KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN

2.4. PT Perkebunan Nusantara

PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) yang disingkat PTPN VII, dibentuk berdasarkan PP No. 12 Tahun 1996, tanggal 14 Februari 1996 dengan akte notaris Harun Kamil,SH Nomor 40 tanggal 11 Maret 1996. Perusahaan yang berstatus sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini merupakan penggabungan kebun-kebun di Wilayah Lampung,Sumatera Selatan, dan Bengkulu dari eks PTP X, PTP XI, PTP XXIIII dan PTP XXXI. PTPN VII mengusahakan komoditi kelapa sawit, karet, teh, kakao, tebu dan hortikultura dengan areal konsesi seluas 76.740.11 ha. Budidaya kelapa sawit diusahakan pada areal seluas 31.874 ha, karet 34.439 ha, teh 1.500 ha, kakao seluas 20 ha, tebu 20.400 ha dan hortikultura 50 ha. Selain penanaman komoditi pada areal sendiri (inti), PTPN VII juga mengelola areal plasma milik petani seluas 65.335 ha untuk tanaman kelapa sawit seluas 23.868 ha, dan karet 31.467 ha, sedangkan areal tebu rakyat intensifikasi

5.502 ha (PT. Perkebunan Nusantara, 2010). Sedangkan unit-unit usaha yang ada di lingkungan PT. Perkebunan Nusantara VII disajikan pada Tabel 3.

Usaha yang ditumbuhkan adalah dengan jalan mengembangkan usaha berbasis bisnis inti yang mengarah ke integrasi vertikal. Perseroan membudidayakan karet, kelapa sawit, tebu dan teh yang semuanya dikelola dengan teknologi modern, manajemen terpadu dan didukung sumberdaya manusia professional, sedangkan wilayah operasiperseroan tersebar di Provinsi Lampung terdiri 2 distrik (10 unit usaha), Provinsi Sumatera Selatan terdiri 2 distrik (14 unit usaha), dan Provinsi Bengkulu terdiri 1 distrik (3 unit usaha) dengan areal TM (Tanaman Menghasilkan) Inti seluas 77.200 ha, areal TBM (Tanaman Belum Menghasilkan) seluas 12.701 ha dan areal TB/TU/TK (Tanaman Baru/Tanaman Ulang/Tanaman Konversi) seluas 3.031 ha. Luas kebun inti seluruhnya 92.932 ha, di luar pengelolaan areal plasma/tebu rakyat seluas 54.438 ha (PT. Perkebunan Nusantara

VII, 2010).

Tabel 3. Unit-Unit Usaha yang Ada di Lingkungan PT.Perkebunan Nusantara VII No Nama Unit Usaha No Nama Unit Usaha

1 Kedaton 14 Tebenan

2 Afd. Trikora 15 Betung

3 Bergen 16 Cinta Manis

4 Afd. Kalianda 17 Beringin

5 Way Berutu 18 Senabing

6 Way Lima 19 Sungai Berau

7 Tkt. Serdang 20 Musi Landas

8 Rejosari 21 Pagar Alam

9 Bekri 22 Sungan Lengi

10 Tulung Buyut 23 Talo Pino

11 Bungamayang 24 Padang Pelawi

12 Blambangan Umpu 25 Ketahun

13 Padang Ratu

Adapun lokasi penelitian Unit Usaha PIRSUS II Sula dan Suni Kabupaten Muara Enim, dibangun berdasarkan Instruksi Menteri Pertanian

No.918/Mentan/XI/1981 tanggal 15 November 1981 dengan SK Pencadangan sebagai berikut:

1. SK Nomor: 361/KPTS/I/1981 tanggal 02 November 1981 tentang pencadangan tanah seluas 30.600 ha yang terletak di Kecamatan Muara Enim, Gunung Megang dan Prabumulih.

2. SK Nomor: 542/KPTS/I/1981 tanggal 02 Nopember 1986 tentang penambahan cadangan seluas: 6.000 ha yang terletak di Kecamatan Rambang Dangku Prabumulih.

Dengan jarak dengan lokasi kebun yang terjauh 50 km dan terdekat 2 km dari kota Kecamatan Muara Enim dengan topografi datar sampai dengan bergelombang, jenis tanah podzolik merah kuning dan ketinggian rata-rata 23 m dari permukaan laut. Adapun komposisi tahun tanam, luas areal dan jumlah petani di wilayah penelitian disajikan pada Tabel 4 untuk wilayah Sungai Niru dan Tabel 5 untuk wilayah Sungai Lengi.

Tabel 4. Tahun Tanam, Luas Areal dan Jumlah Petani Kebun Wilayah Sungai Niru,PT. Perkebunan Nusantara VII

No Urut

Tahun Tanam Luas (Ha) Jumlah

Petani Umur Tanaman saat ini Umur Produktif 1 1983/1984 2.000 1.000 27 tahun 23 tahun 2 1984/1985 1.588 794 26 tahun 22 tahun 3 1985/1986 210 105 25 tahun 20 tahun 4 1986/1987 1.700 850 24 tahun 20 tahun 5 1987/1988 202 101 23 tahun 18 tahun 6 1988/1989 416 208 22 tahun 17 tahun 7 1989/1990 94 47 21 tahun 16 tahun Jumlah 6.210 3.105

Adapun pengembangan perkebunan di Sungai Lengi Plasma dan inti masuk dalam wilayah kecamatan Gunung Megang, dengan surat keputusan, SK Nomor: 1045/SK/I/1981 tanggal 26 Desember 1986 tentang pencadangan tanah seluas 2.466 ha yang terletak di Kecamatan Gunung Megang Kabupaten Muara Enim untuk keperluan kebun plasma (Tabel 5).

Tabel 5. Tahun Tanam, Luas Areal dan Jumlah Petani Kebun Wilayah Sungai Lengi PlasmaPT. Perkebunan Nusantara VII.

No Urut

Tahun Tanam Luas (Ha) Jumlah

Petani Umur Tanaman Saat ini Umur Produktif 1 1985/1986 2.550 1.275 25 20 2 1986/1987 1.050 522 24 19 3 1987/1988 840 424 22 18 4 1988/1989 1.200 599 21 17 5 1989/1990 150 75 22 16 Jumlah 5.790 2.895

Permulaan penerapan pola PIR pada sub sektor perkebunan hanya dimungkinkan oleh adanya perusahaan perkebunan negara (PTP) yang telah berakar kemantapannya sebagai bagian dari ekonomi nasional. Dengan demikian perkembangan proyek PIR yang dapat kita saksikan sampai saat ini tidak terlepas dari misi perusahaan perkebunan negara sebagi pionir dan sebagai wahana pembangunan (agent of development), bahkan menjadi panduan dari pengembangan PIR-Trans dengan pola yang sama dan sekaligus memberi pengalaman bagi swasta baru untuk melakukan investasi pada sub sektor perkebunan pada lokasi bukaan baru.

Kebun yang dikelola oleh perseroan meliputi kebun karet, kelapa sawit, teh dan tebu. Kecuali teh, kebun tersebut dikelola dengan menggunakan skema inti-plasma. Dalam skema ini, perseroan memiliki kebun inti, sedangkan masyarakat ikut berpartisipasi memiliki dan mengolah kebun plasma. Sebagai perusahaan inti, PTP Nusantara bertugas, sebagai :

Sebagai pelaksana :

a. Membangun kebun sampai dengan siap konversi menurut standar teknis. b. Membuka lahan pangan/pekarangan berikut penyediaan sarana produksi

untuk penanaman tahun pertama,

c. Membangun rumah peserta, berikut sarana/prasarana jalan untuk menunjang pengusahaan tanaman perkebunan.

d. Menerima, menetapkan dan memukimkan calon peserta.

e. Menunjuk rumah untuk dihuni masing-masing keluarga peserta. f. Membagi lahan pangan kepada masing-masing peserta.

g. Menilai dan menetapkan calon peserta menjadi peserta. h. Membagi kebun plasma menjadi milik masing-masing petani.

i. Membentuk organisasi peserta berikut pembinaan, j. Mengarahkan terlaksananya konversi berikut penyiapan

dokumenpendukungnya.

k. Bersama-sama dengan instansi terkait menyelesaikan masalah-masalah non-teknis.

Sebagai inti:

a. Membantu peserta untuk pengadaan produksi sepanjang diperlukan. b. Membeli dan mengolah semua produk plasma

c. Menetapkan harga pembelian menurut rumus harga yang ditetapkan oleh pemerintah.

d. Membimbing para peserta secara teknis untuk mampu menghasilkan produk setinggi-tingginya dengan mutu yang baik.

e. Membantu bank yang bersangkutan dalam rangka kelancaran pembelian kredit dari para peserta.