Berkaitan dengan hal tersebut di atas, ada beberapa faktor yang mempengaruhi harga minyak sawit di pasaran Indonesia yakni :
1. Permintaan dan Persediaan
2. Harga minyak nabati selain minyak sawit. 3. Cuaca
4. Kebijakan Impor negara pengimpor
5. Kebijakan pemerintah Indonesia terutama dalam hal pajak dan pungutan ekspor.
Dalam hal konsumsi domestik di Indonesia, konsumsi min- yak goreng (dalam kemasan) domestic baru 5 juta ton dari 22 juta ton potensi per tahun, sedangkan sisanya di ekspor. Un- tuk itu pemerintah menargetkan akan menghentikan penjua- lan minyak goreng curah dan menggantinya dengan minyak goreng dalam kemasan.
Selanjutnya, hambatan utama untuk masuk ke dalam in- dustri produk hilir terletak pada besarnya pengeluaran mod- al dan rendahnya proitabilitas industry relatif terhadap bisnis perkebunan. Pemain kelapa sawit mulai mencoba untuk medi- versiikasikan bisnis mereka dan mulai bergerak ke value chain konsumen akhir. Maka dari itu, akan sangat jarang bagi pe- main baru untuk bisa masuk ke bisnis pembuatan oleokimia atau minyak goreng apabila mereka belum memiliki usaha ke- lapa sawit yang berskala besar.
• KEBIJAKAN STRATEGIS
Berdasarkan analisa SWOT, posisi Perseroan saat ini berada dalam Kuadran II atau Stability. Artinya ada kelemahan yang di- miliki oleh Perseroan, tetapi mempunyai banyak peluang yang bisa dimanfaatkan untuk memperbaiki kinerja Perseroan.
Melihat posisi tersebut, terdapat beberapa kebijakan dan strategi yang dilakukan agar Perseroan dapat bertahan di posisi Stability dan kedepannya bisa pindah ke posisi Growth.
Strategi pertama adalah melaksanakan konsolidasi in- ternal, kedua peningkatan kekuatan internal, ketiga memin- imalisir kelemahan perusahaan, dan strategi keempat adalah
In connection with the above, there are several factors that affect the market price of palm oil in Indonesia, namely :
1. Demand and Supply
2. The price of vegetable oils other than palm oil. 3. Weather
4. Import Policy importing country
5. The Indonesian government policy, especially in terms of export taxes and levies.
In terms of domestic consumption in Indonesia, the con- sumption of Palm oil (in the packing) for domestic is just 5 mil- lion tonnes from 22 million tonnes potential per year, while the rest will be exported. Therefore, the government targets to halt the sale of cooking oil and replace it with cooking oil in packing.
Furthermore, the main barrier to entry into the industry downstream products lies in the amount of capital expendi-
tures and low proitability relative to industry plantation busi- ness. Palm oil players start trying to diversify their business and
begin to move into the inal consumer value chain. Therefore,
it would be very rare for new players to get into the business of making oleochemical or cooking oil when they do not yet have a business that large-scale oil palm.
• STRATEGIC POLICY
Based on the SWOT analysis, the Company’s position is currently in Quadrant II or Stability. This means that there are weaknesses that are owned by the Company, but have many opportunities that can be utilized to improve the Company’s performance .
Seeing such a position, there are several policies and strat- egies undertaken in order to position the Company to survive in the future Stability and Growth can be moved into position.
The irst strategy is to implement an internal consolidation,
the increase in internal strength , weakness minimize the com- pany’s third , and the fourth strategy is to develop the company in line opportunities.
mengembangkan Perusahaan sesuai peluang yang ada. Selanjutnya untuk menentukan posisi dan arah pertumbu- han dari masing-masing unit bisnis, dilakukan pemetaan pro- duk dengan menggunakan matriks/model General Electric atau yang dikenal dengan istilah GE Model.
Pemetaan dilakukan dengan menganalisis daya tarik pasar dan daya saing Perseroan dalam dua lini bisnis yang dimiliki Perusahaan, yakni Kelapa Sawit dan Karet.
Maka berdasarkan pemetaan melalui GE matriks terhadap dua lini bisnis dari Perseroan, kesimpulannya lini bisnis utama Kelapa Sawit, yang perlu ditingkatkan dari sisi pengelolaan perkebunan dan pabrik kelapa sawit agar dapat menghasilkan kualitas CPO dan produk turunan lainnya yang lebih baik seh- ingga dapat berkompetisi pada pasar.
Untuk Karet, perlu perbaikan dikarenakan kurangnya ketersediaan karet sebagai bahan baku agar dapat mencapai kapasitas optimal pengolahan pada pabrik Perseroan yang di- hasilkan oleh perkebunan karet. Perseroan juga perlu mening- katkan dari sisi teknik memperoleh getah karet dan perawatan perkebunan karet. Hal tersebut dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas dari karet.
Dengan demikian, Perusahaan perlu melakukan banyak pe- rubahan organisasi untuk mengarahkan kegiatan pada penca- paian target yang diformulasikan oleh para pemegang saham. Perseroan juga tidak hanya mempersiapkan strategi untuk dapat sekedar bertahan di posisi stability, namun dengan target menjadi perusahaan yang growth/bertumbuh, tangguh, terus berkembang dan menjadi pemain yang patut diperhitungkan
Furthermore, to determine the position and direction of the growth of each business unit, product mapping is using a ma- trix/model General Electric or known as GE Model.
Mapping by analyzing the market attractiveness and com- petitiveness of the Company’s two business lines of the Com- pany, namely oil palm and rubber.
So based on the mapping through GE matrix of two lines of business of the Company, the main business lines conclusions Palm Oil, which need to be improved in terms of plantation and palm oil mill in order to produce quality palm oil and other derivative products better so it can compete in the market.
For Rubber, it is still needs improvement due to the lack of availability of rubber as a raw material in order to achieve opti- mal capacity at the processing plant generated by the Compa- ny’s rubber plantations. The company also needs to improve in terms of techniques and treatments obtained rubber latex rub- ber plantations. It can raise the quality and quantity of rubber.
Thus, the company needs to do a lot of organizational changes to direct activities on achieving the targets formulated by the shareholders.
The Company is also preparing a strategy not only to be able to just survive in the position of stability, but with the tar- get of becoming the company that growth / grow, resilient, continues to grow and become a player to be reckoned with in the global competition, it is necessary for the main strategy.
Keterangan : Diagram Hasil Analisa SWOT Description : SWOT Analysis Diagram Result Opportunity Thread Diferciication Survive Stability Growth Arah Pengembangan Perusahaan (0,42) (0,12) Strenght Weakness
145
PTPN V LAPORAN TAHUNAN/ ANNUAL REPORT 2016Then Grand strategy is to build organizational capabilities
to innovate towards increased eficiency and performance in
order to strengthen its competitive advantage and stimulate business growth.
Further implement the grand strategy, strategies PTPN 5 is built on three pillars of the strategy, accelerate the increase in
performance, improving the effectiveness of the coniguration
of organizational resources, and innovation to develop new
Keterangan : Skema Formulasi Strategi Untuk Mencapai Sasaran Description : Scheme Formulation Strategies To Achieve Goals dalam persaingan global, untuk itu diperlukan strategi utama.
Maka Grand Strateginya adalah membangun kapabilitas organisasi dalam berinovasi menuju peningkatan eisiensi dan kinerja guna memperkuat keunggulan kompetitif serta men- stimulasi pertumbuhan usaha.
Selanjutnya dalam mengimplementasikan grand strategy tersebut, strategi Perseroan dibangun berdasarkan tiga pilar strategi, akselerasi peningkatan kinerja, meningkatkan efek- tiitas konigurasi sumber daya organisasi, dan inovasi untuk mengembangkan bisnis baru dan stimulasi pertumbuhan.
Selanjutnya Perseroan juga sadar akan adanya pandangan publik yang mengecam pengerusakan pada alam di area kegia- tan perkebunan.
Untuk itu, Perseroan berkomitmen mengemukakan as- pek pelestarian lingkungan dalam kegiatan bisnisnya. Kegia- tan perkebunan musti memberikan pengaruh yang signiikan terhadap kualitas hidup masyarakat yang ada di sekitar lokasi usaha. Termasuk untuk mengelola lahan dan budidaya perke- bunan kelapa sawit dengan prinsip zero burning. Perseroan memandang, permasalahan asap yang melanda Indonesia umumnya dan provinsi Riau khususnya, akan bisa diminimalisir jika seluruh pihak terkait berkomitmen atas pengelolaan lahan yang lestari.
Hal tersebut akan meningkatkan value creation bagi Per- seroan, sehingga pada akhirnya berimbas pada peningkatan pertumbuhan Perusahaan secara keseluruhan.
The Company is also aware of the views of the public who denounced the destruction of nature in the area of plantation activities.
To that end, the Company is committed argued aspect of environmental conservation in business activities. Plantation
activities must have a signiicant inluence on the quality
of life of the people that are around the business location. Including to manage land and cultivation of oil palm planta- tions with the principle of zero burning. The Company looked at, the problem of smoke that hit Indonesia in general and the province of Riau in particular, would be minimized if all parties are committed to a sustainable land management.
This will increase the value creation for the Company, which in turn impact on the Company’s overall growth. Keterangan : Diagram Hasil Analisa SWOT
Description : SWOT Analysis Diagram Result Opportunity Thread Diferciication Survive Stability Growth Arah Pengembangan Perusahaan (0,42) (0,12) Strenght Weakness
• KINERJA KORPORASI – RENCANA, REALISASI Para pemangku kepentingan yang kami hormati,
Di tengah luktuasi harga komoditas, maka Kami sangat bersyukur, dengan dedikasi dari segenap insan Perseroan da- lam melaksanakan proses bisnis serta berkat bimbingan Dewan Komisaris dan dukungan penuh dari Pemegang Saham/RUPS, atas izin Allah SWT Perseroan mampu mencapai kinerja laba bersih setelah pajak tahun 2016 sebesar Rp 42,33 miliar. Ada- pun capaian laba bersih tersebut menurun dibandingkan laba bersih tahun 2015 sebesar Rp 120,77 milyar (turun 43,68%), dan hanya 49,2% dari RKAP tahun 2016.
CORPORATE PERFORMANCE – PLAN AND REALIZATION Our respected Stakeholder
In the midst of luctuations in commodity prices, we
are very grateful, with dedication from all human beings in conducting business processes and thanks to the guidance of the Board of Commissioners and full support of Shareholders / Shareholders, by permission of Allah SWT Company is able to
achieve net income after tax after 2016 Rp 42.33 billion. The net proit achievement decreased compared to the 2015 net proit of Rp 120.77 billion (down 43.68%), and only 49.2% of
the RKAP in 2016.
Asumsi yang dipergunakan untuk menentukan target Perseroan di tahun 2016 adalah sebagai berikut:
Uraian RKAP Realisasi
Description Budget Realization
Pertumbuhan Ekonomi
Economy Growth 5.50% 5.02%
Inlasi Rata-rata
Inlation Average 4.70% 3.02%
Tingkat Suku Bunga | Interest Rate
- KI 10% 10.25%
- KMK 10% 10%
- Deposito 7% 5.25%-8.30%
Nilai Tuka US$ 13.100 13.435
Asumsi Harga Jual | Assumption of selling price
- CPO 7.388 7.850
- PKO 13.281 15.255
- PKM 600 699
- Karet 16.409 17.285
Asumsi Kenaikan Gaji/Tunjangan |Assuming wage increase 8% 10%