• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pulau Dum, Kota Sorong a) Riwayat Tanah

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1.6. Pulau Dum, Kota Sorong a) Riwayat Tanah

Tiga pulau terbesar di Distrik Sorong

Kepulauan: Ram, Soop, dan Doom, menyimpan potensi wisata yang besar nan eksotis.

Berbatasan langsung dengan Samudra Pasifik, ketiganya menawarkan keindahan pantai berpasir putih, gugusan karang, dan wisata sejarah yang sayang dilewatkan begitu saja. ”Tiga gugusan pulau terbesar itu merupakan potensi wisata yang potensial, tetapi belum dipromosikan secara maksimal. Selain panorama alam dan peninggalan sejarah, banyak juga keunikan yang tak ditemukan di daerah Papua Barat lainnya.

Pulau Doom, seluas 5 kilometer persegi ini, dikenal dengan sebutan Dum, yang dalam bahasa suku Malamooi—suku setempat—berarti pulau penuh dengan buah.

Sukun adalah buah yang paling banyak ditemui hampir di setiap rumah warga. Sukun banyak diolah dan dikonsumsi sebagai makanan tambahan bagi warga setempat.

Doom memiliki peran penting dalam membidani kelahiran Sorong sebagai pusat perekonomian terbesar di Papua Barat. Hal ini tidak terlepas dari kebijakan Pemerintah Belanda membuat daerah hunian awal sebelum menjejakkan kakinya di Tanah Papua awal 1900-an.

Pulau Doom dahulunya adalah pusat pemerintahan Onderafdeling Raja Ampat, Papua. Belanda menempatkan Pulau Doom sebagai pusat kota dan sebagai pusat perdagangan, gudang- gudang juga sebagai pelabuhan yang terkenal pada masa itu.

Pada masa itu kota Sorong masih gelap gulita tanpa aliran listrik, pulau Doom telah bersinar lebih dulu, karena adanya tenaga diesel dan sampai saat ini alatnya masih terpasang dan berfungsi dengan baik.

Belanda tidak melupakan penataan yang baik saat membangun perkampungan di Doom.Tata kota seperti itu masih bisa dilihat, seperti Kantor Hoofd van Plaatselijk Bestuur atau Kantor Pamong Praja Kolonial Belanda, yang kini dihuni Taher Arfan (54).

Selain itu, ada juga lapangan sepak bola, rumah kesenangan (tempat pesta serdadu Belanda), dan Gereja Kristen Orange. Perumahan berderet berjajar dan rapi dan Belanda juga menyediakan permukiman bagi masyarakat etnis Tionghoa, tangki air bersih dengan pipa mengaliri sepanjang rumah-rumah begitu juga dengan pembangkit listrik tenaga diesel.

Selain Belanda, Jepang rupanya juga meninggalkan jejak di Pulau Doom. Jika Belanda meninggalkan bangunan-bangunan tua, Jepang membangun banyak lorong bawah tanah di Pulau Doom selama Perang Dunia II. Lorong yang berfungsi sebagai bunker

Gambar 10 : sebaran bidang tanah yang sudah bersertipikat di Pulau Soanek

101

pertahanan tentara Jepang dari serbuan musuh juga terhubung dengan pelabuhan.

Alat transportasi adalah kendaraan bermotor atau becak di tempat seluas 2 kilometer persegi ini. Meski demikian, tidak perlu khawatir karena cukup berjalan sekitar satu jam untuk mengelilingi pulau. Pulau ini adalah tempat bersejarah, antara lain dimana serdadu Jepang pernah menempatkan pasukannya di sini guna melakukan penyerangan ke Pulau Papua. Bukti yang ditinggalkan adalah bungker pelindungan udara yang menghadap ke Bandar Udara Jeffman, Sorong, di sekitar daerah Tanjung Lampu Jepang.

Namun sat ini, dengan adanya bangunan rumah-rumah baru, Pulau Doom terlihat tidak teratur, dimana kita dapat lihat bangunan-bangunan yang menjorok ke pantai.

Untuk memenuhi kebutuhannya, kini masyarakat Pulau Doom harus berbelanja ke Sorong dengan menggunakan perahu bermotor.

Pada awalnya Distrik Sorong Kepulauan merupakan Kelurahan Doom dibawah Distrik Sorong Barat, Kota Sorong. Pada tanggal 14 Mei 2003 berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Walikota Sorong Nomor: 02 Tahun 2003, maka kelurahan Doom dimekarkan menjadi Distrik, yaitu Distrik Sorong Kepulauan yang mebawahi 4 (empat) Kelurahan, yakni:

l Kelurahan Dum Timur

l Kelurahan Dum Barat

Kedua kelurahan ini berada di pulau Dum, sedangkan

l Kelurahan Soop di pulau Soop

l Kelurahan Raam di pulau Raam.

b) Kelurahan Dum Barat

Kelurahan Dum Barat merupakan Kelurahan hasil pemekaran dari Distrik Sorong Kepulauan.

(1) Luas Kelurahan : 2,25 Km2 (2) Batas-batas wilayah adalah:

l Sebelah Timur:

Kelurahan Dum Timur

l Sebelah Barat:

Kelurahan Soop

l Sebelah Selatan:

laut Maladum

l Sebelah Utara:

Kelurahan Raam

(3) Jumlah penduduk : 3.704 jiwa, sedangkan mata pencaharian penduduk adalah:

Swasta, PNS, ABRI, Nelayan, Wirausaha dan lainnya (tukang becak, penjual pinang) (4) Riwayat Tanah

Pada umumnya tanah di kelurahan Dum Barat Distrik Sorong Kepulauan berstatus Tanah Pemerintah: PU, Kepolisian, Kelurahan yang merupakan tanah bekas hak Erpacht (hak barat) dan Tanah Adat.

102

(5) Pola Penguasaan Tanah

l Sertipikat Hak Guna Bangunan (SHGB) : 213 Bidang

l Sertipikat Hak Milik (SHM) : 265 Bidang

l Sertipikat Hak Pakai (SHP) bekas tanah hak barart yang dikuasai oleh Pemerintah: 125 Bidang.

c) Kelurahan Dum Timur (1) Luas Kelurahan : 2 Km2 (2) Batas-batas wilayah

l Sebelah Timur:

Kelurahan Kampung Baru

l Sebelah Barat:

Kelurahan Dum Barat

l Sebelah Selatan:

Selat Dampir Kabupaten Sorong

l Sebelah Utara:

Kelurahan Raam

(3) Jumlah penduduk : 6.456 jiwa, sedangkan mata pencaharian penduduk adalah : Swasta, PNS, ABRI, Nelayan, Wirausaha dan lainnya (tukang becak, penjual pinang).

(4) Riwayat Tanah

Pada umumnya tanah di kelurahan Dum Barat Distrik Sorong Kepulauan berstatus Tanah Pemerintah yang merupakan tanah bekas hak Opstal (hak barat) dan Tanah Adat.

d) Luas Pulau Dum (Kelurahan Dum barat dan Dum Timur) : 53,15 Ha e) Penguasaan dan Pemilikan Tanah

l SHM perorangan : 253 Bidang : 10,3481 Ha

l SHGB perorangan dan Badan Hukum : 211 bidang : 6,5672 Ha

l SHP Pemda : 126 Bidang : 5,6346 Ha.

f) Penguasaan

l Lebih kurang 20,61 Ha dikuasai masyarakat belum bersertipikat

l RTH sekitar 10 Ha.

g) Pemanfaatan

l Berupa permukiman penduduk yang padat yang tertata rapi

l Infrastruktur berupa jalan yang sudah tertata rapi dan

l Ruang terbuka hijau dan disekitarnya ada goa-goa Jepang yang dilestarikan.

l Pinggir pantai banyak bangunan yang menjorok ke laut

l Dermaga kecil untuk perahu dan speed boat berlabuh

l Dermaga besar untuk kapal-kapal berlabuh mengangkut bahan-bahan pokok.

103

h) Peta sebaran bidang-bidang tanah yang sudah bersertipikat

Kepulauan Derawan a. Geografis

Kepulauan Derawan secara geografis terletak di semenanjung utara perairan laut kabupaten Berau yang terdiri dari beberapa pulau, namun sedikitnya ada 4 pulau yang terkenal di kepulauan tersebut, yakni pulau Maratua, Derawan, Sangalaki, dan Kakaban yang di diami oleh satwa langka penyu hijau dan penyu sisik. Pulau-pulau tersebut berada di Laut Sulawesi. Kepulauan Derawan memiliki 872 jenis ikan karang, 507 spesies karang dan dibeberapa pulau menjadi tempat penyu-penyu tersebut bersarang dan bertelur. Selain itu ada spesies yang dilindungi yakni 5 spesies kerang raksasa, 2 kura-kura laut, kepiting, penyu hijau, penyu sisik, paus, lumba-lumba, kima, ketam kelapa, duyung, ikan barakuda dan lain-lainnya.

Di kepulauan Derawan terdapat beberapa ekosistem pesisir dan pulau kecil yang sangat penting yaitu terumbu karang, padang lamun dan hutan bakau.

Kepulauan Derawan memiliki tiga kecamatan yaitu, Pulau Derawan, Maratua, dan Biduk Biduk, Berau. Ada empat pulau yang terkenal di kepulauan tersebut, yakni Pulau Maratua, Derawan, Sangalaki, dan Kakaban. Secara geografis, terletak di semenanjung utara perairan laut Kabupaten Berau yang terdiri dari beberapa pulau yaitu Pulau Panjang, Pulau Raburabu, Pulau Samama, Pulau Sangalaki, Pulau Kakaban, Pulau Nabuko, Pulau Maratua dan Pulau Derawan serta beberapa gosong karang seperti gosong Muaras, gosong Pinaka, gosong Buliulin, gosong Masimbung, dan gosong Tababinga. Di perairan sekitarnya terdapat taman laut dan terkenal sebagai wisata selam (diving) dengan kedalaman sekitar 5 meter, dan terdapat beraneka ragam biota laut diantaranya, cumi-cumi, lobster, ikan pipa, gurita, kuda laut, belut pipa dan ikan scorpion. Pada batu karang di kedalaman 10 meter, terdapat karang yang dikenal sebagai “blue Trigger Wall”, karena pada karang dengan panjang 18 meter tersebut banyak terdapat ikan trigger (red-toothed trigger fishes). Di Kepulauan Derawan terdapat beberapa ekosistem pesisir dan pulau kecil yang sangat penting yaitu

Gambar 11 : sebaran bidang tanah yang sudah bersertipikat di Pulau Dum

Gambar 12: Peta Kepulauan Derawan, Kecamatan Derawan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur

104

terumbu karang, padang lamun dan hutan bakau (hutan mangrove). Selain itu banyak spesies yang dilindungi berada di Kepulauan Derawan seperti penyu hijau, penyu sisik, paus, lumba-lumba, kima, ketam kelapa, duyung, ikan barakuda dan beberapa spesies lainnya.

b. Sebaran dan luas pulau-pulau di Kepulauan Derawan

Pulau-pulau ini tersebar pada tiga kecamatan pesisir, yaitu Kecamatan Pulau Derawan, Kecamatan Maratua, dan Kecamatan Biduk-biduk. Sebaran dan Luas pulau-pulau ini adalah:

c. Penggunaan Tanah

Penggunaan pulau tersebut oleh masyarakat setempat hanya sebatas untuk perkampungan. Selain itu, lahan pulau di Kepulauan Derawan masih dalam bentuk hutan mangrove, belukar, hutan kapur di Pulau Maratua dan vegetasi kelapa.

d. Potensi Kepulauan Derawan

l Terumbu karang di Kepulauan Derawan tersebar luas pada seluruh pulau dan gosong yang ada di Kepulauan Derawan. Gosong-gosong yang ada di kepulauan ini diantaranya Gosong Pulau Panjang, Gosong Masimbung, Gosong Buliulin, Gosong Pinaka, Gosong Tababinga dan Gosong Muaras.

Tipe terumbu karang di Kepulauan Derawan terdiri dari karang tepi, karang

NO. NAMA PULAU KECAMATAN, DISTRIK

1. Semut 6,9

24. Bilang-bilangan 25,2

25. Manimbora 2,0

105

penghalang dan atol. Atol inilah yang telah terbentuk menjadi pulau dan terbentuk menjadi danau air asin. “Survei Manta Tow 2003” menunjukkan tutupan rata-rata terumbu karang di Pulau Panjang adalah 24,25% untuk karang keras dan 34,88 untuk karang hidup. Terumbu karang di Pulau Derawan memiliki tutupan rata-rata karang karang keras 17,41% dan tutupan karang hidup 27,78%. Dengan jumlah spesies 460 sampai 470 menunjukkan bahwa ini menjadi kekayaan biodiversitas nomor dua setelah Kepulauan Raja Ampat.

Areal terumbu karang yang utama :

l Pulau Panjang bagian barat (inlet dan channel)

l Karang Muaras dengan diversitas tinggi, karang sehat, dan nilai estetika

l Karang Malalungun, diversity tinggi dengan struktur yang kompleks dengan berbagai habitat

l Karang Besar yang kaya habitat

l Survei ikan karang tahun 2003 menunjukkan bahwa kepulauan ini menghasilkan 832 spesies ikan karang. Selain itu, diperkirakan sedikitnya 1.051 spesies terdapat di perairan Berau dengan jenis dominan Gobes (Gobiidae), Wrasses (Labridae), dan Damselfishes (Pomacentridae).

l Padang lamun ditemukan tersebar di seluruh Kepulauan Derawan dengan kondisi yang berbeda dengan rata-rata luas tutupan kurang dari 10% sampai 80%.

Ekosistem ini secara ekologi dan ekonomi sangat penting tapi keberadaannya terancam oleh gangguan dan kegiatan manusia seperti pembukaan hutan besar-besaran, kebakaran hutan, budidaya laut, sedimentasi, baling-baling perahu, dan lain-lain. Di Pulau Derawan terdapat dua jenis lamun yang dominan Thalasia hemprichii dan Halophila ovalis serta empat spesies lamun lain yang ditemukan di sekeliling pulau yaitu Halodule uninervis, Cyamodocea rotundata, Syringodium isoetifolium, dan Halodule pinifolia.

l Mangrove di kawasan Delta Berau dimanfaatkan masyarakat secara tradisional sebagai sumber mata pencaharian keluarga, seperti menangkap ikan, udang, dan kepiting. Dalam sepuluh tahun terakhir, mangrove di Berau telah banyak dikonservasi menjadi tambak udang dan ikan dengan laju pembukaan lahan yang cepat. Nipah (Nypa fructican) mendominasi komposisi jenis mangrove di kawasan Delta Berau. Hasil kajian evaluasi ekonomi dan konservasi mangrove menunjukkan bahwa nilai ekonomi hutan mangrove memberikan manfaat langsung sebesar 295.78/ha/th, manfaat tidak langsung 726.26/ha/th, manfaat pilihan 1,395.50/

ha/th. 358.46/ha/th, manfaat bersih

l Kegiatan perikanan yang ada di Kecamatan Derawan dan Maratua meliputi perikanan laut, pengambilan telur penyu, dan budidaya tambak. Hasil penangkapan perikanan laut Kecamatan Kepulauan Derawan merupakan penyumbang terbesar pendapatan Kabupaten Berau dari lima kecamatan yang punya aktivitas penangkapan perikanan laut.

e. Perekonomian

Kegiatan perikanan merupakan tulang punggung kegiatan yang ada di Pulau Maratua dan Derawan sebab sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan. Perikanan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Pulau Maratua dan Derawan

106

adalah ikan pelagis dan ikan karang. Hasil penjualan ikan secara umum dijual di Pulau Derawan dan Maratua, Tanjung Redeb, Surabaya dan beberapa kota luar propinsi yang melewati pengumpul yang cukup besar, bahkan sering dimasukkan kepada eksportir yang kemudian dijual ke konsumen di luar negeri.

f. Potensi Kawasan Konservasi

Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Berau telah direncanakan kawasan konservasi pulau-pulau kecil di Kepulauan Derawan. Potensi kawasan konservasi ini dilihat dari keanekaragaman hayati yang ada di kepulauan ini antara lain satwa endemik, dan tempat-tempat penting lain. Selain memiliki beberapa ekosistem tropis yang terdiri dari ekosistem terumbu karang, ekosistem lamun, dan ekosistem mangrove, Kepulauan Derawan juga punya spesies yang dilindungi dan khas. Spesies itu diantaranya ketam kelapa (Birgus latro), paus, lumba-lumba (Delphinus), penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Erethmochelys fimbriata), dan dugong (Dugong dugon). Ketam kelapa dapat ditemukan di Pulau Kakaban dan Maratua. Paus dapat ditemukan di sekitar Pulau Maratua pada musim tertentu sedangkan lumba-lumba di sekitar Pulau Semama, Sangalaki, Kakaban, Maratua, dan Gosong Muaras. Penyu dapat ditemukan di sekitar Pulau Panjang, Derawan, Semama, Sangalaki dan Maratua serta Dugong di Pulau Panjang dan Semama. Spesies unik lain adalah Pari Manta (Manta birostris) yang terdapat di Pulau Sangalaki dan Pigmy Seahorse di Pulau Semama dan Derawan.

g. Potensi Kepulauan Derawan (1) Terumbu Karang

Tipe terumbu karang di kepulauan Derawan terdiri dari tepi, karang penghalang dan atol. Atol inilah yang telah terbentuk menjadi pulau dan terbentuk menjadi danau air asin. Areal terumbu karang yang utama:

l Pulau Panjang bagian barat

l Karang muaras dengan diversitas tinggi, karang sehat dan nilai estetika

l Karang Malalungun, diversitas tinggi dengan struktur yang komplek dengan berbagai habitat

l Karang besar yang kaya habitat (2) Ikan Karang

Diperkirakan sedikitnya 1.051 spesies ikan karang terdapat di kepulauan Berau dengan jenis dominan Gobes (Gobiidae), Wrasses (Labridae), dan Damselfishes (Pomacentridae)

(3) Padang Lamun

Terdapat dua jenis lamun yang dominan Thalasia hemprichii dan Holophila ovalis dan ada 4 jenis lamun lainnya

(4) Mangrove

Hutan bakau banyak terdapat dikawasan delta Berau, dan dimanfaatkan masyarakat secara tradisional sebagai sumber mata pencaharian, sperti menangkap ikan, udang dan kepiting. Namun dalam 10 tahun terakhir ini hutan mangrove banyak dikonversi menjadi tambak udang dan ikan dengan pembukaan lahan yang sangat pesat.

(5) Perikanan Tangkap

107

Kegiatan perikanan di kecamatan Derawan dan Maratua meliputi perikanan laut, pengambilan telur penyu, dan budi daya tambak. Hasil penagkapan ikan merupakan penyumbang terbesar pendaatan Kabupaten Berau.

(6) Kawasan Konservasi

Dalam rencana tata ruang wilayah kabupaten Berau telah direncanakan kawasan konservasi pulau-pulau kecil di Kabupaten Derawan. Potensi kawasan konservasi dilihat dari keaneka ragaman hayati dan stwa endemik dan tempat-tempat penting lain, selain memiliki beberapa ekosistem tropis yang terdiri dari terumbu karang, ekosistem lamun dan ekosistem manggrove.

5.1.7. Pulau Derawan